.

Tampilkan postingan dengan label @Z16-RIZKY. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @Z16-RIZKY. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Desember 2023

POLIMER DAN POLIMERISASI

 

ABSTRAK

    Polimer adalah material yang dibentuk oleh satuan struktur secara berulang. Polimer berasal dari bahasa Yunani poly dan mer. Poly yang berarti banyak dan mer yang berarti bagian, maka polimer berarti banyak bagian. Sedangkan satuan struktur polimer disebut monomer (Stevens, 2001).

Senin, 04 Desember 2023

ELEKTROKIMIA : ELEKTROKIMIA BIOLOGIS

 ELEKTROKIMIA BIOLOGIS

Abstrak

    Dikutip dari buku Belajar Kimia Secara Menarik SMA/MA Kelas XII, Salirawati dkk. (2007:48), sel elektrokimia adalah perubahan kimia yang menghasilkan arus listrik atau sebaliknya. Proses perubahannya disebut sebagai reaksi elektrokimia.

Di dalam sel elektrokimia, reaksi redoks berlangsung di bagian sel yang disebut dengan elektroda. Elektroda adalah material penghantar atau konduktor listrik.

Elektroda yang menjadi tempat terjadinya oksidasi disebut sebagai anoda. Sedangkan elektroda yang menjadi tempat terjadinya reduksi disebut sebagai katoda.

kata kunci : elektrokimia, elektroda, redoks.

Pendahuluan

    Elektrokimia di lingkungan ultrakecil telah muncul sebagai teknik yang semakin penting untuk studi mendasar komunikasi saraf sel tunggal dan pelepasan serta pengambilan kembali molekul pembawa pesan kimia serta pencitraan seluler dan aplikasi elektroporasi skala kecil. Perkembangan metode elektrokimia untuk mendeteksi neurotransmitter dimulai dengan karya terobosan Adams ( 1 ) dan telah berkembang hingga ke titik di mana pelepasan neurotransmitter dari vesikel tunggal dapat dideteksi, seperti yang pertama kali ditunjukkan dalam karya mani oleh Wightman dkk. ( 2 , 3 ). Dalam percobaan perintis ini, elektroda serat karbon berukuran diameter 5 μm ditempatkan berdekatan dengan sel kromafin adrenal sapi yang diisolasi dalam cawan kultur. Sel kemudian distimulasi untuk melepaskannya dengan cara kimia atau mekanis.

    Pemahaman kimia dan struktur pada tingkat sel tunggal merupakan hal yang menarik dalam ilmu biologi dan kedokteran; memang, buku-buku telah ditulis tentang topik yang luas ini ( 4 ). Dalam ilmu saraf, pengetahuan tentang komposisi kimia dan dinamika sel saraf tunggal menghasilkan model proses transmisi saraf seluler yang lebih baik. Peristiwa dinamis utama dalam komunikasi saraf adalah eksositosis, sebuah proses yang telah diselidiki secara luas selama beberapa dekade ( 5 , 6 ). Proses eksositosis dapat diringkas sebagai penyambungan vesikel (kompartemen penyimpanan) ke membran sel dan kemudian melepaskan isinya ke ruang ekstraseluler melalui fusi membran vesikel dan membran seluler. Proses ini memungkinkan konversi sinyal listrik (potensial aksi) menjadi sinyal kimia (pelepasan pembawa pesan dan pengenalan reseptor), yang diperlukan untuk komunikasi eksositosis antar sel.


Pembahasan

ELEKTROKIMIA

    Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia fisik yang mempelajari aspek kelistrikan dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Secara umum elektrokimia terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektolisis. Reaksi elektrokimia dapat berlangsung secara spontan, yaitu ketika dua elektroda yang direndam di dalam cairan elektrolit dihubungkan dengan untai listrik. Elektrokimia digunakan untuk pemurnian dan pelapisan logam serta elektrosintesis. 

Jenis

    Metode elektrokimia didasarkan pada reaksi redoks yang menggabungkan proses oksidasi dan reduksi. Reaksi ini dilakukan pada elektroda yang sama maupun yang berbeda. Sistem elektrokimia terbentuk melalui reaksi elektrokimia yang ditimbulkan oleh sel elektrokimia. Sel elektrokimia terbagi menjadi dua jenis yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Sel galvani menghasilkan listrik karena adanya reaksi spontan, sedangkan sel elektrolisis menghasilkan listrik karena adanya reaksi yang tidak spontan. Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis disebabkan oleh perbedaan potensial yang dipicu dari luar sistem. 

Redoks

Ilustrasi reaksi redoks

Redoks merupakan istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi.

  • Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
  • Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. 
oksidator dan reduktor

Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam suatu reaksi redoks. Sedangkan reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain dalam suatu reaksi redoks.

  • Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.
  • Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.
FENOMENA ALAM

Korosi

    korosi merupakan kerusakan logam yang terjadi akibat reaksi elektrokimia ataupun reaksi kimia secara langsung. Peristiwa korosi yang paling umum ditemukan adalah karat pada besi, noda pada perak, serta platina hijau yang terbentuk pada tembaga dan kuningan. Medium korosi dapat dalam keadaan kering maupun basah. Contoh korosi yang berlangsung di dalam medium kering yaitu karat logam besi oleh gas oksigen atau oleh gas belerang dioksida. Sedangkan contoh korosi yang berlangsung dalam medium basah yaitu besi yang direndam dalam asam klorida. Kerusakan akibat korosi memberikan kerugian dalam bidang industri maupun ekonomi.

PENERAPAN

Elektrosintesis

    Elektrosintesis adalah salah satu teknik sintesis yang diterapkan pada bahan anorganik. Prinsip dasar elektrosintesis adalah elektrokimia. Peralatan yang digunakan dalam proses elektrosintesis yaitu dua atau tiga batang elektroda yang dihubungkan dengan arus listrik. Pengaturan kecepatan rekasi dilakukan dengan mengatur beda potensial dan tingkat kerapatan arus listrik pada batas-batas yang diinginkan. Sintesis yang menggunakan metode elektrosintesis mudah untuk dikendalikan dan memiliki tingkat polusi yang sangat rendah.

Tranduser gas

    Transduser gas merupakan transduser yang berfungsi untuk mengetahui keberadaan atau mengukur kuantitas suatu gas tertentu. Salah satu prinsip kerja yang dapat diterapkan pada transduser gas ialah sensor gas elektrokimia. Gas target akan memberikan reaksi kepada sensor gas elektrokimia dan menghasilkan sinyal listrik. Besarnya nilai sinyal listrik yang dikirim sebanding dengan konsentrasi gas. Sensor gas elektrokimia terdiri dari dua buah elektroda yang masing-masing berfungsi sebagai penginderaan dan pencacah kuantitas gas. Kedua elektroda ini dipisahkan oleh lapisan elektrolit yang tipis. Sebelum gas bersentuhan dengan sensor, gas melewati bukaan kapiler tipis dan mengalami difusi selama melalui penghalang hidrofobik hingga mencapai permukaan elektroda. Penghalang hidrofobik mencegah terjadinya kebocoran elektrolit cair dan menghasilkan sinyal listrik yang cukup di elektroda penginderaan. Sensor gas elektrokimia juga memiliki elektroda referensi yang bertugas mempertahankan reaksi elektrokimia berkelanjutan yang terjadi pada permukaan elektroda. Elektroda referensi ini membuat beda potensial yang stabil dan konstan pada elektroda penginderaan. Gas target yang mengalami reaksi elektrokimia menghasilkan aliran arus antara elektroda penginderaan dan pencacah. Pelintasan muatan listrik di elektrida dilakukan oleh elektrolit.

Pembuatan parasetamol

    parasetamol dapat dibuat dengan menggunakan reduksi elektrokimia yang memanfaatkan bahan baku berupa nitrobenzena. Pembuatan parasetamol dengan reduksi elektrokimia menghasilkan rendeman reaksi yang efisien dan memiliki kapasitas obat yang cukup besar. Proses elektrokimia dalam pembuatan parasetamol memerlukan energi yang sangat besar.

