.

Sabtu, 29 Februari 2020

Teknologi Hijau: SOLUSI UNTUK PELESTARIAN SUMBER AIR


TEKNOLOGI HIJAU: SOLUSI UNTUK PELESTARIAN SUMBER AIR


Dibuat oleh: Ardhi Setya Dharma (@Q06-Ardhi)



ABSTRAK

Teknologi hijau merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pada alam sekitar. Salah satu unsur dalam polutan yang menyebabkan terjadinya pemanasan global adalah CO2. Peningkatan CO2 memiliki dampak negative bagi bumi. Peningkatan konsentrasi gas CO2 di atsmosfer menyebabkan semakin banyak pemantulan gelombang panas dari bumi dan diserap oleh atsmofer. Hal ini tentu saja akan menyebabkan terjadinya kenaikan suhu permukaan bumi . Setiap negara sedang berlomba –lomba dalam menemukan mengembangkan serta meneraokan teknologi hijau sebagai salah satu upaya dalam mengatasi pemanasan global. Namun pengembangan teknologi hijau ini pun harus diiringi dengan  memperhatikan faktor lain seperti kenyaman social, ekonomis dan ramah lingkungan
Kata kunci: Teknologi Hijau

PENDAHULUAN

Banyak penelitian mutakhir menunjukkan bahwa masalah pemanasan global yang terjadi saat ini disebabkan oleh perilaku manusia. Di era revolusi industri 50 tahun terahir ini penduduk dunia telah menggunakan sumber energi yang tak terpulihkan yang terlalu banyak dan telah merusak 50% dari hutan dunia. Penggundulan hutan telah menghilangkan kemampuan untuk menyerap emisi karbon sehingga memacu terjadinya perubahan iklim. Sejak Perang Dunia II jumlah kenderaan bermotor di dunia bertambah sekitar 40 juta menjadi 680 juta, yang merupakan penyumbang emisi carbon dioksida pada atmosfer. Enam tindakan manusia yang dikenal sebagai “Tragedy of Commons” sebagai penyebab utama perubahan iklim global menurut Gany (2008) yaitu:

a. Meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfir
b. Perobahan terhadap siklus bio-kimia global dari nitrogen dan elemen-elemen lainnya.
c. pembentukan dan pelepasan komponen organik secara terus menerus seperti chlorofluorocarbon.
19 Jurnal Spasial
d. Perubahan besar-besaran dalam tataguna lahan dan vegetasi tutupan permukaan.
e. Perburuan dan perambahan sejumlah besar sumber daya alam dan kehidupan predator dan konsumen.
f. Invasi keanekaragaman hayati oleh species asing.

Pada abad ke 21 ini, perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global merupakan permasalahan yang serius dihadapi Negara-Negara di seluruh dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa kenaikan suhu bumi dari tahun 1990 – 2005 antara 0.13 – 0.15 derajat celcius. Apabila tidak ada upaya pencegahan, pada tahun 2050 – 2070 suhu Bumi akan naik sekitar 4,2 derajat Celcius, (KPKC Roma, 2002). Pada tahun 2100, suhu atmosfir akan meningkat 1,5 – 4,5 derajat.

Dampak pemanasan global yang akan terjadi adalah:

a. Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati.
b. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
c. Mencairnya es dan glasier di kutub.
d. Meningkatnya tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan.
e. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 – 95 cm.
f. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
g. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
h. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
i. Daerah-daerah tertentu menjadi padat karena terjadinya arus pe-ngungsian.


PEMBAHASAN
 

1. Teknologi pelestarian sumber air

Dengan menggunakan Taman Biologi (Bio–Park). Bio-Park merupakan salah satu teknologi hijau yang digunakan untuk memperbaiki kualitas sumber-sumber air yang tercemar seperti air saluran, sungai dan danau. Proses reduksi bahan-bahan pencemar dalam Bio-Park terjadi melalui siklus rantai makanan dalam ekosistem akuatik atau ekoteknologi. Di Jepang, teknologi Bio-Park diterapkan untuk memperbaiki kualitas air danau antara lain Danau Tsuchiura, Kibagata, Koishikawa, dan Haruno.
Teknologi Bio-Park juga telah dimodifikasi sebagai taman atap (Roof Top Bio-Park) di perumahan Canon Housing .
Pada saat ini teknologi Roof Top Bio-Park dikembangkan dalam rangka mitigasi pemanasan global yang terjadi di daerah perkotaan. Dalam 5 tahun terahir, teknologi Bio- Park telah diperkenalkan ke Thailand, China dan Brazil melalui bantuan teknik pemeritah Jepang. Karena menggunakan proses ekosistem alami, teknologi Bio-Park merupakan upaya adaptasi dan mitigasi dampak pemanasan global dengan karakteristik sbb:
a. Menanam vegetasi
b. Memperbaiki kualitas air yang tercemar secara efisien tanpa bahan kimia.
c. Memanfaatkan lumpur sebagai pupuk organic
d. Tidak menghasilkan limbah kimiawi
e. Bio-Park adalah “zero emission System”

2. Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik

a. Ecological Sanitation
Ecological sanitation (Ecosan), merupakan teknologi hijau yang diharapkan menjadi revolusi baru untuk peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya pengolahan limbah domestik. Ecosan didasarkan kepada tiga prinsip yaitu:
1) Pencegahan pencemaran lebih baik daripada melakukan pengendalian dan pengawasan setelah terjadi pencemaran.
2) Perbaikan sanitasi tinja dan urine
3) Pemanfaatan produk Ecosan untuk pertanian

b. Taman Buangan Air Limbah (Wastewater Garden)
Wastewater Garden (WWG) adalah teknologi hijau yang digunakan untuk mendaur ulang sisa zat pencemar dari unit pengolahan limbah perumahan, hotel, restoran, atau perkantoran. WWG merupakan 100% ekologis, murah dan mudah dalam pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya. Tanpa memerlukan peralatan mekanis dan bahan kimia, air limbah di daur ulang secara gravitasi ke taman, kebun sayuran, ataupun buah-buahan. WWG pada awalnya dikembangkan untuk melindungi pantai dari pencemaran limbah penduduk.
Kontribusi penerapan teknologi WWG dalam mitigasi dan adaptasi dampak pemanasan global karena:
a. menanam vegetasi
b. meningkatkan kualitas effluent ke lingkungan tanpa bahan kimia dan peralatan mekanis
c. Ekologis, mudah dan murah

c). Sanitasi Taman (SANITA)
Sanitasi Taman (SANITA), adalah Teknologi Hijau untuk memperbaiki kualitas effluent tangki septik konvensional agar tidak mencemari air tanah. Effluen septik tank konvensional masih mengandung bakteri Fecal Coli yang cukup tinggi dan beresiko mencemari air sumur dangkal yag terletak berdekatan, terutama pada permukiman yang padat. Sebagian besar penduduk perkotaan masih mengkonsumsi air tanah dangkal sebagai sumber air minum dan rumah tangga sehingga mereka berisiko tinggi terjangkit penyakit perut (waterborne deseases). SANITA mampu menurunkan
bakteri Fecal Coli pada effluent tangki septik sampai dengan lebih dari 99% sehingga diharapkan tidak mencemari air tanah. Penerapan SANITA pada permukiman akan menambah vegetasi permukaan yang merupakan salah satu upaya adaptasi dan mitigasi dampak perobahan iklim.

d) Konsep Teknologi Hijau (Green Technology)
Green Technology (Teknologi Hijau), diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan praktis / teknologi yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan yang dapat mewujudkan tatanan infrastuktur untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan (sustainable development), tanpa merusak atau mengganggu sumber daya alam. Secara singkat, teknologi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan tidak mengganggu ketersediaan kebutuhan generasi mendatang, dari (Green Tecnology, 2008)

KESIMPULAN

Perubahan Iklim yang diakibatkan oleh Pemanasan Global telah dirasakan dampaknya dalam kehidupan manusia. Apabila tidak dilakukan upaya pencegahan, dampak pemanasan global di masa yang akan datang merupakan ancaman yang sangat serius bagi kehidupan semua makhluk di bumi. Dalam menghadapi dampak Pemanasan Global diperlukan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang melibatkan masyarakat, seperti teknologi pelestarian sumber air dengan tanaman biologi (bio-park), teknologi pengolahan air limbah domestik dengan ecological sanitation (Ecosan), taman bunga air limbah (waste water garden), sanitasi taman (sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology). Teknologi Hijau merupakan salah satu upaya adaptasi dan mitigasi dampak Pemanasan Global yang sejalan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Berbagai Teknologi Hijau di bidang pelestarian sumber air dan pengolahan air limbah telah tersedia untuk diterapkan dalam pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Bellwood DR, Hoey AS and Choat J.H., 2003. Limited functional redundancy in high diversity
Buddemeier RW, Kleypas JA and Aronson R., 2004. Coral Reefs and Global Climate Change:CCSP (Climate Change Science Program and the Subcommittee on Global Change Research), 2003.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. @Q05_Jessica
    Apa saja faktor yang yang menjadi hambatan dalam dalam pelestarian sumber daya air?

    Penulisan artikel menurut saya sudah baik 👍🏻

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.