.

Rabu, 29 November 2017

Biorekayasa atau Bioteknik



















@D20-Novia, @ProyekB08
Oleh Novia Nila Sutarman

Apasih Bioteknologi itu?

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakterifungivirus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzimalkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimiakomputerbiologi molekularmikrobiologigenetikakimiamatematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan birroti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksinantibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:

  • Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
  • Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamiratau ragi, enzim-enzim dan organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.
  • Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).
  • Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik atau perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat. 

Green Catalyst


Pengertian
A catalyst is a substance that speeds up a chemical reaction, but is not consumed by the reaction; hence a catalyst can be recovered chemically unchanged at the end of the reaction it has been used to speed up, or catalyze.

Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi. Katalis sengaja ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam suatu sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Pada reaksi akhir, zat katalis diperoleh kembali dalam bentuk zat semula. Dalam suatu reaksi, katalis tidak mengalami perubahan kimia (tidak ikut bereaksi). Katalis juga tidak dapat memicu reaksi, tetapi hanya membantu reaksi yang berlangsung lambat menjadi cepat.
fungsi katalis dalam reaksi kimia adalah sebagai berikut:
a. Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang akan mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktifasi
b. Katalis menyediakan reaksi alternatif dalam suatu reaksi kimia.
c. Katalis mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan reaksi
d. Katalis mempercepat reaksi maju dan reaksi balik sama besar
Pengaruh Katalis pada Laju Reaksi
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah konsentrasi, luas permukaan, temperatur, dan katalis.

Berdasrkan Penggunaannya, katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama, yaitu: katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis heterogen (Adsorpsi) adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggi. Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam. Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi. Beberapa logam ada yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom logam dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan itu. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksipereaksi (atau substrat ) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi sedemikian lemah sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen (Pembentukan senyawa antara) adalah katalis yang berada dalam fase yang sama. Umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya.
Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
A + B + C → AB + C
Salah satu contoh katalis homogen adalah reaksi fase gas antara berelang dioksida (SO2) dan oksigen (O2) untuk menghasilkan belerang trioksida (SO3), yaitu :
2SO2 (g) + O2 (g) → SO3 (g) (1) Lambat dan mempunyai energi pengaktifan tinggi.
Laju reksi tersebut dapat ditingkatkan dengan menambahkan katalis, katalis yang digunakan adalah nitrogen oksida (NO). Reaksi hadirnya NO sebagai katalis adalah sebagai berikut :
2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 (g) (2)
NO2 (g) + SO2 (g) → SO3 (g) + NO (g) (3)
Dua reaksi yang lebih cepat menggantikan reaksi yang lebih lambat. NO2 yang terbentuk dalam reaksi (2) merupakan senyawa antara darimana NO dihasilkan kembali dalam reaksi (3).
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju reaksi, sementara katalis itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara permanen. Cara kerjanya yaitu dengan menempel pada bagian substrat tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat.
Ada jenis katalis yang lain yaitu katalis enzim. Katalis enzim ini disebut sebagain katalis biologis. Banyak reaksi- reaksi penting yang dikatalisis oleh enzim, misalnya pengubahan karbohidrat atau amilum menjadi glukosa dalam mulut yang dikatalisis oleh enzim ptyalin. Enzim merupakan molekul protein dengan bentuk yang karakteristik yang hanya akan mengijinkan molekul-molekul Pereaksi tertentu berikatan. Reaksi enzimatik ada yang berlangsung secara homogen, Namun ada pula yang berlangsung secara heterogen. Karakteristik enzim adalah pada Kespesifikan dan efisiensinya. Dikatakan spesifik karena reaksi hanya berlangsung pada substrat yang spesifik. misalnya enzim urease spesifik untuk reaksi hidrolisis urea. Efisiensi enzim berkaitan dengan kemampuan enzim meningkatkan laju reaksi berlipat ganda dibandingkan tanpa enzim.

Berdasarkan fungsinya, katalis dibedakan menjadi 2, yaitu :
   Katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi.
   katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi.
Berdasarkan cara bereaksinya, katalis dibedakan menjadi 2, yaitu :
   Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi terbentuk kembali.
   Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media reaksi saja.

