.

Rabu, 14 Februari 2018

APA KABAR CITARUM KAMI?

APA KABAR CITARUM KAMI?
(Oleh : Nur Utami Setianingsih @G11-Nur)

ABSTRAK
Air merupakan komponen penting dalam  kehidupan sehingga patut kita jaga dan lestarikan. Air di bumi melalui sebuah siklus, sehingga dapat dikatakan jumlah air itu relative tetap namun yang menjadi pertimbangannya adalah kualitas dari air itu sendiri yang semakin buruk. Sungai Citarum sebagai salah satu potensi air terbesar di Jawa Barat dan menyimpan potensi yang besar bagi masyarakat, baik potensi yang menguntungkan maupun yang merugikan. Kita sebagai masyarakat harus ikut ambil bagian dalam menyikapi kasus ini. Semua dapat berawal dari diri sendiri. Pemerintah pun harus ikut andil dalam memberikan teguran keras dan sanksi yang jelas bagi para oknum-oknum yang melakukan pencemaran di Sungai Citarum agar pelaku jera dan Citarum akan kembali menjadi sungai yang bersih untuk asset masa depan kita bersama.

KATA KUNCI : Pencemaran, Pencemaran Air, Cemaran, Limbah Cair


ISI
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat dengan luas 6.614 km2 dan panjang 300 km (Jasa Tirta II, 2002 dalam Hadisantosa, 2006). DAS Citarum yang pada tahun 1999 dihuni oleh 8,5 juta penduduk memegang beberapa penting, antara lain (Wardhani, 2005) :
- Merupakan tempat keberadaan 3 waduk besar di daerah Jawa Barat (Saguling, Cirata dan Jatiluhur)
  sejak tahun 1962.
- Mengairi jaringan irigasi pertanian seluan 300.000 Ha di kawasan pantura Jawa Barat.
- Menjadi sumber air minum bagi kawasan urban Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi
  Karawang dan Jakarta.
- Dimanfaatkan untuk keperluan lain sepert areal budi daya ikan terapung, rekreasi dan sarana
  olahraga.

Menurut Sudrajat (2002), lebih dari 500 industry dan sekitar 5 juta penduduk disekitar daerah aliran sungai menjadi sumber utama dari pencemaran sungai Citarum.

Peta DAS Citarum
Sumber : PUSAIR JABAR, 2003 dalam Wardhani, 2005
DAS Citarum berada pada beberapa wilayah adminstrasi kabupaten dan koya. Gambar disamping menunjukkan bagian sungai beserta anak-anak sungainya yang mengaliri melalui beberapa daerah yaitu (BPLHD, 2006) :
a. DAS Citarum hulu sampai dengan Wasuk Saguling berada pada Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Segmen ini merupakan bagian sungai yang banyak menampung beban pencemaran air akibat limbah industry, penduduk dan pertanian.

b. Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur berada pada Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta. Waduk- waduk tersebut banyak menampung beban pencemaran air akibat limbah perikanan keramba jarring apung.

c. Citarum hilir dari Bendung Curug sampai muara sungai berada pada Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi. Meskipun masih menghadapi masalah beban pencemaran akibat buangan industry, beban penemaran di segmen ini tidak seberat di bagian hulu.

Sakitnya sungai Citarum berimplikasi pada semakin rendahnya peruntukkan sumber daya air yang dapat digunakan, berarti keuntungan ekonomi dari pemanfaatan secara bisnis menjadi rugi. Menurut Salim (2002), akibat limbah yang tidak dikelola dengan baik dari kegiatan pemukiman/perkotaan, industry dan pertanian/perikanan telah menyebabkan kerugian yang sangat besar. Ditinjau dari segi kuantitas, kerugian itu adalah akan semakin rendahnya pelayanan terhadap system pertanian, pembangkit listrik dan pemukiman. Sedangkan secara kualitas dapat menyebabkan berkembangnya wabah penyakit akibat sanitasi yang buruk, rendahnya produksi budidaya perikanan, biaya pengelolaan air bagi peruntukkan air yang lebih bersih menjadi lebih tinggi dan semakin cepatnya waktu pakai peralatan/instalasi yang terbuat dari bahan logam akibat pengkaratan/korosifitas.

