KIMIA
HIJAU
Oleh:
Randy Arifin Fauzan (@T15-Randy)
ABSTRAK
kimia hijau merupakan bidang kimia yang berfokus
pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara
global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution
Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi
polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan
baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi
yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada
pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi
perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep
green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan
penipisan sumber daya alam.
Kata Kunci: kimia hijau, bahan kimia.
ABSTRACT
Green chemistry is a
field of chemistry that focuses on preventing pollution. In the early 1990s,
green chemistry became known globally after the Environmental Protection Agency
(EPA) issued the Pollution Prevention Act which is a national policy to prevent
or reduce pollution. Green chemistry is an approach to overcome environmental
problems, both in terms of the chemicals produced, the process or the reaction
steps used. This concept emphasizes a method based on reducing the use and
manufacture of hazardous chemicals both in terms of design and process. The
chemical hazards referred to in the green chemistry concept include various
threats to human health and the environment, including toxicity, physical
hazards, global climate change, and the depletion of natural resources.
Keywords: green
chemistry, chemicals.
PENDAHULUAN
Istilah kimia digunakan dalam kimia hijau
dimaksudkan karena melibatkan struktur dan perubahan suatu materi. Oleh karena
itu konsep kimia hijau ini juga erat kaitannya dengan energi dan penggunaannya
baik itu secara langsung maupun yang tidak langsung seperti penggunaan suatu
material dalam hal pembuatan, penyimpanan dan proses penyalurannya.
Kimia hijau merupakan pendekatan yang sangat
efektif untuk mencegah terjadinya polusi karena dapat digunakan secara langsung
oleh para ilmuwan dalam situasi sekarang. Area penelitian dalam bidang kimia
hijau ini meliputi pengembangan cara sintesis yang lebih ramah lingkungan,
penggunaan bahan baku yang terbarukan, merancang bahan kimia yang green, serta
penggunaan bioteknologi sebagai alternatif dalam industri.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu kimia hijau?
2.
Apa prinsip kimia hijau?
3.
Apa manfaat kimia hijau?
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui kimia hijau.
2.
Untuk mengetahui prinsip kimia hijau.
3.
Untuk mengetahui manfaat kimia hijau.
PEMBAHASAN
Kimia hijau atau green chemistry adalah sebuah
paradigma baru yang menggiatkan rancangan proses dan produk yang bisa
memperkecil bahkan menghilangkan penggunaan maupun pembentukan bahan kimia
beracun dan berbahaya. Sedikit berbeda dengan cakupan bahasan kimia lingkungan
yang mengurusi aspek-aspek kimia dalam lingkungan, maka kimia hijau lebih
mengarahkan pandangannya pada persoalan mencari metode proses kimia yang lebih
ramah lingkungan, mengurangi, dan mencegah polusi serta sumber polusinya.
Green chemistry merupakan
pendekatan yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya polusi karena dapat
digunakan secara langsung oleh para ilmuwan dalam situasi sekarang. Konsep ini
lebih memfokuskan pada cara pandang seorang peneliti untuk menempatkan aspek
lingkungan pada prioritas utama. Area penelitian dalam bidang green chemistry
ini meliputi pengembangan cara sintesis yang lebih ramah lingkungan, penggunaan
bahan baku yang terbarukan, merancang bahan kimia yang green, serta penggunaan
bioteknologi sebagai alternatif dalam industri (Sharma, 2008).
Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep“The Twelve
Principles of Green Chemistry” yang digunakan sebagai acuan oleh para peneliti
untuk melakukan penelitian yang ramah lingkungan. Berikut adalah ke-12 prinsip
kimia hijau yang diusulkan oleh Anastas dan Warner :
1.
Mencegah timbulnya
limbah dalam proses
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi atau
membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis, karena biaya untuk
menanggulangi limbah sangat besar.
2.
Mendesain produk
bahan kimia yang aman
Pengetahuan mengenai struktur kimia memungkinkan seorang
kimiawan untuk mengkarakterisasi toksisitas dari suatu molekul serta mampu
mendesain bahan kimia yang aman. Target utamanya adalah mencari nilai optimum
agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi
juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi
atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability.
3.
Mendesain proses
sintesis yang aman
Metode sintesis yang digunakan harus didesain dengan
menggunakan dan menghasilkan bahan kimia yang tidak beracun terhadap manusia
dan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu meminimalkan
paparan atau meminimalkan bahaya terhadap orang yang menggunakan bahan kimia
tersebut.
4.
Menggunakan bahan
baku yang dapat terbarukan
Penggunaan bahan baku yang dapat diperbarui lebih
disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan didasarkan pada
alasan ekonomi. Bahan baku terbarukan biasanya berasal dari produk pertanian
atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal dari bahan bakar
fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
5.
Menggunakan katalis
Penggunaan katalis memberikan selektifitas yang lebih
baik, rendemen hasil yang meningkat, serta mampu mengurangi produk
samping.Peran katalis sangat penting karena diperlukan untuk mengkonversi
menjadi produk yang diinginkan.Dari sisi green chemistry penggunaan katalis
berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan
mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
6.
