.

Sabtu, 04 Agustus 2018

KIMIA ORGANOLOGAM

  • Oleh : Istiharin Pusparini Tristiana (@H09-ISTIHARIN)

 Pembahasan

Kimia arnologam adalah ilmu yang mempelajari senyawa yang mengandung ikatan antara karbon dan  logam.  Dalam kimia anarlogam terdapat perpaduan antara kimia anorganik dan organik, senyawa anarlogam antara lain sebagai katalis dalam pengolahan hasil minyak bumi dan dalam prosess produksi polimer organik. Senyawa organologam secara luas digunakan baik secara stoikiometrik dalam penelitian dan reaksi kimia industri, maupun dalam peran katalis untuk meningkatkan laju reaksi tersebut  (misalnya, seperti dalam katasilsitis), di mana molekul target termasuk polimer, obat-obatan, dan banyak jenis produk praktis lainnya.
Kimia organologam adalah studi mengenaisenyawa organologam, senyawa kimia yang mengandung setidaknya satu ikatan kimiaantara atom karbon dari sebuah molekul organik dan logam, termasuk alkali, alkali tanah, dan logam transisi, dan terkadang diperluas untuk mencakup metaloid seperti boron, silikon, dan timah, pula.[1] Selain ikatan untuk fragmen atau molekul organil, ikatan dengan karbon 'anorganik', seperti karbon monoksida (karbonil logam), sianida, atau karbida, umumnya dianggap organologam juga. Beberapa senyawa yang terkait sepertilogam transisi hidrida dan kompleks logam fosfina sering dimasukkan dalam diskusi senyawa organologam, meskipun secara tegas, mereka tidak selalu merupakan organologam. Istilah yang terkait tetapi berbeda "senyawa metalorganik" mengacu pada senyawa yang mengandung logam yang kurang memiliki ikatan logam-karbon langsung tetapi yang mengandung ligan organik. Logam β-diketonat, alkoksida, dialkilamida, dan kompleks logam fosfina merupakan anggota perwakilan dari golongan ini. Bidang kimia organologam menggabungkan aspek-aspek kimia anorganik dan organik tradisional.[2]
Senyawa organologam secara luas digunakan baik secara stoikiometrik dalam penelitian dan reaksi kimia industri, maupun dalam peran katalis untuk meningkatkan laju reaksitersebut (misalnya, seperti dalam penggunaan katalisis homogen), di mana molekul target termasuk polimer, obat-obatan, dan banyak jenis produk praktis lainnya.

