.

Jumat, 07 Februari 2020

Polimer Dan Plastik Pada Lingkungan

Plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, karena dapat mengakibatkan pemicu kanker dan kerusakan jaringan pada tubuh manusia (karsinogenik).
Selain itu plastik pada umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan) oleh mikro organisme. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah.

Oleh : Bowo Priambudi

ABSTRAK
Meningkatnya kebutuhan akan bahan yang dapat terurai secara hayati ditandai oleh pengguna minat bagi Industri di bidang pengemasan ramah lingkungan. khususnya bahan polimer biodegradable (lebih dikenal sebagai biocomposites). Tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa bahan polimer biodegradable akan mengurangi kebutuhan untuk produksi polimer sintetik (sehingga mengurangi polusi) dengan biaya rendah, sehingga akan berdampak positif, baik bagi perekonomian maupun lingkungan hidup.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Imogen Napper dan Richard Thompson di University of Plymouth, Inggris, plastik biodegradable tidak terurai setelah tiga tahun dibiarkan di alam bahkan masih utuh seperti sedia kala. Napper dan Thompson meletakkan empat jenis plastik (compostable, biodegradable, oxo-degradable, dan plastik polythene konvensional) pada tiga kondisi, dikubur di tanah, dibiarkan di udara terbuka, dan ditenggelamkan di laut. Semua plastik masih utuh seperti sedia kala dalam jangka waktu tiga tahun setelah pertama kali penelitian dilakukan.
Kata Kunci : Pencemaran Plastik
 
https://storage.googleapis.com/planet4-indonesia-stateless/2019/11/4f915f2f-2_gp0sttp26_high_res-1024x683.jpg

  1. Pendahuluan
Limbah plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran lingkungan khususnya bagi pencemaran tanah. Bahan plastik merupakan bahan organik yang tidak bisa terurai oleh bakteri. Dan alangkah baiknya jika limbah plastik tersebut dapat digunakan lagi dengan cara mendaur ulang dan dijadikan produk baru. Vesilind et al (2003) menyatakan bahwa dalam implementasi sebuah manajemen atau pengelolaan sampah dalam sebuah komunitas, hal pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan reduksi sampah langsung pada sumber penghasil sampah.

  1. Permasalahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Imogen Napper dan Richard Thompson di University of Plymouth, Inggris, plastik biodegradable tidak terurai setelah tiga tahun dibiarkan di alam bahkan masih utuh seperti sedia kala. Napper dan Thompson meletakkan empat jenis plastik (compostable, biodegradable, oxo-degradable, dan plastik polythene konvensional) pada tiga kondisi, dikubur di tanah, dibiarkan di udara terbuka, dan ditenggelamkan di laut. Semua plastik masih utuh seperti sedia kala dalam jangka waktu tiga tahun setelah pertama kali penelitian dilakukan.

  1. Pembahasan
Menurut Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS), konsumsi plastik nasional masih didominasi oleh plastik kemasan sebesar 65%. Dari total permintaan plastik kemasan, sekitar 60% diserap oleh industri makanan dan minuman.Industri minuman, misalnya, merupakan salah satu sektor yang pertumbuhannya paling cepat di Indonesia. Industri minuman di Indonesia tumbuh 22,74% pada semester satu 2019. Ketika industri terus bertumbuh, maka volume sampah plastik pun akan meningkat. Tahun 2050, diperkirakan akan ada 12 miliar ton sampah plastik di lingkungan. World Economic Forum pun menaksir lebih dari 32% sampah plastik tidak tertangkap atau tertangani dan menjadi sampah yang berujung mengotori daratan dan lautan.
Ancaman Polimer Sintetik Bagi Lingkungan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, dan alat-alat rumah tangga. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik dan kantong plastik .
Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air yang menyebabkan banjir. Bila plastic dikubur maka akan membuat tanah itu menjadi tak subur dan tak dapat ditanami.
Menurut Jenna Jambeck setiap tahunnya 3,2 juta ton sampah plastik di Indonesia tidak terkelola. Sekitar 0,48-1,29 juta ton diantaranya mencemari laut. Sementara menurut Sustainable Waste Indonesia, di Indonesia hanya 9% sampah plastik yang didaur ulang.

