CO2 superkritis
Pemanasan global
dikarenakan efek rumah kaca.Efek rumah kaca terjadi sebagai karena gas rumah
kaca terjebak di atmosfer sehingga membentuk suatu lapisan yang mencegah
refleksi panas keluar bumi. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan
temperatur di permukaan bumi. Carbon dioksida (CO2), salah satu gas rumah kaca
yang paling dominan menyebabkan terjadinya pemanasan global dengan pertumbuhan
emisi mencapai lebih dari 28 Gton/tahun.
Bagi kebanyakan orang,
CO2 menjadi momok akibat efek rumah kaca yang ditimbulkannya. Namun, dibalik
dampak negatif yang ditimbulkan, CO2 dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
teknologi. Dari karakteristik yang dimiliki CO2, yaitu memiliki titik kritis
yang relatif rendah (Tc = 31.1oC, Pc = 73.8 bar). Rendahnya titik kritis CO2 memberikan
banyak keuntungan dalam proses pemanfaatanya.
Parameter
dan keuntungan pada proses ekstarksi CO2 superkritis
Dilihat dari titik kritis yang dimiliki,
CO2 dapat mencapai kondisi superkritis pada temperatur dan tekanan yang relatif
rendah sehingga secara operasional hanya memerlukan biaya yang relatif sedikit.
Memiliki kerapatan seperti cairan
sekaligus memiliki kemampuan difusi seperti gas dan juga memiliki nilai
tegangan permukaaan nol. Dari keunikan inilah superkritis CO2 dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif pelarut dalam berbagai proses. Dengan kerapatan
seperti cairan, superkritis CO2 dapat digunakan sebagai pengganti pelarut
organik.
Kemampuan difusi/penetrasi seperti gas,
superkritis CO2 dapat dikeluarkan/diuapkan dari material tanpa menyisakan
residu. Dengan rendahnya tegangan permukaan, superkritis CO2 dapat melakukan
kontak dengan sempurna tehadap material-material lain. Selain itu, keuntungan
secara ekonomis dari pemanfaatan CO2 adalah harganya yang relatif murah (kurang
dari $0.5/kg).
Aplikasi
CO2 superkritis
Pada industri makanan
Superkritis CO2 juga dapat digunakan untuk memisahkan
senyawa-senyawa yang tidak diperlukan oleh tubuh manusia. Superkritis CO2 dapat
memisahkan cafein dari kopi tanpa mengurangi kekhasan dari aroma kopi sendiri.
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam yang mengandung
senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat untuk kehidupan manusia. Superkritis CO2
dapat digunakan sebagai pelarut alternatif ”green solvent” nuntuk
mengekstrak/mengambil senyawa – senyawa aktif yang dapat digunakan untuk
kehidupan manusia.
Pada bidang-bidang biomedis
Proses – proses pembuatan, modifikasi dari
polymer – polymer sudah mulai bergeser dari penggunaan pelarut organik ke
penggunaan superkritis CO2. Pemanfaatan pada bidang ini didasarkan pada sifat
superkritis CO2 yang memiliki karakteristik gas. Dalam biomedis, diperlukan
material berpori yang dapat menjadi media tumbuh dari sel dalam tubuh manusia.
Dengan kemampuan difusi/penetrasi seperti gas, superkritis CO2 dapat dengan
mudah masuk ke dalam bahan polimer sehingga terbentuk pori-pori. Dengan
karakteristik seperti gas tersebut, superkritis CO2 dapat dengan mudah keluar
dari material biomedis sehingga produk – produk biomedis tidak mengandung sisa
pelarut seperti yang seringkali terjadi pada penggunaan pelarut organik.
Pada bidang biopolymer
Mulai dikembangkan penelitian proses-proses
pembuatan atau modifikasi menggunakan superkritis karbon dioksida. Perkembangan
terkini, Biomaterial Research Center Korea Institute of Science and technology
telah mengoptimalisasi pemanfaatan superkritis CO2 dipadu dengan sedikit pelarut
organik untuk proses modifikasi biopolimer polilaktida. Sistem yang
dikembangkan dikenal sebagai superkritis CO2-pelarut (Supercritical CO2-solvent
system). Produk modifikasi biopolimer tersebut dikenal sebagai stereokomplek
polilaktida yang memiliki titik leleh lebih tinggi 50oC dibanding polilaktida
biasa. Stereokomplek polilaktida terbentuk karena adanya interaksi antara poli
D-laktida dengan poli L-laktida.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.