Sejarah Senyawa Organologam sendiri dimulai pada tahun 1827 ketika direaksikannya PtCl4dengan PtCl2 dalam etanol refluks. Berlanjut pada tahun 1850 Frankland berhasil menemukan Kompleks Organoseng (ZnEt2), pada saat ini umumnya digunakan dalam reaksi alkilasi untuk kimia organik, berlanjut pada 1867 Kimiawan Perancis Schützenberger yang mampu membuat senyawa Platinum-Chloro-Carbhonyl sebagai senyawa karbonil terikat pertama, turunan senyawa ini adalah Ni(CO)4 yang berperan dalam memurnikan Nikel dari bijih dan ditemukan pada tahun 1890.
Berlanjut pada pergantian abad 20 dengan ditemukannya reagen grignard yang merupakan kompleks alkil magnesium dengan ikatan sigma Mg-C dan menjadi reagen yang banyak digunakan dalam sintesis senyawa organik ataupun retrosintesis. Puncaknya pada tahun 1950-an Kealy dan Pauson mampu membuat  Ferrocene yang dianggap sebagai cikal bakal pesatnya perkembangan pengetahuan kimia organologam [2].
Senyawa organologam banyak digunakan sebagai Katalis, Aplikasi Senyawa organologam dalam katalisis memang menjadi faktor meningkatnya minat peneliti terhadap organologam. Melihat sejarah industrinya, katalis organologam memiliki sejarah panjang dalam produksi  senyawa organik dan polimer.
Reaksi Organologam
1. Insertion Reaction
Reaksi penyisipan merupakan suatu reaksi yang menyisipkan suatu molekul kedalam suatu senyawa organologam. Molekul yang menyisip kedalam senyawa organologam ini dapat bertindak sebagai 1,1 insertion dan 1,2 insertion, kedua hal ini merupakan suatu acuan bagaimana molekul ini menyisipkan dirinya diantara logam dan ligan  senyawa organologam yaitu apakah menggunakan satu atom untuk mengikat logam dan ligan (1,1 insertion) atau molekul tersebut mempunyai dua atom yang satu mengikat logam sedangkan atom lain mengikat ligan (1,2 insertion). Contoh reaksi insertion dapat ditunjukan dari siklus reaksi dibawah ini (reaksi penyisipan di dalam kotak).
Aplikasi senyawa organologam
Aplikasi penyulingan Nikel pada awal 1880-an contohnya, Ludwig moond mampu menunjukkan bagaimana Ni mentah dapat dimurnikan dengan CO untuk menguapkan Ni dalam bentuk Ni (CO)4 sebagai uap kemudian dapat dipanaskan untuk memperoleh Ni murni [1].
Senyawa organologam juga mengambil peran dalam bidang kesehatan, banyak sekali aplikasi pemanfaatan senyawa organologam di bidang kesehatan salah satunya adalah Haemoglobin. Haemoglobin (Hb) merupakan senyawa metalloprotein yang berperan mengantarkan Oksigen ke seluruh tubuh, Haemoglobin juga berperan dalam proses transportasi gas lain seperti karbondioksida [3].
Secara susunan kimia Haemoglobin merupakan senyawa yang memiliki unsur logam (Fe) dan senyawa organik (Protein). Unsur Besi yang mengikat protein juga mampu mengikat ligan lain, diantaranya Oksigen dan Karbon dioksida dengan Fe sebagai logam. Senyawa tersebut dalam ikatan haemoglobin membentuk ikatan kordinasi sehingga membentuk senyawa kompleks organologam [4].
Elvis Nyarko et.al (2003) melakukan penelitian dalam menemukan material dalam aplikasi antikanker menggunakan paramaeter spektrum Fluorescence dan Phosphorescencedengan DNA pada suhu kamar. Senyawa yang dimanfaatkan adalah doping metallo porfirin dari Au(III), Pt(II) dan Pd(II). Pada penelitian ini disebutkan spektra dari senyawa organologam tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi sifat dari biomolekul seperti DNA. Penelitian menyebutkan meningkatnya jumlah DNA  menyebabkan meningkatnya intensitas Flouresensi [5].
Selain pemanfaatan aplikasi untuk kimia organik dalam dunia industri, senyawa organologam juga mengambil peran dalam bidang lain salah satunya organic light-emitting diode (OLED) sebagai material baru yang diperkenalkan dalam tampilan ponsel,OLED merupakan senyawa Iridium organologam.
Dalam bentuk solid-state senyawa ini berperan sebagai pemancar cahaya sel elektrokimia(LEC). Pada tahun 2008 dibuat layar OLED yang menggunakan kompleks  Ir cyclometallated sebagai emitor merah.  Kompleks Cyclometallated Ru memungkinkan memiliki potensi sebagai fotosensitizer untuk sel surya [6].







Rerefensi


https://www.selasar.com/jurnal/21403/Senyawa-Organologam-Berperan-Vital-dalam-Kehidupan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kimia_organologam
https://www.google.com/search?hl=in-ID&source=android-browser&ei=1UllW5aFO8-f9QP725rgBw&q=reaksi+organologam&oq=reaksi+&gs_l=mobile-gws-wiz-serp.1.0.0i67l2j0i131i67j0l2.63881.66786..67726...1.0..4.207.4086.1j24j2......0....1.......5..46j0i71j35i39j46i39j0i131.KTORU6QvslY


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.