.

Sabtu, 11 Februari 2017

PENCEMARAN AIR LAUT


PENCEMARAN AIR LAUT DI FUKUSHIMA

Pencemaran lingkungan laut mendapat perhatian dunia dewasa ini,baik secara Nasional, Regional, atau Internasional disebabkan karena
dampak yang ditimbulkan terhadap kelestarian lingkungan dan manfaaat dari sumber daya alam yang ada di laut menjadi terganggu, baik untuk kepentingan nasional negara pantai maupun bagi kemaslahatan hidup manusia.
Masalah pencemaran laut mengandung ancaman terhadap kehidupan manusia maupun tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) didalamnya yang dikarenakan oleh efek bahan pencemar yang Karena arus dan angin laut menyebabkannya tersebar dan mempengaruhi lingkungan laut.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa laut mempunyai fungsi yang cukup vital bagi kehidupan bangsa-bangsa yang mana selain merupakan sumber kekayaan alam, laut juga merupakan sarana penghubung, media rekreasi,dan lain sebagainya.Oleh karena itu pencemarannya mendapat perhatian serius karena pengaruhnya dapat menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut, dan karena sifat laut berbeda dengan darat, efek yang dihadapi akan lebih besar dan luas lagi karena mempengaruhi negara-negara pantai.

Pencemaran lingkungan laut dapat dibagi menjadi dua, yaitu pencemaran yang terjadi karena terjadinya peristiwa bencana alam, misalnya dikarenakan letusan gunung api di bawah laut dan pencemaran yang terjadi disebabkan oleh perbuatan manusia,misalnya karena adanya kegiatan operasional,kebocoran bahan bakar pada kapal, kebocoran instalasi nuklir, kecelakaan kapal, adalanya limbah buangan dan adanya spesies asing.
Pada Jumat 11 Maret 2011 sekitar pukul 14.46 waktu setempat, gempa berkekuatan 8,9 skala Ritcher (SR) mengguncang pantai timur Jepang, disusul gempa susulan 7,4 SR yang kemudian menimbulkan
Tsunami.Selain mengakibatkan kehancuran dan kerusakan bangunan,gempa dan Tsunami juga memicu ledakan beberapa instalasi nuklir di Reaktor Nuklir Fukushima yang menjadi penyebab terjadinya kebocoran pada reaktor nuklirnya yang kemudian membawa limbah radioaktif berbahaya ke laut oleh
air laut yang menyapu Fukushima,terlebih instalasi nuklir Fukushima terletak sangat berdekatan dengan laut.


DAMPAK
Kebocoran akibat ledakan Reaktor Nuklir Fukushima tidak hanya berdampak pada saat itu saja. Pada 3 Oktober 2013, TEPCO mengatakan pekerja di Fukushima kembali mendeteksi cairan beracun yang menetes dari atas tangki penyimpanan bahan radioaktif. Kebocoran ini terlihat ketika mereka sedang melakukan patroli disekitar situs. Air yang terkontaminasi ternyata telah masuk ke sistem pengairan,dan tidak dapat disangkal bahwa kemungkinan radioaktif itu telah mencapai lautan (Samudera Pasifik).
Kebocoran radioaktif yang terjadi akibat gempa dan Tsunami yang melanda Fukushima di tahun 2011 lalu tampaknya memiliki dampak yang semakin sulit dikendalikan dan telah mengalami kenaikan tingkat radiasi 18 kali semenjak dilaporkan.Pada saat itu para ahli nuklir memperkirakan radiasi akan mencapai perairan Amerika Serikat pada tahun 2014.
Perkiraan ini didasari atas pengamatan pada gumpalan radioaktif
cesium-137di Samudera Pasifik. Gumpalan ini akan mencapai perairan Amerika pada awal 2014 dan puncaknya akan terjadi pada tahun 2016. Namun demikian, menurut simulasi, sekitar 25% radioaktif Fukushima juga akan menuju Samudera Hindia dan Pasifik Selatan selama dua atau tiga dekade kedepan.

