.

Tampilkan postingan dengan label @E01-Faldy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @E01-Faldy. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Desember 2017

METHOD AND GREEN MANUFACTURING



Green manufacturing adalah suatu proses produksi yang menggunakan input dengan dampak lingkungan yang relatif rendah, sangat efisien dan menghasilkan sedikit bahkan tidak ada limbah atau polusi ( Soedarmadji et.al, 2015 ).

Green manufacturing juga mengarahkan untuk mendesain sistem manufaktur yang ramah lingkungan dengan cara mengubah pengelolaan bahan baku, penggunaan energy, proses produksi dan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan ( Deif, 2011 ).

Menurut soedarmadji et.al (2015), penerapan konsep green manufacturing pada botol minuman kemasan plastik harus melewati 4 tahap sebagai berikut :
1.      Pewarnaan
2.      Persiapan pembersihan
3.      Perbaikan ramah lingkungan
4.      Kondisi ramah lingkungan

Pada kasus lain Astuti et.al (2004), mengevaluasi produk lampu dengan menggunakan metode green quality function deployment . Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu alat untuk mendesain dan mengembangkan produk baru yang mampu mengintegrasikan kualitas ke dalam desain, memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen yang diterjemahkan ke dalam technical responses. Green QFD pada produk lampu memikirkan atribut yang bersangkutan dengan dampak terhadap kesehatan manusia, dampak terhadap kelangsungan hidup ekosistem, dan dampak terhadap lingkungan fisik.

Dalam perspektif yang lebih luas di negara indonesia, diharapkan akan adanya kesadaran akan pola pikir menuju green growth untuk beralih pada pola pikir grow first, clean up later.

Green growth mengacu pada pola pikir yang mengusahakan keseimbangan yang harmonis antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan. Sehingga, pola pikir grow first, clean up later yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi, namun mengabaikan pada kepedulian pada lingkungan,. Hal tersebut didasari pada pola pikir dan tindakan yang nyata, untuk mencapai tidak hanya pertumbuhan ekonomi, tapi pada lingkungan yang berkelanjutan, terutama untuk menjamin kemampuan lingkungan untuk kepentingan generasi mendatang ( Chung & Quah, 2010 ).

Contoh green industri yang harus dimiliki setiap perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia harus memiliki pengolahan limbahnya sendiri agar dapat dibuang kepada saluran pembuangan limbah. Pada perusahaan otomotif di bilangan jakarta sudah menerapkan cara tersebut. Limbah cair yang dihasilkan diproses agar tidak mencemari lingkungan untuk indikator apakah limbah cair tersebut sudah aman atau belum dapat dibuktikan dengan limbah yang sudah diproses ditampung didalam kolam yang berisikan ikan untuk indikator kesehatan kadar air.


DAFTAR PUSTAKA :


Astuti, S.P., Ciptomulyono, U., Suef, M., 2004. Evaluasi Konsep Produk dengan Pendekatan Green Quality Function Deployment II, Jurnal Teknik Industri, Vol. 6 No. 2.
Chung, R.K., & Quah, E., 2010. Pursuing green growth in Asia and the Pacific. Singapore : Cengage Learning Asia.
Deif, A.M., 2011. A System Model for Green Maufacturing, Journal Advances in Production Engineering & Management. ISSN 1854-6250.
Soebandrija, K.E.N., 2011. Persepsi Green Industry di Indonesia: Kondisi Sekarang, Tantangan dan Pola Pikir Baru, Jurnal Teknik Industri Universitas BINUS, Vol. 12 No. 1.

Soedarmadji, W., Surachman., Siswanto, E., 2015. Penerapan Konsep Green Manufacturing pada Botol Minuman Kemasan Plastik,  Jurnal Fakultas Teknik Mesin Universitas Brawijaya, Vol. 3 No.2.

Rabu, 22 November 2017

ARSENIK, SI PEMBUNUH !!!


Arsen (As) adalah elemen yang tersebar luas dimana-mana dengan sifat seperti mineral. Senyawa arsen sangat kompleks dan berbeda antara arsen bentuk organik dan anorganik (Sukar, 2003).

