.

Tampilkan postingan dengan label @B36-Syakarino. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @B36-Syakarino. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Februari 2017

Teknologi Hijau ( Pembangkit Listrik Tenaga Bayu )

Teknologi hijau (Greentech)   dikenal juga sebagai teknologi lingkungan (envirotech) dan teknologi bersih (cleantech), merupakan  integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian lingkungan global dan sumber daya alam,  serta untuk meminimalisir dampak negatif dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi . Prinsip - prinsip  teknologi hijau ada 3 , yaitu :


  1. Kenyamanan Sosial, hakikat dari pengembangan dan penerapan teknologi antara lain untuk menumbuhkan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat.
  2. Ekonomis, penerapan teknologi hijau sedapat mungkin harus rendah biaya dengan nilai manfaat yang seoptimal mungkin.
  3. Ramah lingkungan, dampak penggunaan teknologi tersebut masih hanya menimbulkan dampak yang masih dalam lingkup ambang batas yang ditentukan, bahkan lebih baik lagi seandainya dampak lingkungannya nihil. .
Dari ketiga prinsip tadi kami akan memberikan contoh sebuah teknoloogi hijau yaitu pemanfaatan energi angin menjadi sumber penghasil listrik. Kita tahu Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai banyak pesisir yang langsung berhadapan dengan samudra, hal itu menunjukan adanya potensi angin yang melimpah untuk bisa dijadiakn sebagai sumber listrik yang ramah lingkungan .

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

Pembangkit listrik tenaga bayu/angin yang selanjutnya disebut PLTB adalah PLTB atau lebih umum dikenal dengan Wind Turbin (Turbin Angin) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi angin untuk memutar bilah rotor dalam turbin/generator sehingga menghasilkan listrik. Kapasitas turbin angin yang ada di dunia mulai dari 100W hingga 250kW. .Angin yang bisa digunakan sebagai penggerak turbin untuk menghasilkan listrik harus mempunyai beberapa kreteria. Kreteria yang paling mendasar adalah kecepatan angin, kecepatan angin yang dapat memfungsikan PLTB adalah angin antara tingkat 3 dan tingakat 8.














Dari table diatas menunjukan kecepatan minimum untuk memutar turbin pada PLTB adalah 12 km/jam dan untuk kecepatan maksimum yang diperbolehkan adalah 74,5 km/jam. Jika kecepatan minimum tidak tercapai maka turbin tidak bisa bergek,begitupun jika melampaui batas maksimum maka kemungkinan turbin akan rusak ( terbakar ).


Proses Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) .

Energi listrik yang dihasilkan oleh generator angin yang berbentuk AC Unstable dirubah menjadi DC dan setelah itu langsung dirubah lagi menjadi menjadi AC sebelum dialikan ke konsumen. Selain langsung disalurkan, Energi lisitrik yang masih berbentuk DC bisa disimpan di Battery sebagai cadangan energy saat tidak ada angin. Lebih jauh lagi kita akan melihat komponen-komponen yang ada di turbin angin .
Image result for How Wind Turbines Work Diagram



  1. Blades -> bagian yang menangkap enegi kinetic dari angin.
  2. Pitch -> menjaga kecepata rotor
  3. Rotor -> Penghubung anta bilah" blades
  4. Brake -> menjaga kecepatan poros agar berada pada titik aman
  5. Low Speed Shaft -> meneruskan putar rotor
  6. Gear box -> menghubungkan Low Speed Shaft dengan Hight Speed Shaft dengan meningkat kan kecepatannya.
  7. Generator -> mengkonfersi enrgi kinetic menajadi energy listrik.
  8. Controler -> Sebagai pengaman jika kecepata angin terlalu kencang maka turbin akan tertutup
  9. Anemometer -> megirim data keepatan angin sebagai input controller
  10. Wind Vane -> memberi input pada yow motor agar turbin dapat maksimal menangkap angin.
  11. Nacelle-> Body dari turbin
  12. Hight Speed Turbin -> penghubung putaran gear box ke generator.
  13. Yaw Drive -> mengubah arah rator agar menghadap ke angin
  14. Yow Motor -> peggerak yow drive
  15. Tower -> Menara turbin Angin.


Kelebihan PLTB
  • Menggunakan Energi yang terbarukan karena bersumber pada angin yang tidak ada batasnya tidak sama dengan bahan bakar fosil.
  • Ramah lingkungan (Tidak menghasilkan emisi gas buang / polusi terhadap Lingkungan)
Kekurangan PLTB
  • Membutuhkan waktu yang lama dalam studi kasus lapangan untuk menetapkan persetujuan pengadaan tempat PLTB (Ladang Angin)
  • Membutuhkan lahan yang luas sehingga berpotensi dapat mengganggu ekologi
  • Membutuhkan lahan yang telah mendapatkan clearance untuk membangun bangunan yang relatif tinggi yang berpotensi menganggu transportasi udara
  • Biaya Instalasi Awal dan perawatan yang tinggi
  • Kurang dapat diandalkan karena sangat tergantung pada faktor-faktor alami.
  • Belum efisien

Jumat, 24 Februari 2017

Green Building

A. Definisi

Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam
melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan.
Istilah Green building merupakan upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan hingga pembongkaran.


