.

Rabu, 30 November 2016

Pencemaran Lingkungan Sumatera Utara (Horas Mejuah-juah!)

Pencemaran Lingkungan Di Sumatera Utara



Di Sumatera Utara khususnya Kota Medan, pencemaran lingkungan sudah sampai taraf mengkhawatirkan. Kabar tak sedap datang dari hasil penelitian Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika mengenai tingkat polusi udara sejumlah kota di dunia, Kota Medan ditetapkan sebagai kota keempat penyandang kota paling berpolusi, di bawah Ludhiana (India), Lanzhou (Tiongkok) dan Mexicali (Meksiko).Penelitian yang berlangsung pada periode Agustus-September 2014 itu menggunakan metode pengukuran tingkat kualitas udara . Hasil penelitian mengungkapkan, tingkat polusi udara di Medan berada di angka 110 micron diameter. Tingkat pencemaran udara di atas 100 mikron diameter dianggap telah membahayakan paru-paru. Penggunaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utamanya. Penyebab lain gas buangan dari asap industri serta dari sumber pembakaran lain seperti asap rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan dan lain-lain. Selain menekan pencemarannya, keadaan tersebut seharusnya diimbangi dengan perbanyakan lahan terbuka hijau untuk memenuhi kebutuhan udara segar bagi masyarakat.

 Tidak berbeda dengan udaranya, air di Medan yang sebenarnya menjadi sumber kehidupan dan menopang kebutuhan manusia juga sudah sangat tercemar. Terbukti, dua sungai besar yaitu Sungai Deli dan Sungai Belawan yang merupakan sumber air di Medan saat ini berstatus tercemar. Di tengah dan hilir, limbah dari industri baik besar maupun kecil yang tidak memiliki instalasi pengelolaan air limbah  dan limbah domestik dari rumah tangga menambah kadar kerusakan ekosistem air sungai. Kadar kebutuhan oksigen biologis dan kebutuhan oksigen kimiawi sungai, dua indikator pengukuran kualitas air diyakini sudah sangat jauh melampaui ambang batas yang ditentukan. Eksploitasi daerah aliran sungai tanpa terkendali dan tidak mempertimbangkan dampak lingkungan akan semakin memperluas pencemaran, seiring meningkatnya aktivitas yang mendukung perkembangan wilayah dan pertambahan jumlah penduduk.

Selain pencemaran udara dan air, tanah di Medan juga tak kalah tercemarnya. Kejadian ini diakibatkan oleh besarnya sampah yang dihasilkan masyarakat, baik sampah rumah tangga, industri, pertanian dan peternakan, maupun sampah pelaku usaha yang setiap harinya menyumbang kurang lebih 1.800 ton. Limbah domestik menjadi penyumbang terbesar, baik organik dan anorganik. Disinilah masalah terbesarnya, kurangnya wawasan akan pemisahan sampah organik dan anorganik memperlambat waktu degradasi sampah, akibatnya sampah tertimbun semakin banyak. Penggunaan wadah plastik, kaleng, styrofoam, kertas, kaca dan yang lainnya harus segera ditekan agar investasi sampah tidak semakin tinggi dan merusak kualitas tanah. Untuk sampah kaleng dan kaca saja butuh waktu puluhan bahkan ratusan tahun agar dapat terdegradasi.



Dampak Pencemaran Lingkungan

1.      Dampak Pencemaran Udara

                a. Mengganggu Kesehatan Manusia
Substansi pencemar atau polutan yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui sistem pernafasan. Namun tak jarang sistem kekebalan tubuh kita mengalamai penurunan, dan jika pada saat itu keadaan udara penuh polusi maka tubuh akan mudah terserang infeksi pernafasan yang serius seperti asma, bronkitis. Partikulat berukuran besar kemungkinan akan tertahan di saluran pernafasan bagian atas, sedangakan partikulat kecil atau gas akan masuk ke saluran pernafasan bagian bawah hingga mencapai paru – paru dan itulah yang menyebabkan tumbuhnya bibit penyakit.

