.

Kamis, 24 November 2016

Kimia pada pestisida


Bahan kimia pada pestisida, pada bidang industri pertanian sangat dibutuhkan yang namanya pestisida. Didalam pestisida memiliki banyak berbagai macam bahan kimia. Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Dibawah ini merupakan bahan beberapa bahan campuran kimia dari pestisida:
1. Organofosfat
Organofosfat berasal dari H3PO4 (asam fosfat). Pestisida golongan organofosfat merupakan golongan insektisida yang cukup besar, menggantikan kelompok chlorinated hydrocarbon yang mempunyai sifat :
a. Efektif terhadap serangga yang resisten terhadap chorinatet hydrocarbon.
b. Tidak menimbulkan kontaminasi terhadap lingkungan untuk jangka waktu yang lama
c. Kurang mempunyai efek yang lama terhadap non target organisme
d. Lebih toksik terhadap hewan-hewan bertulang belakang, jika dibandingkan dengan organoklorine.
e. Mempunyai cara kerja menghambat fungsi enzym cholinesterase.

Organophosphat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin.
Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh. Penghambatan kerja enzim terjadi karena organophospat melakukan fosforilasi enzim tersebut dalam bentuk komponen yang stabil. Pada bentuk ini enzim mengalami phosphorylasi.

b. Karbamat Pestisida yang termasuk karbamat antaralain: karbaril, karbofuran, BPMC, MPMC, dimetilan, isolan, metomil, oksamil, Tiofanoks (Baehaki). Insektisida karbamat berkembang setelah organofosfat. Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta. Pestisida golongan karbamat ini menyebabkan karbamilasi dari enzim asetil kholinesterase jaringan dan menimbulkan akumulasi asetil kholin pada sambungan kholinergik neuroefektor dan pada sambungan acetal muscle myoneural dan dalam autonomic ganglion, racun ini juga mengganggu sistem saraf pusat. Mekanisme toksisitas dari karbamat adalah sama dengan organofosfat, dimana enzim achE dihambat dan mengalami karbamilasi.

c. Organoklorin Organoklorin atau disebut “Chlorinated hydrocarbon” terdiri dari beberapa kelompok yang diklasifikasi menurut bentuk kimianya. Yang paling populer dan pertama kali disinthesis adalah “Dichloro-diphenyl-trichloroethan” atau disebut DDT. Mekanisme toksisitas dari DDT masih dalam perdebatan, walaupun komponen kimia ini sudah disintesis sejak tahun 1874. Tetapi pada dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pada neurotoksin dan pada otak. Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta kortek motorik adalah merupakan target toksisitas tersebut. Dilain pihak bila terjadi efek keracunan perubahan patologiknya tidaklah nyata. Bila seseorang menelan DDT sekitar 10mg/Kg akan dapat menyebabkan keracunan, hal tersebut terjadi dalam waktu beberapa jam. Perkiraan LD50 untuk manusia adalah 300-500 mg/Kg.

d. Piretroid Termasuk dalam golongan piretroid, antara lain d-aletrin, phtalthrin, resmethrin, barthrin, cypermethrin, permethrin. Piretroid ini merupakan insektisida botani (Baehaki). Pyrethrum alami sudah jarang digunakan dalam dunia pertanian dikarenakan harga yang mahal dan tidak stabil bila terkena sinar matahari. Pyretroid merupakan pyrethrum sintetis yang mempunyai sifat stabil bila terkena sinar matahari dan relatif murah serta efektif untuk mengendalikan sebagain besar serangga hama pertanian. Semua golongan Piretroid mode of action-nya sama, yaitu meracuni sistem syaraf.


Ada dua tipe pyretroid, pertama mempengaruhi respon fisiologis, mempunyai koefisien negatif terhadap temperatur. Tipe kedua, mempunyai koefisien positif terhadap temperatur, mempunyai peningkatan efek membunuh hama seiring dengan peningkatan temperatur (suhu). Piretroid mempunyai efek mempengaruhi sistem syaraf serangga pada peripheral (sekeliling ) dan central (pusat).

Daftar Pustaka:

Wikipedia, 2016, Dampak Lingkungan dari Pestisida,  HYPERLINK "https://id.wikipedia.org/wiki/Dampak_lingkungan_dari_pestisida" https://id.wikipedia.org/wiki/Dampak_lingkungan_dari_pestisida
Anonim, 2012, Kandungan zat kimia pestida,  HYPERLINK "https://indoagrow.wordpress.com/2012/02/10/kandungan-zat-kimia-pestisida/" https://indoagrow.wordpress.com/2012/02/10/kandungan-zat-kimia-pestisida/
Anonim, 2015, Bahan Kimia Berbahaya Dalam Pertanian, http://chemlab12012.blogspot.co.id/2015/09/pestisida.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.