.

Rabu, 30 November 2016

Pencemaran Air Sungai di Surabaya

Oleh: Siti Sarah Rizkiya

Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Jawa Timur serta wilayah Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 796 km sebelah timur Jakarta, atau 415 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara Pulau Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.

Keanekaragaman kegunaan air Kali Surabaya yang satu sama lain bertolak belakang sangat jelas terlihat disatu pihak air digunakan untuk kelangsungan hidup manusia, di lain pihak air pada saat yang sama sebagai saluran tempat membuang air kotor dari industri dan rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan penduduk kota Surabaya dan instalasi pengolahan air bersihnya dalam keadaan terancam oleh buruknya kualitas air Kali Surabaya dan cabang-cabangnya akibat pencemaran limbah
.
Kali Surabaya sepanjang +50 km merupakan cabang dari Kali Brantas yang airnya digunakan untuk berbagai macam keperluan termasuk:
1.  Air baku instalasi pengolahan air bersih di Ngagel yang digunakan untuk kepentingan penduduk kota Surabaya,
2.  Irigasi untuk sebagian daerah sistem delta Brantas,
3.  Perikanan tambak yang penyaluran airnya melalui kanal-kanal irigasi,

Pencemaran air dapat berasal dari berbagi sumber pencemaran, antara lain berasal dari industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dan sebagainya.

a. Industri  

Pabrik industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air, pembuangan limbah industri ke sungai- sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi serta fisik air. Polutan yang dihasilkan oleh pabrik dapat berupa :
  a) logam berat : timbal, tembaga, seng dan lain-lain
  b) panas air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan mematikan biota air.

Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangkis penahan dan bak penanaman.



Dalam Surabaya River Pollution Control Action Plan Study, diperoleh data bahwa Kali Surabaya menampung beban pencemaran industri sebesar 75,48 ton per hari. (Mojokerto 14,84 ton per hari, Sidoarjo 26 ton per hari, Gresik 0,93 ton per hari, dan Surabaya 33,73 ton per hari). Dari  keseluruhan 75,48 ton limbah tersebut, sebanyak 86 persen berasal dari industri dan 14 persen merupakan limbah industri. Padahal, batas maksimal agar air layak menjadi bahan baku air minum mengharuskan beban pembuangan limbah di sepanjang Kali Surabaya sebanyak 30 ton per hari. (Kajian Menteri Pekerjaan Umum dan Perum Jasa Tirta, 1999). 

Pabrik yang dapat menegeluarkan limbah anorganik adalah pabrik pipa besi, pabrik kawat besi, pabrik paku dan sekrup, pabrik-pabrik ini menghasilkan endapan Fe(OH)2 dan Fe(OH)3 serta Zn(OH)2 dan juga Fe(Cl)3 dan Cl ion. Pabrik sepeda dan onderdil-onderdilnya dapat mengeluarkan limbah cair yang mengandung Cr ion, Cd ion, Cu ion, Ni ion, Zn ion, yang amat sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena ion-ion logam tersebut sangat bersifat racun pada konsentrasi tertentu. 

b. Limbah rumah tangga 

Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan, sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah daerah perkantoran atau lembaga serta fasilitas rekreasi. Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat organik dan anorganik yang dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai-sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik dari limbah rumah tangga bisa terbawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi yang luas di masyarakat. Polusi air yang disebabkan oleh penggunaan deterjen terutama menyangkut masalah bahan pembentuk (surfaktan ), masalah utama yang timbul bukan karena racunnya, tetapi busanya yang mengganggu lingkungan di sekitarnya. Bahan pembentuk utama di dalam detergen adalah natrium tripolifosfat ( NaPO ) merupakan masalah dalam dekomposisi di lingkungan sebab ion PO 3 10 -5 akan mengalami reaksi hidrolisis perlahan di dalam lingkungan untuk memproduksi ortofosfat yang tidak beracun.

c. Limbah pertanian 

Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian, air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang, sehingga mengalami pertumbuhan dengan cepat, ganggang yang menutupi permukaan air akan berpengaruh buruk terhadap ikan-ikan dan komponen biotik air ekosistem dari air tersebut. Dari daerah pertanian terlarut pula sisa-sisa pestisida yang terbawa ke sungai atau bendungan, pestisida yang bersifat toksit akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.