Sumber:
http://nachemist100992.blogspot.co.id/2012/12/pengaruh-katalis-pada-laju-reaksi.html
http://www.guruipa.com/2016/09/pengertian-dan-contoh-katalis-katalisator-serta-sifat-enzim-sebagai-biokatalisator.html
http://www.pengertianahli.com/2014/12/pengertian-katalis-dan-jenis-katalis.html
https://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-dan-fungsi-katalis-jenis-jenis-contoh.html

Jumat, 24 November 2017

WUJUD ZAT











@D06-Rebekka, @D13-Mega, @D14-Humairoh, @Kel-B03
Oleh: Rebekka Oktavia N, Mega Puspitasari, Humairoh

Soal!
Di antara senyawa berikut, manakah yang berpotensi memiliki ikatan hidrogen?
(a) HBr
(b) CH4
(c) CH3COOH
(d) CH3OH
Penyelesaian:
Syarat utama adanya ikatan hidrogen bahwa senyawa harus mengandung atom hidrogen, kedua atom yang mengikat hidrogen memiliki keelektronegatifan tinggi.
Semua senyawa yang ditanyakan mengandung atom hidrogen, tetapi di antara senyawa itu, yang memiliki keelektronegatufan paling tinggi adalah O. Dengan demikian senyawa yang berpotensi memiliki ikatan hidrogen adalah CCH3COOH dan CH3OH
Ikatan hidrogen yang terjadi adalah anatar molekul.

Rabu, 22 November 2017

Materi 10 : Kimia Hijau (Bagian Pertama)


https://i.pinimg.com
Menurut EPA (2015),  Kimia Hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia  yang berupaya  mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan pembuangan akhir. Kimia Hijau dikenal juga sebagai Kimia Berkelanjutan (Sustainable Chemistry). Dalam hal ini Kimia Hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan   lingkungan dari pencemaran. Kimia Hijau bukanlah cabang ilmu kimia baru, namun merupakan cara pandang atau strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan kimia.

Berikan komentar, catatan, review terhadap bahan kuliah ini...

Prevent Food Wastage



oleh: Rebekka oktavia nainggolan
@D06-rebekka, @proyekB08

DEFENISI SAMPAH MAKANAN
Sampah makanan adalah makanan yang terbuang dan menjadi sampah. Definisi sampah dapat dilihat dari berbagai sisi sehingga berbagai lembaga dan organisasi dapat menggunakan definisi yang berbeda-beda mengenai sampah makanan ataupun makanan yang terbuang. Sampah makanan dapat dilihat dari jenisnya, dari bagaimana sampah terbentuk, dan dari mana asalnya.

Ikatan Kimia

@Kel-A01,@E02-Elvi,@E07-Lucia,@E08-Wulan
Disusun Oleh : Elvi Khairina                                 
Lucia Debby Gracella                   
Wulan Dari mulia                          
  

       
Soal :
Berdasarkan sifat periodik unsur-unsur halogen, HF diharapkan mempunyai titik didih paling rendah dibandingkan dengan HI, HCl, dan HBr. Tapi pada kenyataannya HF mempunyai titik didih paling tinggi, hal ini disebabkan HF mempunyai ikatan? Hidrogen

Pembahasan:
Senyawa yang mempunyai titik didih tinggi adalah yang mempunyai ikatan hidrogen, dan ikatan hidrogen adalah ikatan antara atom H dengan atom (N, O, F). contohnya: HF

Biodegradasi Limbah


@E02-Elvi, @ProyekA08
Disusun Oleh Elvi Khairina

Biodegradasi didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi senyawa organik oleh mikroorganisme, baik di tanah, perairan, atau pada instalasi pengolahan air limbah. Biodegradasi terjadi karena bakteri dapat melakukan metabolisme zat organik melalui sistem enzim untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi. Energi digunakan untuk sintesis, motilitas, dan respirasi(Paramita,2012).

IKATAN VALENSI

@D17-Nabila, @D19-Ellyza, @D20-Novia, @KelB07

IKATAN VALENSI

Contoh soal

Struktur Molekul dan Sistem Periodik Unsur


@D17-Nabila, @D19-Ellyza, @D20-Novia, @ProyekB07
Struktur Molekul dan Sistem Periodik Unsur
CONTOH SOAL




ARSENIK, SI PEMBUNUH !!!


Arsen (As) adalah elemen yang tersebar luas dimana-mana dengan sifat seperti mineral. Senyawa arsen sangat kompleks dan berbeda antara arsen bentuk organik dan anorganik (Sukar, 2003).

Arsen anorganik dihasilkan dari sisa pembakaran tembaga dan batu bara, sedangkan arsen organik ditemukan dalam bebatuan yang telah melalui proses biologik biasa ditemukan dalam bebatuan vulkanik dan kehidupan bawah laut.

Doak & Freedmann (1970) telah melakukan review sifat fisik dan kimia senyawa arsenbaik anorganik maupun organik. Arsen dapat menyebabkan dampak kesehatan baik akut, subakut maupun kronis. Dampak lokal maupun sistemik dari arsen meliputi dampak terhadap fungsi reproduksi dan teratogenitas, non karsinogenik, pada pernafasan, kulit hati, sistem kardiovaskular dan sistem syaraf.

