.

Tampilkan postingan dengan label @C33-Asikin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @C33-Asikin. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Februari 2017

Green Building (Bangunan Hijau)



Green Building
Apa itu Green Building?
Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan.
Istilah Green building merupakan upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan hingga pembongkaran.
Bangunan hijau (green building) didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada kesehatan manusia dan alam, melalui : efisiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lain ; perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja ; mereduksi limbah / buangan padat, cair dan gas, mengurangi polusi / pencemaran padat, cair dan gas serta mereduksi kerusakan lingkungan.


Penerapan aspek Green Building dari segi design bangunan yaitu :




1. Bentuk dan Orientasi Bagunan
Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum memiliki bentuk massa bangunan yang tipis, baik secara vertikal maupun horizontal. Sisi tipis di puncak gedung didesain agar mampu menjadi shading bagi sisi bangunan dibawahnya sehingga dapat membuat bagian tersebut menjadi lebih sejuk. Pada desain gedung ini memiliki area opening yang lebih banyak di sisi timur. hal ini dikarenakan cahaya pada sore hari (matahari barat) lebih bersifat panas dan menyilaukan.

2. Shading & Reflektor
Shading light shelf bermanfaat mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung namun tetap memasukan cahaya dengan efisien. Dengan light shelf, cahaya yang masuk kedalam bangunan dipantulkan ke ceilin. Panjang shading pada sisi luar light shelf ditentukan sehingga sinar matahari tidak menyilaukan aktifitas manusia di dalamnya. Cahaya yang masuk dan dipantulkan ke ceiling tidak akan menyilaukan namun tetap mampu memberikan cahaya yang cukup.

3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan dalam bangunan menggunakan intelegent lighting system yang dikendalikan oleh main control panel sehingga nyala lampu dimatikan secara otomatis oleh motion sensor & lux sensor. Dengan begitu, penghematan energy dari penerangan ruang akan mudah dilakukan.

4. Water Recycling System
Water Recycling System berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan flushing toilet ataupun sistem penyiraman tanaman. Dengan sistem ini, penggunaan air bersih dapat dihemat dan menjadi salah satu aspek penting untuk menunjang konsep green building.


Konsep Pembangunan Green Building




Beberapa aspek utama green building antara lain :

1. Material
Material yang digunakan untuk membangun harus diperoleh dari alam, dan merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Daya tahan material bangunan yang layak sebaiknya teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang.

2. Energi
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu, bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi, terutama lampu dan AC. Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka agar mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi, serta teknologi energi terbarukan, seperti turbin angin dan panel surya.

3. Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini akan mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet hemat air, dan memasang sistem pemanas air tanpa listrik.

4. Kesehatan
Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus tidak beracun, bebas emisi, rendah atau non-VOC (senyawa organik yang mudah menguap), dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistem ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara.

Manfaat  Pembangunan Green Building

A. Manfaat Lingkungan

* meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
* memperbaiki kualitas udara
* memperbaiki kualitas air
* mereduksi limbah
* konservasi sumber daya alam

B. Manfaat Ekonomi

* Mereduksi biaya operasional
* Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
* Meningkatkan produktivitas penghuni
* Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi

C. Manfaat Sosial

* Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
* Meningkatkan kualitas estetika
* Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal


Berikut ialah ciri-ciri bangunan yang diiktiraf sebagai green building adalah berdasarkan kepada kriteria berikut Yaitu:

a. Bangunan yang mempunyai kecekapan tenaga yang tinggi (energy efficient)
Dapat dilakukan melalui penggunaan tenaga solar atau penggunaan tenaga yang boleh diperbaharaui (renewable energy), home office connectivity dan bangunan perlulah mempunyai sistem penyelenggaraan yang mampan (sustainable maintenance).

b. Indoor environmental quality
Melihat kepada kualitas udara, pencahayaan, visual dan keselesaan akustik (acoustic comfort) di dalam bangunan berkenaan. Sustainable site planning and management yang mana antara lain melihat kepada sistem pengurusan air larian (stormwater management).

c. Sumber penggunaan material
Melihat kepada jenis material yang digunakan, di mana menggalakkan penggunaan bahan-bahan kitar semula dan bagaimana pembinaan melaksanakan construction waste management.

d. Penggunaan air yang efisien
Menggalakkan penggunaan rainwater harvesting, penggunaan semula air (water recyling) dalam sistem bangunan serta water efficient in landscaping and water efficient fittings ; dan 

e. Aspek inovasi bangunan dalam reka bentuk serta inisiatif environmental design yang digunakan di dalam mereka bentuk .

