Sumber pencemar alamiah merupakan sumber pencemar yang berasal
dari alam dan bukan disebabkan karena manusia dan aktivitasnya. Pencemaran
udara alami terjadi karena masuknya zat pencemar ke dalam udara/atmosfer,
akibat proses-proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi,
pancaran garam dari laut, debu meteroid, dan sebagainya.
Letusan
Gunung Berapi
Indonesia
adalah salah satu negara yang banyak memiliki gunung berapi (sekitar 137 gunung
berapi dan 30% masih dinyatakan aktif). Oleh karena itu, Indonesia mudah mengalami
pencemaran udara secara alami.Ukuran butir-butir
dari abu vulkanik yang berasal dari letusan gunung berapi sangat bervariasi dan
berbeda. Partikel yang ukurannya keci, yaitu sebesar 0,001 mm – 2
mm atau bahkan lebih kecil, akan tertiup oleh angin karena ukurannya sangat
kecil dan ringan dan akan terbawa dengan jarak beberapa kilometer dari sumber
letusan. Dampak abu vulkanik yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi dapat
menyebabkan gangguan pernapasan pada anak-anak, orang dewasa, atau mereka yang
sudah memiliki penyakit pernapasan.
Selain
abu vulkanik, letusan gunung juga menghasilkan gas-gas vulkanik. Gas-gas
vulkanik yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi bersifat toksik, yaitu
berupa H2O, CO2, CO, NO2, H2S, SO2, HF. Di tempat-tempat terdekat, gas SO2
dapat menyebabkan hujan asam. Letusan gunung berapi dapat menghasilkan polusi
gas dan abu yang sangat banyak sehingga sinar matahari dapat terhalang, dan
berakibat turunnya temperatur pada daerah yang terkena efek letusan.
Kebakaran Hutan
Semua kebakaran hutan menghasilkan karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan partikelkarbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan partikel. Karbon monoksida, yang merupakan gas beracun, dapat dihasilkan dalam jumlah besar selama kebakaran hutan.
Semua kebakaran hutan menghasilkan karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan partikelkarbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan partikel. Karbon monoksida, yang merupakan gas beracun, dapat dihasilkan dalam jumlah besar selama kebakaran hutan.
Partikulat,
yang merupakan campuran jelaga, tar, dan zat organik yang mudah menguap, baik
padat maupun cair, yang dihasilkan dalam jumlah besar dalam kebakaran hutan.
Partikulat, yang bisa lebih kecil dari diameter 2,5 mikrometer, jika dihirup,
dapat merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan masalah pernapasan dan
kardiovaskular. Nitrogen oksida dilepaskan pada suhu lebih dari 1.500 derajat
Celcius. Oleh karena itu nitrogen oksida dilepaskan dalam jumlah yang signifikan
hanya selama kebakaran paling parah.
DAFTAR PUSTAKA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.