Arsen anorganik dihasilkan dari sisa pembakaran tembaga dan batu bara, sedangkan arsen organik ditemukan dalam bebatuan yang telah melalui proses biologik biasa ditemukan dalam bebatuan vulkanik dan kehidupan bawah laut.

Doak & Freedmann (1970) telah melakukan review sifat fisik dan kimia senyawa arsenbaik anorganik maupun organik. Arsen dapat menyebabkan dampak kesehatan baik akut, subakut maupun kronis. Dampak lokal maupun sistemik dari arsen meliputi dampak terhadap fungsi reproduksi dan teratogenitas, non karsinogenik, pada pernafasan, kulit hati, sistem kardiovaskular dan sistem syaraf.

Anwar, et.al (2012) melakukan penelitian arsenik pada air tanah merupakan krisis kesehatan masyarakat buyat, dimana penduduk yang terkontaminasi arsenik melalui air minum dari sumur gali yang digunakan untuk minum dapat menimbulkan bebagai lesi kulit. Sebanyak 54 kasus bahwa masyarakat terkena lesi kulit, konsentrasi arsenik dalam air minum sumur gali sekitar 0,01-0,104 mg/L.

Salim, et.al (2013) meneliti kandungan arsenik dalam produk rumput laut, rumput laut diketahui mengandung arsenik karena kemampuannya untuk mengakumulasi arsenik dari lingkungan, konsentrasi arsenik total pada sampel yang dianalisis berkisar antara 0,79 mg/kg sampai 30,14 mg/kg dengan konsentrasi rata-rata 14,39 mg/kg.

Herdianita & Priadi (2008) Menunjukan bahwa air panas secara alami dapat mengandung 2,6 ppm arsenic dan perubahan hidrotermal permukaan dapat berkontribusi hingga 50 ppm arsenic, semakin tinggi klorida, semakin tinggi kandungan arsenic dan air panas.

Kadar arsenik yang tinggi dapat menyebabkan kematian, senyawa arsenik sering digunakan untuk membunuh dikarenakan arsenik tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Arsenik juga dapat dihasilkan dari hail pembakaran kendaraan bermotor.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, E., et.al., 2015, The Effects of Atomic Substitutions (Bismuth, Gallium, Arsenic ) on Electronic and Magnetic Properties of Carbon Nanotubes, Jurnal Matematika & Sains, Vol. 20, No. 1.
Daud, A., et.al., 2012. Relationship Between Drinking Water with Blood Arsenic Level and Skin Lesions Occurrence in Buyat Village North Sulawesi Indonesia, Journal of Environment Bumi Lestari, Vol. 12, No.1.
Herdianita, N.R., Priadi, B., 2008, Arsenic and Mercury Concentrations at Several Geothermal Systems in West Java, Indonesia, Journal of Mathematical and Fundamental Scienes, Vol. 40, No.1
Salim, N., et.al., 2013, Determination of Total Arsenic in Seaweed Product by Neutron Activation Analysis, Jurnal Atom Indonesia, Vol. 39, No. 1.

Sukar., 2003, Sumber dan Terjadinya Arsen di Lingkungan, Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 2 No. 2.

Rabu, 15 November 2017

PENCEMARAN UDARA OLEH SULFUR DIOKSIDA


Dalam kehidupan sehari-hari udara merupakan faktor yang sangat penting, tetapi semakin meningkatnya pembangunan di pusat-pusat kota maka mengakibatkan kualitas udara mengalami perubahan. Pada zaman dahulu udara di pusat-pusat kota adalah bersih, karena dahulu banyak pohon-pohon yang masih segar. Tetapi semenjak adanya pembangunan di pusat-pusat kota maka kondisi udara menjadi kering dan kotor. Pembangunan di pusat-pusat kota serta melonjaknya jumlah kendaraan bermotor, maka mengakibatkan meningkatnya kepadatan di lalulintas sehingga kualitas udara pun semakin memprihatinkan (Soedomo, 2001).

