.

Minggu, 23 September 2018

BIOTEKNOLOGI REKAYASA GENETIKA TANAMAN TAHAN HAMA SERANGGA


Oleh : @K30-Puji, @ProyekK02

ABSTRAK : Seiring dengan perkembangan yang semakin maju. Kemajuan di bidang teknologi rekayasa genetika sangat berpengaruh pada perkembangan terutama di bidang pertanian. Bioteknologi melalui rekayasa genetika menawarkan kesempatan untuk dengan cepat memodifikasi suatu organisme seperti tanaman transgenik untuk menghilangkan hama serangga pada tanaman dan dapat dimanfaatkan oleh para petani. Dengan rekayasa genetik dapat membantu para petani dalam  mengurangi keracunan petani karena paparan insektisida.

Kata kunci : Tanaman Transgenik Rekayasa Genetika Dalam Pertanian

            Menurut Hidayat dan Kholil (2017) menggunakan prinsip kimia untuk menjelaskan proses kimia tertentu dan sebaliknya mampu mengetahui dasar teoritiknya dari suatu proses kimia yang ada disekitar kita dan dapat memahami bahwa kimia merupakan central science dan dapat langsung menunjukan pengaruhnya dengan cabang ilmu pengetahuan yang lain. Rekayasa genetik merupakan hasil dari proses penelitian kimia dan biologi. Melalui rekayasa genetik sudah dihasilkan tanaman transgenik yang memiliki sifat baru seperti ketahanan terhadap serangga hama atau hebrisida.  Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia, dan memengaruhi perekonomian global.
Rekayasa genetika, atau disebut juga modifikasi genetika, merupakan manipulasi langsung gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Dapat digunakan untuk mengubah susunan genetik dari sel, termasuk transfer gen-gen yang berada dan melintasi batas-batas spesies untuk menghasilkan organisme yang meningkat. Rekayasa genetika telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk penelitian, obat-obatan, bioteknologi industri dan pertanian. Munculnya tanaman rekayasa genetika yang dikomersialisasi telah memberikan manfaat ekonomi kepada para petani di berbagai negara.
dengan semakin tinggi penanganannva berubah ke bioteknologi yang lebih canggih yaitu sebagai pemula yang dapat menghasilkan, varitas unggul (baik kualitas maupun kuantitasnya) melalui seleksi atau perkawinan silang dari sifat-sifat keturunan. Hukum mendel ternyata sangat membantu mempercepat perkembangan bioteknologi dan adanya totipotensi sebagai dasar teknik kultur sel atau kultur .iaringan serta rekayasa genetik memungkinkan perkembangan bioteknologi maju pesat. Sedangkan rekayasa genetik (pada dasarnya memanfaatkan gen pada DNA dengan memotong dan menyambungkan bagian DNA yang mengandung gen yang diinginkan dan DNA yang dihasilkan disebut DNA rekombinan  rDNA) merupakan teknik penyambungan yang akhir-akhir ini sudah banyak dilakukan.
Kehadiran teknologi rekayasa genetik memberikan wahana baru bagi pemula tanaman untuk memperoleh kelompok gen baru yang lebih luas. Gen yang ditransfer ke dalam genom suatu tanaman untuk membentuk tanaman transgenik bisa berasal dari spesies lain seperti bakteri, virus atau tanaman (Bennet, 1993). Gen yang diperoleh dengan jalan sintesis secara kimia juga berhasil ditransformasikan ke tanaman. Pada dasarnya gen yang ditransfer tersebut haruslah gen yang bermanfaat yang belum ada atau belum dimiliki oleh tanaman. Hal ini menggambarkan kekuatan dari rekayasa genetik dalam memperlebar lingkup atau kisaran transfer gen di luar jangkauan pemuliaan konvensional. Teknik rekayasa genetik dapat digunakan sebagai mitra dan pelengkap teknik pemulia tanaman yang sudah mapan dan telah digunakan selama bertahuntahun (Herman, 1996). Dalam memproduksi tanaman.
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan. Untuk mengkonfirmasi apakah sifat baru yang diinginkan tersebut dapat diturunkan maka perlu dilakukan persilangan genetik. Teknik Transfer gen teknologi dibedakan menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung:


Transfer gen langsung
·         Penembakan partikel (particle bombardment)
Metode transfer gen ini diopera-sikan secara fisik dengan me-nembakkan partikel DNA-coated langsung ke sel atau jaringan tanaman (Klein et al., 1988). Dengan cara demikian, partikel dan DNA yang ditambahkan me-nembus dinding sel dan mem-bran, kemudian DNA melarut dan tersebar dalam sel secara independen. Telah didemonstra-sikan bahwa teknik ini efektif untuk mentransfer gen pada bermacam-macam eksplan. Khususnya tanaman monokotil seperti padi, jagung, dan turfgrass.
·         Karbid Silikon
berhasil mentransformasi jagung dan turfgraas adalah penggunaan karbit silikon.
·         Elektroporasi
Metode transfer DNA yang umum digunakan pada tanaman monokotil adalah elektroporasi dari protoplas.
            Transfer gen tak langsung
teknik transfer gen yang berkembang, teknik melalui media vektor Agrobacterium tumefaciens paling sering digunakan untuk mentransformasi tanaman dikotil.



