.

Sabtu, 04 Agustus 2018

ZAT ADIKTIF DALAM PENGGUNAAN DAN EFEKNYA

ZAT ADIKTIF PADA MAKANAN

Abstrak
Dalam deskripsinya zat adiktif merupakan suatu zat yang dapat menyebabkan seseorang menjadi kecanduan (ketagihan) jika sering dikonsumsi. Contoh makanan yang mengandung zat adiktif narkotika adalah kopi, teh, rokok, dan cokelat.

Keyword : zat adiktif, zat dalam makanan
Pembahasan
Adapun beberapa jenis zat adiktif yang digunakan pada makanan antara lain:
1.      Zat pewarna
Zat pewarna makanan adalah bahan tambahan yg digunakan untuk memperbaiki tampilan makanan sehingga makanan menjadi lebih menarik dan menggugah selera. Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF(biru).

     2.  Pengawet
Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan dengan tujuan diantaranya : mencegah pembusukan, perubahan warna, bau, dan rasa pada makanan, mencegah perubahan struktur kimia, serta membunuh bakteri pembusuk, dan menghentikan aktifitas bakteri pembusuk pada makanan. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.

     3.  Pemanis
Bahan pemanis merupakan zat yg dapat menimbulkan rasa manis yang biasa ditambahkan pada makanan. Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.

     4.  Penyedap
Bahan penyedap ditambahkan pada makanan dengan tujuan menambah citarasa pada makanan. Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.


5. Antioksidan yaitu bahan untuk mencegah/menghambat oksidasi (ketengikan).
 : BHA(Butil Hidroksi Anisol), BHT (Butil Hidroksi Toluena), TBHQ (Tersier Butil Hidroksi Quinolin)
6.  Pengatur keasaman adalah bahan untuk mengatur keasaman.
Contoh : Asam asetat(asam cuka), asam sitrat, asam tartrat.
7. Pemanis sintetis untuk mengatur rasa manis atau menggantikan gula.
Contoh : Sakarin, siklamat dan Aspartam.
8. Pengawet adalah bahan untuk mencegah atau menghambat penguraian(kerusakan) makanan oleh mikroorganisme.
Contoh : Asam benzoate, asam sorbat
9. Pewarna digunakan untuk memperbaiki atau member warna pada makanan.
Contoh : beta karoten , turmeric, tartrazin, karmoisin.
10. Penyedap rasa untuk mempertegas rasa.
Contoh : Vetsin (MSG), HPV (Hydrolisis Vegetable Protein), garam guanilat dan garam inosilat.


Keuntungan menggunakan  Zat Adiktif Makanan :

a. Menghasilkan makanan yang tahan lama dengan tetap segar dan tidak berubah rasa.

b. Mencegah reaksi yang dapat membahayakan kesehatan dari makanan jika disimpan lama (makanan tetap aman).

B. BATAS PENGGUNAAN.
Batasan penggunaan berdasarkan resiko adalah ADI (Acceptable Daily Intake) yaitu batasan yang tidak menimbulkan resiko/bahaya jika dikomsumsi oleh manusia. Perhitungannya dengan menggunakan perkilo gram bobot badan.
C. BAHAYA DAN KERUGIAN ZAT ADIKTIF

Untuk zat adiktif alami (dari alam) tidak banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan, sedangkan untuk zat adiktif sintetis sering menimbulkan resiko bagi kesehatan.

1. Penggunaan Penyedap Rasa.
Penyedap rasa yang umum digunakan adalah vetcin. Vesin atau Mono Sodium Glutamat merupakan garam dari asam glutamate yang merupakan asam amino yang sering terdapat pada hasil fermentasi pembuatan kecap.
HOOC – CH2– CH2 – CH-COONa
NH2
MSG dibuat dari fermentasi tetes tebu(karbohidrat) dengan bantuan bakteri Micrococcus Glutamicus
Dalam jumlah yang wajar tidak menimbulkan resiko, tetapi dalam jumlah berlebih MSG menimbulkan , gejala “Chinese Restaurant Syndrome” yaitu gejala dengan adanya rasa haus, letih atau sakit kepala.
Di Negara maju MSG masih dipertentangkan, hanya tidak boleh untuk makanan bayi dibawah 3 bulan.
2. Penggunaan Pemanis Sintetis
Termasuk pemanis sintetis
a. Dulsin : Tingkat kemanisan dulsin 250 kali gula, pemanis ini dilarang oleh Depkes RI
b.Sakarin : Tingkat kemanisan sakarin 500 kali gula.
c. Siklamat : Tingkat kemanisan siklamat 50 kali gula
d. Aspartam : Tingkat kemanisan Aspartam 200 kali gula.
Pemanis sintetis dengan tingkat kemanisan tinggi, banyak digunakan untuk mengganti gula. Digunakan juga untuk penderita diabetes dan diet.
3. Penggunaan Pewarna
Pewarna yang digunakan oleh Depkes RI dikelompokan :
a. Pewarna alami : beta karoten, khlorophyl, kurkumin, caramel.

b. Pewarna sintetis : Tartrazin, karmoisin, biru berlian, teritrosin, indigotin, sunset yellow FCF, hijau FCF, poncean 4R dan lain-lain
Pewarna sintetis yang diijinkan jika digunakan dalam jumlah wajar, tidak menimbulkan resiko. Tetapi ada beberapa pewarna sintetis dalam jumlah berlebih menyebabkan kanker kandung kemih dan kelainan pada ginjal.
Pewarna yang dilarang Depkes RI adalah pewarna sintetis untuk tekstil tetapi disalahgunakan (dipakai untuk makanan). Contohnya rhodamin B, Auramin, Magenta dan lain-lain yang banyak dipakai pada terasi, sirup atau makanan tanpa ijin Depkes RI. Pewarna ini berbahaya dan akan terakumulasi pada tubuh dan menyebabkan kerusakan pada ginjal, kandung kemih dan kanker.

Kesimpulan
Zat adiktif walaupun dalam penggunaannya memang diperuntukan sebagai zat yang dapat menambah daya tahan dan hal lainnya, namun masih terdapat banyak dampak negatif yang dapat terjadi, sehingga perlu adanya regulasi yang mengatur batas-batas penggunaan zat adiftif dalam makanan, sehingga dapat melindungi konsumen dari konsumsi makanan yang mengandung zat berbahaya.
Sumber : https://nellywedya.wordpress.com/bahan-ajar/ipa-terpadu-2/ipa-terpadu/
                 http://seje-dio.blogspot.com/2015/01/zat-aditif-pada-makanan-zat-adiktif-dan.html?m=1
                  Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil (2017). Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Penerbit Pantona Media. Jakarta.
                  //www.gudangbiologi.com/2015/09/pengertian-dan-contoh-zat-adiktif-dan-psikotropika.html?m=1
                ://astariginting.blogspot.com/2016/05/zat-yang-terkandung-dan-bahaya-narkoba.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.