Sulfur oksida terdiri dari sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). Kedua bahan pencemar ini dapat menyebabkan pencemaran udara. Perbedaan keduanya adalah pada sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna, berbau tajam namun tidak terbakar di udara. Sedangkan sulfur trioksida mempunyai struktur komponen yang tidak reaktif. Senyawa kimia dari sulfur dioksida adalah rumus SO2 tersusun dari 1 atom sulfur dan 2 atom oksigen. Zat ini dihasilkan terutama dari letusan gunung berapi dan beberapa proses industri. Bahan bakar minyak juga banyak mengandung unsur sulfur, sehingga pembakarannya dapat menghasilkan SO2 kecuali sulfurnya telah dihilangkan sebelum dilakukan pembakaran.

Sumber utama SO2 adalah 88,3 % dari industri, 7,6 % dari transportasi. Jika dalam sistem filtrasi di industri lebih baik maka akan terjadi penurunan terhadap kepekatan SO2. Efek pencemaran udara yaitu penipisan lapisan ozon, asap, hujan asid dan pemanasan bumi (Desvina, 2012).
Berdasarkan statistik deskriptif yang dipantau di area suka jadi pekanbaru, maka diperoleh hasil bahwa rata-rata data sulfur dioksida adalah 21.643 ug/m3 dengan ukuran sampelnya 108. Nilai minimum kepekatan sulfur dioksida adalah 17.560 ug/m3, sedangkan nilai maksimum kepekatan sulfur dioksida yaitu 36.530 ug/m3 (desvina, 2012).

Sedangkan penelitian yang didapat dari industri makanan yang menggunakan briket sebagai pembakaran, penelitian dilakukan di 4 desa yang berjarak 100 m sampai 150 m dari industri tersebut,hasil yang didapat bahwa responden yang tidak mengalami keluhan saluran pernafasan lebih banyak yaitu 35 responden (60,3%), sedangkan yang mengalami keluhan saluran pernafasan sebanyak 23 orang (39,7%) (Ertika et.al, 2013).

Menurut (Wijiarty et.al, 2016) Konsentrasi sulfur dioksida (SO2) di Terminal Bus Pulogadung Jakarta Timur rata-rata sebesar 133,78 μg/m3 dengan konsentrasi maksimum 164,41 μg/m3 dan minimum 101,72 μg/m3.

Pengaruh utama polutan Sulfur Oksida terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi Sulfur Oksida sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 ppm. Sulfur Oksida dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular. Sulfur dioksida bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker.

Penelitian yang dilakukan oleh (Indrasti et.al, 2005) menemukan cara menghilangkan gas Sulfur Oksida dengan teknik biofilter menggunakan Thiobacillus sp pada media serbuk gergaji, kompos dan tanah.



DAFTAR PUSTAKA :
Desvina, A.P., 2012. PERAMALAN PENCEMARAN UDARA OLEH SULFUR DIOKSIDA DI PEKANBARU DENGAN MODEL AR, Jurnal Sains Teknologi dan Industri, Vol. 9, No. 2.
Ertika, R.F., Naria, E., Ashar, T., 2013. ANALISIS KADAR GAS SULFUR DIOKSIDA (SO2) DI UDARA AMBIEN PADA INDUSTRI MAKANAN RINGAN YANG MENGGUNAKAN BRIKET BATUBARA DAN KELUHAN SALURAN PERNAFASAN PADA MASYARAKAT DI DESA BAKARAN BATU KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG, Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Indrasti, N.S., Yani, m., Manik, S.P., 2005. PENGHILANGAN GAS SO2 (SULFUR DIOKSIDA) DENGAN TEKNIK BIOFILTER MENGGUNAKAN Thiobacillus sp. PADA MEDIA SERBUK GERGAJI, KOMPOS DAN TANAH, Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Sarudji, D., 2004. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi sulfur dioksida (SO2) udara ambient di atas jalan-jalan raya di kota Surabaya, Jurnal Kedokteran YARSI, Vol. 12 (2) : 60-65.
Wijiarti, K., Hanani, Y., Yunita, N.A., 2016. ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAPARAN SULFUR DIOKSIDA (SO2) UDARA AMBIEN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL BUS PULOGADUNG, JAKARTA TIMUR, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 4.

