Pencemaran Lingkungan
Di Sumatera Utara
Di Sumatera Utara khususnya Kota Medan,
pencemaran lingkungan sudah sampai taraf mengkhawatirkan. Kabar tak sedap
datang dari hasil penelitian Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika
mengenai tingkat polusi udara sejumlah kota di dunia, Kota Medan ditetapkan
sebagai kota keempat penyandang kota paling berpolusi, di bawah Ludhiana
(India), Lanzhou (Tiongkok) dan Mexicali (Meksiko).Penelitian yang berlangsung
pada periode Agustus-September 2014 itu menggunakan metode pengukuran tingkat
kualitas udara . Hasil penelitian mengungkapkan, tingkat polusi udara di Medan
berada di angka 110 micron diameter. Tingkat pencemaran udara di atas 100 mikron
diameter dianggap telah membahayakan paru-paru. Penggunaan kendaraan bermotor
merupakan penyebab utamanya. Penyebab lain gas buangan dari asap industri serta
dari sumber pembakaran lain seperti asap rumah tangga, pembakaran sampah,
kebakaran hutan dan lain-lain. Selain menekan pencemarannya, keadaan tersebut
seharusnya diimbangi dengan perbanyakan lahan terbuka hijau untuk memenuhi
kebutuhan udara segar bagi masyarakat.
Tidak
berbeda dengan udaranya, air di Medan yang sebenarnya menjadi sumber kehidupan
dan menopang kebutuhan manusia juga sudah sangat tercemar. Terbukti, dua sungai
besar yaitu Sungai Deli dan Sungai Belawan yang merupakan sumber air di Medan
saat ini berstatus tercemar. Di tengah dan hilir, limbah dari industri baik
besar maupun kecil yang tidak memiliki instalasi pengelolaan air limbah dan limbah domestik dari rumah tangga menambah
kadar kerusakan ekosistem air sungai. Kadar kebutuhan oksigen biologis dan
kebutuhan oksigen kimiawi sungai, dua indikator pengukuran kualitas air diyakini
sudah sangat jauh melampaui ambang batas yang ditentukan. Eksploitasi daerah
aliran sungai tanpa terkendali dan tidak mempertimbangkan dampak lingkungan
akan semakin memperluas pencemaran, seiring meningkatnya aktivitas yang
mendukung perkembangan wilayah dan pertambahan jumlah penduduk.
Selain pencemaran udara dan air, tanah
di Medan juga tak kalah tercemarnya. Kejadian ini diakibatkan oleh besarnya
sampah yang dihasilkan masyarakat, baik sampah rumah tangga, industri,
pertanian dan peternakan, maupun sampah pelaku usaha yang setiap harinya
menyumbang kurang lebih 1.800 ton. Limbah domestik menjadi penyumbang terbesar,
baik organik dan anorganik. Disinilah masalah terbesarnya, kurangnya wawasan
akan pemisahan sampah organik dan anorganik memperlambat waktu degradasi
sampah, akibatnya sampah tertimbun semakin banyak. Penggunaan wadah plastik,
kaleng, styrofoam, kertas, kaca dan yang lainnya harus segera ditekan agar
investasi sampah tidak semakin tinggi dan merusak kualitas tanah. Untuk sampah
kaleng dan kaca saja butuh waktu puluhan bahkan ratusan tahun agar dapat
terdegradasi.
Dampak Pencemaran Lingkungan
1.
Dampak Pencemaran Udara
a. Mengganggu Kesehatan Manusia
Substansi pencemar atau polutan yang terdapat di udara dapat masuk
ke dalam tubuh kita melalui sistem pernafasan. Namun tak jarang sistem
kekebalan tubuh kita mengalamai penurunan, dan jika pada saat itu keadaan udara
penuh polusi maka tubuh akan mudah terserang infeksi pernafasan yang serius
seperti asma, bronkitis. Partikulat berukuran besar kemungkinan akan tertahan
di saluran pernafasan bagian atas, sedangakan partikulat kecil atau gas akan
masuk ke saluran pernafasan bagian bawah hingga mencapai paru – paru dan itulah
yang menyebabkan tumbuhnya bibit penyakit.
b. Terjadinya Hujan Asam
Pencemaran udara dalam jangka panjang dapat menimbulkan hujan asam,
yaitu ketika dalam air hujan mengandung tingkat keasaman atau pH dibawah 5,5.
