.

Kamis, 05 Januari 2017

Pencemaran Lingkungan Di Gorontalo



Pencemaran Lingkungan

Manusia dengan segala kehebatannya telah semakin maju dan berkembang dalam kehidupan sehari- hari. seiring dengan perkembangan zaman, manusia semakin menemukan banyak sekali temuan- temua baru yang memudahkan kehidupan manusia kedepannya.
Selain itu, karena faktor kemajuan zaman pula saat ini telah didirikan berbagai macam gedung yang difungsikan sebagai pusat- pusat industri, dan lain sebagainya.
Semua perkembangan yang menakjubkan ini tentu saja akan membawa dampak positif bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, tahukah Anda bahwa dibalik kemajuan zaman dan modernisasi bidang industri ini ternyata membawa dampak buruk? Dampak buruk ini terutama dirasakan oleh lingkungan.
Tanpa disadari secara nyata oleh manusia, bahwasannya seiring dengan aktivitas yang meningkat ini maka manusia juga menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Bahan- bahan yang digunakan di dalam produk dn juga sisa- sisa limbah pabrik seringkali meracuni lingkungan. Terlebih apabila tidak diimbangi dengan cara penanganan yang benar. Banyak sekali  dampak buruk modernisai atau kemajuan zaman terhadap lingkungan. Beberapa hal yang menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:
  • Pembuangan limbah pabrik langsung ke alam yang tidak diolah terlebih dahulu
  • Asap pabrik yang dapat mencemari udara (baca: penyebab pencemaran udara)
  • Penggunaan inseksisida yang berlebihan
  • Pembuangan air detergen yang tidak ramah lingkungan secara langsung ke tanah (baca: jenis-jenis tanah)
  • Penggunaan alat- alat listrik yang dapat memicu gas rumah kaca (baca: penyebab efek rumah kaca)
  • Penggunaan bahan- bahan pembersih yang mengandung bahan- bahan kimia berbahaya
Itulah beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pencemaran pada lingkungan. Selain beberapa aktivitas yang telah disebutkan, masih ada lagi aktivitas- aktivitas lainnya yang aan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran akan terjadi dengan sendirinya, bahkan tanpa kita sadari bersama.
Pencemaran Lingkungan Digorontalo
Secara geografis perairan Gorontalo dan sekitarnya termasuk dalam katagori perairan semi tertutup. Kedalaman perairan di Teluk Tomini Gorontalo mencapai 4000 meter, dan memiliki ribuan fasies terumbu karang yang menjadi kebanggaan tersendiri di sektor wisata bahari terutama di pantai Olele.  Tipe pantainya yang bertebing curam dengan elevasi lereng pantai kurang lebih 45 derajat. Hampir di sepanjang pantai, ditempati oleh aneka ragam jenis terumbu karang. Padatnya terumbu karang di perairan ini menjadi hunian dan berkembang biaknya aneka ragam biota laut. Sementara di wilayah bagian tenggara dan timurlaut Teluk Tomini adalah perairan Laut Maluku yang merupakan tempat migrasinya ikan pelagis (tuna). Ikan pelagis seperti ikan tuna tidak akan mencari makan hingga ke dasar laut yang dalamnya mencapai 4000 meter. Suatu kelebihan di perairan Teluk Gorontalo terdapat arus global bergerak secara horisontal maupun vertikal (upwelling) yang membawa nutrient/plankton dari dasar laut sehingga sangat  mengundang migrasi ikan ke wilayah tersebut. Arus ini yang memegang peran untuk mendistribusikan nutrien dari bawah ke atas serta mengendalikan salinitas (kadar garam) air laut. Akan tetapi akibat pencemaran limbah logam berat (merkuri) di perairan Gorontalo,  dikawatirkan telah terjadi gangguan ekosistem habitat biota laut yang menjadi bahan makanan bagi ikan pelagis. Faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap populasi biota laut yaitu pasokan sedimen lumpur pada saat musim hujan. Curah hujan yang tinggi di Gorontalo yang menyebabkan terjadinya penurunan salinitas di perairan tersebut. Kondisi ini terlihat dari data BMKG Gorontalo yang grafik curah hujan bulanannya rata-rata dalam lima tahun sekitar 111 sampai 420 milimeter yaitu pada bulan Desember hingga bulan April. Sedangkan pada bulan lainnya berkisar antara 66 sampai dengan 103 milimeter. Curah hujan maksimum selama periode lima tahun umumnya lebih dari 201 milimeter, sedangkan curah hujan maksimum normal terjadi pada bulan Januari.  