Selasa, 10 Oktober 2017

STOP SAMPAH DI LEUSER !!!

@E01-Faldy


Taman Nasional Gunung Leuser biasa disingkat TNGL adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektare yang secara administrasi pemerintahan terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Provinsi Aceh yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo, dan Langkat.

Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi dengan ketinggian 3404 meter di atas permukaan laut di Aceh. Taman nasional ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu :
·         perlindungan sistem penyangga kehidupan;
·         pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
·         pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pencemaran yang terjadi di  kawasan gunung leuser yaitu banyaknya limbah sampah yang disebabkan oleh pendaki, faktor utama pencemaran yaitu semakin maraknya kegiatan alam bebas yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini tidak diimbangi dengan kesadaran akan lingkungan dari masyarakat, akibatnya banyaknya sampah dikawasan gunung leuser.

Menurut trashbag comunity pada tahun 2017 terdapat 5 Ton sampah yang didapat dari berbagai gunung di Indonesia, sampah tersebut didominasi oleh sampah plastik dengan persentase 36 persen atau sekitar 769 kilogram, disusul sampah botol plastik 23 persen atau mencapai 491 kilogram dan sampah puntung rokok 10 persen atau berkisar 213 kilogram.

Dengan banyaknya sampah digunung leuser akan menyebabkan dampak bagi pertumbuhan ekosistem dikawasan tersebut mengingat banyaknya tumbuhan langka yang digunakan untuk obat serta fauna-fauna yang dilindungi seperti harimau sumatera, badak sumatera dan orang utan.
Menurut yulietmi (2013), sampah plastik dan botol plastik dapat terurai dalam jangka waktu 50-80 tahun bahkan bahan plastik yang keras tidak dapat terurai oleh tanah.

MENGAPA PLASTIK SULIT TERURAI ???

Karena sebagian besar plastik dibuat dari minyak bumi, bahan yang sama yang digunakan untuk membuat bensin dan solar. Plastik merupakan senyawa organik yang terdiri dari rantai atom karbon panjang berulang. Rantai panjang ini disebut dengan polimer dan unit terkecil dari polimer ini disebut monomer. Contoh monomer pada plastik adalah propilena. Propilena berikatan satu sama lain membentuk rantai panjang yang disebut polipropilena.

DAFTAR PUSTAKA :

Adiakurnia, M. I., 2017. Inilah Sampah Terbanyak yang di Hasilkan Pendaki Gunung Indonesia, dalam: http://travel.kompas.com/read/2017/08/19/075200727/inilah-sampah-terbanyak-yang-dihasilkan-pendaki-gunung-di-indonesia, diakses tgl: 10 Oktober 2017.
Anonym., 2017. Taman Nasional Gunung Leuser, dalam: https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Leuser, diakses tgl: 10 Oktober 2017.
Harfianto, A., 2016. Mengapa Plastik Tidak Bisa Terurai dengan Cepat, dalam: http://anakbertanya.com/mengapa-plastik-tidak-bisa-terurai-dengan-cepat/, diakses tgl: 10 Oktober 2017.
Wirawan, J., 2015. Masalah Sampah di Gunung dan Taman Nasional Indonesia Mengkhawatirkan, dalam: http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/06/150625_indonesia_sampah_gunung, diakses tgl: 10 Oktober 2017.

Yulietmi, I., 2013. Berapa Lama Sampah Plastik Dapat Terurai?, dalam: http://dhamma-link.blogspot.co.id/2013/09/berapa-lama-sampah-plastik-dapat-terurai.html, diakses tgl: 10 Oktober 2017.