Bangunan hijau (green building) didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada kesehatan manusia dan alam, melalui : efisiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lain ; perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja ; mereduksi limbah / buangan padat, cair dan gas, mengurangi polusi / pencemaran padat, cair dan gas serta mereduksi kerusakan lingkungan.




B. Penerapan

1. Bentuk dan Orientasi Bagunan
Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum memiliki bentuk massa bangunan yang tipis, baik secara vertikal maupun horizontal. Sisi tipis di puncak gedung didesain agar mampu menjadi shading bagi sisi bangunan dibawahnya sehingga dapat membuat bagian tersebut menjadi lebih sejuk. Pada desain gedung ini memiliki area opening yang lebih banyak di sisi timur. hal ini dikarenakan cahaya pada sore hari (matahari barat) lebih bersifat panas dan menyilaukan.

2. Shading & Reflektor
Shading light shelf bermanfaat mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung namun tetap memasukan cahaya dengan efisien. Dengan light shelf, cahaya yang masuk kedalam bangunan dipantulkan ke ceilin. Panjang shading pada sisi luar light shelf ditentukan sehingga sinar matahari tidak menyilaukan aktifitas manusia di dalamnya. Cahaya yang masuk dan dipantulkan ke ceiling tidak akan menyilaukan namun tetap mampu memberikan cahaya yang cukup.

3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan dalam bangunan menggunakan intelegent lighting system yang dikendalikan oleh main control panel sehingga nyala lampu dimatikan secara otomatis oleh motion sensor & lux sensor. Dengan begitu, penghematan energy dari penerangan ruang akan mudah dilakukan.

4. Water Recycling System
Water Recycling System berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan flushing toilet ataupun sistem penyiraman tanaman. Dengan sistem ini, penggunaan air bersih dapat dihemat dan menjadi salah satu aspek penting untuk menunjang konsep green building.

C. Syarat

1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD)
Hal ini berkaitan dengan cara membangun suatu gedung yang sesuai, baik dari segi fungsi dan penggunaan lahan yang kan digunakan. Apakah bangunan tersebut sudah sesuai dengan rencana tata guna lahan yang telah diterapkan

2. Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant/EER)
Penghematan energi atau efisisensi energi menjadi hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan gedung berkonsep green building. Misalnya dalam pembuatan ventilasi dan jendela ruang yang ideal adalah yang bisa menambah  pencahayaan ruang dan memberikan sirkulasi udara yang cukup. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan penggunaan AC atau pencahayaan seperti lampu secara berlebihan.

3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)
Keterbatasan sumber daya memaksa untuk berfikir bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada, jika tidak dimungkinkan untuk menambah maka kita harus berpikir bagaimana cara menghemat dan mendaur ulang. Pada gedung tinggi misalnya, dapat diterapkan seperti pada penggunaan toilet dengan sistem flush otomatis, hal ini demi mengukur kebutuhan air yang digunakan

4. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Comfort/IHC)
Agar tercipta kenyamanan saat Anda berada pada suatu ruang, tak hanya ditunjang dari segi desain ruang, namun kesehatan indoor perlu Anda perhatikan. Di antaranya dengan tidak memperbolehkan merokok dalam ruangan, atau jika memungkinkan menyediakan ruang khusus untuk merokok. Mengatur temperatur udara sehingga runag berada pada suhu ruang yang normal tidak terlalu dingin juga panas

5. Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC)
Penggunaan material daur ulang bukan saja dilakukan demi pemanfaatan ulang, namun di sisi lain juga bisa memberikan sentuhan dekorasi menarik pada ruang rumah Anda. Tentunya dengan mengkrasikan material daur ulang sehingga menjadi dekorasi ruang yang tidak biasa.

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management)
Mengelola lingkungan sekitar bangunan yang Anda dirikan, agar ke depannya tidak tercemar. Anda bisa menerapkan konsep daur ulang limbah sebelum melakukan pembuangan, sehingga tidak meracuni dan lain sebagainya.

D. Manfaat

1. Biaya green-building rendah
2. Meningkatkan produktifitas
3. Green building memiliki nilai pasar yang lebih tinggi
4. Penghuni green building sehat
5. Manfaat pajak bagi green building
6. Meningkatkan penjualan eceran
7. Permintaan listrik lebih rendah di green building
8. Meningkatkan kualitas hidup



Sumber:

Sabtu, 18 Februari 2017

Biodiesel


Minyak Bumi merupakan sumber energi fosil yang dimanfaatkan sebagai bahan baku kilang di dalam negeri dan untuk dieksport sebagai sumber devisa.  Hasil kilang adalah BBM yang antara lain terdiri atas premium, minyak tanah, minyak solar (ADO), minyak diesel dan minyak bakar yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi pada sektor pembangkit listrik, transportasi, industri, dan rumahtangga.

