.

Rabu, 09 Oktober 2019

PENGENDALIAN DAMPAK BAHAN KIMIA BERBAHAYA DALAM LINGKUNGAN INDUSTRI


Oleh: @P17-Gimawati

I. ABSTRAK
     Bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari terutama pada lingkungan industri. B3 baik digunakan untuk menunjang proses operasi dalam industri. Proyek ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang cara mengelolah B3 dengan baik, aman, dan efisien, karena tidak jarang dijumpai kecelakaan pekerja akibat pengelolaan B3 yang tidak optimal. Kecelakaan tersebut mengakibatkan keracunan, gangguan pada sistem pernafasan dan pencernaan, menimbulkan berbagai penyakit, pencemaran lingkungan, bahkan memakan korban jiwa. Berbagai kecelakaan tersebut terjadi akibat kelalaian pekerja, prosuder kerja yang tidak optimal, dan alat pekerjaan yang kurang menjamin. Maka dari itu, dalam pengendalian bahaya B3 diperlukan berbagai tahapan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Karena pengendalian B3 harus ditangani dengan tepat agar keselamatan dan kesehatan pekerja terjamin, serta lingkungan sekitar industri tidak terjadi pencemaran.

Kata Kunci : Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun (B3), Lingkungan Industri, Pencemaran Industri, Keselamatan Kerja

II. PENDAHULUAN
     Pengendalian bahan kimia berbahaya atau yang lebih dikenal dengan B3 adalah suatu kegiatan dalam rangka memperhatikan keselamatan kerja dan menghindari kecelakaan.  Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diutamakan dalam suatu industri agar tidak terjadi kecelakaan pada pekerja atau pencemaran yang diakibatkan oleh limbah dari B3 yang bisa merugikan orang lain dan industri itu sendiri.
      Kita sangat perlu mengetahui pengaruh bahaya dan racun dari B3 tersebut. Bahan-bahan ini disamping dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan pencemaran lingkungan. Untuk itu dalam penyimpanan, pengelolaan, dan penanganannya perlu memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.

III. PERMASALAHAN
      Pengaruh dari B3 antara lain: dapat menimbulkan kebakaran, ledakan, keracunan, dan iritasi pada bagian anggota tubuh yang sensitif. Semua dampak tersebut berpotensi mengakibatkan kematian.
Kebakaran, terjadi bila bahan kimia yang mudah terbakar berkontrak dengan sumber panas. Kebakaran dapat pula menimbulkan ledakan yang bersifat merusak.
Ledakan, yaitu reaksi yang cepat menghasilkan gas dalam jumlah yang banyak.
Keracunan, yaitu masuknya bahan kimia kedalam tubuh yang dapat berakibat keracunan akut dan keracunan kronik. Keracunan akut terjadi akibat penyerapan B3 dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat seperti gas CO, dan HCN.  Keracunan kronik adalah penyerapan jumlah B3 yang sedikit dalam waktu yang lama sehinggan dampaknya baru bisa dirasakan beberapa bulan atau bahkan tahun kemudian. Contohnya adalah uap Pb yang jika terus menerus kita hirup akan mengakibatkan penyakit leukimia. Pada umumnya zat-zat toksik itu terserap kedalam tubuh melalui pernafasan kemudian beredar kedalam organ tubuh lainnya seperti hati, ginjal, paru-paru, dan lainnya.

1V. PEMBAHASAN
       Banyak sekali aspek keselamatan kerja yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dari seluruh aspek tersebut selalu melibatkan tiga komponen yang saling berkaitan yakni manusia, prosedur kerja, peralatan.
        Sikap dan tingkah laku pekerja sebagai penyebab terjadinya suatu kecelakaan dalam industri antara lain:
a.   Keterbatasan pengetahuan/keterampilan kerja
b.   Lalai dalam bekerjs
c.   Tidak melaksanakan prosedur kerja dengan benar
d.   Tidak disiplin dalam mentaatinperaturan keselamatan kerja
       Secara umum unsur pengelolaan/manajemen B3 sama dengan unsur manajemen seperti: Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Pengendalian.
Perencanaan
        Dilakukan bertujuan untuk menghindari adanya bahan yang tidak sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu juga dilakukan klasifikasi terhadap bahan yang akan disediakan sehinggan dalam pengelolaan bahan tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang sudah dilampirkan.      
Pengorganisasian
         Pengorganisasian untuk mengelola B3 meliputi penetapan tugas dan wewenang pengelola, pengawas, dan pemakai. Dalam pengorganisasi perlu adanya koordinasi antar berbagai pihak yang berkepentingan dengan B3 tersebut. Hal ini sangat perlu karena dengan adanya wewenang dan tanggung jawab akan memudahkan penelusuran jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pelaksanaan
        Pelaksanaan setiap kegiatan mulai dari pengelolaan, pemakaian, dan pengawasan harus sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan.  Prosedur yang telah ditetapkan harus telah teruji dan mengacu pada informasi yang telah ada pada setiap bahan kimia.
Pengendalian
       Pengendalian dalam pengelolaan B3 dapat dilakukan dengan pengjian mulai dari perencanaan, hingga pelaksaan. Dan memastikan tidak ada satu pun prosedur yang terlewatkan. Biasanya pada tahap ini manajemen yang mengurus adalah tingkat tinggi.

                                                           V.  KESIMPULAN  
        Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan B3 memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Dengan menetapkan sistem manajemen B3 maka pemakaian, penanganan, maupun penyimpanan B3 diharapkan akan lebih terkendali dan terstruktur. Sehingga keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan lingkungan akan terjaga.

VI. DAFTAR PUSTAKA
Adrajaam, Zulkarnain. 1999. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun. Jakarta:  Intisari Mediatama
Hidayat Atep, Kholil Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Indutri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi
Endradita, Galih. 2019. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dalam Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Komara, Widjaja. 2016. Dampak Limbah Bahan Kimia Berbahaya
Moertinah, Sri. 2010. Pencegahan Pencemaran Industri. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri. Vol.1 No.2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.