 Menurut Richard (1999 dalam wattimena, 1999) pada paper yang berjudul Aponrixis (A Sociar Revolution for Agriculture) menyebutkan keuntungan dan dampak dari benih transgenik sebagai berikut :
1.      Dapat menghasilkan kultivar hibrida hampir pada semua jenis tanaman herbida (untuk menghasilkan populasi yang superior, juga perbaikan terhadap kualitas populasi suatau tanaman).           
2.      Mempertahankan heterozigositas dari suatu silangan jarak jauh. pemula tanaman dapat    lebih mudah urrtuk menyesuaikan cara-cara pemuliaan dalam menghasilkan kultivar baru.         
3.      Petani dapat memperbanyak biji hibrida secara terus- menerus, karena biji hibrida hipomiktik akan selalu menghasilkan genotipe yang sama. Tidak seperti hibrida biasa yang pada setiap saat harus membeli benih yang baru.
4.       Perbanyakan dengan biji apomiktik dapat dilakukan pada tananan yang Diasanya diperbanyak secara klonal seperti singkcng, kentang, ubi jalar dan sebagainya. hal ini dapat mengurangi ongkos produksi.

Menurut Herman (2002) Penelitian rekayasa genetik untuk merakit tanaman transgenik tidak semudah yang dibayangkan oleh sementara orang, karena disamping memerlukan biaya besar, peralatan laboratorium yang modern, juga sumber daya manusia yang tangguh dan handal. Seperti yang telah disyaratkan bahwa keamanan hayati tanaman transgenik perlu diuji secara bertahap di ruang terisolir mulai dari tingkat laboratorium, rumah kaca hingga lapangan terbatas, untuk mengkaji kemungkinan adanya dampak negative dari tanaman tersebut.
Penggunaan tanaman transgenik yang toleran terhadap herbisida yang terbesar, hal ini disebabkan oleh :
  • 1.      Gen toleran herbisida dapat dipergunakan sebagai marka seleksi dan ditransplantasikan bersamaan dengan gen lain, sehingga sekali transformasi mendapatkan dua sifat sekaligus.
  • 2.      Penjualan benih transgenik didapatkan Keuntungan ganda:                                                             
                a. dari penjualan benih transgenik                                                                                     
                b. dari penjualan herbisida
  • 3.      Tanarnan transgenik toleran herbisida memungkinkan menggunakan herbisida yang mudah mengalami biodegradasi mempunyai spektum yang luas serta memberikan opsi yang lebih bagi petani.
  • 4.      Tanaman transgenik toleran herbisida memungkinkan petani rnempraktekan budidaya tanpa olah tanah dan budidaya konservasi.

KESIMPULAN :  Sebagai negara agraris, Indonesia mempunyai banyak lahan untuk membantu para petani dalam membantuk menghilangkan hama dengan  Teknologi rekayasa genetik dan produknya yang berupa tanaman transgenik tahan serangga hama telah dimanfaatkan oleh petani dan para peneliti. Tanaman transgenik dapat memberikan manfaat yang besar bagi ketersediaan pangan dunia, walaupun hingga sekarang belum diketahui secara medis dampak dari pengguna (manusia) yang mengkonsumsi hasil tanaman transgenik.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia., Kholil, Muhammad. 2017. Kimia, Industri, dan Teknologi Hijau. Patona Media. Jakarta.
Gembong, haryono. 2006. Rekayasa Genetika Di Bidsang Pertanian. Majalah Ilmiah Dinamika Vol.22 NO 1.(http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/article/121964). Dipublish 30 september 2013.
J, litbang pert. 2012. Pemanfaatan Tanaman Kentang Transgenik RB Untuk Perakitan Kentang Tahan Penyakit Hawar Daun (pytophthora Infestans) Di Indonesia. Vol. 31 NO 3.( http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/1249/PEMANFAATAN%20TANAMAN%20KENTANG%20TRANSGENIK%20RB%20UNTUK%20PERAKITAN).  Diajukan 7 november 2011. Diterima 2 juli 2012.
Herman, m. 2002. Perakitan Tanaman Tahan Serangga Hama Melalui Teknik Rekayasa Genetik. Buletin Agro Bio. (file:///C:/Users/HP/Documents/rekayasa%20genetika%20cindekia.pdf  http://biogen.litbang.pertanian.go.id/wp/terbitan/pdf/agrobio_5_1_01-13.pdf ). Di Download 22 september 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.