Potensiometri

    Pada potensiometri, pengukuran didasarkan pada beda potensial sel elektrokimia saat sedang tidak dialiri oleh arus listrik. Elektrokimia dapat digunakan pada elektroda selektif ion dalam metode elektronalisis. Elektroda selektif ion adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan analisis nilai ion secara kuantitasi. Analisis dilakukan dengan bantuan sensor elektrokimia. Keaktifan rekasi ion akan memberikan perubahan beda potensial terjadi secara berulang-ulang. Elektroda selektif ion memanfaatkan sel elektrokimia sebagai sensor yang menggunakan membran selektif ion. Proses elektrokimia dalam potensiometri menggunakan elektroda selektif ion dengan asam sulfat yang memiliki membran Aliquat-336. Elektroda selektif ion terbuat dari suatu penghantar listrik berupa kawat platina yang dilapisi oleh membran.

Daftar Pustaka

1.       Iyabu, Hendri (2014). Pengantar Elektrode Selektif Ion (PDF). Gorontalo: UNG Press. ISBN 978-979-1340-70-0.

2.       Ningsih, Sherly Kasuma Warda (2016). Sintesis Anorganik (PDF). Padang: UNP Press. ISBN 978-602-1178-14-0.

3.       Yusro, M., dan Diamah, A. (2019). Sensor dan Transduser: Teori dan Aplikasi (PDF). Jakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.

 

 




Selasa, 28 November 2023

Kesetimbangan Kimia: Hukum Aksi Kimia, Perpindahan Fasa dan DIagram Fasa

 Kesetimbangan Kimia:

 Hukum Aksi Kimia,

 Perpindahan & Diagram Fasa


Oleh: @Z16-RIZKY APRILIA SUDRAJAT

ABSTRAK

    Kalor adalah energi yang mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Ketika kedua benda berada pada suhu yang sama, tidak ada aliran energi atau panas. Itulah sebabnya secangkir kopi yang tertutup tidak akan lebih dingin atau lebih hangat dari suhu ruangan setelah didiamkan beberapa jam. Fenomena ini dikenal sebagai keseimbangan . Dalam contoh ini, kita membahas aliran energi.

Kesetimbangan terjadi dalam transisi fase. Misalnya, jika suhu dalam suatu sistem yang mengandung campuran es dan air adalah 273,15 K, maka jumlah bersih es yang terbentuk dan meleleh adalah nol. Jumlah air cair juga akan tetap konstan jika tidak ada uap yang keluar dari sistem. Dalam hal ini, tiga fase, es (padat), air (cair), dan uap (gas) berada dalam kesetimbangan satu sama lain. Demikian pula, keseimbangan juga dapat dicapai antara fase uap dan cairan pada suhu tertentu. Kondisi kesetimbangan juga terjadi antara fase padat dan fase uap. Ini adalah kesetimbangan fase.

kata kunci: kesetimbangan kimia, hukum aksi massa, fasa.

PENDAHULUAN

    Dalam ilmu kimia, hukum aksi massa adalah sebuah dalil yang menyatakan bahwa laju dari suatu reaksi kimia berbanding lurus terhadap produk aktivitas dan konsentrasi reaktan. Secara khusus, hukum ini menyiratkan bahwa untuk campuran reaksi kimia yang berada dalam kesetimbangan, rasio antara konsentrasi reaktan dan produk bernilai konstan.

Dua aspek yang terlibat dalam formulasi awal hukum ini diantaranya: 1) aspek kesetimbangan, mengenai komposisi campuran reaksi pada kesetimbangan dan 2) aspek kinetika mengenai persamaan laju bagi reaksi elementer. Kedua aspek tersebut berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Cato M. Guldberg dan Peter Waage antara 1864 dan 1879 di mana konstanta kesetimbangan diturunkan dengan menggunakan data kinetika dan persamaan laju yang telah mereka usulkan. Guldberg dan Waage juga mengakui bahwa kesetimbangan kimia adalah proses yang dinamis di mana  laju reaksi untuk reaksi maju dan mundur harus sama pada kesetimbangan kimia. Untuk menurunkan ekspresi konstanta kesetimbangan yang menarik bagi kinetika, ekspresi persamaan laju harus digunakan. Ekspresi persamaan laju ditemukan kembali kemudian secara independen oleh Jacobus Henricus van 't Hoff.

Hukum ini merupakan pernyataan mengenai kesetimbangan dan memberikan ekspresi bagi konstanta kesetimbangan, kuantitas yang mencirikan kesetimbangan kimia Dalam kimia modern hukum ini diturunkan menggunakan terodinamika kesetimbangan Hukum ini juga dapat diturunkan dengan konsep potensial kimia. 

PEMBAHASAN

HUKUM AKSI MASSA

Hukum aksi massa bersifat universal dan dapat diterapkan dalam keadaan apa pun. Namun, untuk reaksi yang lengkap, hasilnya mungkin tidak terlalu berguna. Kami memperkenalkan hukum aksi massa dengan menggunakan persamaan reaksi kimia umum di mana reaktan A dan B bereaksi menghasilkan produk C dan D

aA+bBcC+Dd

dimana a, b, c, d adalah koefisien persamaan kimia setara. Hukum aksi massa menyatakan bahwa jika suatu sistem berada dalam kesetimbangan pada suhu tertentu, maka perbandingan berikut ini tetap:

[C]c[D]d

[A]a[B]b=Keq

Tanda kurung siku "[ ]" di sekitar spesies kimia menunjukkan konsentrasinya. Ini adalah hukum ideal kesetimbangan kimia atau hukum aksi massa.

Hasil Bagi Reaksi Q vs. Konstanta Kesetimbangan K

Jika sistem TIDAK dalam keadaan setimbang, rasionya berbeda dengan konstanta kesetimbangan. Dalam kasus seperti ini, perbandingannya disebut hasil bagi reaksi yang dilambangkan dengan Q.

[C]c[D]d

[A]a[B]b=Q

Suatu sistem yang tidak berada dalam keadaan setimbang cenderung menjadi setimbang, dan perubahan tersebut akan menyebabkan perubahan Q sehingga nilainya mendekati konstanta kesetimbangan K:

QKeq

Hukum aksi massa memberi kita metode umum untuk menulis persamaan konstanta kesetimbangan suatu reaksi. Pada tahap ini, Anda seharusnya sudah bisa menulis persamaan kesetimbangan untuk persamaan reaksi apa pun. Jika Anda belum yakin dengan teori umum di atas, berikut beberapa contohnya. Lebih penting bagi Anda untuk memahami MENGAPA konstanta kesetimbangan dinyatakan dengan cara ini daripada apa ekspresi kesetimbangannya.

PERPINDAHAN

    Perpindahan massa adalah perpindahan massa dari satu lokasi, biasanya berupa aliran, fasa, fraksi, atau komponen, ke lokasi lainnya. Perpindahan massa muncul pada banyak proses, seperti absorpsi, evaporasi, adsorpsi, pengeringan, presipitasi, filtrasi membran, dan distilasi. Perpindahan massa digunakan oleh berbagai ilmu sains untuk proses dan mekanisme yang berbeda-beda, tetapi frasa ini banyak digunakan pada ilmu teknik untuk proses fisika yang melibatkan difusi molekuler dan transport konveksi suatu speses kimia dalam sistem.

Beberapa contoh sederhana proses perpindahan massa adalah evaporasi air ke atmosfer, penjernihan darah pada ginjal dan liver, serta distilasi alkohol. Pada proses industri, operasi perpindahan massa termasuk pemisahan komponen kimia pada kolom distilasi, adsorber seperti scrubber, adsorber seperti activated carbon bed, dan ekstraksi liquid-liquid. Perpindahan massa pada umumnya digabungkan dengan proses perpindahan untuk penerapannya seperti pada menara pendingin industri.