Anwar, et.al (2012) melakukan penelitian arsenik pada air tanah merupakan krisis kesehatan masyarakat buyat, dimana penduduk yang terkontaminasi arsenik melalui air minum dari sumur gali yang digunakan untuk minum dapat menimbulkan bebagai lesi kulit. Sebanyak 54 kasus bahwa masyarakat terkena lesi kulit, konsentrasi arsenik dalam air minum sumur gali sekitar 0,01-0,104 mg/L.

Salim, et.al (2013) meneliti kandungan arsenik dalam produk rumput laut, rumput laut diketahui mengandung arsenik karena kemampuannya untuk mengakumulasi arsenik dari lingkungan, konsentrasi arsenik total pada sampel yang dianalisis berkisar antara 0,79 mg/kg sampai 30,14 mg/kg dengan konsentrasi rata-rata 14,39 mg/kg.

Herdianita & Priadi (2008) Menunjukan bahwa air panas secara alami dapat mengandung 2,6 ppm arsenic dan perubahan hidrotermal permukaan dapat berkontribusi hingga 50 ppm arsenic, semakin tinggi klorida, semakin tinggi kandungan arsenic dan air panas.

Kadar arsenik yang tinggi dapat menyebabkan kematian, senyawa arsenik sering digunakan untuk membunuh dikarenakan arsenik tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Arsenik juga dapat dihasilkan dari hail pembakaran kendaraan bermotor.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, E., et.al., 2015, The Effects of Atomic Substitutions (Bismuth, Gallium, Arsenic ) on Electronic and Magnetic Properties of Carbon Nanotubes, Jurnal Matematika & Sains, Vol. 20, No. 1.
Daud, A., et.al., 2012. Relationship Between Drinking Water with Blood Arsenic Level and Skin Lesions Occurrence in Buyat Village North Sulawesi Indonesia, Journal of Environment Bumi Lestari, Vol. 12, No.1.
Herdianita, N.R., Priadi, B., 2008, Arsenic and Mercury Concentrations at Several Geothermal Systems in West Java, Indonesia, Journal of Mathematical and Fundamental Scienes, Vol. 40, No.1
Salim, N., et.al., 2013, Determination of Total Arsenic in Seaweed Product by Neutron Activation Analysis, Jurnal Atom Indonesia, Vol. 39, No. 1.

Sukar., 2003, Sumber dan Terjadinya Arsen di Lingkungan, Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 2 No. 2.

KIMIA BERKELANJUTAN


@D19-Ellyza, @ProyekB08
KIMIA BERKELANJUTAN
Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya. Sementara kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya.
Konsep Green Chemistry itu sendiri berasal dari Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia, dan Kima Analitik. Bagaimanapun juga, konsep ini cenderung mengarah ke aplikasi pada sektor industri. Patut digarisbawahi di sini, bahwa Green Chemistry berbeda dengan Environmental Chemistry (Kimia Lingkungan). Perbedaannya adalah sebagai berikut.
Green Chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan, Environmental Chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia.
Menurut Ryoji Noyori,peraih hadiah Nobel Kimia pada tahun 2001,terdapat 3 kunci perkembangan Green Chemistry. Yaitu, penggunaan Supercritical Carbon Dioxide sebagai pelarut, larutan Hidrogen Peroksida untuk proses oksidasi yang bersih (clean oxidation), dan penggunaan Hidrogen dalam sintesis kiral (chiral synthesis).
Beberapa sektor diatas yaitu:
1.    Supercritical Carbon Dioxide adalah karbon dioksida (CO2) yang berada dalam fase cair (liquid phase),yang berada di atas ataupun pada temperatur dan tekanan kritis
2.    Hidrogen Peroksida (H2O2), adalah suatu senyawa yang lazim digunakan sebagai dalam proses pemutihan kertas (paper-bleaching) dan desinfektan. Hidrogen Peroksida merupakan salah satu senyawa yang tergolong ke dalam oksidator kuat. 
Green Chemistry itu sendiri memiliki 12 asas, antara lain
1. Menghindari penghasilan sampah
2. Desain bahan kimia dan produk yang aman
3. Desain sintesis kimia yang tak berbahaya
4. Penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable)
5. Penggunaan katalis
6. Menghindari bahan kimia yang sifatnya derivatif (chemical derivatives)
7. Desain sintesis dengan hasil akhir (produk) yang mengandung proporsi maksimum bahan mentah
8. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi yang aman
9. Peningkatan efisiensi energi
10. Desain bahan kimia dan produk yang dapat terurai
11. Pencegahan polusi
12. Peminimalan potensi kecelakaan kerja

DAFTAR PUSTAKA
1.    Kurniasih, Rizki. 2012. Green Chemistry
3.    Chemidi .2011. Green Chemistry