Ada 6 (Enam) Aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green Building, antara lain sebagai berikut:

  1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
  2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)
  3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
  4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)
  5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
  6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management / BEM)

Daftar Pustaka:




Senin, 20 Februari 2017

Teknologi Hijau

TEKNOLOGI HIJAU



Teknologi Hijau adalah teknik untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan hidup. Teknologi hijau masih terus dikembangkan hingga saat ini.

Untuk masa datang, “teknologi hijau” merupakan suatu bidang yang akan melahirkan banyak inovasi dan perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Boleh dikatakan perkembangan teknologi hijau ini dapat disejajarkan dengan ledakan “teknologi informasi” selama dua dekade terakhir ini.

Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Beberapa teknik untuk pencapaian sustainabilitas tersebut, yang telah banyak dikenal, antara lain :

- Produk Daur Ulang yaitu penciptaan (siklus) produk-produk manufaktur yang sepenuhnya dapat direklamasi atau digunakan kembali.

- Inovasi teknologi hijau merupakan pengembangan teknologi alternatif baik berupa bahan bakar fosil atau bahan kimia hasil dari budidaya tanaman – yang telah terbukti tidak merusak kesehatan dan lingkungan hidup
Tuntutan besar kehidupan manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih sejahtera makin memacu pengembangan teknologi dan industry yang lebih mumpuni, namun disisi lain menyisakan material buangan yang berbahaya bagi manusia. Adanya teknologi alternatif yang mumpuni sebagai pengendalian polusi dan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber karbon yang berasal dari fosil.
Energi Alternatif adalah energi yang digunakan untuk menggantikan energi utama. Terdapat bermacam-macam contoh Energi yang tersedia di alam, seperti energi matahari, energi angin, energi air, dan energi panas bumi. Namun, berkat majunya pemahaman manusia tentang energi, sumber energi alternatif kian bertambah. Kita sangat memerlukan energi alternatif untuk mengganti sumber-sumber energi yang mulai habis. Energi alternatif tidak akan habis, meskipun terus menerus digunakan. Sumber-sumber tersebut banyak tersedia di alam dan bisa kita gunakan kapan saja.

Pada era modern saat negara-negara maju banyak yang beralih ke pemanfaatan energi-energi alternatif yang ramah lingkungan, pada umumnya sebagai tenaga penggerak untuk pembangkit listrik. Mau tidak mau, sudah saatnya kita di Indonesia memulai juga pengembangan energi alternatif tersebut. Apalagi, hampir semua energi alternatif yang dikenal dewasa ini terdapat di alam Indonesia. Tinggal kemudian kemauan kita untuk mengolahnnya menjadi energi siap pakai.

Energi Alternatif: Matahari
Matahari adalah sumber energi utama untuk planet bumi. Energi yang dihasilkan matahari berbentuk sinar dan panas.Selama ribuan tahun, manusia telah memanfaatkan energi matahari dalam kehidupannya. Energi matahari dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia, seperti menjemur hasil panen, membuat garam, dan sebagainya. Pemanfaatan langsung energi sinar matahari dapat ditingkatkan dengan menggunakan pengumpul panas yang disebut kolektor. Sinar matahari dikonsentrasikan dengan kolektor suhu pada suatu tempat sehingga memperoleh suhu yang lebih tinggi.
Selain itu, energi matahari juga dapat di ubah menjadi energi listrik. Listrik dihasilkan dengan mengubah energi matahari menggunakan sel surya yang terdiri dari rangkaian panel unsur semikonduktor, misalnya lapisan unsur silikon yang tipis.

Energi Alternatif: Panas Bumi
Energi panas bumi adalah panas yang terdapat di dalam bumi. Biasanya, panas bumi muncul di permukaan bumi akibat aktivitas vulkanik (gunung berapi). Oleh sebab itu, di sekitar gunung berapi terdapat tempat-tempat yang menyemburkan gas atau air panas. Terdapat 3 sumber utama panas geotermal, yaitu uap alam, air panas, dan batuan kering panas. Sejauh ini, uap geotermal telah dipakai, terutama untuk pembangkit listrik. Air panas telah dimanfaatkan secara luas untuk pemanasan, tetapi pemakaiannya untuk pembangkit tenaga sedang diteliti. Batuan kering panas adalah sumber panas terbesar masih diteliti untuk penggunaan yang tepat.