PHASE DIAGRAM (DIAGRAM FASA)

 1.Diagram Fasa

     a.Pengertian Diagram Fasa adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat dengan kadar karbon.Tidak seperti struktur logam murni yang hanya dipengaruhi oleh suhu, sedangkan struktur paduan dipengaruhi oleh suhu dan komposisi. Pada kesetimbangan, struktur paduan ini dapat digambarkan dalam suatu diagram yang disebut diagram fasa (diagram kesetimbangan) dengan parameter suhu (T) versus komposisi (mol atau fraksi mol). (Fase dapat didefinisikan sebagai bagian dari bahan yang memiliki struktur atau komposisi yang berbeda dari bagian lainnya). Diagram fasa khususnya untuk ilmu logam merupakan suatu pemetaan dari kondisi logam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya ( Konsentrasi dan temperatur). Diagram fasa secara umum dipakai ada 3 jenis : 1. Diagram fasa tunggal/Uner ( 1 komponen/Komposisi sama dengan Paduan ) 2. Diagram fasa Biner ( 2 komponen unsur dan temperatur) 3. Diagram fasa Terner ( 3 komponen unsur dan temperatur) Diagram fasa tunggal memiliki komposisi yang sama dengan paduan, misalnya timbale dan timah. Diagram fasa biner misalnya paduan kuningan ( Cu-Zn), (Cu-Ni) dll. Diagram fasa terner misalnya paduan stainless steel (Fe-Cr-Ni) dll. Diagram pendinginan merupakan diagram yang memetakan kondisi struktur mikro apa yang anda akan dapatkan melalui dua variabel utama yaitu ( Temperatur dan waktu) disebut juga diagram TTT atau juga dua variabel utama yaitu (temperatur dan cooling rater) disebut juga diagram CCT. Diagram ini berguna untuk mendapatkan sifat mekanik tertentu dan mikrostruktur tertentu, Fasa bainit misalnya pada baja hanya terdapat pada diagram TTT bukan diagram isothermal Fe-Fe3C.

     Kegunaan Diagram Fasa adalah dapat memberikan informasi tentang struktur dan komposisi fase-fase dalam kesetimbangan. Diagram fasa digunakan oleh ahli geologi, ahli kimia, ceramists, metallurgists dan ilmuwan lain untuk mengatur dan meringkas eksperimental dan data pengamatan serta dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang proses-proses yang melibatkan reaksi kimia antara fase.

     b.Komponen Diagram Fasa Komponen umum diagram fasa adalah garis kesetimbangan atau batas fase,yang merujuk pada baris yang menandai kondisi di mana beberapa fase dapat hidup berdampingan pada kesetimbangan. Fase transisi terjadi di sepanjang garis dari ekuilibrium. Titik tripel 2 adalah titik pada diagram fase di mana garis dari ekuilibrium berpotongan. Tanda titik tripel kondisi di mana tiga fase yang berbeda dapat ditampilkan bersama. Sebagai contoh, diagram fase air memiliki titik tripel tunggal yang sesuai dengan suhu dan tekanan di mana padat, cair, dan gas air dapat hidup berdampingan dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Titik solidus adalah Garis yang memisahkan bidang semua cairan dari yang ditambah cairan kristal. Titik likuidus adalah Garis yang memisahkan bidang semua cairan dari yang ditambah cairan kristal. Temperatur di atas mana zat tersebut stabil dalam keadaan cair.

Terdapat sebuah kesenjangan antara solidus dan likuidus yang terdiri dari campuran kristal dan cairan. 

        c.Diagram Fasa 2D Diagram fasa yang paling sederhana adalah diagram tekanan-temperatur dari zat tunggal yang sederhana, seperti air. Sumbu sesuai dengan tekanan dan suhu. Diagram menunjukkan fasa, dalam ruang tekanan-suhu, garis-garis batas keseimbangan atau fase antara tiga fase padat, gas, dan cair.

    Sebuah diagram fase khas. Garis putus-putus memberikan perilaku anomali air. Garis hijau menandai titik beku dan garis biru titik didih, menunjukkan bagaimana mereka bervariasi dengan tekanan. Kurva pada diagram fasa menunjukkan titik-titik di mana energi bebas (dan sifat turunan lainnya) menjadi non-analitis: turunannya berkenaan dengan (suhu dan tekanan dalam contoh ini) koordinat perubahan terputus-putus (tiba-tiba). Misalnya, kapasitas panas dari wadah dengan es akan berubah tiba-tiba sebagai wadah dipanaskan melewati titik lebur. Ruang terbuka, di mana energi bebas adalah analitik, sesuai dengan daerah fase tunggal. Daerah satu fasa dipisahkan oleh garis non-analitis, di mana transisi fase terjadi, yang disebut batas fase. Dalam diagram di sebelah kiri, batas fasa antara cair dan gas tidak berlanjut tanpa batas. Sebaliknya, berakhir pada sebuah titik pada diagram fase yang disebut titik kritis. Ini mencerminkan fakta bahwa, pada suhu dan tekanan sangat tinggi, fase cair dan gas menjadi tidak dapat dibedakan, dalam apa yang dikenal sebagai fluida superkritis. Pada air, titik kritisterjadi pada sekitar Tc = 647,096 K (1,164.773 ° R), pc = 22,064 MPa (3,200.1 psi) dan ρc = 356 kg / m³. Keberadaan titik cair-gas kritis mengungkapkan ambiguitas sedikit pelabelan daerah fase tunggal.

DAFTAR PUSTAKA

    Péter Érdi; János Tóth (1989).

Mathematical Models of Chemical Reactions: Theory and Applications of Deterministic and Stochastic Models. Manchester University Press. hlm. 3. ISBN 978-0-7190-2208-1.

    Chieh, Chung. 

"Chemical Equilibria - The Law of Mass Action". Chemical reactions, chemical equilibria, and electrochemistry. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-03. Diakses tanggal 3 September 2015. The law of mass action is universal, applicable under any circumstance... The mass action law states that if the system is at equilibrium at a given temperature, then the following ratio is a constant.

    Chung (Peter) Chieh (Profesor Emeritus, Kimia @ Universitas Waterloo)

    Perpustakaan LibreTexts  Didukung oleh NICE Cxone Expret  dan didukung  oleh Proyek Percontohan Buku Teks Terbuka Departemen Pendidikan, Kantor Rektor UC Davis, Perpustakaan UC Davis, Program Solusi Pembelajaran Terjangkau Universitas Negeri California, dan Merlot. Kami juga mengakui dukungan National Science Foundation sebelumnya dengan nomor hibah 1246120, 1525057, dan 1413739. Legal . Pernyataan Aksesibilitas  Untuk informasi lebih lanjut hubungi kami di  info@libretexts.org .

 


Selasa, 21 November 2023

Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Asam dan Basa : Ukuran Senyawa

 Faktor yang Mempengaruhi

 Kekuatan Asam dan Basa : Ukuran Senyawa



Abstrak

Kekuatan Asam dan Basa

    Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh derajat ionisasi (α)-nya, banyak sedikitnya ion H+ dan OH− yang dilepaskan. Asam dan basa dalam air akan mengalami reaksi peruraian menjadi ion yang merupakan reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, kekuatan asam dan basa dapat dinyatakan oleh tetapan kesetimbangannya yaitu, tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb).

Sebagai contoh, dalam air HCl hampir terurai sempurna menjadi ion H+ dan ion Cl−, sedangkan HF hanya terurai sebagian menjadi ion H+ dan ion F−. Oleh karenanya, HCl disebut sebagai asam kuat dan HF disebut sebagai asam lemah. Demikian juga, dalam air NaOH hampir terurai sempurna menjadi ion Na+ dan ion OH−, sedangkan NH3 hanya terurai sebagian menjadi ion NH4+ dan ion OH−. NaOH disebut sebagai basa kuat dan NH3 disebut sebagai basa lemah.

kata kunci : asam, basa, senyawa.

Pendahuluan

Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion - ion H yang dihasilkan oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+ yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam yaitu asam kuat dan asam lemah.

Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion OH– yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH- yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu basa kuat dan basa lemah.

Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan asam basa?

2. Jelaskan detail mengenai asam dan basa berdasarkan ukuran senyawa?

Pembahasan

Asam dan Basa Kimia: Sifat, Reaksi, dan Peran Penting

Dalam dunia kimia, konsep asam dan basa merupakan dua pilar penting yang membantu kita memahami sifat dan interaksi zat-zat kimia dalam berbagai situasi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi arti penting asam dan basa, serta bagaimana konsep ini mempengaruhi dunia kimia dan bidang lainnya.

Definisi Asam dan Basa:

    Asam adalah zat kimia yang cenderung melepaskan ion hidrogen (H+) saat dilarutkan dalam air. Sifat khas asam termasuk rasa asam, kemampuan untuk merusak logam, dan memisahkan warna biru dari kertas lakmus menjadi merah. Beberapa contoh asam meliputi asam klorida (HCl) dalam lambung kita, serta asam sitrat dalam berbagai buah.

    Basa, di sisi lain, adalah zat yang cenderung menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan air. Basa sering kali memiliki rasa pahit, merasa licin saat disentuh, dan dapat mengubah warna kertas lakmus dari merah menjadi biru. Contoh basa termasuk natrium hidroksida (NaOH) dan amonia (NH3).

Skala pH: Mengukur Keasaman dan Kebasaan:

    Untuk mengukur seberapa asam atau basa suatu larutan, kita menggunakan skala pH. Skala ini berkisar dari 0 hingga 14, di mana 7 adalah titik netral. Angka pH kurang dari 7 menunjukkan sifat asam, semakin rendah angka pH, semakin kuat sifat asamnya. Sebaliknya, angka pH lebih dari 7 menunjukkan sifat basa, semakin tinggi angka pH, semakin kuat sifat basanya. Nilai pH di 7 menunjukkan netral.

Reaksi Asam-Basa:

    Reaksi antara asam dan basa dikenal sebagai reaksi asam-basa. Salah satu jenis reaksi asam-basa adalah reaksi netralisasi, di mana asam dan basa bereaksi membentuk air dan garam. Reaksi ini sangat penting dalam berbagai konteks, mulai dari industri makanan (misalnya dalam pembuatan berbagai produk) hingga dalam sistem tubuh manusia yang melibatkan regulasi pH darah.

Peran Penting dalam Berbagai Bidang:

    Konsep asam dan basa memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai bidang:

Industri Kimia: Dalam pembuatan produk kimia, reaksi asam-basa sering digunakan untuk menghasilkan bahan-bahan yang diperlukan.

Industri Makanan: Pengaturan keasaman dalam makanan dapat memengaruhi rasa, tekstur, dan daya simpan produk makanan.

Kesehatan: Sistem keasaman dan kebasaan (pH) dalam tubuh sangat penting untuk menjaga fungsi normal organ dan enzim.

Lingkungan: Pencemaran lingkungan dan perubahan pH dalam ekosistem air dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.

Asam dan basa bukan hanya konsep dasar dalam kimia, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita. Pemahaman tentang sifat-sifat, reaksi, dan pengaruhnya membantu kita mengelola industri, makanan, kesehatan, dan lingkungan dengan lebih baik. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pemahaman tentang asam dan basa terus berkembang dan memberi sumbangan penting bagi kemajuan manusia.

PRINSIP ASAM BASA

1.       ASAM BASA ARRHENIUS

Kata asam yang berasal dari bahasa latin accidus berarti asam yang asal mulanya digunakan untuk cuka, dan selanjutnya digunakan untuk zat-zat lain yang mempunyai rasa asam. Istilah alkali digunakan untuk zat yang dalam air bersifat seperti sabun dan rasanya pahit, selanjutnya istilah ini digunakan lebih umum untuk zat-zat yang mempunyai sifat seperti itu. Alkali/basa digunakan untuk zat yang memberikan larutan seperti sabun, membirukan lakmus kertas merah, dan dapat bereaksi dengan asam memberikan garam. Asam dikarakterisasi oleh rasa asam, bersifat korosi, dan memerahkan kertas lakmus biru. Sifat-sifat ini hilang bila direaksikan dengan alkali.

Karena pentingnya asam-asam dan basa-basa ini, dilakukan cara-cara pengelompokan yang lebih umum. Salah satu konsep yang masih digunakan adalah yang diusulkan oleh svante Arrhenius yang mendefinisikan: “suatu asam adalah suatu zat yang mengandung hidrogen dan bila dilarutkan dalam air terdissosiasi melepaskan ion hidrogen (H+ )“. Basa menurut Arrhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida OH- . Sifat-sifat larutan asam dalam air disebabkan oleh ion H+ dan sifat larutan basa oleh ion OH- . Natrium hidroksida jelas suatu basa. Ammonia (NH3) walaupun tidak 47 mengandung hidroksida dalam rumusnya, namun bila dilarutkan dalam air menghasilkan hidroksida. Kelarutan HCl (gas) dalam air tinggi, karena dalam air menghasilkan ion-ion H+ terhidrat dan ion Cl- .

 HCl(g) + H2O Æ H+ (aq) + Cl- (aq)

NaOH merupakan suatu senyawa ionik yang bila dilarutkan dalam air terdisosiasi menjadi Na+ dan OH- . H2O NaOH(s) Æ Na+ (aq) + OH- (aq)

 Bila asam dan basa Arrhenius bereaksi dalam reaksi netralisasi menghasilkan garam dan air. Beberapa asam Arrhenius adalah HCl, HNO3, dan HCN, sedangkan basanya adalah NaOH, KOH, dan Ba(OH)2.

 HCl (aq) + NaOH (aq) Æ NaCl (aq) + H2O (ℓ)

 2 HNO3 (aq) + Fe(OH)2 (s) Æ Fe(NO3)2 (aq) + 2 H2O (ℓ)

Konsep Arrhenius terbatas pada larutan air karena didasarkan pada ion-ion H+ dan OH- yang berasal dari air. Konsep asam basa yang lebih umum perlu dikembangkan untuk dapat digunakan dengan pelarut lain.

AUTOIONISASI AIR DAN pH

 Autoionisasi Air Air merupakan suatu pelarut yang unik. Salah satu sifatnya yang spesial adalah kemampuannya berperan baik sebagai suatu asam atau basa. Air berfungsi sebagai suatu basa dalam reaksinya dengan asam seperti HCl dan CH3COOH, dan berfungsi sebagai asam dalam reaksinya dengan basa, seperti NH3. Air merupakan elektrolit yang sangat lemah dan karena itu merupakan penghantar listrik yang buruk serta mengalami ionisasi sedikit.

 Ion-ion terhidrasi dalam air akibat atraksi antara ion dan molekul air yang polar. Karena itu ion-ion dalam larutan air dituliskan sebagai Na+ (aq) dan Cl- (aq) kecuali ion hidrogen, H+ , yang sering dituliskan sebagai H3O+ (aq) yang menggambarkan ion hidrogen terhidrat dalam larutan air dan disebut ion hidronium.

 Pada kenyataannya dua molekul air dapat berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida melalui transfer proton dari satu molekul air 48 ke molekul air lainnya. Reaksi autoionisasi air menghasilkan konsentrasi ion-ion H3O+ dan OH- yang sangat rendah walaupun dalam air murni. Autoionisasi air ini menjadi landasan konsep sifat asam basa dalam air.