Selasa, 21 November 2017

STRUKTUR MOLEKUL dan IKATAN KOVALEN

@D04-Rizky, @D07-ALDY
Oleh: Rizky Aditya Pradana dan M. Aldy Firdausi Novery



Economy Atom

Oleh : Lestarii Febriina Tanjung

Apa itu Atom Ekonomi ?
     Metode sintesis yang digunakan harus didesain untuk meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan bahan dasar. Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi sistem terdahulu yang hanya melihat rendemen hasil sebagai parameter untuk menentukan suatu reaksi efektif dan efisiens tanpa melihat seberapa besar limbah yang dihasilkan dari reaksi tersebut.
Atom ekonomi disini digunakan untuk menilai proporsi produk yang dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang digunakan. Jika semua reaktan dapat dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut memiliki nilai atom ekonomi 100%. Berikut adalah persamaan untuk menghitung nilai atom ekonomi :
     Atom ekonomi (%) = x100%j

Proses sintesis senyawa menggunakan Ekonomi Atom
     Proses sintesis Khalkon (1,3-difenil-2-propena) termasuk senyawa golongan flavonoid  dengan rangka C6-C3-C6, di mana C6  adalah cincin aromatik yang dihubungkan  oleh C3 yang merupakan sistem karbonil  Î±,β-tak jenuh. Nama khalkon  diberikan oleh Kostanecki dan Tambor  (Dhani et al., 2012).
Khalkon memiliki  ikatan rangkap terkonjugasi dan sistem  elektron yang terdelokalisasi pada kedua  sistem cincin benzena. Molekul yang memiliki sistem tersebut memiliki  kebolehjadian yang lebih besar mengalami reaksi transfer elektron.

Proses sintesis senyawa Ibuprofen
     Ibuprofen ialah obat anti-inflamasi yang sangat penting. Senyawa ini merupakan bahan aktif pada banyak obat bebas yang digunakan untuk meredakan nyeri akibat sakit kepala dan arthritis. Sekitar 12 juta kg asam karboksilat yang sederhana ini diproduksi lewat sintesis pada tahun 2000. Sebagian besar sintesis ibuprofen telah dikembangkan dan beberapa diantaranya telah dikomersialkan.
Sintesis yang ditunjukkan disini dimulai dengan reaksi isobutil benzena dengan anhidrida asetat dengan menggunakan HF sebagai pelarut. Ini merupakan ragam dari asilasi Friedel-Crafts yang anhidridanya bertindak sebagai sumber ion asilium. Lewat prose rekayasa yang cerdik, pelarut reaklsi (HF) bertindak baik sebagai katalis asam maupun pelarut untuk reaksi, dan air merupakan satu-satunya produk sampingan utama.
Langkah kedua ialah reaksi adisi, hidrogenasi katalitik pada keton menjadi alkohol. Langkah terakhir ialah reaksi yang belum kita bahas yang melibatkan penyisipan karbon monoksida berkataliskan palladium ke dalam ikatan benzilik C-O untuk menghasilkan asam karboksilat (ibuprofen). Reaksi ini benar-benar atom ekonomis. Akhirnya rendemen dari semua reaksi ini sangat tinggi dan limbah kimia yang dihasilaknnya sangat sedikit.
Meskipun sintesis ini merupakan contoh yang sangat baik mengenai kimia hijau, masih ada peluang untuk memperbaikinya. Misalnya reaksi ini menghasilkan campuran rasemik ibuprofen padahal senyawa enantiomer yang aktif secara biologis
Proses sintesis Fenol dan Benzena
Asam Benzena Sulfonat
Diperoleh dengan mereaksikan benzena dengan asam sulfat (sulfonasi).
 Asam benzena sulfonat digunakan untuk membuat zat-zat karena mudah larut dalam air, dan pembuatan obat-obat sulfa. Turunan asam benzena sulfonat yang terkenal adalah sakarin.

Fenol
Dibuat dengan memanaskan asam benzena sulfonat dalam alkali atau memanaskan halogen benzena dalam alkali.
 Fenol digunakan untuk desinfektan (larutan fenol dalam air disebut karbol), untuk pembuatan obat-obatan, bahan peledak, dan plastik.
Proses sintesa Aspirin ( Asam Asetil Salisilat)
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan untuk obat bebas.
     Selain sebagai prototip, obat ini merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar. Derivatnya yang dapat dipakai secara sistemik, adalah ester salisilat dari asam organik dengan substitusi pada gugus hidroksil, misalnya asetosal. Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik.

