.

Jumat, 02 Februari 2018

Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel

Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel



Oleh : M.Irsyad Herlanda Putra

Abstrak
Minyak jelantah sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar yang berasal dari fosil. Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku pembuatan biodiesel merupakan salah satu cara pengurangan limbah (minyak jelantah) yang menghasilkan nilai ekonomis serta menciptakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar solar. Minyak jelantah dapat diproses menjadi biodiesel dengan transesterifikasi dengan metanol menggunakan katalisator zeolit zirkonia tersulfatasi.
Transesterifikasi minyak jelantah dengan katalisator zeolit zirkonia tersulfatasi dilakukan dalam reaktor batch yang dilengkapi dengan pemanas, termometer, pengaduk, dan kran pengambil sampel.

Kata Kunci : Minyak Bumi, Biodiesel, Jelantah


Pendahuluan :
         Energi dari pembakaran terutama dengan menggunakan bahan bakar fosil, bisa batu bara, minyak bumi dan gas alam. Dalam hal ini, ketiga sumber enrgi tersebut mengalami masa pembentukan selama ratusan juta tahun. Peranan bahan bakar fosil masih sulit tergantikam oleh sumber bahan bakar lainnya, dalam hal ini Parfit (2013) melaporkan bahwa dalam satu hari konsumsi energi dunia mencapai 320 miliar kWh. 
         Selama ini, bahan bakar fosil telah mampu memenuhi kebutuhan energi sebagian besar manusia. Namun, sampai saat ini sulit menemukan sumber energi baru yang dapat mengimbangi kelimpahan abahan bakar fosil. Minyak bumi tergolong energi tidak terbarukan karena proses pembentukannya berlangsung jutaan tahun. {Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil (2017)}.
           Minyak jelantah merupakan sisa penggunaan dari produk minyak bumi. Minyak jelantah mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik yang dimiliki oleh minyak bumi. Hal ini tentunya jika diteliti lebih lanjut bisa saja ditingkatkan nilai gunanya hingga minyak jelantah tersebut mampu diproses sehingga menghasilkan bahan baku alternatif untuk pembuatan biodiesel. Oleh karena itu, maka harus dilakukan penelitian untuk meningkatkan nilai guna minyak jelantah sehingga bisa diproses untuk menghasilkan sumber bahan baku alternatif biodiesel. Minyak jelantah yang tadinya hanya dibuang begitu saja akan lebih baik ketika dapat ditingkatkan nilai mutunya. (HS, Syamsyidar. 2013)


Minyak Jelantah
                Minyak jelantah (waste cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga, umumnya dapat digunakan kembali untuk keperluan kuliner akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan. (Dwi Ardiana dkk. 2009)

Biodiesel
                 Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono – alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nabati misalnya: minyak sawit, minyak kelapa, minyak kemiri, minyak jarak pagar, dan minyak berbagai tumbuhan yang mengandung trigliserida.
Anonim. Biodiesel, http://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel tgl 25 Desember 2010


Biodiesel memiliki kelebihan lain dibanding dengan solar, yakni :
- Angka setana lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakaran lebih baik dibanding dengan minyak solar. 
- Biodiesel diproduksi dari bahan pertanian sehingga dapat terus diperbaharui.
- Ramah lingkungan karena tidak ada emisi gas sulfur. 
- Aman dalam penyimpanan dan transfortasi karena tidak mengandung racun. 
- Meningkatkan nilai produk pertanian Indonesia. 
- Memungkinkan diproduksi dalam skala kecil dan menengah sehingga bisa diproduksi di daerah pedesaan. 
Tim Departemen Teknologi Pertanian, Proses Pembuatan Minyak Jarak Sebagai BahanBakar Alternatif ( Fakultas Pertanian USU Medan. 2005)


Produksi Biodiesel
                   Proses transesterifikasi adalah proses mereaksikan minyak nabati maupun hewani dengan alkohol/ metanol(dengan katalis berupa hidroksida kuat seperti NaOH/KOH. Penggunaan KOH sebagai katalis yaitu lebih mudah digunakan, waktu yang perlukan 1,4 kali lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan NaOH, dan dapat menghasilkan pupuk potas. Proses ini menghasilkan dua produk yang meliputi metil ester dan gliserol (Syamsudin.2010). Metil ester inilah yang biasa disebut dengan biodiesel. Biodiesel ini juga disebut sebagai FAME ( Fatty Acid Methyl Ester). (HS, Syamsyidar. 2013),
             Bahan baku dan teknologi proses produksi biodiesel merupakan hal penting dalam pembuatan biodiesel yang akan menentukan kualitas dan harga dari biodiesel. Bahan baku pembuatan biodiesel yang dipakai saat ini adalah minyak sawit, minyak jelantah, minyak jarak dan minyak nyamplung.  


Skema Pemurnian Minyak Jelantah.

(HS, Syamsyidar. 2013)

Skema Pembuatan Biodiesel
       (HS, Syamsyidar. 2013)  





Mind Map




Daftar Pustaka :
- Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media. Jakarta.
- HS, Syamsyidar. 2013. Pembuatan dan Uji Kualitas Biodiesel dari Minyak Jelantah. Dosen Jurusan - Kimia Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar
- Priyohadi Kuncahyo, Aguk Zuhdi M. Fathallah , Semin. 2013.  
- Tim Departemen Teknologi Pertanian, Proses Pembuatan Minyak Jarak Sebagai Bahan
Bakar Alternatif ( Fakultas Pertanian USU Medan. 2005)
- Sukmawati, Paramita Dwi. 2014. Alkoholis  Minyak Jelantah menjadi Biodiesel dengan katalis Zeolit-Zirkonia Terslfatasi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.