Selain limbah pabrik, ada juga limbah dari kegiatan pertanian yang mencemari Kali Surabaya. Limbah tersebut berupa pupuk kandang, pupuk urea, pupuk tri super phosphat, pupuk ZA, serta insektisida. Pupuk dan insektisida ini dapat dibawa air irigasi dan masuk kembali kesungai. Pupuk-pupuk tersebut akan memacu pertumbuhan mikroba, algae, plankton, enceng gondok, kangkung, dan tumbuh-tumbuhan air lainnya di Kali Surabaya. 

Penelitian tentang kualitas air di sungai Jatim menunjukkan kandungan Nitrite (NO2), Nitrate (NO3), Air Fenol, Air Detergen, Eschercia coli (E.coli) di aliran Kali Surabaya, khususnya di Karang Pilang dan Ngagel (Jagir), mencapai 64.000 sel bakteri per 100 mililiter sampel air (Bapedal Provinsi Jatim dan Sarpedal Kementerian Negara Lingkungan Hidup,2005). Padahal, agar layak menjadi bahan baku air konsumsi, jumlah E.coli dalam air tidak boleh lebih dari 1.000 sel bakteri per 100 mililiter air (PP No.82 tahun 2001). 

Disekitaran Kali Surabaya juga terdapat banyak sekali pabrik-pabrik. Melihat jumlah pabrik yang di sepanjang Kali Surabaya (sekitar 200 buah) tentu saja limbah yang dihasilkannya juga besar. Limbah ini dapat berupa bahan organik dan bahan anorganik. Pabrik yang dapat mengeluarkan limbah organik adalah pabrik bumbu masak (Mi-won, Ajinomoto), pabrik minyak makan (Princolin, Bawang Berlian, dan lain-lain), pabrik detergent (joyoboyo, dan lain-lain), yang juga menghasilkan limbah fosfat dan sulfat, pabrik kertas (Surya Kertas, Mekabox, dan Supamra), pabrik kulit (PT HAKKA), pabrik teh, pabrik makanan ternak, pabrik tahu, dan lain-lain.

Dafter Pustaka:

Farhana, Nurul Ain. 2014. PENCEMARAN AIR KALI SURABAYA OLEH LIMBAH. http://dindaainfarhana.blogspot.co.id/2014/12/pencemaran-air-kali-surabaya-oleh.html. (diakses tgl 28 November 2016)

Amaliyah, Imroatul. 2014. Pencemaran Air Sungai di Surabaya. http://imroatul-amaliyah-feb13.web.unair.ac.id/artikel_detail-94567-ILMU%20ALAMIAH%20DASAR-PENCEMARAN%20AIR%20SUNGAI%20DI%20SURABAYA.html. (diakses tgl 28 November 2016)

Yuliani, Emma. STUDI PENENTUAN STATUS MUTU AIR DI SUNGAI SURABAYA UNTUK KEPERLUAN BAHAN BAKU AIR MINUM. http://jurnalpengairan.ub.ac.id/index.php/jtp/article/viewFile/181/175.html.(diakses tgl 28 November 2016)


2 komentar:

  1. @A36-ANNA
    poin 2
    Main map nya sudah cukup bagus. Ini adalah hal cukup serius, Menurut kamu bagaimana peran masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi hal itu?

    BalasHapus
  2. @A36-ANNA
    poin 2
    Main map nya sudah cukup bagus. Ini adalah hal cukup serius, Menurut kamu bagaimana peran masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi hal itu?

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.