Referensi

Anastas,P. Dan Warnet, J.C.,1998, Green Chemistry, Theory and Practice, Oxford University Press, Oxford

Sharma, S.K, Chaudhary, A., dan Singh, R.V., 2008, Gray Chemistry Versus Green Chemistry; Challenge and Opportunities, Rasayan J. Chen, 1,1. 68-92

Pangajuanto,T. 2009. Kimia 3 ; Untuk SMA/MA kelas XII. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Kimia hijau dan Ibuprofen. Blogspot.co.id. dalam
http://theponytale.blogspot.co.id/2010/12/kimia-hijau-dan-ibuprofen.html?m=1
( 21 Desember 2010 )

Anonim. 2013. Proses pembuatan benzena, senyawa kimia. Nafiun.com.dalam
http://www.nafiun.com/2013/09/proses-pembuatan-benzena-senyawa-kimia.html?m=1
( 07 September 2013 )




REUSE, RECYCLE AND REDUCE PRINCIPLE



            
  @ProyekA08, @E14-Devi
(Devi Yanti Naibaho)

Sampah menurut SNL 19-2454-2002 merupakan buangan padat yang terdiri dari bahan organik bahan anorganik yang memerlukan pengelolaan supaya aman bagi lingkungan. Komposisi sampah menggambarkan masing-masing komponen yang terdapat dalam buangan padat dan distribusinya, yang terbagi dalam kategori sampah yang terdekomposisi (Pd) dan sampah yang tidak terdekomposisi (Pnd). (Azkha, 2006)
Menyelesaikan persoalan sampah bukanlah perkara yang mudah, untuk menyelesaikan persoalan sampah diperlukan penanganan yang tepat dalam mengatasi persoalan sampah. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dapat dilakukan dengan caramelakukan pengurangan sampah yang meliputi pembatasan timbulan sampah (reduce), pendauran ulang sampah (recycle), dan pemanfaatan kembali sampah (reuse).
Namun dalam kenyataan yang dihadapi dikehidupan sehari-hari proses pengelolaan sampah rumah tangga tidak dikelola sesuai dengan menggunakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pengelolaan sampah di Indonesia bisa dikatakan masih menggunakan cara yang tradisional, sampah-sampah hanya dikumpulkan lalu diangkut oleh truk sampah kemudian langsung dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa adanya proses pemilahan, yang nantinya lama-kelamaan hanya berujung pada penumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Ahir (TPA). Dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari pengelolaan sampah yang tidak baik tersebut, maka dalam rangka usaha 6 meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga yang baik sesuai dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) maka di dirikanlah Bank Sampah sebagai salah satu solusinya.

3R (Reduce, Reuse, Recycle) 

Reuse (guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang masing dapat digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain, contohnya berupa botol bekas minuman dirubah fungsi jadi tempat minyak goreng, ban bekas, dimodifikasi jadi kursi, pot bunga.
Reduce ( Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah, contohnya ketika belanja membawa kantong/keranjang dari rumah, mengurangi kemasan yang tidak perlu, menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang, misalnya bungkus nasi menggunakan daun pisang atau daun jati.
Recycle (mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru, contohnya sampah kertas diolah menjadi kertas daur ulang/kertas seni/campuran pabrik kertas, sampah plastik kresek diolah menjadi kantong kresek, sampah organik diolah menjadi kompos.

Penerapan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam Pengelolaan Sampah sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan.

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah upaya meminimalisasi timbulan sampah yang dilakukan sejak sebelum dihasilkannya suatu produk dan/atau kemasan produk sampai dengan saat berakhirnya kegunaan produk dan/atau kemasan produk. Contoh implementasi pembatasan timbulan sampah antara lain :
a.       Penggunaan barang dan/atau kemasan yang dapat di atur ulang dan mudah terurai oleh proses alam;
b.      Membatasi penggunaan kantong plastik; dan/atau
c.       Menghindari penggunaan barang dan/atau kemasan sekali pakai.

Pembatasan timbulan sampah atau pengurangan sampah (Reduce) dapat juga diartikan sebagai kegiatan mengurangi pemakaian atau pola perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah serta tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan.
Bank sampah merupakan salah satu program pengolahan sampah dengan konsep pengurangan sampah yang di buang ke TPA melalui kegiatan 3R dengan berbasis masyarakat. Menurut Ulfah dkk (2016) program bank smapah merupakan satu kegiatan yang efektif dalam pengelolaan dan pemilahan sampah organik dan anorganik karena nasabah bank sampah dapat memanfaatkan sampah sesuai dengan jenisnya. Selain itu, nasabah juga dapat menabung secara teratur sesuai jadwal penimbangan. Kegiatan bank sampah berpotensi dalam peningkatan pendapatan nasabahnya melalui tabungan hasil pengumpulan dan penyetoran sampah yang bernilai ekonomis untuk kemudian dijual ke pengepul. (Ruski, 2014)  
  
Tujuan Bank Sampah

Terdapat 2 (dua) tujuan pendirian bank sampah ini. 