Energi Alternatif: Angin
Energi angin adalah energi yang berasal dari hembusan angin. Beberapa negara mulai melirik energi dari alam ini. Belanda sudah sejak dulu memanfaatkan angin untuk digunakan sebagai energi. Kincir angin di Belanda digunakan untuk memompa air irigasi. Kincir angin di Belanda bentuknya besar dan terlihat berat, sehingga putarannya lambat. Akan tetapi, baling-baling yang besar dan berat itu dapat menghasilkan tenaga yang besar pula. Energi angin juga dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dengan menggunakan kincir angin yang disambungkan menggunakan generator yang dapat menghasilkan listrik (turbin angin).

Energi Alternatif: Hydropower
 Hydropower adalah energi listrik yang dihasilkan dari kekuatan air. Hydropower dibuat dengan cara membendung air sungai, kemudian menggunakan pipa air tersebut diarahkan menuju turbin. Hal inilah yang terjadi pada PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Prinsip dari stasiun pembangkit listrik tenaga air adalah jarak jatuhnya air ke turbin dan jumlah air yang mengalir. Oleh sebab itu, sebuah PLTA sangat bergantung pada pasokan air. Biasanya tempat yang dapat menampung air dalam jumlah besar adalah danau. Jika tidak ada danau, maka dibangunlah waduk. Dengan penelitian selama beberapa tahun, para peneliti dapat menentukan tempat yang tepat untuk membangun waduk dan instalasi/stasiun pembangkit listrik.

Energi Alternatif: Gas Alam
Gas alam adalah gas yang terkumpul di bawah tanah dengan berbagai macam komposisi campuran hidrokarbon yang mempunyai daya tekan tinggi. Gas alam setelah diolah kita kenal dengan nama elpiji. Selain untuk memasak, gas ini dapat pula digunakan untuk kendaraan bermotor, bahkan untuk menggerakkan mesin-mesin pabrik. Gas ini juga sudah banyak dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik (PLTG).

Energi Alternatif : Hidrogen
Hidrogen dapat diubah menjadi bahan bakar pengganti bbm. Bahkan, hidrogen diklaim lebih baik dari bbm yang kita kenal saat ini. Bahan bakar hidrogen tidak menghasilkan polusi, sehingga bahan bakar ini tidak merusak bumi. Persediaannya pun tidak akan habis karena cara pembuatannya hanya dari air, kemudian dibakar seperti bensin. Akan tetapi, untuk mendapatkan Hidrogen ini diperlukan banyak energi. Jika energi yang digunakan berasal dari bahan bakar fosil, maka keuntungan yang didapat akan minimal, sehingga harus ada sumber energi yang diperbaharui.

Energi Alternatif: Biomassa
Biomassa adalah massa tumbuhan dan kotoran hewan yang dapat memberikan energi, baik dengan dibakar langsung, maupun setelah diubah menjadi bahan lain yang pembakarannya lebih mudah. Sumber energi biomassa berasal dari makhluk hidup. Termasuk di antaranya adalah sisa atau pembuangan dari manusia dan hewan. Instalasi biomassa dapat dibangun dari tangki kotoran manusia dan hewan. Gas yang keluar dari instalasi ini disebut biogas.

Energi Alternatif: Energi Nuklir
Energi nuklir adalah sumber energi yang berasal dari reaksi berantai bahan-bahan radioaktif yang terjadi dalam sebuah reaktor. Energi yang dihasilkan dari proses ini sangatlah besar. Bayangkan saja, 1 gram zat radioaktif dapat menghasilkan listrik 50.000 kwh jam, jadi sangat baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik. Selain itu, energi nuklir ini tidak memancarkan gas rumah kaca dan tidak menyebabkan pemanasan global. Sudah banyak negara yang sejak lama mengembangkan potensi energi nuklir ini, contohnya jepang. Disana, hampir seluruh kebutuhan listriknya berasal dari tenaga nuklir. Akan tetapi, pemanfaatan nuklir dibayangi oleh persoalan lingkungan dan kesehatan. Kebocoran radiasi sangat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Radiasinya dapat mengakibatkan kanker, cacat keturunan, bahkan kematian.

