.

Tampilkan postingan dengan label @F21-Dedy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @F21-Dedy. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Februari 2018

Daur Ulang Plastik Bekas




Oleh : Dedy Suryana (@F21-Dedy)


















 Abstrak

Sampah memang barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Semakin lama semakin bertambahbanyak jumlahnya. Apabila dibiarkan pun akan berdampak negative bagi kehidupan makhluk hidup dikemudian hari. Memang untuk sekarang ini manusia masih belum merasakan dampaknya. Namun apabila dibiarkan terus menerus sampah yang ada di dunia ini akan semakin banyak dan menumpuk. Suatu saat pasti manusia akan merasakan akibat dari apa yang telah mereka perbuat sekarang ini.
Salah satu sampah yang paling banyak dimuka bumi ini adalah sampah plastik. Hampir semua barang yang dijual pasti menggunakan plastik, seperti makanan ringan dan minuman. Barang-barang tersebutmenggunakan bahan plastikuntuk membungkusnya.Plastik untuk membungkusnya pastinyakan tidak akan dimakan juga melainkan dibuang. Kemudian ada juga ember, pipa dan selang airyang sudah rusak pastikan akan dibuang. Jika ini diteruskan pastikan akan menumpuk jumlahnya. Apalagi sifat dari plastik yang tidak dapat terurai dan walaupun dibakar memang akan hilang, namun ini sangat tidak baik bagiudara yang disekira tempat tersebuat karena akan tercemar.

Kata Kunci : Recycle, Daur ulang, kimia Hijau

Isi

Saat ini, plastik ada di mana-mana, dan wadah plastik sekali pakai menghasilkan jumlah sampah yang besar yang rata-rata dibuang manusia tiap hari. Plastik-plastik ini seringkali sangat tidak bisa diuraikan dan terurai menjadi racun yang bisa meresap ke dalam bumi dan air tanah. Untungnya, pendaurulangan bisa membuat plastik-plastik tersebut tidak terbuang ke pembuangan akhir dan mengurangi jumlah material baru yang digunakan untuk berbagai benda. Anda bisa mengidentifikasi plastik yang bisa didaur ulang dengan mengamati simbol segitiga pendaurulangan yang biasanya bisa ditemukan tercetak di bagian bawah botol dengan singkatan nomor atau huruf untuk menandai jenisnya.

Cara Mendaur Ulang Plastik
Berikut beberapa metode dalam mendaur ulang sampah plastic sebagai berikut :

  1. Metode Pertama Kenalilah Jenis Plastik PET atau PETE (politilena terephthalate). Pendaurulangan tipe 1 paling sering digunakan untuk botol minuman ringan, botol air mineral, botol bir plastik, stoples selai kacang plastik, botol bumbu salad, dan minyak sayur, serta nampan makanan. Jika didaur ulang, maka plastik ini dibuat menjadi bahan kain polar fleece, tas sandang, furnitur, karpet, dan wadah minuman baru. 
  2. HDPE (Politilena berkepadatan tinggi). Pendaurulangan tipe 2 digunakan untuk teko susu dan jus, botol produk pembersih, wadah yoghurt, kantung plastik sampah, dan pelapis kotak serealia. Didaur ulang kembali menjadi botol, pulpen, dan bahan-bahan bangunan. 
  3.  V (Vinil) atau PVC. Pendaurulangan tipe 3 ditemukan pada botol pembersih kaca, botol sabun cuci dan botol sampo, juga plastik kemasan makanan bening, siding (bahan pelapis untuk bangunan luar agar tahan cuaca), jendela, pipa, dan perlengkapan medis. Kadang-kadang didaur ulang oleh pembuat papan plastik menjadi bahan-bahan bangunan. 
  4. LDPE (Politilena berkepadatan rendah). Carilah Pendaurulangan tipe 4 pada botol pencet dan kantung belanja plastik, kantung pakaian dry clean, atau kantung roti. Didaur ulang menjadi pelapis tempat sampah, amplop, dan papan plastik. 
  5. PP (polipropilena). Pendaurulangan tipe 5 berasal dari sedotan, wadah yoghurt, botol sirup, botol kecap, botol pil, dan tutup botol. Diubah menjadi garu, sapu, baterai, dan nampan.
  6. PS (polistirena). Pendaurulangan tipe 6 digunakan untuk piring dan mangkuk sekali pakai, wadah cakram padat (CD), tempat karton telur, wadah makanan untuk dibawa pulang, dan botol aspirin. Didaur ulang menjadi kemasan busa, penyekat, tempat karton telur, dan wadah makanan untuk dibawa pulang kembali.
  7. Aneka ragam plastik. Pendaurulangan tipe 7 mencakup botol air isi ulang, bahan-bahan ‘antipeluru’, kacamata, wadah DVD, wadah iPod, dan nilon. Tidak sering didaur ulang, namun kadang-kadang diubah menjadi papan plastik.

