Oleh : Nanda Putri Utami (@T13-Nanda)
Abstrak
Menurut
EPA (2015), Kimia Hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia
yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Dalam
meminimalisir limbah suatu proses kimia maka perlu pertimbangan aspek seperti
faktor lingkungan, utilisasi atom dan peran katalisis. Kimia hijau (Green
chemistry) mempunyai 12 prinsip yang dapat diadaptasi untuk diaplikasikan
dalam sikap dan tindakan manusia dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Kata kunci : kimia hijau, aspek
meminimalisir limbah, prinsip kimia hijau.
Abstact
According
to the EPA (2015), Green Chemistry is the design of chemical products and
processes that seek to reduce or eliminate the use of hazardous substances. In
minimizing the waste of a chemical process, it is necessary to consider aspects
such as environmental factors, atom utilization and the role of catalysis.
Green chemistry has 12 principles that can be adapted to be applied in human
attitudes and actions in an effort to save the environment.
Keywords: green chemistry, aspects of minimizing waste, principles of green chemistry.
Pendahuluan
Kualitas
hidup kita, terutama di dalam masyarakat moderen, sangat tergantung pada hasil
atau produk-produk dari industri-industri kimia, proses pengolahan minyak, dan
automotif. Namun hasil atau produk dari industri-industri tersebut tidak saja menghasilkan
produk yang kita butuhkan akan tetapi juga menghasilkan limbah atau emisi yang
dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.
Oleh
karena itu perlu mencari suatu solusi untuk mendapatkan suatu proses atau
teknologi bersih (clean technology) dan mengembangkan kimia hijau (green
chemistry) untuk dapat meminimalisasi limbah industri. Hal ini merupakan
tantangan bagi ilmuwan (ahli kimia dan ahli enjinir/teknik kimia) untuk dapat mengembangkan
proses-proses yang tidak hanya menghasilkan produk-produk yang diinginkan
tetapi juga efisien dan ramah lingkungan. (Sidjabat, 2008)
Rumusan masalah
1. Apa definisi dari kimia hijau?
2. Apa saja aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam meminimalisir limbah industri?
3. Apa itu dua belas prinsip
kimia hijau?
Tujuan masalah
1. Mengetahui definisi dan kimia
hijau
2. Mengetahui aspe apa yang harus
dipertimbangkan dalam meminimalisir limbah industri
3. Mengetahui dua belas prinsip
kimia hijau
Pembahasan
Menurut EPA (2015), Kimia Hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berupaya membuat langkah-Iangkah kreatif dan inovatif beragam proses kimia, baik dengan menggeser, menambah (atau mengurangi), dan memperbaharui proses kimia tradisional-konvensional menjadi lebih ramah terhadap kelangsungan hidup umat manusia dan lingkungan sekitar, dengan tetap mengedepankan prinsip optimasi dalam proses produksi. (Hidayat, 2021)
Menurut
Sidjabat (2008), untuk meminimalisir limbah suatu proses kimia maka perlu
pertimbangan aspek hal berikut.
a. Faktor lingkungan
Seperti diketahui, limbah didefinisikan sebagai semua produk hasil proses (hasil samping) kecuali produk yang diinginkan. Dalam hal ini perlu ada pertimbangan yang disebut faktor E (Faktor Lingkungan) yaitu jumlah limbah yang dihasilkan per kilogram produk dalam berbagai segmen industri kimia.
b. Utilisasi Atom
Utilisasi atom sering juga disebut selektifitas atom, merupakan suatu kunci untuk memilimalisasi limbah berdasarkan selektifitas yaitu suatu ukuran tentang bagaimana efisiensinya suatu sintesis (reaksi) dilakukan.
c. Peran katalisis (proses katalitik)
Seperti digambarkan dengan utilitas (selektivitas) ataom maka peran katalis juga meningkatkan selektivitas untuk produk tertentu.