Tujuan pertama adalah mengajak masyarakat untuk mengelola sampah atau menerapkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dimana masyarakat ikut berperan aktif dalam mengelola sampah.
Tujuan yang kedua adalah agar masyarakat sadar bahwa sampah itu bisa digunakan untuk membangun wilayah masing-masing.
Bank sampah dalam melakukan kegiatan pengelolaan sampah telah menerapkan prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Penerapan prinsip 3R ini dilakukan dalam kegiatan bank sampah dalam bentuk :

              a. Daur Ulang Pupuk Kompos 
b. Pemanfaatan pelepah pisang dan Botol bekas sebagai wadah pengganti Polybag. 
c. Kreasi Daur Ulang dari Sampah Plastik

Contoh Beberapa Daerah yang Menerapkan 3R dan Bank Sampah 

a.       Kabupaten Bantul
Pelaksanaan kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kabupaten Bantul tidak dilakukan sendiri oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) tetapi juga melibatkan masyarakat melalui pengelolaan Bank Sampah. Bank Sampah adalah salah satu cara/bentuk dari kepanjangan tangan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dalam mengelola sampah. Terdapat 120 bank sampah yang ada di Kabupaten Bantul. (Puspitawati, 2012)

b.      Kelurahan Larangan Kota Cirebon
Di Kelurahan Larangan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R ini sudah dimulai kira‐kira 3 tahun yang lalu. Dengan jumlah penduduk 14.255 jiwa (Profil Kelurahan Larangan, 2010), dan volume sampah yang dihasilkan mencapai 36m3 /hr. (Yuneke, 2016)

c.       Surabaya
Bank Junk for Surabaya Clean (BJSC) merupakan satu program pengolahan sampah masyarakat di  Surabaya dengan konsep 3R.  (Radityaningrum, dkk 2017)

KESIMPULAN 

Tumbuhnya partisipasi masyarakat tidak lepas dari faktor karakter sosial masyarakat dimana karakter sosial masyarakat merupakan faktor pembentuk modal sosial yang dapat menimbulkan perasaan memiliki bagi masyarakat (sense of community), rasa percaya (trust) dan solidaritas antar anggota masyarakat sehingga memungkinkan terjadinya kerjasama dan pembelajaran antar anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah lebih dipengaruhi oleh karakter sosial budaya karena kegiatan pengelolaan sampah lebih erat kaitannya dengan pola pikir dan perilaku (patterns of behavior) masyarakat dalam memperlakukan sampah. Pengembangan kapasitas pengetahuan, sikap, dan ketrampilan masyarakat yang telah   disesuaikan dengan karakteristik masyarakat dilakukan secara jeli oleh pemimpin masyarakat sehingga mampu menggali potensi masyarakat untuk berpartisipasi dalam setiap tahapan kegiatan.
Partisipasi masyarakat yang dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat melalui proses pengembangan kapasitas telah membangun kesadaran dan meningkatkan kemampuan masyarakat. Kemampuan yang dimiliki masyarakat menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan yang handal dalam mengelola suatu kegiatan, hal inilah yang merupakan kunci keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan yang dilaksanakan. Manfaat dari kegiatan pengelolaan sampah dengan konsep 3R yang merupakan indikator keberhasilan kegiatan menempatkan partisipasi masyarakat dalam sebuah siklus, dimana manfaat dari kegiatan pengelolaan sampah dengan konsep 3R yang dirasakan oleh masyarakat inilah yang membuat masyarakat merasa memiliki dan bertanggungjawab akan keberlangsungan kegiatan serta menjadikan partisipasinya dalam kegiatan sebagai budaya dan bagian dari kehidupannya sehari‐hari.

DAFTAR PUSTAKA

Azkha, N. 2006. Analisis timbulan, komposisi dan karakteristik sampah di kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas , 1(1), 1-5.
Ruski. 2014. Pengaruh program bank sampah terhadap tingkat pendapatan keluarga nasabah bank sampah Lavender (BSL) di Desa Mjalah Bangkalan. Jurnal Ilmiah, 2(1), 127-139.
Ulfah, N. A., Normelani, E., dan Arisanty, D. 2016. Studi Efektifitas Bank Sampah Sebagai Salah Satu Pendekatan dalam Pengolahan Sampah Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Geografi (JPG), 3(5), 22-37.
Puspitawati, Y. dan Rahdriawan, M. 2012. Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dengan Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon. Jurnal Pembangunan Kota, 8(4), 349-359.
Radityaningrum,. A. D., Caroline, J., dan Restianti,. D. K. 2017. POTENSI REDUCE, REUSE, RECYCLE (3R) SAMPAH PADA BANK SAMPAH ‘BANK JUNK FOR SURABAYA CLEAN (BJSC)’. Jurnal Teknik Lingkungan, 3(1), 1-11.
Yuneke, V. 2016. PENERAPAN PRINSIP 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) DALAM PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN BANTUL. Dalam http://e-journal.uajy.ac.id/11159/1/JURNAL.pdf. (Di akses 21 November 2017).