       Plastik bisa bertahan lama, namun ketika terurai, sebagian plastik bias mengeluarkan zat kimia berbahaya atau karsinogenik yang masuk ke dalam cairan yang ada di dalamnya. Jangan terlalu sering mengisi ulang botol air plastik sekali pakai. Sebagai gantinya, beli botol air logam tahan karat.Jangan coba-coba menangani plastik dengan cara membakarnya. Asapnya tidak menyenangkan dan bahkan membahayakan, dan residunya berdampak buruk untuk lingkungan.

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media. Jakarta.

Diunduh Tanggal 17 Februari 2018.

Pengolahan Air Limbah

Oleh : Dedy Suryana (@F21-Dedy)








 Abstrak

Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari berbagai aktivitas yang dapat menyebabkan bertambahnya kuantitas limbah cair dan salah satu sumber penghasilnya adalah rumah tangga. Meningkatnya aktivitas manusia di rumah
tangga menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Volume limbah rumah tangga meningkat 5 juta m3 pertahun dengan peningkatankandungan rata-rata 50% (Haryoto, 1999 dalam Yusuf, 2008).
Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan
kerugian bagi manusia dan lingkungan. Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat berasal dari Indonesia membuang ratusan ribu ton deterjen yang mengandung fosfor serta bahan organik seperti sisa makanan, dan sebagainya ke saluran air, yang akibatnya juga mencemarkan perairan (Khiatuddin, 2003). Air
limbah yang mengandung bahan organik dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme  sehingga bila dibuang ke badan air akan meningkatkan populasi mikroorganisme, sehingga akan menaikkan kadar BOD sedangkan sabun dan deterjen yang mengakibatkan naiknya pH air.

Kata Kunci : Air Limbah, Limbah Cair

Isi

Jenis Pengolahan Air Limbah

Dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : pengolahan secara fisik, kimiawi dan biologi.
Pengolahan secara fisik :
Pengolahan secara fisik tidak dapat di terapkan untuk berbagai pengolahan limbah. Dalam pengolahan limbah secara fisik, polutan akan di pisahkan dengan cara di endapkan. Hasil yang dicapai sangant terbatas dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Pengolahan secara kimiawi :
Pengolahan limbah secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia kedalam air limbah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah menentukan jenis bahan-bahan kimia yang diperlukan.
Dalam pengolahan limbah secara kimiawi, waktu dan area yang di perlukan jauh lebih kecil dibandingkan pengolahan limbah secara fisik dan biologi. Air limbah yang mengandung zat-zat kimia termasuk logam berat, sangat tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara kimiawi.
Pengolahan secara biologi :
Pengolahan limbah secara biologi terutama memanfaatkan kerja mikroorganisme. Dalam pengolahan limbah secara biologi, polutan yang degradabel yang segera dapat dihilangkan. Polutan yang degradabel merupakan makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu singkat bakteri akan berkembangbiak dan menghabiskan makanan yang ada didalam air limbah.
Proses penghancuran polutan secara biologi dapat dipercepat dengan memacu pertumbuhan bakteri.
Bakteri akan tumbuh dan berkembang dengan pesat, apabila kondisi yang sesuai bagi kehidupan bakteri terpenuhi. Kondisi yang sesuai antara lain adalah pH air limbah sekitar 7, dan suhu air limbah sekitar 350 C.