Prinsip kimia hijau dapat diterapkan dengan penggunaan bahan baku yang dapat diperbaharui, pemanfaatan limbah, menghindari penggunaan reagen dan pelarut beracun dan atau berbahaya dalam pembuatan dan aplikasi produk kimia. Penerapan kimia hijau diharapkan dapat memfasilitasi jaminan kesehatan manusia dan lingkungan, dengan tetap memperhatikan efisiensi dan keuntungan. Aplikasi kimia hijau berpedoman pada dua belas prinsip (Fajaroh, 2018), yaitu :
- Pencegahan : Mencegah lebih diutamakan daripada meremediasi limbah;
- Atom ekonomi : Metode sintesis hendaknya dirancang stoikiometris, menjamin semua bahan baku menjadi produk;
- Minimalkan zat kimia berbahaya : Sintesis zat kimia diupayakan menggunakan dan menghasilkan zat-zat dengan toksisitas serendah mungkin;
- Merancang zat kimia fungsional yang aman : Proses sintesis didesain sedemikian rupa hingga diperoleh hasil yang sesuai yang diinginkan namun dengan seminimal mungkin menghasilkan bahan toksik;
- Penggunaan pelarut dan zat pelengkap yang aman : Menghindari penggunaan zat tambahan berbahaya (misalnya pelarut, agen pemisahan agen);
- Efisiensi energy : Meminimalkan kebutuhan energi dari proses kimia, jika memungkinkan, proses sintetis dilakukan pada suhu dan tekanan ambien;
- Penggunaan bahan mentah Terbarukan : Pengembangan SDA terbarukan lebih diutamakan;
- Kurangi pemanfaatan zat derivatif : Menghindari penggunaan bahan-bahan tambahan yang hanya akan menambah jumlah limbah;
- Katalis : Menggunakan katalis yang selektif;
- Rancang degradasinya : Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah diuraikan di akhir fungsinya;
- Pemantauan keamanan secara real-time : Harus dilakukan pemantauan dan pencegahan terbentuknya zat berbahaya secara langsung pada setiap tahap dari proses sintesis.
- Penerapan kimia aman : Meminimalkan potensi kecelakaan, seperti timbulnya emisi zat berbahaya, ledakan, dan kebakaran.
Penerapan
dua belas prinsip kimia hijau dalam sintesis nanopartikel adalah isu yang
muncul relatif baru mengenai keberlanjutan. Bidang ini telah mendapat perhatian
besar dalam beberapa tahun terakhir karena kemampuannya untuk merancang rute
alternatif, lebih aman, hemat energi, dan kurang beracun menuju sintesis (Hidayat,
2021). Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa prinsip green chemistry bertujuan mengurangi atau menghilangkan penggunaan
bahan-bahan kimia yang berbahaya dengan mendesain dari produk-produk kimia dan
prosesnya, dengan demikian penerapan 12 prinsip inilah yang akan diaplikasikan
dalam pembelajaran kimia yang berwawasan lingkungan, baik dalam bentuk teori
maupun pada kegiatan praktikum di laboratorium (Putri, tahun tidak diketahui).
Kesimpulan
Menurut EPA (2015), Kimia Hijau
(Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya
mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berupaya
membuat langkah-Iangkah kreatif dan inovatif beragam proses kimia, baik dengan
menggeser, menambah (atau mengurangi), dan memperbaharui proses kimia. Untuk
meminimalisir limbah suatu proses kimia perlu pertimbangan beberapa aspek seperti
faktor lingkungan, utilisasi atom dan peran katalisis. Aplikasi kimia hijau berpedoman
pada dua belas prinsip. Kedua belas
prinsip ini diharapkan dapat menjiwai perancangan proses kimia, baik sintesis
maupun aplikasi.
Daftar Pustaka
Fajaroh, Fauziatul. 2018. Sintesis Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau. Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2018. Malang : Universitas Negeri Malang. (diunduh pada 9 November 2021)
Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia Hijau. Modul Perkuliahan Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta : Universitas Mercu Buana. (diunduh pada 9 November 2021)
Putri, Adhina Choiri. Tahun tidak
diketahui. Pengaplikasian Prinsip-Prinsip
Green Chemistry Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Kimia Sebagai Pendekatan Untuk Pencegahan Pencemaran Akibat Bahan-Bahan Kimia Dalam
Kegiatan Praktikum Di Labolatorium. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Dalam https://journal.unnes.ac.id
Sidjabat, Oberlin. 2008. Pengembangan
Teknologi Bersih dan Kimia Hijau Dalam Meminimalisasi Limbah Indsutri. Lembaran
Publikasi Lemigas Vol. 42. No. 1, April 2008 : 45-50. Jakarta, Indonesia. (diunduh
pada 9 November 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.