Efek negatif hujan asam adalah merusak sarana prasarana atau infrastruktur di
bumi seperti menyebabkan korosi bangunan, merusak ekosistem perairan seperti
menyebabkan ikan – ikan mati, menyebabkan tumbuhan layu, kering dan mati, dan
yang terakhir adalah menganggu pernafasan manusia.
2.
Dampak Pencemaran Air
Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar
bagi manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa, air
tidak bermanfaat lagi dan air menjadi sebab timbulnya penyakit. Air yang tidak
dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran air merupakan kerugian yang terasa
secara langsung oleh manusia. Bentuk kerugian langsung ini berupa:
(1)
Air
tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga
(2)
Air
tidak dapat digunakan untuk keperluan industri
(3)
Air
tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian
Air yang
menjadi penyebab penyakit karena air lingkungan kotor dapat menimbulkan
kerugian yang lebih dalam lagi yaitu kematian. Kematian dapat terjadi karena
pencemaran yang terlalu parah sehingga air telah menjadi sebab berbagai macam
penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air dapat berupa:
(1)
Hepatitis
A
(2)
Polliomyelitis
(3)
Cholera
(4)
Typhus
Abdonalis
(5)
Dysentri
Amoeba
Pencemaran yang menyebabkan kerugian yang besar akan terjadi
apabila tidak ada pengawasan secara ketat terhadap pengolahan limbah
3.
Dampak Pencemaran Daratan/Tanah
Bentuk dampak pencemaran pencemaran daratan bergantung pada
komposisi limbah padat yang dibuang serta jumlahnya. Bentuk dampak pencemaran
daratan dapat berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung.
Dampak
langsung akibat pencemaran daratan ini adalah adanya timbunan limbah padat
dalam jumlah besar yang akan menimbulkan pemandangan tidak sedap, kotor dan
bau. Kondisi ini biasanya muncul di TPA. Timbunan sampah yang menggunung karena
belum diolah menyebabkan pemandangan disekitar tempat tersebut menjadi kumuh
dan kotor. Kesan kotor ini dapat berpengaruk pada psikis penduduk disekitar
tempat pembuangan tersebut
Dampak tak
langsung akibat pencemaran daratan contohnya
yaitu berkembangbiaknya nyamuk. Hal ini antara lain disebabkan karena
limbah padat yang dibuang manjadi sarang nyamuk. Limbah padat yang berupa
kaleng, ban dan lain-lainya, bial hujan dapat terisi air kemudian menjadi
tempat nyamuk bertelur dan berkembangbiak. Baik tikus,lalat dan nyamuk adalah
binatang yang dapat menimbulkan penyakit seperti kaki gajah, malaria dan demam
berdarah
Upaya Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan
Untuk menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama,
yaitu Penanggulangan secara non teknis
dan penanggulangan secara teknis.
Contoh
penanggulangan secara non teknis yaitu:
1.
Penyajian
Informasi Lingkungan
2.
Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
3.
Perencanaan
Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
4.
Pengaturan
dan Pengawasan Kegiatan
5.
Menanamkan
Perilaku Disiplin
Sedangkan penanggulangan secara teknis dapat
dilakukan dengan cara:
1.
Mengubah
Proses Penanggulangan Terhadap Pencemaran Lingkungan
2.
Mengganti
Sumber Energi
3.
Mengolah
Limbah
4.
Menambah
Alat Bantu
DAFTAR PUSTAKA :
·
Anonim.2016.Medan
dan Lingkungannya.Medan Bisnis. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/05/13/163554/medan-dan-lingkungannya/#.WD2DbPlEnIU (Diakses 28-11-2016)
·
Widyawati,Arrum
Dian.2013.Jurnal Ilmiah : Pencemaran Lingkungan. http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.co.id/2013/12/pencemaran-lingkungan.html
(Diakses
28-11-16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.