Biodiesel pertama kali dikenalkan di Afrika selatan sebelum perang dunia II sebagai bahan bakar kenderaan berat.Biodisel adalah bahan bakar minyak (BBM) yang dibuat dari bahan nabati berupa lemak atau minyak untuk digunakan pada mesin genset disel, mobil atau otomotif lainnya. Biodisel termasuk bahan energi yang dapat dipulihkan, karena dapat ditanam pada areal kehutanan, pertanian, lahan rakyat dan lain-lain (Pakpahan, 2001). Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak tumbuhan maupun lemak hewan. Minyak tumbuhan yang sering digunakan antara lain minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar dan minyak biji kapok randu, sedangkan lemak hewani seperti lemak babi, lemak ayam, lemak sapi, dan juga lemak yang berasal dari ikan (Wibisono, 2007; Sathivel, 2005). Minyak yang didapatkan langsung dari pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak (oilseed), yang kemudian disaring dan dikeringkan (untuk mengurangi kadar air), disebut sebagai minyak lemak mentah. Minyak lemak mentah yang diproses lanjut guna menghilangkan kadar fosfor (degumming) dan asam-asam lemak bebas (dengan netralisasi dan steam refining) disebut dengan refined fatty oil atau straight vegetableoil (SVO).

Penggunaan bahan bakar berbasis fosil (fosil fuel) masih sangat besar di Indonesia, padahal ketersediaanya lambat laun semakin berkurang, tidak dapat diperbaharui, dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dihasilkan. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, maka salah satu caranya adalah dengan pengembangan bahan bakar alternatif ramah lingkungan seperti biodiesel.

Pemanfaatan biodiesel sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui dapat merupakan salah satu pilihan untuk membantu mengatasi besarnya tekanan kebutuhan BBM terutama diesel atau minyak solar di Indonesia.

Bahan  baku  pembuatan  biodiesel umumnya diambil dari bahan mentah minyak nabati  hasil  pertanian.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.

Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur zaman sekarang.

Amerika  Serikat menggunakan  minyak  kedelai/soybean  oil, Spanyol  menggunakan minyak zaitun/olive oil, Italia dengan minyak bunga  matahari/sunflower  oil, Mali  dan Afrika  Selatan  menggunakan  minyak  jarak pagar, Filiphina  menggunakan  minyak kelapa, Malaysia  dengan  minyak sawit/palm oil.

Di Indonesia sendiri telah dikembangkan biodiesel dari bahan baku minyak jarak pagar, minyak kelapa sawit, minyak kacang tanah dan minyak jelantah/used frying oil. Tingkat konsumsi minyak goreng di Indonesia yang sangat tinggi menggambarkan potensi yang besar untuk pemanfaatan minyak jelantah.
Selain beberapa bahan diatas ternyata telah diteliti juga penggunaan minyak mentah dedak sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Dedak merupakan produk samping penggilingan gabah menjadi beras.

Berdasarkan penelitian, proses penggilingan padi hanya menghasilkan 55 persen biji beras utuh. Artinya bahwa, masih banyak bahan sisa lain, selain beras seperti beras patah 15 persen, kulit 20 persen, dan dedak halus serta bekatul 10 persen.

Minyak  mentah  dedak padi  mengandung  fatty  acids,  senyawa-senyawa  biologis  aktif  serta  senyawa-senyawa antioxidant  (oryzanol,  tocopherol, tocotrienol,  phytosterol,  polyphenol  dan squalene)  (Rukmini,C.,  1988)  yang  hingga saat  ini  belum  banyak  dimanfaatkan.

Hingga  saat  ini dedak padi belum banyak dimanfaatkan dan masih  terbatas  untuk  campuran  pakan ternak. Oleh sebab itu,  pengolahan dedak menjadi minyak mentah sebagai bahan baku pembuatan biodiesel merupakan cara untuk menambah nilai gunanya. Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), rendemen minyak dedak yang dihasilkan sekitar 14- 17%. Penggunaan minyak  mentah nonedible  berharga  murah  disertai pemanfaatan  by-products  diharapkan  dapat menekan biaya produksi sehingga dihasilkan biodiesel berharga murah.

Berikut ini kelebihan dan kelemahan dari biodiesel

1. Kelebihan biodiesel
Keunggulan atau kelebihan dari biodiesel yaitu bahan bakar ini tidak beracun dan tidak dapat menyebabkan efek rumah kaca, jadi biodiesel ini sangat ramah lingkuangan. Lalu biodiesel mudah sekali terurai dan bisa diperbaharui dan biodiesel dapat membuat mesin menjadi lebih awet atau tidak cepat rusak.

2. Kelemahan biodiesel
Dimana ada kelebihan selalu ada kekurangan, kekurangan biodiesel yaitu karena bbahan bakar ini berasal dari tanaman pangan, maka jika di gunakan secara berlebihan dapat menimbulkan peningkatan harga pangan dan bahkan dapat meningkatkan angka kelaparan,mungkin itu merupakan salah satu alasan dari mengapa sampai saat ini biodiesel belum banyak digunakan, sehingga masih mencari bahan baku biodiesel yang potensial lainnya.



Daftar Pustaka :




http://www.kompasiana.com/sunita/proses-pembuatan-biodisel-dan-kendala-pemasaran-biodisel-di-indonesia_551c0af5a33311562bb65a57