Beberapa aktivitas pada DAS Citarum yang dapatt berpotensi dalam pencemaran badan sungai dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Domestrik, meliputi aktivitas pemukiman dan rumah tangga
- Industri, meliputi berbagai aktiviyas industry terutama industry tekstil
- Pertanian, meliputi berbagai aktivitas pertanian yang dlakukan masyarakat disekitarnya baik dengan system irigasi maupun tadah hujan. Di kawasan DAS Citarum, pertanian merupakan tata guna lahan dominan
- Perikanan, dimana perikanan meruakan salah satu mata pencaharian penuduk di kawasan DAS Citarum. Beberapa jenis ikan yang umum diterakkan diantaranya adalah ikan mas dan lele
- Peternakan, merupakan salah satu mata pencaharian penduduk di kawasan DAS Citarum. Beberapa jeni hewan yang umum diternakkan diantaranya adalah ayam dan kambing


Timbunan Sampah di Sungai Citarum
(Sumber : republika.co.id)
Pencemaran air Sungai Citarum terutama daerah hulu semakin sering dilaporkan. Penelitian menunjukkan kualitas air sungai menurun secara drastic, dimana sepanjang 127 km atau 47,1% Sungai Citarum telah tercemar berat. Diperkirakan setiap hari Sungai Citarum menampung 280 ton limbah. Pada tahun 1992 domestic menyumbang 55%, industry 40%, pertanian dan peternakan 5% beban pencemar pada Sungai Citarum.







Dibutuhkan peran aktif dari semua kalangan masyarakat maupun industry-industry agar kondisi Citarum tidak semakin memprihatinkan.
Menurut Imansyah (2012), terdapat beberapa rekomendasi penanganan kasus ini diantaranya :

Edukasi terhadap masyarakat secara intensif
Pemerintah beerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten untuk menyusun rancangan kegiatan edukasi yang dapat mencerdaskan masyarakat. Media-media edukasi yang tepat dan menarik seperti pembutan stiker, pamphlet, poster, spanduk, baliho ditempat yang ramai diharapkan dapat menyampaikan pesan kelestarian alam secara efektif dan bertahan lama, "longterm".

Tingkatkan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat
Komunikasi yang terjalin harus harmonis. Dalam hal ini, pemerintah mau tidak mau harus "legowo" untuk mendengarkan terlebih dahulu apa keinginan masyarakat.

Penegakkan aturan dan hokum secara jelas
Peraturan seperti perlarangan oebangunan pemukiman atau kawasan bisnis di lahan konservasi, pelarangan pencemaran limbah baik dari industry maupun domestic dan peraturan lainnya. Selain itu, libatkan masyarkat dan LSM sebagai pengawas bagi lingkungan sekitranya.

Pengadaan fasilitas dan infrastuktur
Dibutuhkan perbaikan dan pemberdayaan fasilitas untuk mengatasi kemungkinan banjir yang tiap tahunnya menimpa Kabupaten Bandung.


DAFTAR PUSTAKA


Salim, Hilmi. 2002. Beban Pencemaran Limbah Domestik dan Pertanian di DAS Citarum Hulu. Bandung : Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No. 2, hal 107 - 111.

Sudrajat, Ade. 2002. Peran Industri dan Produk Tekstil pada Kelestarian Sumber Daya Lingkungan Perairan DAS Citarum. Bandung : Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.3, No. 2 hal 92 -97.

Imansyah, M. Fadhil. 2012. Studi Umum Permasalahan dn Solusi DAS Citarum Serta Analisis Kebijakan Pemerintah. Bandung : Jurnal Sosioteknologi Edisi 25.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.