.

Kamis, 16 Agustus 2018

Efek Rumah Kaca

Oleh : Destya Pangesti





Abstrak

Efek rumah kaca (Green House Effect),  diartikan  sebagai    naiknya suhu bumi. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah , Dinitrogenoksida (N2O) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.Yang berakibat meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan kenaikan tinggi muka air laut, perubahan pola angin, meningkatnya badai atmosferik, perubahan pola hujan dan siklus hidrologi dan lain-lain dan akhirnya berdampak pada ekosistem hutan, daratan, dan ekosistem alam lainnya.


Isi

Pemanasan global (global warming) merupakan salah satu isu internasional yang dewasa ini banyak mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Pemanasan global diartikan sebagai meningkatnya suhu bumi secara keseluruhan. Pemanasan global merupakan salah satu gejala dari pengelolaan sumber daya hutan yang tidak berkelanjutan. Kekawatiran dunia sangat  beralasan karena pengaruh global dapat berdampak kepada kehidupan dan kondisi bentang lahan dari semua negara baik negara penghasil Gas Rumah  Kaca (GRK) maupun bukan.

Menurut Lakitan (1994), peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca dikwatirkan akan meningkatkan suhu lapisan bawah atmosfer yaitu lapisan troposfer karena radiasi gelombang panjang yang dipancarkan permukaan bumi (terrestrial radiation) sebagian akan terperangkap pada lapisan troposfer, karena tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Meningkatnya pemanasan global akibat GRK akan menimbulkan masalah terhadap pola adaptasi makluk hidup pada suatu ekosistem dan terputusnya rantai makanan antar organisme yang berakibat pada menurunnya ketersediaan stok pangan dunia.  Negara penghasil GRK adalah negara-negara industri yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya. Indonesia juga merupakan salah satu negara emitor GRK yang terutama berasal dari pembukaan hutan dan pengeringan gambut. Sehingga Indonesia menjadi salah satu bagian dari solusi terhadap pengurangan pemanasan global.

Menurut Fahri (2009), efek rumah kaca (Green House Effect) adalah suatu istilah yang digunakan untuk meggambarkan betapa panasnya kondisi bumi dari akibat terperangkapnya gelombang panjang sinar matahari dilapisan trofosfer bumi. Green House Effect di adopsi dari kondisi rumah kaca yang biasa digunakan untuk budidaya pertanian. Pada siang hari, pada cuaca yang cerah meskipun tanpa adanya alat pemanas suhu ruangan di dalam rumah kaca akan  lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu diluar rumah kaca. Hal tersebut  terjadi karena sinar matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh tanaman di dalam rumah kaca yang berupa panas. Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat menembus kembali keluar kaca sehingga suhu di dalam rumah kaca menjadi naik dan panas yang dihasilkan akan terperangkap di dalam rumah kaca. Efek rumah kaca juga dapat diilustrasikan sebagai sebuah mobil yang diletakkan di bawah terik matahari dengan kodisi jendela mobil tertutup. Bagi masyarakat awam efek rumah kaca  diartikan sebagai adanya rumah-rumah yang banyak menggunakan  kaca.

Menggunakan rumah kaca memang sangat membantu tanaman untuk melakukan asimilasi. Sayangnya bangunan kaca yang di fungsikan untuk memantulkan panas ke dalam rumah membawa efek alamiah. Bahkan secara langsung akan mempengaruhi perubahan suhu di bumi serta pemanasan yang sifatnya mengglobal.
Global warming juga berakibat pada beberapa sektor, yakni :


1. Kenaikan permukaan air laut
Semakin tinggi kenaikan permukaan air laut, akan sangat berdampak pada pulau yang tinggal di dataran rendah dan di kelilingi air. Dengan meningginya permukaan air laut, maka dataran yang berada lebih rendah akan terjadi banjir besar yang mampu menenggelamkan dataran yang lebih rendah dari permukaan laut. Namun dari pasang surut air laut tersebut dapat memberikan manfaat pasang surut air laut bagi kehidupan manusia yang bergantung hidup di pinggiran laut atau pantai.

2. Perubahan cuaca yang ekstrim
Global warming juga mampu menjadi penyebab adanya perubahan cuaca yang sifatnya ekstrim. Apalagi di wilayah indonesia yang memiliki iklim yangselalu berganti yang bergantung pada pembagian musim di Indonesia. Dengan adanya iklim di Indonesia. Anda dapat merasakannya dengan panas yang begitu terik dalam kurun waktu lebih lama dari sebelumnya. Dan ketika musim dingin, juga merasakan dingin yang luar biasa.

3. Hasil pertanian menurun
Bahkan pemanasan global dapat menyebabkan hasil pertanian di tanah luas akan menurun. Resiko gagal panen lebih tinggi kurvanya. Sedangkan di Indonesia memiliki berbagai macam jenis hujan yang dapat mempengaruhi musim yang akan terjadi pada wilayah indonesia, dan biasanya memberikan dampak negatif bagi para petani ketika musim kemarau berkepanjangan yang akan menghasilkan hasil pertanian menurun.

4. Mencairnya gletser
Beberapa gletser dan es di kutub sudah mulai mencair. Ini merupakan akibat dari pemanasan global yang sudah memberikan dampak keseluruhan. Dengan mencairnya es di kutub akan memperlebar luasan perairan di bumi yang semula perbandinganya 2:1 antara lautan dan daratan. Jika sudah mencair, akan mengalir ke laut yang berpotensi menaikkan permukaannya. Sangat berbahaya jika sampai menenggelamkan pulau pulau penting di dunia.

5. Kepunahan beberapa jenis hewan
Hewan yang hidup berada di lereng gunung berapi akan sangat terkena dampak pemansan global. Suhu panas akan semakin menaik, cuaca yang berubah secara ekstrim, mampu mengganggu kehidupan hewan. Jika ia tidak mampu bertahan dengan kondisi alam yang terus memburuk, beberapa hewan akan mati kelaparan, kehausan, atau kepanasan. Kelestariannya sudah tidak bisa di selamatkan lagi, kecuali manusia yang bertindak untuk menyelamatkan.
Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia, Kholil, Muhammad. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta. Pantona Media
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/proses-terjadinya-efek-rumah-kaca-yang-menyebabkan-pemanasan-global
https://airpollution2014.weebly.com/gas-rumah-kaca/february-24th-2014
Martono. Fenomena Gas Rumah Kaca
Widodo. 2010. Pengelolaan Sumber Daya Hutan Untuk Mengurangi Emisi Gas CO2 Penyebab Efek Rumah Kaca



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.