B. Keuntungan penggunaan energi alternatif
Semua yang ada dibumi memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini juga terdapat pada sumber energi. Sumber energi dari bakar fosil seperti minyak tanah, batu bara memiliki keuntungan sebagai berikut :
1. Tidak dibutuhkan biaya terlalu besar untuk mendapatkannya.
2. Penggunaan bahan bakar fosil lebih mudah.


Sementara kerugian penggunaan bahan bakar fosil antara lain
1. Lama kelamaan bahan bakar fosil akan habis jika dipakai terus menerus.
2. Bahan bakar fosil dapat mencemari lingkungan karena adanya gas racun sisa pembakaran.


Sumber energi alternatif memiliki keuntungan:
1. Sumber energi alternatif dapat terus menerus digunakan karena tidak akan habis.
2. Eneegi yang dihasilkan sangat besar. Seperti energi panas dan cahaya yang tekandung pada matahari.
3. Energi alternatif tidak mencemari lingkungan karena tidak menghasilkan zat buangan ke lingkungan.


Sementara kesulitan dalam pemanfaatan energi alternatif antara lain:
1. Dibutuhkan biaya yang besar untuk dapat memanfaatkan energi alternatif.
2. Dibutuhkan teknologi tinggi untuk mengubah energi alternatif menjadi bentuk energi yang dapat digunakan.
3. Tersedia energi alternatif dipengaruhi oleh musim.


REFERENSI:
Sumber:
http://d3ipii-d3ipii.blogspot.co.id/2011/01/teknologi-hijau-green-technology.html
https://rezkykz.wordpress.com/artikel/mengapa-perlu-ada-teknologi-hijau-sih/
http://geografi-agoes.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-dan-kaitan-antara-manusia.html

Sabtu, 18 Februari 2017

Pelarut Hijau



Pelarut Hijau
Pelarut hijau atau istilah asingnya “Green Solvent”. Sesungguhnya bukanlah pelarut yang berwarna hijau tapi hanya sebuah istilah yang kini sedang populer dibidang teknologi ramah lingkungan. Pelarut hijau adalah pelarut yang benar-benar memberikan dampak negatif seminimal mungkin terhadap mahluk hidup dan lingkungan. Tentu saja pelarut yang paling memenuhi syarat tersebut adalah air sebagai pelarut universal. Sayangnya sifat kimia dari air membatasi penggunaannya sebagai pelarut dalam proses produksi. Sedangkan teknologi yang berkembang seiring dengan isyu “green chemistry” adalah ionic liquids, fluida superkritis dan yang paling mutakhir adalah sistem pelarut dua fasa menggunakan turunan senyawa fluor. Walau demikian, kedua sistem yang disebutkan terakhir masih menemukan kendala dalam pemanfaatannya secara massal disebabkan masalah teknis sehingga ionic liquids merupakan satu-satunya kandidat yang layak dan siap digunakan oleh industri terutama sebagai sistem pelarut dalam reaksi kimia.

Sekilas tentang Ionic Liquid
Apa itu ionic liquid? Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus membedakan antara liquid (cairan/lelehan/leburan) dengan solution (larutan). Larutan itu berasal dari padatan yang dilarutkan dalam pelarut tertentu atau dari gas yang dikompres sehingga menjadi larutan. Cairan/lelehan/leburan merupakan padatan garam yang dipanaskan sehingga meleleh. Berangkat dari definisi ini, maka perbedaan antara larutan dengan lelehan terletak dengan ada atau tidaknya pelarut. Larutan mengandung pelarut dan lelehan tidak mengandung pelarut.

Garam-garam ionik anorganik biasanya memiliki titik leleh yang tinggi, di atas 1000 C. Kebalikan dari garam-garam anorganik, ionic liquid merupakan garam ionik/senyawa ionik yang memiliki titik leleh di bawah 100 C atau biasanya meleleh pada suhu ruangan. Biasanya ionic liquid merupakan garam-garam dari senyawa organik.
Beberapa di antaranya dapat dilihat pada gambar.