Rabu, 27 September 2017

NITROSELULOSA DARI PELEPAH SAWIT

@E01-Faldy


Nitroselulosa (NC) adalah bahan kimia yang memiliki kadar nitrogen yang bersifat sensitif, dan merupakan bahan baku bahan peledak yang banyak digunakan untuk keperluan militer dan sebagai bahan baku atau bahan penolong untuk proses produksi industri tertentu maupun untuk keperluan lainnya.
Mempunyai rumus molekul (C6H7O2(OH)3)n. Dari rumus molekul ini tampak bahwa unsur-unsur bahan bakar (fuel) yaitu C dan H bergabung dengan unsur oksidator (oxidizer), yaitu O membentuk satu senyawa yang mampu terbakar apabila dikenai energi aktivasi walaupun tanpa kehadiran oksigen dari udara (udara mengandung 21 % oksigen dan 79 % nitrogen). Nitroselulose (<12,6 % N) biasanya dipertahankan basah dan mengandung ± 30 % air agar tidak mudah meledak. Nitroselulosa dengan kadar N lebih tinggi dikenal sebagai guncotton dan mudah meledak meski sedikit basah. Jika kering semua jenis nitroselulosa sangat peka terhadap ledakan dan cukup berbahaya. Nitroselulosa kering diperlukan untuk jenis bahan peledak tertentu, dan ini dibuat dengan pengeringan pelan-pelan dari nitroselulosa basah dalam aliran air hangat

MANFAAT NITROSELULOSA

Pemanfaatan dari nitroselulosa sendiri saat ini sangat luas. Diantaranya pemanfaatan nitroselulosa dapat digunakan sebagai bahan bakar yang bisa digunakan dalam skala rumah tangga maupun dalam skala industri. Nitroselulosa juga dapat digunakan untuk bahan bakar pengganti minyak gas dan juga LPG dalam memasak dengan melarutkan dalam methanol sehingga dihasilkan metanol gel nitroselulosa. Penggunaan lainnya pada era modern ini adalah pengembangan penggunaan nitroselulosa sebagai bahan peledak, maupun sebagai bahan baku penggerak roket.

PEMBUATAN NITROSELULOSA DENGAN PELEPAH SAWIT

·         Bahan yang digunakan adalah limbah pelepah sawit, ekstrak abu tandan kosong sawit (TKS), enzim xylanase, buffer pH 5 (Acetate Buffer), aquadest, asam asetat (CH3COOH), asam sulfat (H2SO4) 98%, asam sulfat (H2SO4) 72%, heksan, NaOH 17,5%, kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,5 N, indikator feroin (C12H8N2)3FeSO4), dan ferrous ammonium sulfat (Fe(NH4 )2 (SO4) 26H2O) 0,1 N.
·         Persiapan
Persiapan dan Analisa Bahan Baku Selulosa diperoleh dari pelepah sawit. Pelepah sawit dibersihkan dari lidi dan daunnya, kemudian dihaluskan menjadi ukuran yang lebih kecil. Bahan baku dikeringkan sampai kadar air sisa ±10%. Kemudian dilakukan analisa komponen kimia pelepah sawit. Analisis komponen kimia bahan baku bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia yang terdapat dalam bahan baku, yang terdiri dari kadar air (SNI 08-7070-2005), kadar selulosa – α (SNI 0444-2009), hemiselulosa (SNI 01- 1561-1989), dan kadar lignin (SNI 0492- 2008).
·         Hidrolisis
Hidrolisis merupakan tahap pertama dalam pemasakan. Hidrolisis bertujuan untuk mempercepat penghilangan pentosan (hemiselulosa) dalam bahan baku pada waktu pemasakan. Kondisi hidrolisis pada suhu maksimum 1000C, rasio bahan baku terhadap larutan pemasak ekstrak abu tandan kosong sawit (TKS) 1:10 dan waktu pemasakan 1 jam. Setelah proses hidrolisis, filtrat dikeluarkan dan dilanjutkan dengan proses delignifikasi.
·         Delignifikasi
Delignifikasi pelepah sawit bertujuan untuk mendapatkan selulosa yang memiliki kadar lignin rendah. Proses delignifikasi dilakukan setelah proses hidrolisis. Hasil hidrolisis disaring dan dicuci dengan air panas untuk menghilangkan lindi hitam. Residu ditambahkan dengan larutan pemasak ekstrak abu tandan kosong sawit (TKS) yang baru dengan nisbah padatan larutan 1:5, kondisi delignifikasi pada suhu 1000C dan waktu 30 menit. Selanjutnya residu dicuci hingga pH netral.
·         Proses Pemurnian dengan Enzim Xylanase
Sampel hasil hidrolisis sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL, dan ditambahkan 125 mL aquadest. Kemudian dilakukan variasi pH (pH 4, 5, 6), variasi suhu (50oC, 60oC, 70oC), variasi volume enzim (1 ml, 2 ml, 3 ml) dan variasi waktu (60 menit, 90 menit, 120 menit). Setelah proses pemurnian, sampel didinginkan dan disaring. Residunya dicuci sampai pH netral dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC.
·         Analisa Hasil Pemurnian
Setelah proses pemurnian selesai, dilakukan analisa kadar ekstraktif (TAPPI T 222 cm-98), kadar lignin (SNI 0492-2008), dan kadar selulosa-α (SNI 0444-2009).





