.

Selasa, 18 Desember 2018

Teknologi Hijau


ABSTRAK
Menurut Handajani dkk (2015) dalam Jurnal Sains dan Teknologi, Teknologi Hijau adalah Teknologi yang mempertimbangkan penghematan dalam penggunaan sumberdaya alam dan menjaga keberlangsungan ketersediaannya serta meminimalisasi dampak negatif bahkan berusaha meningkatkan kualitas hidup manusia.


KATA KUNCI: teknologi hijau.

Pada abad ke-21 ini, perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global merupakan permasalahan yang serius dihadapi Negara-Negara di seluruh dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa kenaikan suhu bumi dari tahun 1990 – 2005 antara 0.13 – 0.15 derajat celcius. Apabila tidak ada upaya pencegahan, pada tahun 2050 – 2070 suhu Bumi akan naik sekitar 4,2 derajat Celcius, (KPKC Roma, 2002). Pada tahun 2100, suhu atmosfir akan meningkat 1,5 – 4,5 derajat. Dampak pemanasan global yang akan terjadi adalah:

1)      Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati.
2)      Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
3)      Mencairnya es dan glasier di kutub.
4)      Meningkatnya tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan.
5)      Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 – 95 cm.
6)      Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
7)      Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
8)      Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
9)      Daerah-daerah tertentu menjadi padat karena terjadinya arus pe-ngungsian.

Bagi masyarakat Indonesia dampak pemanasan global yang timbul antara lain kenaikan permukan air laut sampai 90 cm yang mengakibatkan tenggelamnya sekitar 2000 pulau, penurunan pH air laut dari 8,2 menjadi 7,8 yang akan menghambat  kematian biota dan terumbu karang sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan terjadinya penurunan populasi ikan dan sehingga menurunkan hasil laut seperti ikan, udang dan biota laut lainnya. Selanjutnya dampak ekonomi dan sosial akan terjadi akibat terendamnya sebagian besar kota-kota di wilayah pesisir. 

Dampak pada pertanian yaitu, akan terjadi menurunnya produktivitas tanaman karena terganggunya akibat perobahan pola presipitasi, penguapan, air limpasan dan kelembaban tanah. Selain itu pemanasan global juga berisiko terjadinya ledakan hama dan penyakit tanaman, sehingga akan menggangu pertahanan pangan. Peningkatan suhu Bumi akan menyebabkan curah hujan yang semakin lebat sehingga banjir akan lebih besar. Dampak pada kesehatan masyarakat akan meningkat karena peningkatan suhu akan memperpendek siklus hidup beberapa vektor penyakit dan masa inkubasi penularan menjadi lebih singkat terutama malaria dan Demam Berdarah, serta penyakit lainnya seperti Diare, Leptospirosis, kanker kulit, dll, (Kompas, 2007). Banyaknya permasalahan yang disebabkan oleh pemanasan global, maka dirasa perlu untuk mencari solusi agar dapat meminimalisir dampak tersebut.

Teknologi pelestarian sumber air. Dengan menggunakan Taman Biologi (Bio–Park). Bio-Park merupakan salah satu teknologi hijau yang digunakan untuk memperbaiki kualitas sumbersumber air yang tercemar seperti air saluran, sungai dan danau. Proses reduksi bahan-bahan pencemar dalam Bio-Park terjadi melalui siklus rantai makanan dalam ekosistem akuatik atau ekoteknologi. Di Jepang, teknologi Bio-Park diterapkan untuk memperbaiki kualitas air danau antara lain Danau Tsuchiura, Kibagata, Koishikawa, dan Haruno. Teknologi Bio-Park juga telah dimodifikasi sebagai taman atap (Roof Top Bio-Park) di perumahan Canon Housing. Karena menggunakan proses ekosistem alami, teknologi Bio-Park merupakan upaya adaptasi dan mitigasi dampak pemanasan global dengan karakteristik sbb:  a. Menanam vegetasi  b. Memperbaiki kualitas air yang tercemar secara efisien tanpa bahan kimia.  c. Memanfaatkan lumpur sebagai pupuk organic  d. Tidak menghasilkan limbah kimiawi  e. Bio-Park adalah “zero emission System”. Di Indonesia, percobaan lapangan penerapan teknologi hijau untuk pelestarian kualitas air danau telah dimulai oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air pada tahun 2003 di Waduk Saguling dengan nama EKOTEKNOLOGI. Penelitian masih berlangsung sampai saat ini dan diharapkan teknologi ini dapat dipersiapkan untuk diterapkan oleh pemeritah dan masyarakat.

