.

Kamis, 24 November 2016

Kimia dalam Industri Tekstil



Bahan-bahan kimia telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, menjadi bagian dari aktifitas kita terutama di bidang industri tekstil.Banyak macam zat kimia yang digunakan dalam industri tekstil, zat kimia tersebut sangat berperan penting dalam proses penyempurnaan. Berikut adalah beberapa macam zat kimia yang sering digunakan dalam industri tekstil:

2.2.1 Soda Api (NaOH)
Sodium hidroksida tersedia dalam bentuk serpihan-serpihan (konsentrat 100%) atau dalam bentuk cair dengan konsentrasi yang bermacam-macam.
Penggunaan dalam industri tekstil:
a)    Untuk mengontrol nilai pH;
b)   Fiksasi pewarna-pewarna reaktif;
c)    Pewarnaan dengan Indigo dan Naftol;
d)   Proses pengelantangan dengan hidrogen peroksida;
e)    Sebagai zat penghilang kanji;
f)    Digunakan untuk proses pemasakan kain kapas, rayon dan poliester;
g)   Proses merserisasi pada kain kapas;
h)   Proses pengurangan berat pada kain poliester;
i)     Penyempurnaan krep pada kain kapas, dll.

2.2.2   Asam Klorida (HCl)
HCl adalah cairan kekuning-kuningan dengan aroma kuat yang menusuk, bersifat sangat korosif.
Penggunaan dalam industri tekstil
a)    Sebagai unsur saponifikasi bagi zat warna Indigosol;
b)   Sebagai zat penghilang kanji pada jenis kanji alam, dll.

2.2.2   Sodium Nitrit (NaNO)
Sodium nitrit adalah bubuk kristal putih kekuning-kuningan yang dapat dilarutkan dalam air. Senyawanya adalah agen oksidasi yang kuat.
Penggunaan dalam industri tekstil:
a)    Sebagai unsur oksidasi untuk pembentukan pewarna tangki (
vat dye) Leuco menjadi bentuk yang tidak dapat dilarutkan (fiksasi), dll.

2.2.3   Hidrogen Peroksida (HO)
Hidrogen peroksida memiliki sifat oksidasi yang kuat dan merupakan agen pengelantangan yang hebat. Hidrogen peroksida juga mudah terbakar.
Penggunaan dalam industri tekstil:
a)    Untuk pengelantangan oksidatif pada katun;
b)   Oksidasi pewarnaan dengan Indigo dan pewarna tangki (vat dyes), dll.

2.2.4   Sodium Ditionit (NaSO)
Sodium ditionit (juga dikenal dengan sodium hidrosulfit) adalah bubuk kristal putih dengan aroma belerang. Senyawa ini adalah garam yang larut dalam air, dan dapat digunakan sebagai agen pereduksi dalam bentuk larutan encer.
Penggunaan dalam industri tekstil:
a)    Untuk pengelantangan reduktif pada katun;
b)   Reduksi pewarna tangki (vat dyes) dan Indigo ke dalam bentuk yang dapat larut dalam air, dll.

2.2.5   Sodium Karbonat (NaCO)
Sodium karbonat adalah bubuk kristal putih yang dikenal juga sebagai abu soda.
Penggunaan dalam industri tekstil:
a)    Untuk menyesuaikan pH pada kolam pewarna;4
b)   Memperbaiki kemurnian pada pewarna dalam proses pewarnaan;
c)    Penyempurnaan krep pada kain rayon;
d)   Digunakan untuk proses pemasakan kain wol dan sutera (degumming), dll.

2.2.2   Sodium Silikat (Na2SiO3)
Sodium silikat (water glass) adalah senyawa alkali yang kuat.
Penggunaan dalam industri tekstil:
a)    Digunakan sebagai bahan pengikat untuk zat-zat pewarna reaktif;
b)   Sebagai stabilisator dalam proses pengelantangan dengan peroksida, dll.

2.2.3   Zat warna Naftol dan zat warna reaktif
Zat warna Naftol dan zat warna reaktif termasuk dalam golongan senyawa Azo. Senyawa azo merupakan bahan kimia yang berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh dan terakumulasi. Senyawa Azo mampu mereduksi amina aromatik yang menghasilkan arylamines yang dapat menimbulkan alergi pada kulit. Selain itu, bahan penyempurna pewarnaan yang digunakan untuk kedua zat warna tersebut adalah sama yaitu zat warna naftol memerlukan bahan berupa garam diazium dan natrium hidroksida sebagai pelekatan zat warna ke dalam kain, sedangkan zat warna reaktif memerlukan natrium hidroksida dan alkali untuk proses pelekatannya.
Penggunaan dalam industri tekstil:
a)      Digunakan bersama garam diazonium untuk mewarnai katun yang digunakan untuk batik dalam suhu ruang;
b)      Digunakan untuk mewarnai serat selulosa, dll.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.