Pengolahan limbah secara biologi sangat baik, tetapi memerlukan waktu yang lama dan area yang luas.

Proses pengolahan air limbah pada banyak perusahaan terdiri dari 5 tahapan, antara lain:

1. Tahap pengolahan air limbah dalam bentuk fisik.
Artinya, semua zat padat dihilangkan pada tahap ini, sehingga tersisa zat cair saja.
2. Tahap pengolahan fisik lanjutan.
Kali ini, dilakukan pemurnian air yang lebih dalam lagi, agar semua zat pada yang tercampur didalam air limbah benar-benar hilang.
3. Tahap ketiga adalah pengolahan air limbah tahap lanjutan.
Tahap ini diperlukan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak dapat dihilangkan pada 2 tahap pertama.
4. Tahap keempat adalah tahap pemurnian.
Biasanya, pengolahan air limbah tahap ini sudah mulai memasuki tahap ionisasi dan penyerapan karbon. Sehingga, air benar-benar aman untuk dibuang dan diuraikan di alam.
5. Tahap terakhir adalah tahap pengolahan sisa-sisa 4 proses pengolahan sebelumnya.
Sisa-sia  4 Proses pengolahan air limbah yang pertama biasanya berbentuk seperti lumpur. Lumpur ini akan diolah dan dihilangkan, seperti dengan dikeringkan, dibakar dan lainnya. Setelah itu, lumpur sisa-sia pengolahan aman untuk dibuang ke alam.
Namun, ada juga sistem pengolahan air limbah yang bertujuan untuk memurnikan air agar air dapat dikonsumsi kembali oleh manusia. Akan tetapi, proses ini sangat beresiko, karena belum tentu semua zat berbahaya dapat dihilangkan. Meskipun jumlahnya kecil, bila dikonsumsi terus menerus, maka akan dapat terakumulasi dan menimbulkan penyakit.
Sistem pengolahan air limbah jenis ini biasanya dilakukan pada daerah-daerah yang benar-benar kekurangan air. Namun, di Indonesia proses pemurnian air limbah untuk kebutuhan air minum tidak dilakukan.

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media. Jakarta.

Diunduh Tanggal 16 Februari 2018.

Solusi Mengatasi Polusi Udara





Oleh : Dedy Suryana (@F21-Dedy)







Abstrak

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat – pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Keadaan ini apabila tidak segera di tanggulangi dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan, serta tumbuhan. Perubahan lingkungan udara disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas – gas dan partikel kecil / aerosol) kedalam udara. Zat pencemar masuk kedalam udara dapat secara alamiah (asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit, dan pancaran garam dari laut) dan aktivitas manusia (transportasi, industri pembuangan sampah). Konsentrasi pencemaran udara di beberapa kota besar dan daerah industri Indonesia menyebabkan adanya gangguan pernafasan, iritasi pada mata dan telinga, timbulnya penyakit tertentu serta gangguan jarak pandang.
Pembahasan dibawah ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum tentang udara dan permasalahanya serta mengetahui tentang upaya - upaya dalam pengendalian pencemaran udara.

Kata Kunci : Polusi udara, Pencemaran Udara

Sabtu, 10 Februari 2018

Polimer Biodegradable Dan Dampaknya Pada Lingkungan


 Oleh : Dedy Suryana (@F21-Dedy)






ABSTRAK

Kita hidup dalam era polimer, plastik, serat, elastomer, karet, protein, selulosa semuanya ini merupakan istilah umum yang merupakan bagian dari polimer. Meningkatnya kebutuhan akan bahan biodegradable yang ditandai dengan minat konsumen seperti pada pertanian, obat-obatan, dan kemasan ramah lingkungan. Khususnya, bahan polimer biodegradable (lebih dikenal dengan biocomposites) sangat menarik untuk dibahas dalam artikel ini, karena ini adalah bahan polimer plastik yang aman bagi lingkungan. Banyak ilmuwan dan praktisi industri meluangkan waktu untuk mengembangkan polimer biodegradable berdasarkan bahan baku yang murah dari sumber daya terbarukan dan lebih ramah lingkungan. Sejumlah bahan biologis dapat digunakan sebagai bahan polimer biodegradable, seperti pati dan serat yang diekstraksi dari berbagai tanaman. Tingginya tingkat kepercayaan bahwa bahan polimer biodegradable akan mengurangi kebutuhan akan produksi polimer sintetis (sehingga mengurangi polusi) dengan biaya rendah, sehingga akan berdampak positif, baik untuk ekonomi maupun lingkungan.

