Bahan-bahan
kimia telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, menjadi
bagian dari aktifitas kita terutama di bidang industri tekstil.Banyak macam zat
kimia yang digunakan dalam industri tekstil, zat kimia tersebut sangat berperan
penting dalam proses penyempurnaan. Berikut adalah beberapa macam zat kimia
yang sering digunakan dalam industri tekstil:
2.2.1 Soda
Api (NaOH)
Sodium
hidroksida tersedia dalam bentuk serpihan-serpihan (konsentrat 100%) atau dalam
bentuk cair dengan konsentrasi yang bermacam-macam.
Penggunaan
dalam industri tekstil:
a)
Untuk mengontrol nilai pH;
b)
Fiksasi pewarna-pewarna reaktif;
c)
Pewarnaan dengan Indigo dan Naftol;
d)
Proses pengelantangan dengan hidrogen peroksida;
e)
Sebagai zat penghilang kanji;
f)
Digunakan untuk proses pemasakan kain kapas, rayon dan poliester;
g)
Proses merserisasi pada kain kapas;
h)
Proses pengurangan berat pada kain poliester;
i)
Penyempurnaan krep pada kain kapas, dll.
2.2.2
Asam Klorida (HCl)
HCl adalah
cairan kekuning-kuningan dengan aroma kuat yang menusuk, bersifat sangat
korosif.
Penggunaan
dalam industri tekstil
a)
Sebagai unsur saponifikasi bagi zat warna Indigosol;
b)
Sebagai zat penghilang kanji pada jenis kanji alam, dll.
2.2.2
Sodium Nitrit (NaNO₂)
Sodium
nitrit adalah bubuk kristal putih kekuning-kuningan yang dapat dilarutkan dalam
air. Senyawanya adalah agen oksidasi yang kuat.
Penggunaan
dalam industri tekstil:
a)
Sebagai unsur oksidasi untuk pembentukan pewarna tangki (
vat dye) Leuco menjadi bentuk yang tidak
dapat dilarutkan (fiksasi), dll.
2.2.3
Hidrogen Peroksida (H₂O₂)
Hidrogen
peroksida memiliki sifat oksidasi yang kuat dan merupakan agen pengelantangan
yang hebat. Hidrogen peroksida juga mudah terbakar.
Penggunaan
dalam industri tekstil:
a)
Untuk pengelantangan oksidatif pada katun;
b)
Oksidasi pewarnaan dengan Indigo dan pewarna tangki (vat dyes), dll.
2.2.4
Sodium Ditionit (Na₂S₂O₄)
Sodium
ditionit (juga dikenal dengan sodium hidrosulfit) adalah bubuk kristal putih
dengan aroma belerang. Senyawa ini adalah garam yang larut dalam air, dan dapat
digunakan sebagai agen pereduksi dalam bentuk larutan encer.
Penggunaan
dalam industri tekstil:
a)
Untuk pengelantangan reduktif pada katun;
b)
Reduksi pewarna tangki (vat dyes) dan Indigo ke dalam bentuk yang dapat
larut dalam air, dll.
2.2.5
Sodium Karbonat (Na₂CO₃)
Sodium
karbonat adalah bubuk kristal putih yang dikenal juga sebagai abu soda.
Penggunaan
dalam industri tekstil:
a)
Untuk menyesuaikan pH pada kolam pewarna;4
b)
Memperbaiki kemurnian pada pewarna dalam proses pewarnaan;
c)
Penyempurnaan krep pada kain rayon;
d)
Digunakan untuk proses pemasakan kain wol dan sutera (degumming), dll.
2.2.2
Sodium Silikat (Na2SiO3)
Sodium
silikat (water glass) adalah senyawa alkali yang kuat.
Penggunaan
dalam industri tekstil:
a)
Digunakan sebagai bahan pengikat untuk zat-zat pewarna reaktif;
b)
Sebagai stabilisator dalam proses pengelantangan dengan peroksida, dll.
2.2.3
Zat warna Naftol dan zat warna reaktif
Zat warna
Naftol dan zat warna reaktif termasuk dalam golongan senyawa Azo. Senyawa azo
merupakan bahan kimia yang berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh dan
terakumulasi. Senyawa Azo mampu mereduksi amina aromatik yang menghasilkan
arylamines yang dapat menimbulkan alergi pada kulit. Selain itu, bahan
penyempurna pewarnaan yang digunakan untuk kedua zat warna tersebut adalah sama
yaitu zat warna naftol memerlukan bahan berupa garam diazium dan natrium hidroksida
sebagai pelekatan zat warna ke dalam kain, sedangkan zat warna reaktif
memerlukan natrium hidroksida dan alkali untuk proses pelekatannya.
Penggunaan
dalam industri tekstil:
a)
Digunakan bersama garam diazonium untuk mewarnai katun yang digunakan untuk
batik dalam suhu ruang;
b)
Digunakan untuk mewarnai serat selulosa, dll.
March 9, 2013, yunieggimStandard https://yunieggim.wordpress.com/2013/03/09/macam-zat-kimia-yang-sering-digunakan-dalam-industri-tekstil/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.