 2 H2O (aq) + H2O (aq) ' H3O+ (aq) + OH- (aq) 

2. KONSEP ASAM BASA BRONSTED – LOWRY

 Konsep baru tentang sifat asam dan basa disarankan oleh J.N Bronsted dan T. Lowry pada 1923. Asam Bronsted – Lowry didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan/donor proton dan basa Bronsted - Lowry adalah suatu zat yang dapat menerima/aseptor proton. Basa konjugasi dari suatu asam adalah spesi yang ada bila satu proton diambil dari suatu asam. Asam dapat berupa molekul-molekul netral, seperti asam nitrat, maupun sebagai kation atau anion :

 HNO3 (aq) + H2O (ℓ) Æ NO3 - (aq) + H3O+ (aq)

Asam                   basa konjugasi

 NH4 + (aq) + H2O (l) Æ NH3 (aq) + H3O+ (aq)

Asam                   basa konjugasi

H2PO4 - (aq) + H2O (l) Æ HPO4 2- (aq) + H3O+ (aq)

 Asam                  basa konjugasi

Sebaliknya, asam konjugasi dihasilkan dari penambahan proton pada suatu basa Bronsted - Lowry. Basa dapat berupa molekul-molekul netral, seperti amonia, maupun sebagai kation atau anion :

NH3 (aq) + H2O (ℓ) Æ NH4 + (aq) + OH- (aq)

Basa                     asam konjugasi

51 CO3 2- (aq) + H2O (ℓ) Æ HCO3 - (aq) + OH- (aq)

Basa                     asam konjugasi

PO4 3- (aq) + H2O (ℓ) Æ HPO4 2- (aq) + OH- (aq)

Basa                    asam konjugasi

 Asam dan basa Bronsted - Lowry merupakan konsep pasangan asam-basa, yang didefinisikan sebagai suatu asam dengan basa konjugasinya atau suatu basa dengan asam konjugasinya. Setiap asam Bronsted - Lowry mempunyai basa konjugasi dan setiap basa Bronsted - Lowry mempunyai asam konjugasi. Misalnya ion klorida (Cl- ) adalah basa konjugasi yang dibentuk dari asam HCl, dan H2O adalah basa konjugasi dari asam H3O+ . Reaksi asam – basa Bronsted – Lowry berlangsung melalui pembentukan basa dan asam konjugasinya.

asam1 + basa2 ' basa1 + asam2

Asam-asam seperti HF, HCl, dan CH3COOH (asam asetat) semua dapat memberikan satu proton dan disebut asam monoprotik. Asam-asam lain yang dapat memberikan dua atau lebih proton disebut asam-asam poliprotik, misalnya H2SO4 dan H3PO4. Seperti halnya asam-asam yang dapat memberikan lebih dari satu proton, basa-basa poliprotik dapat menerima lebih dari satu proton. Anion dari asam-asam poliprotik adalah basa-basa poliprotik misalnya SO4 2- , PO4 3- , CO3 2- , dan C2O4 2-. Contoh sifat ini digambarkan oleh ion karbonat :

 CO3 2- (aq) + H2O >> HCO3 - (aq) + OH- (aq)

HCO3 - (aq) + H2O >> H2CO3 (aq) + OH- (aq)

Kekuatan Relatif Asam dan Basa

 Kekuatan asam ditentukan oleh sejauh mana molekul-molekulnya mengalami ionisasi. Misalnya kita mempunyai 2 larutan air yang mengandung asam Bronsted – Lowry HA dan HB dengan konsentrasi dan temperatur yang sama:

HA (aq) + H2O(ℓ) ' H3O+ (aq) + A- (aq)

 HB (aq) + H2O(ℓ) ' H3O+ (aq) + B- (aq)

  Misalkan HA lebih mudah mentransfer proton ke air (yang berperan sebagai basa Bronsted – Lowry) dari pada HB, jadi ionisasi HA lebih besar dari HB. Pada kesetimbangan, larutan yang mengandung HA mempunyai konsentrasi ion H3O+ yang lebih tinggi dan pH yang lebih rendah daripada larutan yang mengandung HB. Jadi HA asam yang lebih kuat daripada HB. Dalam air beberapa asam merupakan donor proton yang lebih baik daripada yang lainnya, dan beberapa basa merupakan aseptor proton yang lebih baik dari yang lainnya. Sebagai contoh, larutan HCl encer terdiri dari sejumlah besar ion-ion H3O+ (aq) dan Cl- (aq) ; asam ini hampir 100% mengion, sehingga dikelompokkan sebagai asam Bronsted – Lowry kuat. :

HCl (aq) + H2O(ℓ) → H3O+ (aq) + Cl- (aq)

 Ini berarti 0,1 M larutan HCl sebenarnya terdiri dari 0,1 M H3O+ dan 0,1 M Cl- . Sebaliknya, hanya sejumlah kecil asam asetat mengion, karena itu dikelompokkan sebagai asam Bronsted – Lowry lemah.

 CH3COOH (aq) + H2O(ℓ) ' H3O+ (aq) + CH3COO- (aq)

 Larutan 0,1 M CH3COOH dalam air hanya menghasilkan 0,001 M H3O+ (aq) dan 0,001 M CH3COO- . Sekitar 99% asam asetat tidak mengion.

Sebagian besar asam mengion dalam jumlah yang sangat terbatas. Asam-asam ini dikelompokkan sebagai asam lemah. Pada kesetimbangan, larutan asam-asam lemah dalam air mengandung campuran dari molekul-molekul yang tidak mengion, ion H3O+ , dan basa konjugasi. Contoh asam lemah adalah HF, CH3COOH dan ion ammonium (NH4 + ). Dalam kelompok ini, kekuatan asam bervariasi bergantung pada perbedaan ionisasinya. Terbatasnya ionisasi asam lemah, berhubungan dengan nilai tetapan kesetimbangan ionisasinya.

 Hal-hal yang berlaku untuk asam, berlaku pula untuk basa. Hidroksida dari logamlogam alkali dan alkali tanah seperti NaOH, KOH dan Ba(OH)2 merupakan basa kuat. Zat-zat tersebut merupakan elektrolit kuat yang terionisasi sempurna dalam air:

NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH- (aq)

 KOH (aq) → K+ (aq) + OH- (aq)

 Ba (OH)2 → Ba2+ (aq) + 2 OH- (aq)

 Sebaliknya, amonia adalah basa lemah, ionisasinya dalam air hanya sedikit, sehingga pada kesetimbangan terdapat campuran NH3 yang tidak mengion, ion-ion NH4 + , dan OH- . Hal yang sama juga ditunjukkan oleh ion karbonat.

 NH3 (aq) + H2O (ℓ) ' NH4 + (aq) + OH- (aq)

 CO3 2- (aq) + H2O (ℓ) ' HCO3 - (aq) + OH- (aq)

 Dalam model Bronsted – Lowry, suatu asam mendonorkan proton dan menghasilkan basa konjugasi. Model ini menunjukkan bahwa makin kuat suatu asam, basa konjugasinya makin lemah.

 Asam HCl, misalnya, suatu asam kuat karena mempunyai kecenderungan kuat untuk mendonasikan satu proton ke air menghasilkan basa konjugasi Cl- . Dalam reaksi ini air berperan sebagai basa dan menerima proton dari HCl untuk menghasilkan H3O+ , asam konjugasi dari air. Reaksi hampir seluruhnya berlangsung ke kanan dan dalam larutan pada kesetimbangan tidak terdapat molekul-molekul HCl.

Pasangan konjugasi

HCl (aq)   +   H2O (ℓ)   =   H3O+ (aq)   +   Cl- (aq)

Asam yang lebih kuat dari H3O+   Basa yang lebih kuat daripada Cl   Asam yang lebih lemah daripada HCl Basa yang lebih lemah dari H2O

Pasangan konjugasi

Dari kedua asam, HCl dan H3O+ , HCl mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk mendonasikan proton. Dari kedua basa, H2O dan Cl- , air merupakan basa yang lebih kuat untuk menerima proton dan karena itu kesetimbangan berada jauh ke kanan.

 Asam asetat, asam lemah yang terionisasi sangat sedikit di dalam air. Jadi larutan asam asetat dalam air mempunyai 2 asam (CH3COOH dan H3O+ ) dan ion hidronium merupakan asam yang lebih kuat. Dari kedua basa (H2O dan ion asetat, CH3COO- ), ion asetat yang lebih kuat. Dalam kesetimbangan, larutan mengandung sebagian besar asam asetat dengan hanya sedikit konsentrasi ion asetat dan ion hidronium. Hal ini menggambarkan bahwa kesetimbangan lebih mengarah kepada pembentukan asam dan basa lemah.