Incinerator

      
@D03-Almira,@ProyekB08
oleh, Almira Septemi Yuna

 A. Pengertian
Insenerator adalah Incinerator adalah suatu alat pembakar sampah yang di operasikan dengan menggunakan teknologi pemhakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat terbakar habis.

BAHAN BAKU TERBARUKAN



                                              https://coggle-downloads.s3.amazonaws.com/d4b16e8b1c0585ddcd4619e6b0eb3f93395c2182e4fd461f7789c38f4db5d56b/Bahan_Baku_Terbarukan.png                                               
  @E10-Farhan, @ProyekA08
Oleh: Muhamad Farhan Naufal
ABSTRAK
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengantingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumberenergi yang bersifat tak terbarukan (non renewable energy sources) yang selama inimerupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh sektor kegiatan.Kekayaan sumber daya energi di Indonesia, yaitu tenaga air (Hydropower), panasbumi, gas bumi, batubara, gambut, biomassa, biogas, angin, energi laut, matahari danlainnya dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif, menggantikan ketergantunganterhadap bahan bakar minyak, yang semakin terbatas baik jumlah dan cadangannya. Pemanfaatan Sumber Daya EnergiAlternatif Untuk Penyediaan Energi Masyarakat di Indonesia, sebagai bahankebijakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya energi yang ada.EnergiTerbarukanuntuk mendukung subtitusi BBM.

Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengantingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak (BBM) memegang posisi yang sangatdominan dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Komposisi konsumsi energinasional saat ini adalah BBM : 52,50%; Gas: 19,04%; Batubara: 21,52%; Air:3,73%; Panas Bumi: 3,01%; dan Energi Baru: 0,2%. Kondisi demikian terjadisebagai akibat dari kebijakan subsidi masa lalu terhadap bahan bakar minyak dalamupaya memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi Indonesiamengalami penurunan akibat adanya penurunan secara alamiah dan semakinmenipisnya cadangan. Menurunnya produksi minyak mentah kita dan tingginya hargaminyak mentah dunia sangat berpengaruh terhadap kemampuan anggaranpembangunan. Selama ini bahan bakar minyak di Indonesia masih disubsidi olehnegara (melalui APBN), sehingga menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah.Untuk mengurangi beban subsidi tersebut pemerintah berusaha mengurangiketergantungan kepada energi bahan bakar minyak, dengan mencari danmengembangkan sumber energi lain yang murah dan mudah didapat.Harus disadari bahwa saat ini Indonesia telah mengimpor minyak mentah maupunBBM untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Hingga saat ini sumberenergi minyak bumi masih menjadi sumber energi utama didalam penggunaannyaterutama dalam bidang kelistrikan, industri dan transportasi. Ditengah krisis energisaat ini timbul pemikiran untuk penganekaragaman energi (diversifikasi energi)dengan mengembangkan sumber energi lain sebagai energi alternatif untukpenyediaan konsumsi energi domestik.Indonesia memiliki beranekaragam sumber daya energi, sepertiminyak dan gas bumi, panas bumi (geothermal), batubara, gambut, energi air, biogas,biomassa, matahari, angin, gelombang laut dan lain lain. Potensi sumber daya energitersebut tersebar diseluruh daerah diIndonesia menurut karekteristik dankondisi geologinya. Secara umum dalam pemakaian/konsumsi energi di Indonesiamasih mengandalkan dan bergantung pada sumber daya energi minyak bumi. Kondisireal menunjukkan bahwa sumber daya energi minyak bumi akan habis dan memiliki keterbatasan baik persediaan dalam bentuk cadangannya.
Namun implementasi sumber energi terbarukansangat penting untuk segera dimulai. Dibawah ini dibahas secara singkat berbagaisumber energi terbarukan tersebut. Mengapa energi terbarukan? EnergiTerbarukan harus segera dikembangkansecara nasional bila tetap tergantungan energi fosil, ini akan menimbulkansetidaknya tiga ancaman serius yakni:
1) Menipisnya cadangan minyak bumi yangdiketahui (bila tanpa temuan sumurminyak baru)
2) Kenaikan/ketidakstabilan harga akibatlaju permintaan yang lebih besar dariproduksi minyak, dan
3) Polusi gas rumah kaca (terutama CO2)akibat pembakaran bahan bakar fosil.