Penyebaran limbah nuklir berasal dari tiga sumber yakni:
1.Partikel yang jatuh dari atmosfer ke laut;
2.Partikel radioaktif di air yang terkontaminasi langsung dari
instalasi nuklir;
3.Air yang terkontaminasi oleh tanah yang tercemar oleh partikel.
Kerusakan dan kebocoran kembali reaktor nuklir tersebut jelas memberikan dampak sangat besar pada lingkungan atau ekosistem negara Jepang maupun negara-negara yang ikut tercemar lainnya, sekaligus membuktikan sejumlah kelalaian dan kelemahan dari sistem pengamanan yang dimiliki PLTN Fukushima terhadap kerusakan yang mungkin terjadi akibat bencana alam, seperti yang diketahui bahwa Jepang secara geografis adalah negara rawan gempa dan Tsunami.Sehubungan dengan pencemaran laut oleh kebocoran reaktor nuklir ini maka tentunya akan mengakibatkan kerusakan pada kekayaan hayati laut, bahaya bagi kesehatan manusia, gangguan terhadap penggunaan laut yang sah laut lainnya, menurunnya kualitas kegunaan air laut,dan pengurangan kenyamanan yang akibatnya tidak saja dirasakan di negara tempat terjadinya pencemaran tetapi juga dirasakan di wilayah yang berada diluar yurisdiksi negara tempat terjadinya pencemaran. Sesuai landasan filosofis berdasarkan pasal 192 United Nations Convention on the Law of The Sea(UNCLOS)1982, dinyatakan bahwa setiap negara harus menjaga lingkungan laut, yang berarti bahwa dalam pasal ini memberi penekanan bahwa ekosistem laut merupakan bagian yang wajib dijaga dan dilestarikan oleh setiap negara. Oleh karena itu maka dibutuhkan pertanggungjawaban dari negara sumber kebocoran reactor.

Efek utama dalam pemrosesan makanan dengan menggunakan radiasi pengion berhubungan dengan kerusakan DNA. Mikroorganisme tidak mampu lagi berkembang biak dan melanjutkan aktivitas mereka. Serangga tidak akan selamat dan menjadi tidak mampu berkembang. Tanaman tidak mampu melanjutkan proses pematangan buah dan penuaan. Semua efek ini menguntungkan bagi konsumen dan industry makanan. Harus diperhatikan bahwa jumlah energi yang efektif untuk radiasi cukup rendah dibandingkan dengan memasak bahan makanan yang sama hingga matang. Bahkan energi yang digunakan untuk meradiasikan 10 kg  bahan makanan hanya mampu memanaskan air hingga mengalami
kenaikan temperatur sebesar 2,5 ˚C.
Rentetan ledakan ini memicu kekhawatiran mendalam. Radiasi akan berdampak seperti tragedi Chernobyl Ukraina 1986. Apalagi otoritas nuklir Prancis menaksir kecelakaan nuklir Fukushima berskala enam. Pemerintah Jepang merespon hal ini dengan serangkaian argumen untuk menenangkan warganya.


 

Pascaledakan reaktor Fukushima, pemerintah Jepang mengungsikan warga di radius 20 kilometer. Penduduk di radius 30 km juga diwajidbkan tinggal di dalam rumah. Secara umum ada beberapa hal keseharian yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi dampak radiasi jika berada di zona yang mungkin terkena dampak radiasi namun masih diperbolehkan beraktivitas di luar rumah.

Adapun cara-cara mengurangi efek radiasi antara lain dengan mengenakan pakaian yang menutup seluruh tubuh. Sebisa mungkin selama 10 hari tidak sering-sering berada di luar ruangan karena radiasi minimal dipengaruhi jarak dan waktu. Banyak minum air dan makan-makanan yang mengandung yodium termasuk buah apel. Mandi menggunakan shower usai bepergian. Mengunakan payung saat keluar rumah, terutama di kawasan radius 100 km. Memakai baju berbeda saat di luar dan di dalam rumah. Tidak meminum air dari kran.

Sampai saat ini para pekerja masih bekerja keras menurunkan suhu dan tekanan di PLNT Fukushima yang masih tinggi. Reaktor 1, 2, dan 3 sempat meledak dan reaktor ke-4 turut terbakar. Jika gagal teratasi, bukan tak mungkin reaktor meledak dan terjadi sebaran radiasi yang ditakutkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.