b. Terjadinya Hujan Asam
Pencemaran udara dalam jangka panjang dapat menimbulkan hujan asam, yaitu ketika dalam air hujan mengandung tingkat keasaman atau pH dibawah 5,5. Efek negatif hujan asam adalah merusak sarana prasarana atau infrastruktur di bumi seperti menyebabkan korosi bangunan, merusak ekosistem perairan seperti menyebabkan ikan – ikan mati, menyebabkan tumbuhan layu, kering dan mati, dan yang terakhir adalah menganggu pernafasan manusia.

2.      Dampak Pencemaran Air

Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa, air tidak bermanfaat lagi dan air menjadi sebab timbulnya penyakit. Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran air merupakan kerugian yang terasa secara langsung oleh manusia. Bentuk kerugian langsung ini berupa:

(1)    Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga
(2)    Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri
(3)    Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian

Air yang menjadi penyebab penyakit karena air lingkungan kotor dapat menimbulkan kerugian yang lebih dalam lagi yaitu kematian. Kematian dapat terjadi karena pencemaran yang terlalu parah sehingga air telah menjadi sebab berbagai macam penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air dapat berupa:

(1)    Hepatitis A
(2)    Polliomyelitis
(3)    Cholera
(4)    Typhus Abdonalis
(5)    Dysentri Amoeba
Pencemaran yang menyebabkan kerugian yang besar akan terjadi apabila tidak ada pengawasan secara ketat terhadap pengolahan limbah

3.      Dampak Pencemaran Daratan/Tanah

Bentuk dampak pencemaran pencemaran daratan bergantung pada komposisi limbah padat yang dibuang serta jumlahnya. Bentuk dampak pencemaran daratan dapat berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung.
Dampak langsung akibat pencemaran daratan ini adalah adanya timbunan limbah padat dalam jumlah besar yang akan menimbulkan pemandangan tidak sedap, kotor dan bau. Kondisi ini biasanya muncul di TPA. Timbunan sampah yang menggunung karena belum diolah menyebabkan pemandangan disekitar tempat tersebut menjadi kumuh dan kotor. Kesan kotor ini dapat berpengaruk pada psikis penduduk disekitar tempat pembuangan tersebut
Dampak tak langsung akibat pencemaran daratan contohnya  yaitu berkembangbiaknya nyamuk. Hal ini antara lain disebabkan karena limbah padat yang dibuang manjadi sarang nyamuk. Limbah padat yang berupa kaleng, ban dan lain-lainya, bial hujan dapat terisi air kemudian menjadi tempat nyamuk bertelur dan berkembangbiak. Baik tikus,lalat dan nyamuk adalah binatang yang dapat menimbulkan penyakit seperti kaki gajah, malaria dan demam berdarah

Upaya Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan

Untuk menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama, yaitu Penanggulangan secara non teknis  dan penanggulangan secara teknis.

Contoh penanggulangan secara non teknis yaitu:

1.       Penyajian Informasi Lingkungan
2.       Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
3.       Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
4.       Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
5.       Menanamkan Perilaku Disiplin

 Sedangkan penanggulangan secara teknis dapat dilakukan dengan cara:

1.       Mengubah Proses Penanggulangan Terhadap Pencemaran Lingkungan
2.       Mengganti Sumber Energi
3.       Mengolah Limbah
4.       Menambah Alat Bantu



DAFTAR PUSTAKA :

·         Anonim.2016.Medan dan Lingkungannya.Medan Bisnis. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/05/13/163554/medan-dan-lingkungannya/#.WD2DbPlEnIU (Diakses 28-11-2016)
·         Widyawati,Arrum Dian.2013.Jurnal Ilmiah : Pencemaran Lingkungan. http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.co.id/2013/12/pencemaran-lingkungan.html
(Diakses 28-11-16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.