Kata kunci: Polimer, Polimer Biodegradable


Strategi Penanggulangan Pencemaran Air


 Oleh : Dedy Suryana (@F21-Dedy)











Abstrak


Menurut WHO, saat ini terdapat 2 miliar orang yang menyandang risiko menderita penyakit murus disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5 juta anak-anak setiap tahun. Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaannya melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Kalau kita tidak mengadakan perubahan radikal dalam cara kita memanfaatkan air, mungkin saja suatu ketika air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan khusus yang biayanya melewati jangkauan sumber daya ekonomi bagi kebanyakan negara (Midleton, 2004).

Sumber kehidupan ini persediaannya terbatas dan semakin hari semakin terpolusi oleh kegiatan manusia sendiri, namun masih terlalu banyak orang yang tidak mempunyai akses ke air. Sekalipun air merupakan sumber daya yang terbatas, konsumsi air telah meningkat dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir dan kita gagal mencegah terjadinya penurunan mutu air. Pada saat yang sama, jurang antara tingkat pemakaian air di negara-negara kaya dan negara-negara miskin semakin dalam. Dewasa ini 1,2 milyar penduduk dunia tidak mempunyai akses ke air bersih dan hampir dua kali dari jumlah itu tidak mempunyai fasilitas sanitasi dasar yang memadai.   



Kata Kunci : Pencemaran Air, Sistem Air

Sabtu, 03 Februari 2018

DAMPAK HUJAN ASAM BAGI LINGKUNGAN


Oleh : Dedy Suryana (@f21-Dedy)

Abstrak
Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butirbutir air di awan. Sampai saat ini, kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab pengotoran udara dengan persentase terbesar, disamping pabrik. Sehingga sulit bagi kita sekarang ini, berharap bisa menghirup udara bersih. Gas buang kendaraan bermotor dan pabrik akan memberikan polutan seperti Sox, Nox, Co, Pb dan partikulat, serta pengaruh lain yaitu kebisingan. Gas limbah Sox dan Nox di athmosfir mengalami reaksi kimia menjadi asam sulfat dan asam nitrat. Asam tersebut dapat turun kebumi sebagai hujan dan disebut Hujan Asam. Jakarta, Singapura, Kuala lumpur, Bangkok dan Manila, misalnya, adalah kota-kota yang potensial mendapatkan hujan asam. Potensi ini bersumber pada perkembangan industri dan transportasi yang tinggi serta diperkuat oleh kondisi iklim, yaitu angin yang lemah, sehingga zat pencemar tidak disebar dan diencerkan. Daerah yang mempunyai banyak industri atau / dan pusat pembangkit listrik perlulah diwaspadai, misalnya Banten bagian utara, Jabodetabek, Gresik, Cilacap dan Aceh ( Soemarwoto, 1992 ).
Kata Kunci : Hujan Asam, Lingkungan