Beberapa sifat fisik dari ionic liquid ditampilkan pada tabel berikut

Perbedaan mendasar antara ionic liquid dengan lelehan garam alkali hailda adalah di ionic liquid yang ada hanyalah ion dan pasangan ion sementara lelehan garam halida murni ionik dan larutannya terdiri antara solven dan kation/anion yang terhidrat. Beberapa perbedaan sifat fisik antara garam biasa dengan ionic liquid dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Anggaplah sebuah garam KCl, kita tahu garam KCl dibentuk dari transfer elektron antar masing-masing elemen, sementara di garam organik dapat dianggap sebagai transfer proton antara asam-basa. Kation organik seperti emim+ dan bupy+ dihasilkan dari alkilasi basa Hmim+ dan py+. Anion seperti NO3- dihasilkan dari reaksi asam basa Lewis. Lalu apakah perbedaannya dengan kimiawi proton di air? Pertama proton asam di ionic liquid sering terjadi sebagai anion seperti HCl2-, HBr2-, H2Br3- daripada kation. Kedua, proton yang diikat oleh basa seperti 1-metilimidazole dan piridin tidak bersifat labil. Basa di ionic liquid tidak selalu sebanding dengan pKb di air melainkan dengan afinitas proton fasa gasnya.
Apa yang terjadi ketika air ditambahkan ke ionic liquid atau tidak dihilangkan secara total ketika tahap preparasi? Pertama, beberapa anion seperti AlCl4- dan HCl2- akan terdekomposisi secara irreversibel. Kedua, Air mungkin berinteraksi dengan kuat dengan salah satu ion. Ketiga, air mungkin akan melarutkan garam hingga membentuk larutan garam jenuhnya. Keempat, pda temperatur tinggi mungkin akan mendekomposisi beberapa spesies anionik.
Lalu apa sih manfaat dari ionic liquid? Jawabannya sangat banyak antara lain sebagai high energetic material, solvent dll. Oia, mungkin ada yang bertanya bagaimana mungkin garam memiliki titik leleh yang sedemikian rendahnya? Jawabannya terletak pada struktur garamnya. Perhatikan gambar di bawah ini.


Jika kita lihat, struktur garam NaCl sangat kompak, sehingga menghasilkan interaksi yang sangat kuat antara kation-anion sehingga dibutuhkan energi tinggi untuk melelehkannya atau dengan kata lain butuh suhu tinggi untuk melelehkannya, sementara di ionic liquid struktur antar masing-masing garam tidak kompak, sehingga interaksi antar kation-anion lemah ataudengan kata lain diperlukan energi yang rendah untuk melelehkannya.

Pemisahan dan Pemurnian

          Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan  untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur, sedangkan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian campuran memiliki manfaat yang sangat penting dalam ilmu kimia, industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, dalam banyak kasus kita dapat menggunakan material tanpa pemurnian, baik material itu dari alam (misalnya minyak tanah) atau yang disintesis di laboratorium, Pemisahan atau pemurnian dengan metode tertentu perlu dilakukan. Demikian pula dalam pekerjaan di laboratorim maupun dalam proes industi banyak yang melibatkan pemisahan dan pemurnian. Misalnya pengolahan bijih dari pertambangan, pemisahan logam dari mineralnya, pengolahan minyak bumi, pengolahan air minum dan lain-lain. Sedangkan contoh sederhana pemisahan dan pemurnian yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pemisahan ampas kelapa dengan santannya  yang dilakukan dengan metode penyaringan.

Dalam melakukan pemisahan dan pemurnian diperlukan pengetahuan dan keterampilan, terutama jika harus memisahkan komponen dengan kadar yang sangat kecil. Untuk tujuan itu, dalam ilmu kimia telah dikembangkan berbagai cara pemisahan dari pemisahan sederhana yang sering dilakukan sehari-hari sampai metode pemisahan dan pemurnian yang kompleks atau tidak sederhana.
Zat atau materi dapat dipisah dari campurannya karena campuran tersebut memiliki perbedaan  sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran atau dasar pemisahan.
Dalam kenyataannya pemisahan dan pemurnian tidak dapat dipisah satu sama lain. Kita akan melihat bahwa ketika metode pemisahan dan pemurnian baru dikembangkan, ilmu kimia akan mendapatkan kemajuan yang besar.
Percobaan pemisahan dan pemurnian ini dilakukan agar kita dapat mengetahui jeni-jenis pemisahan dan pemurnian pada campuran dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan
-          Mengetahui cara-cara pemurnian suatu campuran
-          Mengetahui zat murni dari zat yang telah tercemar atau tercampur
-          Mengetahui penggolongan pada campuran


Daftar Pustaka
http://ceengineermu.weebly.com/pemisahan-dan-pemurnian.html