Oleh
: Anna
Lusiana (Mahasiswa
Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta, Angkatan 2016)
Papua terkenal dengan keindahan alam yang dimilikinya.
Banyak ilmuan-ilmuan dari penjuru dunia datang untuk melakukan penelitian flora
maupun fauna di papua. Namun saat ini banyak yang telah berubah dari papua ku
yang indah ini.
Apa yang berubah? Keindahan alam di papua Kenapa
bisa berubah? Banyak binatang punah dan kerusakan lingkungan.
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai penyebab kerusakan
lingkungan di papua. Adapun faktor utamanya disebabkan oleh campur tangan
manusia dan pencemaran secara alamiah. Selanjutnya yang tergolong faktor
pencemaran yang disebabkan oleh alam sendiri seperti pencemaran air khususnya
di beberapa Danau yang sudah dari alamnya tercemar diantaranya Sungai
Mamberamo, sungai Maro dan sungai Digul. Namun yang menjadi perhatian serius
terhadap pencemaran yang dampaknya dari manusia yang dikenal dengan Limbah
Bahan Berbahaya Beracun (LB3).
Di Papua juga terjadi pencemaran udara, terutama di daerah
perkotaan. Hal ini disebabkan oleh sumber - sumber CO yang bersumber dari bahan
bakar berupa bensin atau solar baik dari pabrik maupun penggunaan kendaraan
bermotor.
Selain itu, pencemaran lingkungan juga disebabkan oleh
aktivitas pertambangan dan limbah ternak. Berdasarkan hasil analisis lingkungan
tahun 2011 lalu, ditemukan Sungai Mamberamo di Papua tercemari oleh mineral
besi (Fe) dan bakteri Escherichia coli yang melebihi kadar batas.
Mineral besi di beberapa titik pantau mencapai 0.5-0.8 miligram per liter,
lebih tinggi dari batas 0.3 miligram per liter. Sementara E. coli ditemukan
sampai 22 MPN per 100 mililiter.
Kebiasaan memelihara ternak babi di sepanjang daerah aliran
sungai, diduga membuat bakteri E. coli berkembang biak. Banyak kasus
diare di Papua. Kadar air hujan lebih baik diminum daripada air sungai.
Beberapa warga memilih meminum air mineral kemasan. Namun di pegunungan harga
air kemasan bisa mencapai Rp25.000 untuk 1,5 liter.
Selanjutnya faktor pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh aktivitas pertambangan terutama oleh PT. Freeport Indonesia. PT Freeport
Indonesia merupakan salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia
bahkan di dunia. Pertambangan PT Freeport di Indonesia berupa jenis
Galian Emas, Perak, Tembaga dan material ikutan lainnya. Tepatnya di
Grasberg dan Eastberg, Pegunungan Jaya Wijaya. Luas Konsesi 1,9 juta ha
(Grasberg) dan 100 Km2 (Eastberg). PT Freeport Indonesia
menghasilkan banyak devisa bagi Negara tetapi juga pencemaran lingkungan,
terutama lingkungan sekitar. Pencemaran yang terjadi di Freeport di antaranya
pencemaran tanah dan air.
Pencemaran di sungai Ajkwa, Kabupaten Mimika, Papua. Tidak hanya
memusnahkan beragam biota sungai, seperti berbagai jenis ikan, flora sungai dan
fauna, tapi juga membuat masyarakat setempat mengalami kesulitan air bersih.
Bahkan, masyarakat sulit menanam sagu dan tanaman sejenis akibat rusaknya
tanah. Kedalaman sungai yang semula 50 meter sekarang menjadi 5 meter, akibat
dari pendangkalan sungai. Dampak lain dari PT. Freeport Indonesia adalah Es di
puncak gunung Jaya Wijaya mencair. Jika tidak ada tindakan dari pemerintah
gunung es satu-satunya di Indonesia akan mencair dan hilang.
Penanggulangan dan Pencegahan
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai bentuk
penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
sekitar :
1.
Tindak tegas hukum terhadap pihak manapun yang sengaja membuang limbah
berbahaya dan kotoran ternak pada aliran sungai.
2.
Untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran udara yang diakibatkan oleh
penggunaan bahan kimia, papua memiliki satu alat monitor udara yang dikenal
dengan alat "Emisi". walaupun tidak secanggih dengan daerah maju
lainnya setidaknya alat tersebut bisa digunakan untuk mengukur tingkat
pencemaran yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan bensin maupun solar
3.
Kementerian Lingkungan Hidup memberikan bantuan kepada nelayan di Kabupaten
Manokwari berupa satu unit Bangunan Pengolahan Limbah Padat Ikan untuk diolah
menjadi tepung ikan sebagai bahan baku pakan ikan, udang dan ternak. Adanya
model unit Pengelolaan Limbah Padat Ikan seperti ini diharapkan tidak saja
mengurangi dampak pencemaran lingkungan tapi juga menambah tingkat perekonomian
para nelayan.
Daftar Referensi:
Anonim. 2006. Jayapura : Pencemaran Lingkungan Ada yang Secara Alamiah. Konservasipapua.blogspot.co.id (diakses 28 november 2016)
Ananta,
Rosi. 2013. Pencemaran Lingkingan Di tanah Papua. Bonces88.blogspot.co.id
(diakses 28 November 2016)
Samantha,
Gloria. 2012. Kualitas sungai di papua turun karena kontaminasi.
Nationalgeographic.co.id (diakses 28 november 2016)
Anonim.2016. Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dan Persampahan Di
Papua Barat. Menlh.go.id (diakses 28
november 2016)
@A13-RIFKA
BalasHapusPOINT 3
Penulisan daftar pustakanya sepertinya salah sist