Isi
HUJAN ASAM Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith ( 1872 ) dalam Kupchella ( 1989 ) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri dibagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butirbutir air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Asam itu terhujankan atau rainout. Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan dan turun kebumi.
DAMPAK HUJAN
Hujan asam berdampak terhadap kesehatan, hutan, pertanian, ekosistem akuatik dan material.
a.       Kesehatan
Hujan asam mempengaruhi kesehatan melalui tiga cara, yaitu pertama efek jangka pendek karena menghirup udara yang tercemar berat; efek jangka panjang karena menghirup udara yang tercemar sedang atau ringan; efek tidak langsung karena terexposed pada logam berat seperti alumunium dan logam berat lain yang terbebaskan dari zarah tanah pada pH yang rendah, akumulasi logam berat melalui rantai makanan dan terlarutnya logam berat dari pipa Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1) 148 air yang terbuat dari timbal atau tembaga.
b.      Hutan
Dampak terhadap hutan dan pertanian sebagian karena pH tanah turun.
Kerusakan hutan oleh hujan asam gejalanya berbeda dengan gejala kerusakan oleh kekeringan dan serangan hama atau penyakit. Kerusakan dan kematian hutan disebut Forest Dieback atau Waldsterben. Kematian hutan mengakibatkan naiknya resiko terjadinya tanah longsor dan juga kelonggaran salju pada musim dingin, yang sangat berbahaya bagi penduduk dan wisatawan.
c.       Pertanian
Hasil padi dapat turun sampai 30% karena hujan asam. Karena besarnya laju pertumbuhan industri dan transpor, ada kemungkinan telah terjadi kenaikan kadar SO2 sampai pada kadar yang menyebabkan keracunan kronik dan penurunan hasil pertanian tanpa Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1) 149 adanya gejala morfologik dan kasat mata pada tanaman.
d.       Ekosistem akuatik
Hujan asam yang berkepanjangan akan mempengruhi pH air ekosistem akuatik (Kupchella, 1989). Karena kehidupan organisme hidup akuatik sangat dipengaruhi oleh pH air tempat hidupnya, hujan asam mempunyai pengaruh yang besar terhadap biologi ekosistem akuatik.
Proses terjadinya kerusakan dapat dikelompokan menjadi enam, yaitu (1) stres umum, (2) penurunan pH tanah- keracunan aluminium, (3) peracunan oleh SO2, (4) kekurangan magnesium, (5) kelebihan hara atau nitrogen dan (6) zat organik pengatur tumbuh.
  •     Stres Umum

Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk.
  •     Penurunan pH tanah-Keracunan Aluminium

Penurunan pH menyebabkan terlepasnya alumunium dari zarah tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan air terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati.
  •       Peracunan oleh Gas SO2

Gas ini menyebabkan daun menjadi kuning dan coklat.
  •        Kekurangan magnesium

Pada analisis daun menunjukkan kadar magnesium yang rendah. Magnesium adalah sebuah unsur hara yang esensial sehingga kadar yang rendah dalam daun itu menunjukkan, pohon menderita kekurangan magnesium.
  •       Kelebihan nitrogen

Kelebihan nitrogen memacu pertumbuhan yang berlebihan sehingga pohon membutuhkan lebih banyak unsur hara yang lain dan karena itu dapat menyebabkan kekurangan unsur hara tertentu.
  •        Zat organik pengatur tumbuh

Contoh zat ini ialah etilen dan anilin. Pencemaran ini berasal dari industri yang memproduksi berjenis pestisida, herbisida dan zat pengatur tumbuh.


Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau.Jakarta: Pantona Media.
Sumarwoto, Otto, 1992, Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sabtu, 27 Januari 2018

Pemanfaatan Pengolahan Limbah Industri

Oleh : @F21-Dedy



Abstrak
Perkembangan industri dan teknologi di berbagai bidang kehidupan selain meningkatkan kualitas hidup manusia juga memberikan dampak lain terhadap kelangsungan lingkungan hidup yaitu berupa pencemaran. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang tidak diinginkan, maka pemerintah mengeluarkan suatu standar baku mutu untuk buangan limbah. Tujuan penelitian ini untuk mengindentifikasi antara pelaku industri dan kepentingan masyarakat sebagai konsumen dari limbah yang dihasilkan.