Menurut laporan Bank Dunia, Indonesia termasuk salah satu Negara yang memiliki tingkat pelayanan sanitasi terendah di Asia. Sebagai akibatnya wabah penyakit yang ditularkan melalui air terjadi secara rutin, dan insiden penyakit tipus di Indonesia, merupakan yang tertinggi di Asia. Kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh isu ini, secara konservatif diperkirakan US$ 4,7 milyar per tahun, atau 2% dari GDP, yang setara dengan US$ 12 per rumah tangga per bulan, data dari (World Bank, 2003). Pada saat ini banyak tempat di dunia yang kekurangan air dan dalam 50 tahun terahir ini penggunaan air dunia meningkat tiga kali lipat. Diperkirakan pada tahun 2030 separuh dari penduduk dunia akan kekurangan air.   Pembuangan limbah, yang berasal dari Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) baik yang terpusat maupun yang setempat (on-site) merupakan penyebab utama pencemaran sumber-sumber air yang belum dapat diatasi. Selain mencemari sumber air permukaan limpasan dan bocoran zat pencemar tersebut juga mencemari air tanah.  Penerapan teknologi Ecosan diharapkan dapat mengatasi tantangan yang belum dapat ditanggulangi pada bidang sanitasi terutama dalam mengatasi masalah sanitasi saat ini dan menghadapi perkembangan penduduk dunia dimasa yang akan datang. Keunggulan Ecosan dalam upaya mitigasi dan adaptasi pemanasan global adalah: 
1)  System daur ulang tertutup (closed loop) yang sempurna dalam siklus rantai makanan manusia sehingga seluruh buangan dimanfaatkan kembali tanpa ada sisa limbah yang terbuang. 
2)  Menghemat penggunaan air dan pembuangan air dalam siklus hidup manusia
3)  Mencegah pencemaran lingkungan dan konservasi potensi kualitas sumber-sumber air.
4)  Mengembalikan unsur hara tanah, memperbaiki stuktur tanah per-tanian dan mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai pupuk.
5)  Mencegah terjadinya penyakit yang ditularkan melalui air (waterborne desease)
6)  Sederhana dan murah sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan seluruh lapisan
masyarakat.

          Green Technology (Teknologi Hijau), diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan praktis / teknologi yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan yang dapat mewujudkan tatanan infrastuktur untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan (sustainable development), tanpa merusak. atau mengganggu sumber daya alam. Secara singkat, teknologi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan tidak mengganggu ketersediaan kebutuhan generasi mendatang, dari (Green Tecnology, 2008)  Keberadaan teknologi hijau ini diharapkan dapat menjadi inovasi bagi manusia untuk merobah gaya hidupnya seperti kegandrungan manusia saat ini akan information technology (IT). Beberapa ciri Teknologi Hijau antara lain: berkelanjutan (sustainable), menggunakan sumber alam yang terbarui (reclaimed), menghasilkan produk yang bermanfaat kembali (re-used), mengurangi produk limbah dan bahan pencemar, menggunakan proses terdaur ulang (recycle), inovatif tidak berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, menciptakan kegiatan dan produk yang ber-manfaat bagi lingkungan atau dapat melindungi bumi.

DAFTAR PUSTAKA
·        Asriningpuri, Handajani dan Fajar Kurniawan. 2015. Teknologi Hijau Warisan Nenek Moyang di Tanah Parahyangan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan.  Vol 7. No 1. Januari 2015. Pp 51-65. Dalam http://journal.uii.ac.id/JSTL/article/viewFile/3507/3100 (diakses 18 Desemebr 2018)

·        Sari, Putri Monica. 2015. Studi Mengenai Hambatan dan Kesulitan Penerapan Konsep Green Infrastruktur. E-jurnal. Pp 1-14. Dalam http://e-journal.uajy.ac.id/7516/1/JURNAL.pdf (diakses 18 Desember 2018)

·        Sri, sunarjono dan Khudzaifah Dimyati. 2010. Kebijakan Strategi Penggunaan Green Technology Untuk Preservasi Infrastruktur Jalan Berbasis Kualitas Hidup Masyarakat. Jurnal Pendidikan dan Kebijakan Teknologi. E-Jurnal. Pp 1-26 https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6089/KEBIJAKAN%20STRATEGI%20PENGGUNAAN%20GREEN%20TECHNOLOGY%20UNTUK%20PEMELIHARAAN%20INFRASTRUKTUR%20JALAN%20BERBASIS%20KUALITAS%20HIDUP%20MASYARAKAT.pdf;sequence=1 (diakses 18 Desember 2018)

·        Nefilinda. 2010. Teknologi Hijau: solusi untuk pelestarian sumber air. Jurnal spasial. Pp 1-11. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/131624-ID-none.pdf (diakses 18 Desemeber 2018)

·        Hassan, Norizan dan Hussin Salamon. 2017. Strategi Penerapan Elemen Islam Dalam Pembangunan Teknologi Hijau. Jurnal Penyelidikan dan Inovasi. Vol 4. No 2. September 2017. Pp 250-266. Dalam http://rmc.kuis.edu.my/jpi/wp-content/uploads/2017/10/NORIZAN-250-266.pdf (diakses 18 Desember 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.