Untuk mengurangi pencemaran plastik :
A. Kurangi penggunaan plastic
B. Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah organik, sehingga dapat didaur, ulang.
C. Jangan membuang sampah plastik sembarangan.

Beberapa metode daur ulang sampah Plastik
1. Menerapkan Economy Circular
https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/10/proses-bottle-fix-5d4e61f40d823045534ce014.png?t=o&v=555

Untuk prosesnya, dimulai dengan pengumpulan sampah plastik, lalu dilanjutkan ke Unit Bisnis Daur Ulang atau RBU (Recycling Business Unit), kemudian sampah plastik dibawa ke Pabrik Biji Plastik untuk dicacah, dan terakhir biji plastik hasil cacahan tersebut diolah kembali menjadi kemasan baru dan diisi dengan air mineral.
2. Pengolahan Limbah Plastik Menggunakan Metode Fabrikasi
Langkah-langkah pengolahan limbah plastik dilakukan de fabrikasi di antaranya
(1) pemotongan yang merupakan tahapan pembuatan sampah kemasan plastik menjadi potongan-potongan kecil. Proses ini bertujuan untuk menyamarkan label produk, gambar, serta tulisan yang terdapat pada kemasan plastik sehingga produk yang dihasilkan tidak terlihat sebagai produk daur ulang dari sampah kemasan plastik,
(2) pemanasan dan pelunakan, dilakukan pada potongan-potongan sampah kemasan plastik hasil dari proses pemotongan menggunakan mesin kempa dan heat gun. Tahapan ini bertujuan merekatkan potongan-potongan sampah kemasan plastik menjadi bentuk lembaran sehingga memudahkan pengaplikasian material tersebut di proses-proses selanjutnya,
(3) pembentukan dan pencetakan, dimana proses pembentukan dilakukan dengan cara melunakkan material sampah plastik menggunakan teknik heat transfer kemudian dicetak. Pencetakan material sampah kemasan plastik dilakukan seperti proses pembentukan keramik menggunakan cetakan master yang terbuat dari material tahan panas seperti gypsum, silicon rubber, kayu, batu, dan sebagainya,
(4) pengerjaan menanggunakan mesin atau machining adalah proses pembentukan material daur ulang dilakukan menggunakan alat pertukangan baik yang sederhana maupun yang canggih untuk mencapai suatu kondisi material yang diinginkan, dan
(5) penghalusan atau proses finishing merupakan proses terakhir yang dilakukan setelah melalui proses-proses sebelumnya. Pada proses finishing, dilakukan pelapisan clear spray.

Pentingnya tanggung jawab konsumen dan industri terhadap lingkungan harus terus ditingkatkan. Bagi sektor industri yang memproduksi bahan plastik biodegradable, ini adalah kunci keuntungan, sebab biopolimer dapat mengurangi emisi karbon dioksida selama proses pembuatan, dan mengurangi/menurunkan bahan organik setelah pembuangan. Meskipun plastik sintetis adalah pilihan yang lebih layak secara ekonomis dibandingkan dengan plastik biodegradable, akan tetapi peningkatan ketersediaan plastik biodegradable akan memungkinkan banyak konsumen untuk memilihnya atas dasar plastik biodegradable miliki bertanggung jawab terhadap lingkungan dan ramah lingkungan. Plastik biodegradable yang mengandung pati dan/atau serat selulosa tampaknya yang paling mungkin akan mengalami pertumbuhan yang positif dalam penggunaannya.

      IV. Kesimpulan
Dibutuhkan sebuah cara efektif agar dalam aktivitas ini, sampah plastik yang terkumpul sudah terpisah berdasarkan kategori jenis plastik, sehingga proses daur ulang di tingkat selanjutnya dapat dilakukan lebih efisien. Pengelolaan daur ulang sampah plastik yang ergonomis dan terintegrasi dengan baik akan dapat membantu kegiatan atau program strategis dalam upaya pengurangan jumlah sampah plastik yang efektif.

      V. Daftar Pustaka

1 komentar:

  1. Agung Aldiyanto F (@Q14-Agung)
    Artikel yang cukup jelas, ini menjelaskan pentingnya meminimalisir penggunaan plastik dan cara daur ulangnya.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.