DAFTAR PUSTAKA :
Erlangga, B., Tafdhila, I., Mahfud., and Prihartini, P., 2012. Pembuatan Nitroselulosa dari Kapas (Gossypium Sp.) dan Kapuk (Ceiba Pentandra) Melalui Reaksi Nitrasi, Jurnal Teknik ITS, Vol. 1, No. 1.
Hartaya, K., 2010. Pembuatan Nitroselulosa dari Bahan Selulosa Sebagai Komponen Utama Propelan Double Base, Bogor: Pusat Teknologi Dirgantara Terapan LAPAN.
Naim, B., 2015. Dalam: http://www.scisi.co.id/scisi/commodity/index/3, Diakses Tanggal: 26 September 2017.
Putri, M.F., Sari, D.P., Caesari, A., and Miranda, G., 2015. BIOBLEACHING PELEPAH SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NITROSELULOSA MENGGUNAKAN ENZIM XYLANASE, Jurnal Teknik Kimia Universitas Riau.

Rahmada, A., Pramodya, P., Prihartini, P., and Mahfud., 2013. Pembuatan Nitroselulosa dari Kapas (Gossypium sp.) dan Jerami (Oryza sativa) Melalui Reaksi Nitrasi, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2, No. 2.

Selasa, 19 September 2017

GASIFIKASI DAN KEUNTUNGANNYA

@E01-Faldy -

Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran (Suyitno, 2008).

Selasa, 12 September 2017

KIMIA PADA ENERGI DAN MINYAK BUMI

@E01-Faldy


Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi listrik dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang mengubah reaksi kimia menjadi energi listrik atau energi listrik menjadi reaksi kimia. Semua proses elektrokimia adalah reaksi redoks.

Selasa, 05 September 2017

KIMIA PADA TANAH DAN LOGAM ALKALI TANAH

Faldy taslim, E01-Faldy









1.1.KIMIA MURNI

Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisikailmu bahannanoteknologibiologifarmasikedokteranbioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.

1.1.1 Atom dan Strukturnya

Atom adalah suatu partikel yang terdiri dari inti atom bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif. Elektron berada di luar inti atom beredar mengelilingi inti atom pada lintasan yang memiliki tingkat energi (energy level) tertentu dan tidak menyerap atau melepaskan energi menu rut Niel Bohr. Elektron berperilaku sebagai gelombang dan partikel Posisi elektron dalam atom tidak dapat ditentukan secara pasti., yang dapat ditentukan adalah keboleh jadian menemukan elektron pada orbital dengan jarak tertentu dari inti atom.