Pasangan konjugasi

CH3COOH (aq)   +   H2O (ℓ) ' H3O+ (aq)   +   CH3COO- (aq)

Asam yang lebih Basa yang lebih Asam yang lebih Basa yang lebih lemah dari H3O+   lemah dari CH3COO-    kuat dari CH3COOH kuat dari H2O

Pasangan konjugasi

 Kedua contoh tersebut menggambarkan tingkatan relatif dari reaksi asam-basa, suatu prinsip yang penting dalam teori asam-basa. Semua reaksi transfer proton berlangsung dari pasangan asam-basa yang lebih kuat ke pasangan asam-basa yang lebih lemah.

Penekanan konsep Bronsted – Lowry pada perpindahan proton, dengan demikian konsep ini juga dapat digunakan untuk reaksi yang tidak berlangsung dalam larutan air. Pada reaksi antara HCl dan NH3 dalam fase gas misalnya, terjadi transfer proton dari asam HCl ke basa NH3.

HCl (g) + NH3 (g) >> NH4 + Cl-

Untuk membandingkan hubungan antara definisi asam – basa menurut Arrhenius dan Bronsted – Lowry, dapat digunakan kesetimbangan larutan ammonia dalam air :

NH3 (aq) + H2O (l) ↔ NH4 + (aq) + OH- (aq)

Amonia selain merupakan basa Arrhenius karena menghasilkan ion OH- dalam air, juga merupakan basa Bronsted – Lowry karena menerima proton dari air (H2O). Molekul H2O berperan sebagai asam Bronsted – Lowry karena memberikan proton ke molekul NH3. Asam dan basa selalu bekerjasama untuk perpindahan proton, dengan kata lain suatu zat berfungsi sebagai asam jika ada zat lain yang berperan sebagai basa. Untuk menjadi asam Bronsted – Lowry, suatu molekul atau ion harus mempunyai ion hidrogen yang dapat dileaskan sebagai ion H+ . Untuk menjadi basa Bronsted – Lowry, suatu molekul atau ion harus mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk mengikat ion NH4 +

Alat Pengajaran :




Asam Kuat

Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut: HA(aq) → H+ (aq) + A-(aq)

[H+] = a.[HA] atau [H+] = a.M

Dimana: a = valensi asam; M = konsentrasi asam.

Asam Lemah

Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.

HA(aq)  H+(aq) + A-(aq)

Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A-], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:

Dimana:  Ka = tetapan ionisasi asam.

Konsentrasi ion H asam lemah juga dapat dihitung jika derajat ionisasinya (α) diketahui: 

[H+] = [HA] × α

Basa Kuat

Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut:

B(OH) (aq) → B+ (aq) + OH–(aq)

[OH–] = a.[B(OH)] atau [OH-] = a.M

Dimana: a = valensi basa; M = konsentrasi basa.

Basa Lemah

Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.

B(OH) (aq) → B+ (aq) + OH–(aq)



Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin kuat basa.

Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [B+] = [OH–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:


Dimana:  Kb = tetapan ionisasi basa.

Konsentrasi ion H asam lemah juga dapat dihitung jika derajat ionisasinya (α) diketahui:

[OH-] = [B(OH)] × α

Contoh Soal

Tentukan konsentrasi ion H+ dalam masing-masing larutan berikut:

H2SO4 0,02 M

CH3COOH 0,05 M jika derajat ionisasinya (α) = 1%

H2SO3 0,001 M jika Ka = 1 x 10-5

Penyelesaian:

H2SO4 adalah asam kuat. Reaksinya: H2SO4 (aq) ⇔ 2H+(aq) + SO4-(aq), dengan jumlah valensi H+ = 2, konsentrasi = 0,02 M, maka:

[H+] = a.M

[H+] = 2 × 0,02

[H+] = 0,04 M

Jadi konsentrasi ion H+ dalam larutan H2SO4 adalah 0,04 M

CH3COOH adalah asam lemah dengan derajat ionisasinya (α) = 1%, dengan konsentrasi 0,05 M. Reaksinya: CH3COOH (aq) ⇔ H+(aq) + CH3COO-(aq), maka:

[H+] = [HA] × α

[H+] = 0,05 × 1%

[H+] = 0,05 × 0,01

[H+] = 0,0005 M atau 5 × 10-4 M

Jadi konsentrasi H+ dalam larutan CH3COOH = 0,005 M atau 5x10-4 M

H2SO3 adalah asam lemah dengan Ka = 1 x 10-5  dan konsentrasi = 0,001 M. Reaksinya: H2SO3 (aq) ⇔ 2H+(aq) + SO32- (aq), maka:

[H+] = √(Ka × [HA])

[H+] = √(1 ×10-5 × 0,001)

[H+] = √(10-5 × 10-3)

[H+] = 10-4 M

Jadi konsentrasi H+ dalam larutan H2SO3 adalah 10-4 M atau 0,0001 M

DAFTAR PUSTAKA

Harjadi. 1999. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT.Gramedia.

Hervey, David. 1956. Modern Analytical Chemistry. United State Of Amerika: Internasional Edution.

Ibnu, Trianto Badar Al- Tabany. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontektual. Jakarta: Prenamedia Group.

Ibrahim, Sanusi, Marham Sitorus. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Orgnik. Yogyakarta: Graha Ilmu.


 

 

 

 


Selasa, 07 November 2023

KEKUATAN ZAT PADAT

KEKUATAN ZAT PADAT

@Z16-Rizky Aprilia Sudrajat

ABSTRAK

    Sifat benda padat yang paling jelas adalah memiliki bentuk dan ukuran yang tetap sebelum akhirnya diberi tindakan untuk melakukan perubahan. Benda padat juga memiliki daya tarik antara molekul yang sangat kuat sehingga bentuk benda padat ini bisa memiliki volume yang tetap dengan kerapatan molekul yang besar.

    Pengertian zat padat yaitu sebuah materi yang mempunyai bentuk dan juga volume ataupun ruang yang ditempati zat padat, cair, dan juga gas tertentu. Ada dua cara utama partikel zat padat dapat tersusun yaitu dalam barus teratur yang rapi di dalam susunan yang tidak menentu. Dimana zat padat yang partikelnya tersusun di dalam baris teratur dan rapi biasanya disebut dengan kristal. Contoh dari kristal yaitu antara lain intan, logam, es, dan juga kristal garam.

Sementara zat padat yang partikelnya tidak tersusun secara teratur atau rapi biasanya disebut dengan amorf. Zat padat amorf umumnya mempunyai tekstur mengkilap dan juga elastis. Contoh dari zat padat amorf antara lain kaca, lilin, plastik, dan juga karet. Karena partikel yang tersusun di dalamnya sangat dekat dan menyatu, zat padat tidak bisa dimampatkan dengan mudah dan juga tidak dapat dikecilkan dengan cara menekannya. Di dalam zat padat, partikel individu tidak bergerak dengan cepat untuk mengalahkan gaya tarik menarik antar partikel. Yang mana partikel tersebut bergetar tapi terikat rapat di tempatnya.

Kata kunci : Zat Padat

Pendahuluan

    Benda padat adalah bentuk wujud benda yang memiliki wujud padat dengan massa dan menempati sebuah ruang atau berada pada volume tertentu. Sifat benda padat yang paling jelas adalah memiliki bentuk dan ukuran yang tetap sebelum akhirnya diberi tindakan untuk melakukan perubahan. Benda padat juga memiliki daya tarik antara molekul yang sangat kuat sehingga bentuk benda padat ini bisa memiliki volume yang tetap dengan kerapatan molekul yang besar. 

Jika benda padat dimasukan pada sebuah wadah atau tempat. Maka bentuknya akan tetap seperti semula tidak mengikuti bentuk wadahnya, kecuali jika diberi energi atau kalor untuk terjadi perubahan, baik menjadi cair atau gas. Hal ini tentu sangat berbeda dengan sifat benda cair dan gas yang wujudnya akan mengikuti bentuk wadahnya  jika diletakan pada wadah tertentu. 

