.

Senin, 12 Februari 2018

PARAMETER PENCEMARAN AIR

Oleh: Veryzal Danang N (@G07-Veryzal)
Abstrak:

Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini, kita semua bergantung pada air. Untuk itu diperlukan air yang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tapi pada akhir-akhir ini, persoalan penyediaan air yang memenuhi syarat menjadi masalah seluruh umat manusia. Dari segi kualitas dan kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran. Parameter-paramater pencemaran pada  air  dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu parameter biologi, kimia dan fisika.

Kata Kunci:  BOD,COD.
Isi:

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah dengan adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :  
1). Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
2). Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH.
3). Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat
kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa.

Kehidupan organisme perairan sangat berhubungan dengan kualitas air baik secara fisik dan kimia, maupun secara biologi . Parameter kualitas air dipengaruhi oleh tata guna lahan dan intensitas kegiatan manusia di sekitarnya. (Crossey dan La Point, 1988, Stewart, 1995, dalam Pratiwi, 2011)

Parameter fisika meliputi dari:

1. Kekeruhan
Hadirnya material berupa koloid menyebabkan air menjadi tampak keruh yang secara estetis kurang menarik dan mungkin bisa berbahaya bagi kesehatan. Kekeruhan dapat pula disebabkan oleh partikelpartikel tanah liat, lempung, lanau atau akibat buangan limbah rumah tangga maupun limbah industri atau bahkan karena adanya mikroorganisme dengan jumlah besar.
2. Suhu
Parameter ini sangat diperlukan dalam penentuan karakter limbah, karena menyangkut kecepatan reaksi dan pengaruhnya terhadap kelarutan suatu gas, bau dan rasa. Beberapa jenis bakteri populasinya dipengaruhi oleh suhu dari limbah, dan organisme perairan sangat peka terhadap perubahan suhu air. Pengukuran suhu dapat dipakai termometer khusus yang dapat dipakai untuk setiap variasi kedalaman.
3. Warna
Air yang jernih, transparan, segar dan tidak bau merupakan indikator air bagus secaraawam. Namun demikian penting untuk dapat membedakan antara air yang mempunyai warna asli akibat material terlarut dan warna semu akibat zat-zatyang tersuspensi. Warna kuning alami pada air yang berasal dari daerah pegunungan adalah berasal dari asam-asam organik yang tidak berbahaya bagi kesehatan, dan warna ini bisa disamakan dengan warna asam tanik yang terdapat  dalam air teh. Namun demikian banyak konsumen atau pemakai air yang menolak air dengan warna yang terlalu menyolok atas dasar alasan estetika. Demikian pula dengan industri tertentu, air berwarna sering kali tidak dapat diterima, misalnya pada industri kertas yang bermutu tinggi. 
4. Bau
Parameter ini seringkali diakibatkan oleh materialmaterial terlarut, dapat berupa zat organik seperti phenol dan Khlorophenol. Bau merupakan sifat air yang sangat subyektif, karena itu sulit diukur, tetapi bisa di identifikasi seperti bau busuk, bau gas, rasa pahit, dan rasa masam.
5. Jumlah Zat Terlarut 
Padatan hadir dalam air berupa zat-zat tersuspensi atau terlarut dan dapat dibedakan dalam bentuk organik atau inorganik. Total Padatan Terlarut (Total Dissolved Solid – TDS) adalah jumlah padatan yang berasal dari material-material terlarut, sedangkan Padatan Tersuspensi (Suspended Solid=SS) adalah partikel tersuspensi yang dapat diukur dengan menggunakan kertas saring halus.

Parameter kimia meliputi dari:
1. Kesadahan
Kesadahan adalah sifat air yang dapat mencegah pembentukan busa dalam pemakaian sabun dan dapat menimbulkan kerak dalam peralatan-peralatan yang berhubungan dengan pemakaian air panas. Kesadahan terutama disebabkan oleh ion-ion Ca++ dan Mg++
, walaupun sebenarnya Fe++ dan Cr++ juga menimbulkan kesadahan. Kesadahan tidak membahayakan kesehatan, namun sangat merugikan, yaitu dapat mengakibatkan pemborosan dalam pemakaian sabun dan pemakaian bahan bakar pemanas air serta kerusakan peralatan yang menggunakan air panas.

2.pH
Tingkat asiditas atau alkalinitas suatu sampel diukur  berdasarkan skala pH yang dapat menunjukkan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan tersebut. Skala pH mempunyai rentang 0 – 14, dengan nilai  7 sebagai pH netral, di bawah 7 larutan disebut asam sedangkan di atas 7  larutan disebut basa. Reaksi kimia banyak dikendalikan oleh nilai pH dan demikian pula aktivitas biologi yang biasanya dibatasi oleh rentang pH yang sangat sempit (pH antara  6 – 8). Air yang terlalu asam atau basa tidak dikehendaki oleh karena akan bersifat korosif atau kemungkinan akan sulit diolah.
3. BOD
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991).  Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter).  Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai.  Dari pengertianpengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen,tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai(biodegradable organics) yang ada di perairan.
4. COD
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990).  Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan.  Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD.  Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada. 
5. DO 
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udaradan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.

Parameter biologi meliputi dari:
1. Coliform
Analisa coliform merupakan tes untuk mendeteksi keberadaan dan memeperkirakan jumlah bakteri coliform dalam air yang diteliti. Terdapat 3 metoda yang dapat digunakan dalam menganalisa coliform yaitu Standard Plate Count (SPC), metoda tabung fermentasi atau sering disebut Most Probable Number (MPN), dan metode penyaringan dengan membran.
Daftar Pustaka:

- Hidayat, Atep Afia, dan M. Kholil.2017.Manajemen Lingkungan dengan Berfikir Hijau. Yogyakarta: Wahana Resolusi
- Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil.2017.kimia,industry dan teknologi hijau. Jakarta : Pantona Media
- Setiawan, Hendra, Agustus 2001, Pengertian Pencemaran Air Dari Perspektif Hukum, http://www.menlh.go.id/airnet/Artikel01.htm 
- BOYD, C.E. 1990. Water quality in ponds for aquaculture.  Alabama Agricultural Experiment Station, Auburn University, Alabama. 482 p.
- BOYD, C.E. 1979.  Water quality in warmwater fish ponds. (411th printing, 1988). Auburn University Agricultural Experiment Station, Auburn, Alabama.p 230.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.