1.1.2 Unsur Senyawa dalam Tanah

Tanah merupakan tubuh alam yang bebas yang tersusun oleh komponen organik maupun anorganik. Diseluruh permukaan bumi terdapat beraneka macam tanah mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur. Mulai dari warna yang paling gelap himgga yang warna cerah. Keanekaragaman tanah itu memiliki sifat dan kandungan yang berbeda dalam komponennya. Antara lain sifat kimia yang merupakan komponen inti dalam tanah. tanah satu dengan yang lain memiliki perbedaan sifat kimia yang tentunya mempengaruhi tingkat kesuburan dalam tanah tersebut. Kesuburan itu sendiri pada akhirnya erat kaitannya dengan pertumbuhan suatu tanaman. Untuk mempermudah mengkaji dan menganalisisa keadaan itu maka diperlukan kemampuan untuk mengenal beragam komponen kimia dalam masing-masing jenis tanah. komponen kimia dalam tanah yaitu :

  • Hidrogen (H)
  • Nitrogen (N)
  • Fospor (P)
  • Kalium (K)
  • Natrium (Na)

1.2 KIMIA TERAPAN

Kimia terapan bisa disebut juga cabang kimia yang biasa dipakai untuk kehidupan sehari - hari. kimia terapan biasa digunakan dalam dunia industri, pertanian, medis atau obata-obatan dan sebagainya.


1.2.1 Logam Alkali Tanah

Logam alkali tanah ,yaitu unsur-unsur golongan II A, terdiri atas Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Unsurunsur II A umumnya ditemukan di dalam tanah berupa senyawa tak larut, sehingga disebut logam alkali tanah (alkaline earth metal). Seperti logam alkali, maka logam alkali tanah pun tidak terdapat bebas di alam. Logam alkali tanah dalam sistem periodik terletak pada golongan IIA. Atom logamlogam ini memiliki dua elektron valensi. Pada pembentukan ion positif kedua elektron valensinya dilepaskan, sehingga terbentuk ion logam bermuatan +2. 
  • Berilium (Be)
Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO 6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4]. 
  • Magnesium (Mg)
Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit [MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O]. 
  • Kalsium (Ca)
Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO3], Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF]. 
  • Stronsium (Sr)
Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit. 
  • Barium (Ba)
Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3].

kegunaan logam alkali tanah yaitu :
  • Berilium (Be)
  1. Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermasa lebih ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat Zet.
  2. Berilium digunakan pada kaca dari sinar X.
  3. Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir
  4. Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka Berilium sangat penting sebagai komponen televisi.
  • Magnesium (Mg)
  1. Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan pada lampu Blitz.
  2. Untuk melapisi tungku, karena senyawa Mg memiliki titik leleh yang tinggi.
  3. Digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang terdapat di mulut dan mencegah terjadinnya kerusakan gigi, sekaligus sebagai pencegah maag.
  4. Mirip dengan Berilium yang membuat campuran logam semakin kuat dan ringan sehingga biasa digunakan pada alat alat rumah tangga.
  • Kalsium (Ca)
  1. Kalsium digunakan pada obat obatan, bubuk pengembang kue dan plastik.
  2. Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang berfungsi untuk membalut tulang yang patah.
  3. Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen semen dan cat tembok.Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis dan gelas.
  4. Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena bersifat dehidrator,dapat juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida pada cerobong asap.
  • Stronsium (Sr)
  1. Stronsium dalam senyawa Sr(no3)2 memberikan warna merah apabila digunakan untuk bahan kembang api.
  2. Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca televisi berwarna dan komputer.
  3. Untuk pengoperasian mercusuar yang mengubah energi panas menjadi listrik dalam baterai nuklir RTG (Radiisotop Thermoelectric Generator).

  • Barium (Ba)

  1. BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu menyerap sinar X meskipun beracun.
  2. BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastic karena memiliki kerapatan yang tinggi dan warna terang.
  3. Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.




sumber :

https://alchemist08.files.wordpress.com/2010/06/alkali-tanah.pdf

http://www.iaea.org/inis/collection/NCLCollectionStore/_Public/39/123/39123084.pdf
http://www.bantubelajar.com/2015/11/pengertian-sifat-dan-manfaat-logam.html
https://handiri.wordpress.com/kimia-tanah/
http://journals.itb.ac.id/index.php/jzi/article/viewFile/1652/948