.

Sabtu, 10 Februari 2018

Pencemaran Udara

Oleh : Mochamad Dadan Rhamdani (@G17-Mochamad)

Abstrak

Udara terdiri  beberapa macam gas sesuai dengan keadaan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Kandungan udara terdapat oksigen untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil pada tumbuhan, dan ozon untuk menahan sinar ultra violet. Aktivitas ekonomi yang bertambah di perkotaan berbanding lurus dengan penggunaan konsumsi energy pada kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik, industry, dan transportasi yang membawa adanya kandungan gas asing pada udara. Dampak yang dimiliki salah satunya adalah pencemaran udara. Berlebihnya tingkat konsentrasi zat pencemar seperti tersebut di atas, hingga melampaui ambang batas tole- ransi yang diperkenankan akan mempunyai dampak negatif yang berbahaya terhadap lingkungan maupun bagi manusia. 

Kata kunci: Pencemaran, Udara
Secara umum terdapat 2 sumber pencemaran udara yaitu pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia (antropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain.
Pembakaran bahan bakar ini merupakan sumber pencemaran utama yang dilepaskan ke udara seperti CO, NOx, SOx, Suspended Particular Matter, Ox dan berbagai logam berat. Gas-gas lain hasil kegiatan manusia yang terdapat di udara dapat mengubah susanan keadaan normal ,  maka udara tercemar dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Menurut Wardhana (1984) di dunia dikenal zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia berupa gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil dan industri. Perkiraan poersentase komponen pencemar udara utama di Indonesia khususnya transportasi dan industri yaitu : karbon monoksida (CO) 70,50%, oksida. sulfur (SOx) 0,9%, nitrogen Oksida(NOx) 8,9%, partikulat sebesar 1,33%, hidrokarbon (HC) 18,34%, gas rumah Kaca (CH4, CO2 dan N2O), tersebar dalam nilai persentase sumber utama. Berikut dampak zat pencemar udara terhadap kesehatan manusia :
Karbon Monoksida
Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor. Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan yang ringan berupa pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat: menurunnya kemampuan gerak tubuh,gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.
Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon rendah atau smog kabut berawan coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia. Sifat racun gas ini pada konsentrasi tinggi menyebabkan gangguan pada syaraf sehingga menimbulkan kejang-kejang, bila keracunan terus berlanjut mengakibatkan kelumpuhan.
Sulfur Oksida
Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx emisi. Gas yang berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun jika bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan WHO PBB menyatakan bahwa pada tahun 1987 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang batas yang ditetapkan oleh WHO.
Hidrokarbon (HC)
Pada mesin, emisi Hidrokarbon terbentuk dari bermacam-macam sumber. Tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak pelumas silinder adalah salah satu penyebab munculnya emisi HC. Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4).
Hidrokarbon dalam jumlah banyak di udara dan tercampur dengan bahan pencemar lain maka sifat toksiknya akan meningkat. Hidrokarbon gas lebih toksik dibanding dalam wujud cairan dan padatan. Dalam keadaan gas, dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa dan menimbulkan infeksi paru- paru bila terhusap.

Partikulat Matter
Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru- paru. Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul sulfur. Partikel ukuran kecil dan sulit mengendap dalam air akan tinggal lama di udara dan menyebar secara global mengikuti arus angin yang membawanya. Partikel-partikel pencemar udara sangat merugikan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan atas atau pneumokoniosis.

Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh negara-negara industri. Sudah saatnya bijak dalam bekerja dan bijak dalam menggunakan bahan bakar. Kritis terhadap pencemaran udara. Walaupun tidak bias mengubah sesuatu yang besar secara cepat, namaun dalat dimulai dengan diri sendiri untuk meminimalisir pencemaran udara.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A., dan Kholil, M. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media.
Budiyono, A. 2001. Pencemaran udara : dampak pencemaran udara pada lingkungan. Berita Dirgantara, Vol.2(1). 
Sugiarti. 2009. Gas Pencemar udara dan pengaruhnya bagi kesehatan manusia. Jurnal Chemical, Vol.10(1).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.