.

Jumat, 10 Agustus 2018

Dampak dan Pencegahan Hujan Asam


Oleh: @H27-DINISHA
Dampak dan Pencegahan Hujan Asam @PROYEKH02-DINISHA


Abstrak

Tingkat polutan yang makin hari makin bertambah banyak dapat menyebabkan berbagai bahaya bagi kesehatan dan kehidupan manusia. Banyak bencana yang terjadi merupakan akibat dari hasil polusi yang terakumulasi di udara dan lingkungan. Dapak berbahaya tersebut salah satunya Hujan Asam. Apabila tidak dikendalikan maka akan berujung lebihi buruk lagi. Oleh karenanya, masyarakat umunya diharapkan dapat lebih mengerti mengenai salah satu dampak polusi lingkungan yaitu hujan Asam.

Isi

Menurut Yatim (2007), Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith ( 1872 ) dalam Kupchella ( 1989 ) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri dibagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butir-butir air di awan. Jika hujan turun dari awan tersebut, air hujannya bersifat asam. Dan asam Tersebut terhujankan atau rainout. Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan dan turun kebumi.
Masalah hujan asam terjadi dilapisan athmosfir rendah, yaitu di troposfir. Asam yang terkandung dalam hujan asam ialah asam sulfat (H2SO4 ) dan asam nitrat (HNO)3 , keduanya merupakan asam kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat dari gas NOx.
Sebenarnnya hujan secara alami memang bersifat asam dengan pH hujan normalsebesar 5,6. Hal tersebut terjadi dikarenakan hasil dari reaksi uap air, Karbon Dioksida, dan Nitrogen di dalam atmosfer (ELC, 2008). Namun, tingkat keasaman dari hujan dapat terganggu apabila ditambahkan Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida dan terjadilah hujan asam.
Masuknya Sulfur Dioksidan dan Nitrogen Oksida terjadi secara alami akibat adanya kerusakan vegetasi dan letusan gunung berapi. Namun, manusia dapat pula menjadi faktor pendukung terjadinya hujan asam yaitu dengan pembakaran bahan fosil melalui kegiatan industri, pembangkit tenaga listrik (Minyak dan Batubara), knalpot kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Menurut Lapan (2015) Kasus terbanyak dari adanya hujan asam dikarenakan oleh aktivitas manusia seperti industri, Pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor yang menghasilkan gas Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida. Kasus hujan asam sering terjadi di kota – kota besar yang sudah mulai sedikit lahan tumbuhan hijaunya.
Dampak dari hujan asam itu sendiri cukup berbahaya diantaranya:
  1. Menyebabkan penurunan jumlah ikan di laut
  2. Menyebabkan beragam penyakit kulit
  3. Menghilangkakn nutrisi yang dimiliki oleh tumbuhan
  4. Merusak lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan
  5. Menyebabkan besi menjadi mudah berkarat

Mengingat betapa berbahayanya hujan asam maka perlu dilakukan pencegahan agar hujan asam tidak terjadi. Berbagai cara pencegahan terhadap hujan asam adalah sebagai berikut:
  1. Menggunakan bahan bakar yang mengandung kadar belerang rendah
  2. Mengaplikasikan prinsip reuse, recycle, dan reduce.
  3. Penghematan energi

Daftar Pustaka

Anonimus. Dalam: https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/hujan-asam Diakses pada 10 Agustus 2018 Jam 11.20.

ELC. 2008. Acid Precipitation. Environmental Literacy Council http://enviroliteracy.org/article.php/2.html Diakses pada 10 Agustus 2018 Jam 10.20

Hidayat, Atep Afia. Dan Kholil, Muhammad.2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau

Lapan. 2015. Hujan Asam. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 
http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/hujanasam.htm Diakses pada 10 Agustus 2018 Jam 10.40

Yatim, Erni. M. 2007. Dampak dan Pengendalian Hujan Asam di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Dalam: http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/24 Diakses pada 10 Agustus 2018 Jam 11.10.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.