Rumusan Masalah

1. Apa itu Zat Padat?

2. Sebutkan Ciri-ciri, Sifat serta Perubahan pada Zat Padat?

Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Zat Padat

2. Agar Mengetahui Ciri-ciri, Sifat serta Perubahan Pada Zat Padat

Pembahasan

    Zat padat adalah zat atau benda yang memiliki bentuk dan volume yang tetap, kokoh, dan mudah ditempa. Selain itu zat padat mampu dalam menyerap panas.

Benda padat memiliki sifat bentuk dan ukuran yang selalu tetap. Selain itu, daya tarik antar molekulnya sangat kuat sehingga benda padat memiliki volume yang tetap dan molekul yang rapat.Ketika benda padat dimasukkan ke suatu tempat, bentuknya akan tetap, tidak mengikuti bentuk wadah. Berbeda dengan benda cair dan gas yang apabila dimasukkan ke dalam sebuah wadah, maka bentuknya akan mengikuti wadah tersebut.

Ada dua cara utama penyusunan partikel padat,yaitu dalam barisan yang tersusun rapi atau dalam susunan yang tidak beraturan. Zat padat yang partikelnya tersusun rapi disebut kristal. Contoh umum kristal adalah sebagian besar logam,berlian,es dan kristal garam. Zat padat yang partikelnya tidak tesusun disebut amorf. Padatan amorf biasanya memiliki tekstur mengkilap atau elastis. Contoh umum padatan amorf adalah lilin,kaca,karet dan plastik. Karena partikel-partikel tersusun berdekatan padatan tidak dapat dikompresi dengan mudah. Padatan tidak dapat diminimalkan dengan menekannya.

Zat padat dapat dibedakan menjadi:

kristal yaitu bila atom atau molekul penyusun tersusun dalam bentuk pengulangan kontinu untuk rentang yang panjang, terbentuk dari larutan lelehan,uap atau gabungan dari ketiganya.

Kristal dapat terbentuk dalam:

Kristal tunggal

Polikristal

Mikrikristal

Nanokristal

Amorf yaitu zat padat yang tidak memiliki bentuk penguapan keteraturan jangkauan keteraturan atom biasanya sampai tetangga kedua.

SIFAT BENDA PADAT

    Dari pengertian benda padat di atas, maka sudah tampak jelas beberapa sifat benda padat yang bisa menjadi karakteristik wujud padat tersebut. Berikut ini beberapa  sifat benda yang perlu Grameds ketahui untuk mengenali dan benda padat:  

1. Bentuknya Tetap

    Sifat benda padat yang paling tampak adalah bentuknya yang selalu tetap dalam kondisi tertentu, baik dalam wadahnya atau di ruangan terbuka. Bentuk benda padat yang tetap dipengaruhi dengan kerapatan molekul yang dikandungnya sehingga mampu bertahan dalam kondisi tertentu untuk mempertahankan bentuknya tetap. Bentuknya yang padat juga memerlukan cara atau proses tertentu untuk mengubahnya. 

Artinya benda padat sulit mengalami perubahan secara alami untuk beberapa bahan padat tertentu, seperti plastic, kayu, besi, logam, dan sebagainya. Untuk merubahnya perlu energi panas atau kalor untuk merubah bentuk atau wujudnya. Namun ada pula benda padat yang mudah yang mudah berubah seperti es batu.  

2. Volume Tetap

    Selain bentuknya yang tetap, benda padat juga memiliki sifat yang volumenya tetap. Hal ini dipengaruhi karena bentuknya yang tetap sehingga massanya pun cenderung tetap, sehingga volume benda padat tidak mudah berubah dalam kondisi tertentu. Volume benda padat akan tetap sama jika dipindahkan dari satu wadah ke wadah lainnya. Untuk merubah volume benda padat memerlukan cara dan proses perubahan bentuk atau wujud agar bisa mengurangi atau menambah volumenya. Hasil perubahan menjadi benda padat juga akan menentukan volume benda yang tetap. 

3. Dapat Diubah Bentuknya Dengan Cara Tertentu

    Sama seperti sifat benda lainnya, benda padat juga bisa mengalami perubahan bentuk dan wujud lainnya, yakni benda cair atau gas. Meskipun bentuk dan volumenya yang cenderung tetap namun benda padat dapat mengalami perubahan bentuk dan wujud dengan cara tertentu. Seperti Mencair dan menyublim yang bisa merubah bentuk dan wujud benda padat dengan beberapa gejala, yakni perubahan warna dan bau.

Berubahnya benda padat dapat mengalami proses atau cara yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan waktu dan alat-alat tertentu. Misalnya untuk merubah kayu menjadi kertas, kursi, lemari, meja, dan sebagainya membutuhkan waktu dan cara tertentu. Namun ada perubahan benda padat yang bisa merubah dengan mudah, misalnya mencairkan es batu atau meletakkan kapur barus di ruangan terbuka, maka benda padat tersebut akan berubah lama-kelamaan. 

4. Mempunyai Massa

    Setiap bentuk atau wujud benda pasti memiliki masa, termasuk benda padat yang juga memiliki sifat massa. Massa inilah yang kemudian akan mempengaruhi berbagai gejala benda padat tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya saat terjadi perubahan wujud atau bentuk benda padat maka massa benda tersebut akan berubah. Bukti benda padat memiliki massa bisa dibuktikan jika membawa atau memegang benda padat, ada yang ringan dan ada pula yang berat. 

Jika  merasakan hal tersebut, berarti benda padat tersebut memiliki massa. Massa pada benda padat biasanya diukur dengan gram, kilogram, dan seterusnya, seperti batu, kayu, logam, besi, tanah, pasir, dan sebagainya. 

5. Tidak Dapat Dimampatkan

    Ada beberapa benda padat yang tidak bisa dimampatkan. Artinya benda padat tersebut sulit untuk ditekan karena memiliki kepadatan atau kerapatan molekul. Beberapa benda padat tidak memiliki rongga sehingga sulit untuk dimampatkan, seperti batu, besi, kayu, atau plastik. Meskipun ada benda padat yang bersifat lebih lunak, namun benda padat banyak memiliki sifat yang keras dan susah ditekan atau dimampatkan. Jadi wajar saja jika benda padat memiliki bentuk dan volume yang tetap karena sifat benda yang juga sulit untuk dimampatkan. 

6. Tidak Dapat mengalir

    Benda padat tidak mengalir seperti benda cair yang bisa mengalir. Itu artinya benda padat juga tidak mudah merambat dengan mudah. Benda padat tidak bisa mengalir karena memiliki bentuk dan volume yang tetap. Hal tersebut dapat berpengaruh pada proses terjadinya aliran karena mengalir adalah proses yang merubah bentuk dan volume sebuah benda, yakni akan cenderung mengikuti wadahnya seperti air atau cairan lainnya. 

CIRI-CIRI BENDA PADAT

    Berdasarkan sifat benda padat di atas, bisa mengenalnya dari ciri-ciri wujud benda padat yang mungkin banyak dijumpai dalam kehidupan sehari. Berikut ini rangkuman ciri-ciri wujud benda padat yang perlu diketahui: 

Bentuk benda padat tidak akan berubah meskipun dipindah-pindahkan dari wadah satu ke wadah yang lain

Ukuran benda padat tidak akan berubah meskipun dipindah-pindah dari wadah satu ke wadah yang lain

Volumenya tetap dalam kondisi tertentu secara konsisten

Massa jenis atau kerapatan benda padat relatif tinggi 

PERUBAHAN BENDA PADAT

    Sama halnya dengan wujud benda lainnya, wujud benda padat juga bisa mengalami perubahan meskipun bentuk atau volumenya selalu tetap. Perubahan pada benda padat dapat berupa perubahan bentuk dan wujud yang bisa diikuti dengan perubahan warna dan bau dari benda padat tersebut. Jadi dalam perubahan bentuk dan wujud pasti akan diikuti dengan perubahan warna dan bau pada benda padat tersebut. 

