.

Jumat, 16 Februari 2018

Green Building Jagonya Ramah Lingkungan

Oleh : Fitriana Eka Setyaningrum (@G09-Fitriana)



Abstract :

Eco-friendly architecture, which is also called green architecture, includes the relation between humans and their natural environment. Green architecture also contains other dimensions such as time, natural environment, socio-cultural, space, and building techniques. The example is Green Building. The concept of Green Building are the planning, development, operation and maintenance of building that observe the aspects of protecting, saving, reducing the utilization of natural resources, maintaining the quality of the building and the quality of air in the room, and taking care of the health of its inhabitants based on the principle of sustainable development. The benefits of Green Building itself are include environmental, economic, and social benefits.

Keyword : Eco-friendly Architecture, Green Building, Green Architecture



Content :

(Sumber : http://archiholic99danoes.blogspot.co.id/)
Didirikannya bangunan di kota-kota besar tentunya memiliki dampak yang luar biasa besar, tidak hanya berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial, tetapi juga pada lingkungan alam yang dibangun. Salah satu upayanya adalah dengan membangun teknologi hijau. Menurut Hidayat dan M. Kholil (2017) bahwa Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dimasa depan tanpa merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Seperti yang mulai kita temui di berbagai wilayah, banyak arsitektur yang telah mulai menerapkan Bangunan Hijau (Green Building). Menurut Karuniastuti (2017) bahwa Green architecture adalah pembangunan yang memperhatikan masalah ekonomi, hemat energi, utilitas, daya tahan, dan  kenyamanan, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan. Green architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) adalah membuat struktur dan menggunakan proses pembuatannya memperhatikan terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan: dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Tujuan umumnya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam dengan cara : 
  1. Efisien menggunakan energi, air (memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu) dan sumber daya lain seperti material bagunan
  2. Kesehatan penghuni, melindungi dan meningkatkan produktivitas manusia dalam bekerja. 
  3. Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan. 

Sedangkan menurut Chau dkk (2013), bahwa tantangan bangunan hijau dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu:

1. Tantangan Terkait Komoditas
  • Kurangnya perhatian publik terhadap bangunan hijau
  • Kesenjangan pengetahuan pada perhitungan pengembangan bangunan hijau
  • Resiko dan ketidakpastian dalam membangun bangunan hijau
  • Kurangnya pendanaan dalam membangun bangunan hijau
  • Ketidakpastian manfaat yang dapat diukur dalam mewujudkan bangunan hijau
2. Tantangan Perilaku Organisasi dan Pribadi
  • Kurangnya insentif bagi para investor untuk berinvestasi pada bangunan hijau
  • Kurangnya pengetahuan teknis dari anggota tim proyek tentang bangunan hijau
  • Kurangnya komitmen dari pimpinan administrasi untuk melindungi lingkungan
  • Kurangnya komunikasi antar pemangku kepentingan dan administrator
  • Resistensi terhadap perubahan untuk membangun bangunan hijau
3. Tantangan Terkait Proses
  • Kurangnya penetapan persyaratan yang dapat diukur pada bangunan hijau
  • Kurangnya komunikasi antar anggota tim proyek dalam membangun bangunan hijau
  • Keraguan informasi tentang metode bangunan berkelanjutan
  • Ketidaktersediaan produk yang bersifat hijau di area sekitar

Jika melihat tanah di Indonesia, Menurut Karyono (2000) bahwa Kriteria 'green' pada bangunan di Indonesia harus mengacu pada kesesuaian bangunan dengan iklim di Indonesia yaitu tropis dengan kelembaban tinggi. Arsitektur tropis adalah suatu karya arsitektur yang dapat mengatasi problem yang ditimbulkan akibat iklim tropis, melalui rancangan arsitektur tropis. Rancangan arsitektur tropis harus dapat mengatasi permasalahan seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembaban tinggi atau kecepatan angin yang rendah. Karena benar adanya, bahwa Green Building yang kita terapkan harus di sesuaikan dengan segala aspeknya.

Sehingga menurut Nugroho (2011) bahwa Di Indonesia, gerakan Arsitektur/Bangunan Hijau sudah mulai dilakukan dengan dibentuknya Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan Greenship-nya. Kriteria-kriteria yang dirumuskan memiliki kesamaan dengan kriteria pada beberapa lembaga rating lain, namun parameter yang ditetapkan tentunya diupayakan untuk mengadopsi faktor setempat yaitu tropis basah. Kondisi dan perkembangan bangunan gedung di Indonesia yang tidak kalah dengan yang ada di negara maju lain –universalisme estetika dan arsitektural– dipandang perlu untuk dikaji tingkat kehijauannya.

Daftar Pustaka :

Karyono, Tri Harso, 2010, Green Architecture : Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia, Rajagrafindo Perkasa, Jakarta

Nugroho, Agung Cahyo. 2011. Sertifikasi Arsitektur/Bangunan Hijau: Menuju Bangunan Yang Ramah Lingkungan. Vol 2, No 1 (2011) (Diunduh pada tanggal 16 Februari 2018)

Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media

Chau, C. K., Leung, T. M., Lutzkendorf, T. P., Balouktsi, M. (2013). “A Review on Barriers, Policies, and Governance for Green Buildings and Sustainable Properties.” Sustainable Building 2013 Hong Kong Regional Conference, Hongkong, 12-13 September (Diunduh pada tanggal 16 Februari 2018)

Karuniastuti, Nurhenu. 2017. Bangunan Ramah Lingkungan. Forum Teknologi. Vol. 05 No. 1 (Diunduh pada tanggal 16 Februari 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.