.

Sabtu, 04 Agustus 2018

@G19-Arifin, @ProyekG02





Kimia Kontekstual

2.1 Peta Pengetahuan Kimia
Disatu sisi peradapan manusia sangat di untungkan oleh keberadaan ilmu dan teknologi kimia. Tak dapat dipungkiri kimia menjadi solusi untuk berbagai persoalan yang dihadapi manusia, sehingga menjadikan kehidupan lebih sejahtera danlebih mudah. Namun disis lainnya kimia menimbulkan beragam persoalan termasuk penurunan kualitas kehidupan manusia.
Pada awal perkembangannya ilmudan riset kimia hanya berkaitandengan fisika danbiologi, sehingga mucullah irisankeilmuan seperti fisika, kimia, biofisika, dan biokimia, serta irisandiantara ketiganya.
Kemudian peta pengetahuankimia berkembangmenjadi interaksiatau irisan antara kimia terapan, fisika terapan dan biomedis/biomekanik yang melahirkan kajian ilmu material. Bioteknologi dan fisika medis, sedangkan interaksi ketiganya memunculkan bionanoteknologi atau teknologi koloid dan permukaan.
2.2 Pembelajaran Kimia Kontekstual
Kimia kontekstual atau kimia kekinian berkaitan dengan beragam aspek kehidupan manusia. Pengkajian dan pembahasan sangat tergantung kepada isu dan persoalan apa yang yang sedang menjadi trending toipics.
Adapun luaran pembelajaran atau learning outcomes kimia kontekstual antara lain : mengidentifikasi atau menjelaskan fenomena dan proses kimia yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan bidang energi, lingkungan, pangan, obat, dan polimer.
2.3 Topik Mengenal Energi dan Minyak
Terdapat beberapa topik mengenai energi yang termasuk kimia kontekstual, yang paling banyak dibahas diantaranya ialah energi dari pembakaran yang meliputi sub-topik : energi, kerja dan panas; transformasi energi; enthalphy reaksi; bahan bakar fosil (batu bara dan minyak bumi; dan sumber energi terbarukan).
Energi dan pembakaran
Energi dari pembakaran terutama dengan menggunakan bahan bakar fosil, bisa berupa batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Dalam hal ini ketiga sumber energi tersebut mengalami masa pembentukan selama ratusan juta tahun. Oleh sebab itu dinamakan bahan bakar fosil.
Minyak bumi dan beragam produk turunannya
Minyak mentah yang dikenal juga sebagai emas hitam keluar dari tanah berupa campuran komplek hidrokarbon dengan beragam bobot molekul. Minyak mentah melalui pipa masuk dalam kilang berupa cairan hitam pekat dan beraroma tidak sedap. Didalam kilang minyak mentah dipisahkan menjadi beberapa fraksi dengan beragam manfaat.
2.4 Topik Mengenai Polimer dan Plastik
Berdasarkan sumbernya polimer dan plastik meliputi : Polimer alami, Polimer semi sintetik, dan Polimer sintetis. Polimer teknik, sebagian dihasilkan dinegara berkembang dan sebagian negera maju. Harganya relatif mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan tahan yang lebih baik. Polimer fungsional, dikembangkan dinegara maju dan dibuat untuk tujuan khusus dengan produksi dalam skala kecil.
2.5 Topik Mengenai Kimia Pangan
Ilmu pangan berkaitan dengan produksi, pengolahan, distribusi, persiapan, evaluasi, dan pemanfaatan pangan dalam hal ini alhi kimia pangan bekerja dengan tanaman yang telah diupanen untuk makanan dan hewan yang telah disembelih untuk makanan. Ahli kimia pangan mengkaji bagaimana produk makanan ini diproses disiapkan dan didistribusikan. Begitu pula dengan penggunaan pewarna makanan sering meresahkan masyarakat, terutama munculnya berbagai kasus penggunaan pewarna non makanan seperti rodamin B.


Pengaruh Penggunaan Boraks Pada Makanan Terhadap Kesehatan

Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat boron (B), Boraks merupakan anti septik dan pembunuh kuman. Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan antiseptik pada kosmetik. Asam borat atau boraks ( boric acid ) merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa kimia dengan rumus Na2B4O7 10H2O berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat.
Asam borat merupakan senyawa bor yang dikenal juga dengan nama boraks, dikenal juga dengan nama “bleng” atau “pijer” yang digunakan ke dalam pangan atau bahan pangan sebagai pengental atau sebagai pengawet. Biasanya masyarakat desa atau bahkan kota menambahkan boraks untuk dipakai pada lontong agar teksturnya menjadi bagus dan kebanyakan ditambahkan pada proses pembuatan bakso.
ISI
Boraks memiliki karakteristik antara lain; kristal transparan, warna bersih, berkilai seperti kaca, dan suatu rasa manis yang bersifat alkali. Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan tekstur makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso dan lontong akan membuat bakso/lontong tersebut sangat kenyal dan tahan lama, sedangkan pada kerupuk yang mengandung boraks jika digoreng akan mengembang dan empuk serta memiliki tekstur yang bagus dan renyah.
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gr/kg berat badan anak-anak.
Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme manusia sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/MenKes/Per/IX/88 boraks dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan dilarang untuk digunakan dalam pembuatan makanan. Dalam makanan boraks akan terserap oleh darah dan disimpan dalam hati. Karena tidak mudah larut dalam air boraks bersifat kumulatif. Dari hasil percobaan dengan tikus menunjukkan bahwa boraks bersifat karsinogenik. Selain itu boraks juga dapat menyebabkan gangguan pada bayi, gangguan proses reproduksi, menimbulkan iritasi pada lambung, dan atau menyebabkan gangguan pada ginjal, hati, dan testes.
KESIMPULAN
Pemakaian boraks pada bahan makanan sangat berbahaya bagi tubuh sebab penggunaan boraks dapat merusak kesehatan manusia, sering mengkonsumsinya dalam jumlah banyak menyebabkan demam, anuria, koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Wisnu. 2008.  Analisisdan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT. BumiAksara.
Mudzikirah, Ida. 2016. Identifikasi Penggunaan Zat Pengawet Boraks dan Formalin Pada Makanan Jajanan di Kantin UIN ALAUDDIN MAKASSAR Tahun 2016. Makasar : Skripsi UIN ALAUDDIN Makassar.
Widayat, Dandik. 2011. Uji Kandungan Boraks Pada Bakso (Studi pada Warung Bakso di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember). Jember: Bagian Kesehatan Lingkungandan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember : http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/5517/Skripsi.pdf?sequence=1.
Widyaningsih T.D. 2006. Murtini E.S. Alternatif Pengganti Formalin pada Produk Pangan. Jakarta : Trubus Agrisarana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.