Perubahan wujud benda padat juga bisa terjadi secara alami atau perubahan fisika dan kimia. Perubahan pada benda padat kemudian bisa kita kenali dari proses perubahannya, seperti mencair, menyumblim, atau membeku yang membutuhkan energi atau kalor dalam proses perubahannya. Berikut ini penjelasan tentang perubahan pada benda padat beserta contoh perubahannya yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari: 

1. Perubahan Pada Bentuk

    Perubahan bentuk adalah perubahan benda padat menjadi benda padat lainnya yang berbeda bentuknya. Perubahan bentuk pada benda padat menjadi benda padat lainnya tetap memerlukan cara khusus untuk merubahnya dan akan merubah struktur molekul pada benda padat itu pula. Jadi perubahan bentuk pada benda padat dapat terjadi secara perubahan fisika sekaligus perubahan kimia yang bisa mengganti unsur kimia yang ada pada benda padat tersebut. 

Perubahan bentuk benda padat secara kimia tidak dapat mengembalikan wujud asli benda padat tersebut sebelum terjadi perubahan. Berikut ini contoh benda padat yang mengalami perubahan bentuk: 

Plastik termasuk dalam benda padat karena memiliki massa jenis atau kerapatan molekul yang tinggi dan memiliki sifat yang lentur, sedikit kuat, dan licin. Jika plastic mengalami proses pemanasan, maka benda ini dapat berubah menjadi bentuk benda yang beragam, seperti ember, baskom, kursi, meja, lemari, piring, gelas, dan berbagai benda bahan plastis lainnya. Bahan plastic dianggap menjadi bahan yang mudah ditemukan dan harganya yang murah, itulah sebabnya kita mudah menemukan benda padat berbahan plastik. Dalam perubahan bentuk ini tidak terjadi perubahan kimia karena unsur kimia pada plastic masih sama namun hanya bentuknya saja yang berbeda, yakni ada yang bertambah dan ada pula yang berkurang.

Kertas termasuk dalam bentuk benda padat yang merupakan hasil perubahan benda padat, yakni kayu yang dimasak menjadi bubur kertas atau pulp. Bahan kertas tersebut kemudian akan mengalami beberapa proses penyaringan sampai terbentuklah kertas yang bisa kita gunakan untuk menulis. 

2. Perubahan Pada Wujud

    Perubahan wujud adalah perubahan pada benda padat yang tidak hanya bentuknya saja yang berbeda melainkan wujudnya juga berubah. Perubahan wujud berapa berubahnya benda yang awal wujudnya padat menejdia wujud lain, yakni wujud cair atau gas. Perubahan wujud pada benda cair dapat mengalami proses perubahan fisika yang bisa dikembalikan menjadi wujud asalnya atau perubahan kimia yang terjadi perubahan pada unsur kimianya, sehingga tidak bisa dikembalikan menjadi wujud semula. 

Berikut ini contoh benda padat yang mengalami perubahan wujud yang perlu diketahui: 

Es Batu adalah benda padat yang kemudian memiliki sifat benda yang cepat berubah. Benda ini memiliki massa jenis dan ukuran benda yang tetap dalam kondisi tertentu, namun jika terkena energi atau kalor akan sangat mudah mengalami perubahan.  bisa mengamati perubahan wujud es batu menjadi wujud cair dengan proses perubahan yakni mencair jika dibiarkan begitu saja di suhu ruangan yang mengandung energi panas. Es batu tersebut akan berubah wujud menjadi air yang memiliki sifat yang berbeda dengan benda padat sebelumnya, yakni benda cair yang akan mengikuti bentuk wadahnya dan tidak memiliki massa dan volume yang tetap. Meskipun demikian, perubahan es batu menjadi air adalah perubahan fisika, tidak mengalami perubahan kimia karena tidak berubah unsur kimianya, hanya berubah wujudnya saja.

Margarin termasuk dalam benda padat meskipun memiliki bentuk yang lebih lunak. Benda ini jika mengalami proses pemanasan maka akan berubah wujud menjadi lebih cair. Margarin yang sudah dicairkan mengalami perubahan wujud namun tidak mengalami perubahan pada unsur kimianya, sehingga masuk dalam perubahan fisika. Unsur pembentuk benda padat tersebut masih sama ketika sudah berubah wujud menjadi cair. 

Kapur barus termasuk dalam benda padat yang bisa mengalami perubahan wujud jika diletakan di ruang terbuka maka semakin lama akan habis. Kapur barus itu bukan hilang namun mengalami perubahan wujud dari benda padat menjadi gas karena menyublim ke udara. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya perubahan tekanan, dan suhu udara yang bisa membuat wujud kapur barus menjadi berubah. Sifat benda padat kapur barus ini juga akan berubah menjadi benda gas yang akan mengikuti bentuk wadah atau pengaruh udara dalam sebuah ruangan tertentu. Perubahan yang terjadi pada kapur barus adalah perubahan kimia karena terjadi perubahan pada unsur kimia kapur barus yang bercampur dengan udara menjadi gas.

CONTOH BENDA PADAT

    Melihat perubahan pada benda di atas, pasti bisa menemukan banyak contoh-contoh benda pada di lingkungan sekitar. Kita bahkan sulit lepas dari benda padat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, baik berupa alat, makanan, dan sebagainya. Berikut ini contoh-contoh benda padat yang bisa ditemukan di kehidupan sehari, baik benda padat alami atau yang telah mengalami perubahan bentuk dan wujud: 

Bentuk genting yang biasa digunakan untuk atap rumah

Batu bata untuk membangun tembok rumah atau bangunan

Kasur dari kumpulan kapas atau busa yang biasa digunakan untuk tempat tidur 

Material bentuk sapu yang digunakan untuk membersihkan ruangan

Meja dari material kayu, semen, atau keramik yang digunakan untuk meletakkan berbagai hal

Lemari dari kayu atau besi yang digunakan untuk menyimpan pakaian atau benda- benda tertentu

Panci dari aluminium atau logam yang digunakan untuk memasak air atau alat untuk memasak

Kompor dari besi atau logam yang digunakan untuk memasak

Gelas dari kaca, alumunium, atau keramik yang digunakan untuk tempat minum

Piring dari kaca, keramik, besi atau alumunium yang digunakan untuk tempat makanan

Batu alami yang ada di sungai atau bisa berubah menjadi pasir

Kayu yang bisa berubah menjadi berbagai macam benda padat atau bahan bangunan yang kokoh dan kuat

Logam yang bisa dijadikan banyak bahan benda padat seperti sendok, garpu, plakat, dan benda padat lainnya. 

 Soal

Apa yang istimewa dari Zat Padat?

Jawaban

Bentuknya Terjaga.

padat memiliki partikel – partikel yang tersusun rapat dan teratur sehingga antar partikel memiliki ikatan yang sangat kuat. Kerapatan partikel yang dimiliki zat padat membuat partikel – partikel pada benda padat tidak dapat bergerak dengan bebas. Karena kondisi partikel zat padat yang demikian membuat benda padat memiliki bentuk berupa padatan.

DAFTAR PUSTAKA

    Dwi Fefiana K. (2010). Struktur dan Komposisi Kimia Lapisan Tipis Cadmium Selenide (CdSe) Hasil Preparasi dengan Teknik Close Spaced Vapour Transport (CSVT). Skripsi. Yogyakarta: Universitaas Negeri Yogyakarta.

    Edi Istiyono. (2000). Fisika Zat Padat I. Diktat Kuliah, Tidak diterbitkan, Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

    Eko Robert S. (2012). Penentuan Struktur Kristal dan Komposisi Kimia bahan Semikonduktor PbTe Hasil Preparasi dengan Metode Bridgman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

    Heini Saloniemi. (2000). Electrodeposition of Pb, PbSe and PbTe Thin Films. Departement of Chemistry: Faculty of Science University of Helsinki