Isi

Fokus penelitian menggunakan metode kualitatif untuk melakukan eksplorasi terhadap  kepentingan penanganan dan pengelolaan limbah hasil industri kecil di sentra industri tahu. Oleh karena itu, eksplorasi terhadap tujuan ini menggunakan desain FGD dan indepth interview untuk merumuskan identifikasi faktor penting terkait penanganan dan pengelolaan limbah hasil industri kecil. Implikasi dari temuan ini yaitu model  optimalisasi pemanfaatan limbah hasil industri yang memberikan manfaat sosial dan ekonomi, tidak hanya bagi industri kecil, tapi juga masyarakat sebagai konsumen di sekitar
sentra industri kecil tahu. Teknik analisis penelitian menggunakan  analisis kualitatif yang memadukan dua kepentingan (yaitu kepentingan industri dan konsumen) sehingga terbentuk model yang menggambarkan sinergi antara variabel dan faktor penting dari dua pihak tersebut. Identifikasi model terbentuk melalui proses eksplorasi argumen yang melibatkan dua pihak tersebut. Oleh karena pendekatan kualitatif dengan FGD dan indepth interview sangat tepat dilakukan untuk proses eksplorasinya.
Komponen Pengolahan Limbah Hasil  Produksi
Beberapa aspek yang harus diperhatikan terkait urgensi pengolahan limbah hasil  produksi di sentra industri tahu yaitu :
1. Reduce
Prinsip reduce adalah meminimalisasi limbah, terutama hasil akhir proses produksi. Meski demikian, bukan tidak mungkin tahap ini juga dapat dilakukan sedari awal yaitu bahan baku dan proses produksi. Hal ini menunjukan semua proses produksi pada dasarnya mampu  diupayakan untuk menghasilkan limbah seminimal mungkin. Tahapan ini biasanya  dilakukan dengan sistem filterisasi sehingga semakin tinggi dari tingkatan filterisasi maka secara otomatis limbah yang dihasilkan semakin berkurang, begitu juga sebaliknya.
2. Reuse
Prinsip reuse adalah upaya pemanfaatan  kembali limbah yang dihasilkan selama
proses produksi. Persoalan reuse banyak disebabkan karena tidak adanya  kepentingan yang bersinergi antara limbah yang dihasilkan dengan tujuan pemanfaatan. Hal ini mengindikasikan pentingnya mata rantai industri yang terbangun dari semua aspek, terutama hulu sampai hilir.
3. Recycle
Prinsip recycle adalah proses daur ulang  dari limbah yang telah dihasilkan sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain tanpa mengurangi produksi. Pemahaman recycle tidak bisa lepas dari kepentingan untuk optimalisasi semua hasil akhir proses produksi, baik itu berupa limbah padat, cair atau gas. Hal ini dapat dilakukan dengan proses kimia atau non-kimia. Selain itu, proses recyclejuga bisa dilakukan dengan cara alamiah, meski ini membutuhkan waktu yang lebih lama terutama jika dibandingkan dengan cara yang menggunakan proses percepatan.

Fokus penelitian ini mempersoalkan pemanfaatan limbah sehingga mampu memberikan manfaat dan nilai tambah, tidak hanya untuk pengusaha tahu di sentra industri tahu di Kartasura, tapi juga masyarakat. Meskipun hasil penelitian ini mampu mengidentifikasi persoalan tentang pemanfaatan limbah industri tahu, namun pendalaman kasus melalui indepth interview dengan hanya satu orang keyperson masih
kurang memberikan suatu gambaran yang menyeluruh tentang persoalan pemanfaatan limbah. Selain itu, lokasi di Kartasura meski merupakan sentra industri tahu, juga belum merefleksikan persoalan pemanfaatan limbah secara umum sehingga generalisasi hasil masih belum optimal.
Penelitian ke depan perlu untuk memperluas cakupan telaah dengan melibatkan keyperson yang lebih banyak dan lokasi sentra industri tahu lainnya sehingga gambaran detail tentang persoalan limbah
hasil produksi tahu dapat teridentifikasi secara lebih detail sehingga pemetaan persoalan dan
juga optimalisasi manfaat dari limbah tahu bisa lebih berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

1.   Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau.Jakarta: Pantona Media
2.   Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Manajemen Lingkungan Dengan Berpikir "Hijau". Jakarta: Penerbit WR
3.   M. Nasir dkk (2015). MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=449723&val=8569&title=MANAJEMEN%20PENGELOLAAN%20LIMBAH%20INDUSTRI diakses tanggal 27 Januari 2018