Oleh: MAY ROSE
INDAH PRATIWI TEDJO
@N21-MAY
ABSTRAK
Green chemistry atau “kimia
hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal
1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental
Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan
kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry
merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi
bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan.
Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan
penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan
maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry
ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan,
termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber
daya alam. Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry” dimaksudkan
karena melibatkan struktur dan perubahan suatu materi.Perubahan tersebut pasti
melibatkan energi sebagai sumbernya. Oleh karena itu konsep green chemistry ini
juga erat kaitannya dengan energi dan penggunaannya baik itu secara langsung
maupun yang tidak langsung seperti penggunaan suatu material dalam hal
pembuatan, penyimpanan dan proses penyalurannya.
KATA KUNCI: KIMIA HIJAU
I. PENDAHULUAN
Kimia hijau adalah suatu pendekatan terhadap perancangan,
proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga
dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak buruk zat kimia terhadap
lingkungan termasuk manusia. Tujuan utama pendekatan kimia hijau adalah untuk
menciptakan zat-zat kimia yang lebih baik dan aman dan secara bersamaan dapat
memilih cara-cara yang paling aman dan efisien untuk mensintesa zat-zat
tersebut dan mengurangi sampah kimia yang dihasilkan. Pendekatan kimia hijau
bertujuan untuk menghilangkan dampak buruk zat kimia sejak pada proses
perancangan. Praktik pencegahan bahaya dari sejak awal proses pembuatan zat
kimia akan bermanfaat bagi kesehatan manusia dan lingkungan, yang meliputi
proses perancangan, produksi, penggunaan atau penggunaan kembali, dan
pembuangan limbah yang dihasilkan
II. PERMASALAHAN
1. Apa pengertian kimia hijau?
2. Apa saja prinsip-prinsip utama kimia hijau ?
2. Apa saja prinsip-prinsip utama kimia hijau ?
3. Bagaimana cara agar limbah bisa bermanfaat dan
dapat mengurangi kuantitas limbah?
III.PEMBAHASAN
Pengertian Kimia Hijau
Kimia hijau adalah suatu pendekatan terhadap perancangan,
proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga
dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak buruk zat kimia terhadap
lingkungan termasuk manusia
12 prinsip kimia hijau yang diusulkan
oleh Anastas dan Warner :
1.
Mencegah timbulnya limbah
dalam proses
Lebih baik mencegah daripada
menanggulangi atau membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis,
karena biaya untuk menanggulangi limbah sangat besar.
2.
Mendesain produk bahan kimia
yang aman
Pengetahuan mengenai struktur kimia
memungkinkan seorang kimiawan untuk mengkarakterisasi toksisitas dari suatu
molekul serta mampu mendesain bahan kimia yang aman. Target utamanya adalah
mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi
yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan
mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability.
3.
Mendesain proses sintesis
yang aman
Metode sintesis yang digunakan harus
didesain dengan menggunakan dan menghasilkan bahan kimia yang tidak beracun
terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu meminimalkan paparan atau meminimalkan bahaya terhadap orang yang menggunakan
bahan kimia tersebut.
4.
Menggunakan bahan baku yang
dapat terbarukan
Penggunaan bahan baku yang dapat
diperbarui lebih disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan
didasarkan pada alasan ekonomi. Bahan baku terbarukan biasanya berasal dari
produk pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal
dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan
tambang lainnya.
5.
Menggunakan katalis
Penggunaan katalis memberikan
selektifitas yang lebih baik, rendemen hasil yang meningkat, serta mampu
mengurangi produk samping.Peran katalis sangat penting karena diperlukan untuk
mengkonversi menjadi produk yang diinginkan.Dari sisi green chemistry penggunaan
katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan
reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
6.
Menghindari derivatisasi dan
modifikasi sementara dalam reaksi kimia
Derivatisasi yang tidak diperlukan seperti
penggunaan gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara pada
proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari
karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang
nantinya memperbanyak limbah.
7.
Memaksimalkan atom ekonomi
Metode sintesis yang digunakan harus
didesain untuk meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan
bahan dasar.Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi sistem terdahulu yang hanya
melihat rendemen hasil sebagai parameter untuk menentukan suatu reaksi efektif
dan efisiens tanpa melihat seberapa besar limbah yang dihasilkan dari reaksi
tersebut.Atom ekonomi disini digunakan untuk menilai proporsi produk yang
dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang digunakan.Jika semua reaktan dapat
dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut
memiliki nilai atom ekonomi 100%. Berikut adalah persamaan untuk menghitung
nilai atom ekonomi :
Atom ekonomi (%) = x100%
8.
Menggunakan pelarut yang aman
Penggunaan bahan kimia seperti pelarut,
ekstraktan, atau bahan kimia tambahan yang lain harus dihindari penggunaannya.
Apabila terpaksa harus digunakan, maka harus seminimal mungkin. Penggunaan
pelarut memang sangat penting dalam proses sintesis, misalkan pada proses
reaksi, rekristalisasi, sebagai fasa gerak pada kromatografi, dan lain-lain.
Penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan polusi yang akan mencemari
lingkungan. Alternatif lain adalah dengan menggunakan beberapa tipe pelarut
yang lebih ramah lingkungan seperti ionic liquids, flourous phase chemistry,
supercritical carbon dioxide, dan“biosolvents”.Selain itu ada beberapa metode
sintesis baru yang lebih aman seperti reaksi tanpa menggunakan pelarut ataupun
reaksi dalam media air.
9.
Meningkatkan efisiensi energi
dalam reaksi
Energi yang digunakan dalam suatu proses
kimia harus mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi. Jika
dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang dan menggunakan
tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode baru diantaranya adalah dengan menggunakan
radiasai gelombang mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia.
10.
Mendesain bahan kimia yang
mudah terdegradasi
Bahan kimia harus didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, oleh karena itu suatu bahan kimia harus
mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.Seperti sintesis
biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya.
11.
Penggunaan metode analisis
secara langsung untuk mengurangi polusi
Metode analisis yang dilakukan secara
real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak
diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi
analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam
prosesnya.
12.
Meminimalisasi potensi
kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi
kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat
mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat
dihindari.
Cara agar limbah bisa bermanfaat dan
dapat mengurangi kuantitas limbah dan dijadikan sebagai falsafah dan GAYA HIDUP
5 R dalam kehidupan sehari-hari. Adapun 5 R merupakan singkatan dari Reuse,
Recycle, Reduce, Replace, Refill
1. Reuse
Memanfaatkan ulang (reuse)
yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan bahan, untuk tujuan
yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya. Contohnya penggunaan bahan-bahan
plastik/ kertas bekas untuk benda-benda sovenir, bekas ban untuk tempat pot
atau kursi taman, botolbotol minuman yang telah kosong diisi kembali, dan
sebagainya.
2. Recycle
Mengolah kembali (recycle)
yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya
untuk digunakan lebih lanjut. Contohnya kertas atau sampah bekas,
pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau logam bekas dibuat menjadi benda
kain dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur ulang
menjadi kompos (pupuk). Dalam proses daur ulang ini juga sampah dapapt diubah
menjadi energi panas yang dikenal dengan proses insenerasi. Insenerasi
sederhana sudah ada yang melakukannya, misalnya oleh beberapa industri di
Jakarta, yaitu hasil akhir pengolahan air limbah padat dalam bentuk lumpur
tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai bahan bakar setelah mengalami
pengeringan.
3. Reduce
Mengurangi (reduce) adalah
semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah,
misalnya ibu-ibu rumah tangga kembali ke pola hidup lama yaitu membawa
keranjang belanja ke pasar sehingga jumlah kantong plastik yang di bawa ke
rumah akan berkurang (terreduksi). Selain itu, bila setiap orang enggunakan
saputangan bukan tisu, di samping sampahnya berkurang, dapat terjadi penghematan
bahan baku untuk tisu berupa kayu yang diperoleh dari hutan. Kalau setiap orang
melakukan hal tersebut. Berton-ton sampah akan Sosialisasi Kimia Hijau Daur
Ulang Limbah Organik dan Anorganik di Desa 53 terreduksi per bulan dan
hutan-hutan pun dapat terselamatkan.
4. Replace
Menggantikan dengan bahan
yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya mengubah kebiasaan yang dapat
mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang mempunyai sifat sukar diolah
dan berbahaya.
5. Refill
Refill artinya mengisi kembali
wadah-wadah produk yang dipakai. Satu hal tambahan yang tidak boleh diabaikan
Repair yaitu pemeliharaan atau perawatan agar tidak menambah produksi limbah.
IV. KESIMPULAN
Pendekatan kimia hijau adalah usaha penerapan prinsip
penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya melalui usaha perancangan,
produksi, dan penerapan produk kimia. Pendekatan kimia hijau berusaha
meminimalisir zat berbahaya, pemanfaatan katalis yang aman untuk reaksi dan
proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang
dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi pada tingkat atom, dan penggunaan
pelarut yang ramah lingkungan. Usaha untuk menerapkan kimia hijau untuk
menghasilkan produk industri untuk bangunan dan penggantian zat kimia berbahaya
yang digunakan pada berbagai industri dan kesehatan telah dilakukan
DAFTAR
PUSTAKA
Muslih, Anwar. 2015. Kimia Hijau / Green Chemistry
http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id.
4 Desember 2015.
Dina,
Mustafa. 2016. Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di
Perkotaan.
Anggraeni,
Kamara, Dahlan. 2012. SOSIALISASI KIMIA HIJAU DAUR ULANG LIMBAH ORGANIK DAN
ANORGANIK DI DESA PADAKEMBANG DAN CILAMPUNG HILIR KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN
TASIKMALAYA.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/8196-13468-1-SM.pdf.
1 Mei 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.