Menghindari
derivatisasi dan modifikasi sementara dalam reaksi kimia
Derivatisasi yang tidak diperlukan seperti penggunaan
gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara pada proses
fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena
pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya
memperbanyak limbah.
7.
Memaksimalkan atom
ekonomi
Metode sintesis yang digunakan harus didesain untuk
meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan bahan
dasar.Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi sistem terdahulu yang hanya melihat
rendemen hasil sebagai parameter untuk menentukan suatu reaksi efektif dan
efisiens tanpa melihat seberapa besar limbah yang dihasilkan dari reaksi
tersebut.Atom ekonomi disini digunakan untuk menilai proporsi produk yang
dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang digunakan.Jika semua reaktan dapat
dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut
memiliki nilai atom ekonomi 100%. Berikut adalah persamaan untuk menghitung
nilai atom ekonomi :
Atom ekonomi (%) = x100%
8.
Menggunakan pelarut
yang aman
Penggunaan bahan kimia seperti pelarut, ekstraktan, atau
bahan kimia tambahan yang lain harus dihindari penggunaannya. Apabila terpaksa
harus digunakan, maka harus seminimal mungkin. Penggunaan pelarut memang sangat
penting dalam proses sintesis, misalkan pada proses reaksi, rekristalisasi,
sebagai fasa gerak pada kromatografi, dan lain-lain. Penggunaan yang berlebih
akan mengakibatkan polusi yang akan mencemari lingkungan. Alternatif lain
adalah dengan menggunakan beberapa tipe pelarut yang lebih ramah lingkungan
seperti ionic liquids, flourous phase chemistry, supercritical carbon dioxide,
dan“biosolvents”.Selain itu ada beberapa metode sintesis baru yang lebih aman
seperti reaksi tanpa menggunakan pelarut ataupun reaksi dalam media air.
9.
Meningkatkan
efisiensi energi dalam reaksi
Energi yang digunakan dalam suatu proses kimia harus
mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi. Jika dimungkinkan
reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang dan menggunakan tekanan.Penggunaan
energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode baru diantaranya adalah dengan menggunakan radiasai gelombang
mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia.
10.
Mendesain bahan
kimia yang mudah terdegradasi
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek
lingkungan, oleh karena itu suatu bahan kimia harus mudah terdegradasi dan
tidak terakumulasi di lingkungan.Seperti sintesis biodegradable plastik,
bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya.
11.
Penggunaan metode
analisis secara langsung untuk mengurangi polusi
Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat
mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini
berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi
penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
12.
Meminimalisasi
potensi kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus
dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan
masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari.
Aplikasi penerapan ke-12 prinsip kimia hijau ini masih
belum sepenuhnya dilakukan para kimiawan khususnya yang bergerak pada bidang
sintesis dalam hal desain reaksi dan metode yang digunakan untuk mencegah
seminimal mungkin terjadinya pencemaran lingkungan. Marilah kita mulai
penelitian yang lebih berwawasan lingkungan dengan mempertimbangkan aspek green
chemistry, agar generasi mendatang dapat hidup lebih baik.
Manfaat kimia hijau adalah mengusahakan
proses-proses kimia yang lebih ekonomis karena biaya produksi dan regulasi yang
lebih rendah, efisien dalam penggunaan energi, pengurangan limbah produksi,
pengurangan kecelakaan, produk yang lebih aman, tempat kerja dan komunitas yang
lebih sehat, perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, dan
mendapatkan keunggulan yang kompetitif atas produk yang dihasilkan.
KESIMPULAN
Pendekatan kimia hijau adalah usaha penerapan prinsip penghilangan dan
pengurangan senyawa berbahaya melalui usaha perancangan, produksi, dan
penerapan produk kimia. Pendekatan kimia hijau berusaha meminimalisir zat
berbahaya, pemanfaatan katalis yang aman untuk reaksi dan proses kimia,
penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat
diperbaharui, peningkatan efisiensi pada tingkat atom, dan penggunaan pelarut
yang ramah lingkungan.Usaha untuk menerapkan kimia hijau untuk menghasilkan
produk industri untuk bangunan dan penggantian zat kimia berbahaya yang
digunakan pada berbagai industri dan kesehatan telah dilakukan. Namun masih
dibutuhkan pengawasan yang ketat untuk penerapan kimia hijau ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muslih. 2015. Kimia Hijau/Green Chemistry. dalam http://bptba.lipi.go.id
(diakses 24 Oktober 2021)
Atmojo, Susilo Tri. 2011.kimia
hijau. dalam https://chemistry35.blogspot.com/2011/04/kimia-hijau-green-chemistry.html#!/tcmbck
(diakses 24 oktober 2021)
Hidayat, Atep Afia. 2021. Industri Kimia Dimasa Depan. Dalam Modul 8 Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri.
Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.