MENGENAL BAHAN PENGAWET KIMIA YANG AMAN
UNTUK MAKANAN
Sejak manusia dapat berbudidaya tanaman dan hewan, hasil produksi panen menjadi berlimpah. Namun
bahan-bahan tersebut ada yang cepat busuk, makanan yang disimpan dapat menjadi rusak, misalnya karena oksidasi atau benturan Segala
makanan dan minuman baik tradisional maupun instan seperti saat ini kalian
pasti tahu memiliki masa kadaluarsanya masing - masing baik dalam jangka waktu
tertentu , Dibawah saya akan menjelaskan tentang bahan pengawet kimia yang aman
untuk makanan .
Sebelum masuk
lebih dalam saya akan menjelaskan sedikit apa itu pengawetan makanan ?? adalah
cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya tahan penyimpanan lebih
lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.
Cara pengawetan
makanan terbagi menjadi 2 yaitu :
1.
Fisik : (Pemanasan
,Pembekuan , pendinginan , pengasapan,…..)
2.
BioKimia : (penambahan Enzim , Pengasinan ,
Pemanisan ,……..)
Kita akan focus terhadap
pengawetan makanan ddengan cara biokimia untuk makanan Asam propionat
(natrium propionat atau kalsium propionat) sering digunakan untuk mencegah
tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang
digunakan adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg bahan; sedngkan untuk bahan dari keju,
dosis maksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan.
- Asam
Sitrat (citric acid) merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini maudah larut dalam
air, spriritus, dan ethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika
dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai
menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan
seperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan
rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum,
produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai
pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi
dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah
pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan
asam sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan
bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalah
sebesar 3 gram/liter sari buah.
- Benzoat
(acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid). Benzoat biasa
diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan ciri-ciri
berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau,
dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar
- Bleng
merupakan larutan garam fosfat, berbentuk kristal, dan berwarna kekuning-
kuningan. Bleng banyak mengandung unsur boron dan beberapa mineral
lainnya. Penambahan bleng selain sebagai pengawet pada pengolahan bahan
pangan terutama kerupuk, juga untuk mengembangkan dan mengenyalkan bahan,
serta memberi aroma dan rasa yang khas. Penggunaannya sebagai pengawet
maksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapat dicampur langsung
dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan terlebih dahulu
kemudian cairannya dicampurkan dalam adonan.
- Garam
dapur (natrium klorida). Garam dapur dalam keadaan murni tidak berwarna,
tetapi kadang-kadang berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari
kotoran-kotoran yang ada didalamnya. Air laut mengandung + 3 % garam
dapur. Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba, sering
digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain. Pengunaannya
sebagai pengawet minimal sebanyak 20 % atau 2 ons/kg bahan.
- Garam
sulfat digunakan dalam makanan untuk mencegah timbulnya ragi, bakteri dan
warna kecoklatan pada waktu pemasakan.
- Gula
pasir digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan
tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet, pengunaan
gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.
Ref :
Margono,et al, 2000, Pengawet dan
Bahan Kimia, Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H.
Thamrin 8 Jakarta, akses, 12 maret 2013, http://www.ristek.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.