Kadar CO2 saat ini disebut sebagaiyang tertinggi selama 125,000 tahunbelakangan [2]. Bila ilmuwan masihmemperdebatkan besarnya cadanganminyak yang masih bisa dieksplorasi, efekburuk CO2 terhadap pemanasan global telahdisepakati hampir oleh semua kalangan. Halini menimbulkan ancaman serius bagikehidupan makhluk hidup di muka bumi.Oleh karena itu, pengembangan danimplementasi bahan bakar terbarukan yangramah lingkungan perlu mendapatkanperhatian serius.
Model Penyediaan Energi
Model penyediaan energi akan mengalokasikan berbagaisumber energi primer untuk memenuhi kebutuhan energi.Asumsi penting yang dimasukkan ke dalam model penyediaanenergi adalah:
• Pasokan dan kebutuhan gas bumi mengikuti BukuNeraca Gas Indonesia 2012-2025 (KementerianESDM), sedangkan untuk 2026-2030 mengikutitrend gas delivery. Ekspor gas bumi juga mengikutiBuku Neraca Gas Indonesia dan mempertimbangkan adanya impor gas sampai tahun 2030.
• Cadangan batubara dan minyak bumi mengikuti datadari Kementerian ESDM dengan status Januari 2012.Cadangan minyak yang dipertimbangkan adalahcadangan terbukti. Sedangkan cadangan batubarayang dipertimbangkan adalah cadangan tertambangdan cadangan terukur.
• Harga minyak mentah berdasarkan data tahun 2013sebesar 105 $/barel untuk harga saat ini (currentprice): dan diasumsikan naik secara linier menjadi 126$/barel pada tahun 2035.
• Pengembangan CBM berdasarkan data dari IATMI(Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia) yangdipresentasikan dalam The 5th International IndonesiaCBM 2014.
• Teknologi coal to liquid (CTL) yang dipertimbangkan:proses indirect coal liquefaction dengan kapasitasproduksi 50 ribu barel/hari.
Pemutakhiran Data
Data-data penting yang digunakan dalam buku ini adalahsebagai berikut:
• Cadangan terbukti minyak bumi sebesar 3,74 miliarbarel berdasarkan data Kementerian ESDM tahun2012.
• Cadangan terbukti gas bumi sebesar 103,35 TCFberdasarkan data KementerianESDM tahun 2012.
• Cadangan batubara sebesar 28,9 miliar tonberdasarkan data dari Kementerian ESDM tahun 2012
• Sumberdaya CBM (Coal Bed Methane) sebesar 453TCF berdasarkan data dari Ditjen Migas, KementerianESDM dan dari IATMI.Sumber daya dan cadangan panas bumi sudahdiperhitungkan per wilayah dengan total sebesar29 GW berdasarkan data Kementerian ESDM tahun2012.
Skenario Dasar
• Tahun dasar yang digunakan sebagai acuan dalammodel adalah tahun 2012 dengan kurun waktuproyeksi 2013-2035.
• Pembahasan dalam buku ini menggunakan duaskenario yaitu skenario dasar dan skenario tinggiserta satu kasus, yaitu pengembangan energi untukmendukung program substitusi BBM.
• Pada skenario dasar sudah mempertimbangkansubstitusi minyak tanah ke LPG, realisasi programpercepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000MW tahap pertama untuk pembangkit berbahanbakar batubara, dan tahap kedua untuk mendorongpenggunaan EBT.
Skenario Tinggi
• Pada skenario tinggi, asumsi yang digunakan samadengan skenario rendah kecuali pertumbuhanekonomi.
• Pada skenario tinggi pertumbuhan PDB diasumsikanakan meningkat sejalan dengan target Bappenastahun 2015-2019 untuk skenario comprehensivereform.Pada kurun waktu tersebut pertumbuhanPDB meningkat rata-rata sebesar 7% per tahun.Pertumbuhan PDB untuk kurun waktu 2020-2035mengikuti tahun-tahun sebelumnya.
• Skenario dasar dan tinggi keduanya sudahmempertimbangkan upaya untuk melepaskan diridari jebakan negara berpendapatan menengah(middle income trap). Indonesia harus mencapaipendapatan per kapita 12.616 dolar dalam beberapatahun mendatang untuk dapat menjadi negara maju.Pemerintah perlu mendorong produktivitas nasionalmelalui peningkatan inovasi pada teknologi dan tidaklagi bergantung pada produksi sumber daya alamdan upah buruh yang rendah.
Daftar Pustaka:
·         Imam Kholiq, Fakultas Teknik - Universitas Wijaya Putra Surabaya Jawa Timur Indonesia, “Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Energi Terbarukan Untuk Mendukung Subtitusi BBM”, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:IBphiqegTDgJ:ejurnal.itats.ac.id/index.php/iptek/article/download/12/12+&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id