Pencemaran air
sungai di Surabaya yang tak kunjung usai
Pencemaran
lingkungan banyak sekali terjadi di wilayah indonesia, salah satunya yaitu
daerah surabaya. Pencemaran banyak terjadi akibat ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab, salah satunya membuang sampah ke sungai yang membuat air
sungai menjadi kotor keruh dan tidak sehat atau tidak layak untuk digunakan.
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama,
yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan,
kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan
masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang
terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera
kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran
udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim
global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini,
tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu
terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang
memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua setelah kota Jakarta. Menurut data
yang diambil oleh Dispendukcapil Surabaya pada tahun 2013, jumlah penduduk di
Surabaya mencapai 3.153.298 Jumlah dan pertumbuhan penduduk di Surabaya yang
tinggi menimbulkan berbagai macam permasalahan yang sampai saat ini masih
menjadi pusat perhatian. Permasalahan tersebut meliputi masalah kemacetan,
kependudukan, kesehatan, kebersihan lingkungan hidup, pencemaran, dan lain
sebagainya. Permasalahan yang saat ini sedang menjadi sorotan utama dan sedang
diupayakan penyelesaiannya adalah masalah pencemaran dan kebersihan lingkungan
hidup. Pencemaran yang terjadi di Surabaya bisa dibilang cukup tinggi.
Pencemaran yang timbul didominasi oleh banyaknya sampah yang dihasilkan dan kurangnya
kemampuan untuk mengatasi secara signifikan.Tingkat produksi sampah di Surabaya
dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Berdasarkan catatan, volume sampah
di Surabaya mengalami peningkatan. Beberapa tahun silam volume sampah kota
mencapai sekitar 8.000 ton/hari dan sekarang naik menjadi sekitar 11.000
ton/hari. Hal tersebut diperparah dengan semakin sempitnya lahan untuk menimbun
sampah sehingga menyebabkan beberapa sampah ditimbun di dekat pemukiman warga,
sungai ataupun fasilitas publik. Hal tersebut tentu sangat merugikan masyarakat
sekitaryang tinggal di dekat tempat penimbunan sampah. Ditambah lagi apabila
sampah ditimbun di sungai juga akan membuat pencemaran sungai dan memicu
banjir. Sebagai contohnya adalah kondisi Kali Tengah yang saat ini sangat
memprihatikan.Sungai sepanjang tujuh kilometer yang melintas di wilayah Gresik
itu menjadi lokasi pembuangan limbah cair 66 perusahaan. Dengan warna coklat
pekat, kini sungai yang bermuara di Kali Surabaya tersebut perlu perhatian
serius agar pencemaran dapat dikendalikan karena mengingat Kali Tengah
merupakan penyumbang limbah terbesar untuk Kali Surabaya.Kondisi tersebut tentu
akan sangat membahayakan bagi masyarakat sekitar bila musim hujan tiba. Sungai
yang awalnya sebagai tempat penimbun air hujan agar tidak langsung mengalir ke
lingkungan masyarakat, kini akan meluap menjadi banjir karena ketidakmampuan
sungai untuk menahan volume air hujan. Hal tersebut tentu akan sangat merugikan
masyarakat setempat apalagi bila di dalam sungai tersebut mengandung
limbah-limbah yang berbahaya yangmenyebabkan berbagai macam penyakit. Selain
itu, kondisi Kali Tengah yang sangat memprihatinkan ini juga merusak ekosistem
sungai.Selain kondisi Kali Tengah yang memprihatinkan, keadaan masyarakat di
daerah Benowo yang tinggal dekat dengan TPS (Tempat Pembuangan Sampah) juga tak
kalah memprihatinkan.Volume sampah yang semakin meningkat masuk ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Benowo (Surabaya Barat) dari sebelumnya 88.000 m3 per
hari kini menjadi sekitar 1.300 ton per hari. Hal tersebut tentu sangat
memprihatinkan karena lahan yang tersisa semakin sedikit sedangkan produksi
sampah per harinya semakin meningkat. Selain itu, tempat penimbunan sampah ini
juga berdampak terhadap kenyamanan dan keindahan lingkungan setempat. Di
sepanjang tempat penimbunan sampah tercium bau busuk yang menyengat serta
keadaan lingkungan sekitar yang kumuh.
Rendahnya
kualitas air Kali Surabaya sangat memprihatinkan. Tidak hanya kondisi
lingkungan yang rusak, tapi juga besarnya ancaman kesehatan bagi masyarakat.
Hal ini mengingat Kali Surabaya merupakan air baku untuk PDAM Surabaya yang
melayani kebutuhan air bersih se-Surabaya.
Virus yang
menjadi sumber penyakit seperti penyebab hepatitis infektif, juga ditemukan
pada badan air Kali Surabaya. Selain itu terdapat juga hewan parasit antara
lain cacing gelang (Ascaris) dan cacing pita. Keberadaan hewan-hewan parasit
tersebut dalam badan air Kali Surabaya merupakan sumbangsih dari tinja yang
dengan bebasnya langsung dibuang tanpa melalui septic tank. Kondisi tersebut
memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas kesehatan masyarakat yang
tinggal di sepanjang Bantaran Kali Surabaya.
Penyebab pencemaran airsungai DAS Brantas
di Surabaya
Penggunaan
air oleh manusia akanmenghasilkan limbah, apabila dibuanglangsung ke lingkungan
akanmenyebabkan terjadinya pencemaran airsehingga
dapat membahayakankehidupan manusia dan mahluk hiduplainnya, baik secara
langsung maupuntidak langsung
Pencemaran
air dapat berasal dariberbagi sumber pencemaran, antara lainberasal dari
industri, limbah rumahtangga, limbah pertanian dan lainnya.
Selain itu, ada beragam tindakan lain selain tindakan preventif yang bisa
kita lakukan. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat kita lakukan oleh
masyarakat sebagai Cara mengatasi pencemaran air , yaitu:
·
Gunakan air
dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan
gunakan dalam jumlah yang tepat.
·
Kurangi
penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan
dapat terurai di alam secara cepat.
·
Kurangi
konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia yang berbahaya seperti
pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan salah satu penyebab rusaknya
ekosistem air
·
Tidak
menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
·
Tidak
menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan sebagai tempat
kakus.
·
Jangan
membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola sampah rumah tangga dengan
baik dan usahakan menanam pohon di pinggiran sungai/danau.
·
Sadar akan
kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber
mata air agar tidak tercemar.
·
Mengoptimalkan
pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk meningkatkan
konservasi air bawah tanah
·
Menanggulangi
kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.
Daftar
pustaka
Pertiwi,Shaly.2012.pencemaran di surabaya, http://www.kompasiana.com/shalygaluh72/pencemaran-di-surabaya-yang-tak-kunjung-usai_5528d7b6f17e613f0c8b45a5
(diakses, 29 november 2016)
Amaliyah,Imroatul.2014.pencemaran air sungai di
surabaya, http://imroatul-amaliyah-feb13.web.unair.ac.id/artikel_detail-94567-ILMU%20ALAMIAH%20DASAR-PENCEMARAN%20AIR%20SUNGAI%20DI%20SURABAYA.html
Husaini, Hayattulloh.2015.pencemaran air di surabaya,http://www.academia.edu/9478275/PENCEMARAN_AIR_SUNGAI_DAS_BRANTAS_DI_SURABAYA
( diakses, 28
november 2016)
@A13-RIFKA
BalasHapusPOINT 3
alhamdulillah ya