Curah hujan yang tinggi di daerah hulu akan mengakibatkan banjir dan banyak memasok logam berat ke sungai Bone hingga bermuara ke laut.  Muara Sungai Bone dan beberapa muara sungai besar yang bermuara di Teluk Tomini Gorontalo umumnya bermuatan limbah logam berat dari aktivitas penambangan di daerah hulu.  Limbah logam berat yang yang teridentifikasi antara lain adalah merkuri, sianida dan sulfida. Sianida adalah senyawa kimia yang terdiri dari 3 buah atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen. Senyawa ini terdapat dalam bentuk gas, liquid dan solid, yang dapat melepaskan anion CN- yang sangat beracun. Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia dan memiliki sifat racun yang sangat kuat dan bekerja dengan cepat. Contohnya adalah HCN (hidrogen sianida) dan KCN (kalium sianida). Banyak sianida di lapisan tanah atau air berasal dari proses pabrik, serta fasilitas pengolahan air limbah publik. Sumber terbesarnya yaitu aliran buangan dari proses ekstraksi emas dari batuan di lokasi penambangan.  Sementara sulfida bila terlarut dalam air akan bersifat asam dan larutan ini sangat berbahaya bagi manusia dan jika mengalir ke laut maka biasanya biota laut tidak akan bertahan lama dan cenderung akan bermigrasi. Demikian juga berkurangnya oksigen dalam air akan berakibat menurunnya laju metabolisme pada biota air yang akhirnya dapat berdampak pada kepunahan jenis-jenis ikan di sungai. Semakin berkurangnya kadar oksigen dalam air sungai menyebabkan penurunan populasi ikan-ikan kecil di daerah muara (estuari) seperti nike, yang merupakan sumber pakan utama bagi ikan pelagis dan juga tuna dan jenis biota laut lainnya. Penurunan kadar oksigen dapat disebabkan beberapa hal diantaranya pencemaran limbah dari penambang dan pabrik yang membuang limbahnya ke sungai, limbah rumah tangga seperti deterjen ataupun tumbuhan gulma akibat dari sedimentasi yang tinggi.
Disinyalir nilai parameter pH dan oksigen terlarut (DO) di Sungai Bone, Bolango dan beberapa sungai di Marisa dan Pohuato sangat rendah. Ini akan sangat berpengaruh pada penurunan biota air sungai maupun biota laut di pesisir Teluk Tomini, sehingga populasi ikan karang yang menjadi sumber makanan ikan pelagis cenderung berkurang akibat kualitas air yang rendah. Rusaknya DAS di daerah Kabupaten Gorut, Pohuato, Marisa dan Sungai Bone di bagian hulu akan menjadi pemicu menurunnya populasi biota laut di pesisir perairan Gorontalo dan migrasinya ikan pelagis. Kondisi ini berdampak pada penurunan hasil tangkapan ikan oleh para nelayan di perairan Gorontalo yang konon belakangan ini pendapatan hasil lautnya cenderung berkurang. Hal inilah yang menjadi masalah yang tidak diketahui oleh para nelayan di Gorontalo.

Dampak Lingkungan yang Tercemar

1.      Terganggunya keseimbangan lingkungan

2.      Punahnya berbagai spesies flora dan fauna

3.      Berkurangnya kesuburan tanah

4.      Menyebabkan terjadinya lubang ozon

5.      Terjadi pemekatan hayati

6.      Menyebabkan keracunan dan penyakit


Daftar pustaka:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.