.

Minggu, 31 Oktober 2021

Bukan Hanya Pencemaran Namun Juga Kepunahan

Oleh: Ika Devi Mayang Sari (@T03-Ika)

Mind Mapping Kimia Lingkungan dan Studi Mengenai Pencemaran Lingkungan

Sudah pernah dengarkah kalian istilah kimia lingkungan? Apa ya hubungannya dengan pencemaran lingkungan? Bagaimana bisa menjadi penyebab kepunahan kekayaan alam di Indonesia? Penasaran?! Yuk kita bahas...

Istilah “Kimia Lingkungan” mungkin agak asing ya terdengar dikalangan orang awam. Namun jika kita pisahkan kedua kata ini, maka kita akan kenal apa itu kimia dan apa itu lingkungan. Mendengar kata “Kimia” di kehidupan kita sehari-hari pastilah berkaitan erat, karena tumbuh kita sendiri terdiri atas bahan kimia. Dan dibenak kita pun akan terlintas pikiran tentang unsur-unsur, zat-zat, dan reaksi-reaksi kimia.

Sedangkan saat kita mendengar kata “lingkungan” akan terlintas benak kita, lingkungan adalah tempat di mana kita tinggal, berupa ekosistem yang terbentuk dari kompenen-komponen penyusunnya, baik benda hidup/biotik (tumbuhan dan hewan) maupun benda mati/abiotik (batu, air, dan udara). Dulu kedua kata ini, kita sering temukan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Maka dari itu Kimia lingkungan dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah yang membahas fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan sebagai studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya. (Wikipedia.org)

Kimia Lingkungan dengan Pencemaran Lingkungan

Kimia lingkungan berperan penting dalam mempelajari, meneliti, memonitoring, dan menemukan solusi dalam penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan yang semakin lama semakin banyak ini. Menurut Rieuwerts (2017), pencemaran lingkungan adalah salah satu masalah umat manusia yang paling mendesak dan akan tetap demikian di masa mendatang. Aktivitas antropogenik menggangu siklus alam dan menghasilkan polutan yang mengubah atmosfes, terakumulasi dalam rantai makanan dan mencemari tanah, sungai, dan lautan dunia. Kesehatan manusia dan ekosistem terus dirusak oleh logam beracun, polutan organik yang persisten, radionuklida, dan bahan berbahaya lainnya. (Hidayat, 2021)

          Berbagai jenis pencemaran lingkungan banyak terjadi, mulai dari pencemaran udara, air, tanah, suara, radioaktif (aktivitas nuklir), termal (peningkatan suhu berlebihan akibat aktivitas pembakaran), bahkan sampai pencemaran cahaya (pemakaian energi untuk pencahayaan papan iklan yang digunakan non-stop). Yang akhirnya menimbulkan begitu banyak permasalah lingkungan. Dari kualitas lingkungan yang menurun, terjadinya pemanasan global, penipisan lapisan ozon, kesuburan tanah berkurang hingga berdampak akhir pada kesehatan manusia yang dipertaruhkan. Karena itulah penerapan ilmu kimia lingkungan sangat dibutuhkan, khususnya untuk para analisis kesehatan lingkungan. Agar penerapan Kimia Hijau dapat dilaksanankan dengan baik dan dapat meminimalisir dampak yang terjadi, baik untuk lingkungan maupun manusia.

Kepunahan Kekayaan Alam di Indonesia

          Sedikit saya akan bahas mengenai dampak dari ulah manusia yang menimbulkan pencemaran lingkungan sekaligus merusak kekayaan alam yang ada di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan hujan tropis terbesar ke-3 di dunia setelah Brazil dan Republik Democratik Kongo, serta menjadi salah satu negara dengan keanekaragaman hayati (Biodversity) ke-2 di dunia setelah Hutan Amazon,   Brazil.  

Hal ini menjadikan Indonesia memiliki sebanyak 25.000 jenis flora atau lebih dari 10% jenis tumbuhan yang ada di seluruh dunia. Sedangkan untuk faunanya sendiri terdiri atas hewan menyusui (Mammalia) lebih dari 500 jenis, ikan (Pisces) lebih dari 4000 jenis, burung (Aves) lebis dari 1600 jenis, reptilia dan amphibia lebih dari 1000 jenis, dan serangga (Insecta) lebih dari 200.000 jenis. Namun sangat disayangkan ancaman kepunahan spesies-spesies tersebut masih sangat tinggi. (Forest Watch Indonesia and Global Forest Watch, 2001)

 

Forest Watch Indonesia (FWI) dan Global Fotest Watch (GFW) dalam laporannya tahun 2001 menyatakan, saat ini Indonesia kehilangan sekitar 2 juta hektar hutan setiap tahunnya. Itu artinya habitat flora dan fauna yang ada di Indonesia semakin terancam krisis dan kepunahan banyak spesies tidak akan terelakkan lagi. Lebih dari 20 juta hektar hutan sudah ditebang habis sejak tahun 1985, tetapi sebagian besar dari lahan ini belum pernah diolah menjadi alternatif penggunaan lahan yang produktif.

Kasus ekspansi lahan perkebunan sawit, terjadinya kebakaran hutan, serta pengalihan lahan hutan untuk permukiman menjadi pemicu terjadinya deforestasi (proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil kayunya atau mengubah lahan hutan menjadi lahan non-hutan). Pembakaran hutan yang disengaja sering dilakukan oleh para pemilik perkebunan skala besar untuk pembukaan lahan perkebunan mereka, karena dinilai lebih mudah dan murah. Padahal kawasan hutan tersebut ditinggal oleh makhluk hidup yang lainnya dan tanpa disadari akan banyak flora dan fauna mati akibat kehilangan tempat tinggalnya. Belum lagi kasus perburuan liar dan pembalakan ilegal yang sangat memgancam keseimbangan alam. Sumbangan gas CO2 hasil dari pembakaran tersebut pun menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebakan terjadinya pemanasan global dan degredasi kualitas lingkungan.

Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di Indonesia, pemeritah Indonesia saat ini telah memiliki 19 cagar biosfer seluas 29.9 juta ha yang menjadi bagian dari World Network of Biosphere Reserves. Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program Man and The Biospher (MAB-UNESCO) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan atas upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Indonesia patut berbangga karena cagar biosfer yang dimiliki Indonesia menjadi salah satu yang terluas di dunia.

Sebagai warga negara Indonesia dan masyarakat dunia yang memiliki keperdulian lebih, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan kekayaan alam di Indonesia beserta habitatnya, bukannya malah mengeksplotasi dan merusaknya. Alam Indonesia ini termasuk salah satu yang sangat berpengaruh untuk kehidupan dunia, bahkan mendapat julukan sebagai paru paru dunia. Cobalah kalian pikirkan apa saja yang akan terjadi jika kasus-kasus tadi terus berlanjut, kita sendirilah yang akan susah kedepannya. Hutan alamilah salah satu sumber kehidupan untuk umat manusia.

Mari kita peduli dan mulailah menjadi manusia yang bijak. Jagalah yang sudah dilimpahkan kepada kita, janganlah merusaknya.


Daftar Pustaka

Forest Watch Indonesia and Global Forest Watch. 2001. Keadaan Hutan Indonesia." Bogor, Indonesia: Forest Watch Indonesia dan Washington DC: Global Forest Watch.  Dalam https://wri-indonesia.org/sites/default/files/keadaan_hutan.pdf.  (Diakses pada 31 Oktober 2021)

Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia Lingkungan dan Studi Mengenai Pencemaran Lingkungan. Dalam Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.

Wikipedia. Terakhir diubah pada 3 September 2021. “Kimia lingkungan”. Dikutip dari Wikipedia. org: https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_lingkungan#cite_note-:0-1. (Diakses pada 31 Oktober 2021)

Sumber Referensi Website Internet:

https://www.globalforestwatch.org/. Global Forest Watch (GFW) adalah platform online yang menyediakan data dan alat untuk memantau hutan. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, GFW memungkinkan siapa saja untuk mengakses informasi nyaris seketika tentang tempat dan bagaimana hutan berubah di seluruh dunia.

https://www.mongabay.co.id/. Mongabay.co.id adalah sebuah proyek dari Mongabay.com, situs web tentang ilmu lingkungan yang populer dan berita konservasi yang dimulai pada tahun 1999 oleh Rhett A. Butler. Mongabay.co.id diluncurkan dan beroperasi sejak April 2012 untuk meningkatkan minat terhadap alam dan kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan di Indonesia. Mongabay.co.id memiliki fokus khusus pada hutan, tetapi juga menyediakan berita, analisis, dan informasi lain yang berhubungan dengan lingkungan.

http://lipi.go.id. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.