.

Senin, 01 Oktober 2018

GRK Termasuk Isu Lingkungan Sekitar Industri Kimia

Oleh: Fierdian Nuchriza (@K18-Fierdian)


Abstrak :
Sebagai industri lainnya, industri kimia tidak terlepas dari isu lingkungan. Beberapa isu lingkungan yang muncul di sekitar industri petrokimia di Kanada (IC, 2011) dan hampir semua industri kimia di negara manapun, antara lain: Pelepasan bahan kimia beracun; Emisi senyawa organik volatin (SOV); Penambahan konsentrasi gas rumah kaca (GRK);
Emisi gas NOx dan Sox yang memberikan kontribusi terhadap terjadinya hujan asam; Penggunaan zat baru yang belum diketahui dampak lingkungannya; Kontaminasi tanah dan Penanganan kecelakaan industri. Namun pada artikel kali ini saya akan lebih berfokus untuk membahas lebih dalam mengenai efek dari penambahan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK).

Kata Kunci : Industri Kimia, Isu Lingkungan, GRK

Pendahuluan :
Menurut Bukhori (2017), Secara umum gas rumah kaca diartikan sebagai proses naiknya suhu bumi yang disebabkan perubahan komposisi atmosfer. Menyebabkan sinar matahari tetap berada di bumi dan tidak dapat dipantukan secara sempurna keluar atmosfer. Efek rumah kaca pertama kali dikenalkan pada masyarakat umum pada tahun 1824 oleh ilmuwan yang bernama Joseph Fourier.  Menurut pendapat yang Joseph Fourier sampaikan pada masyarakat. Dia menganggap efek rumah kaca adalah proses pemanasan yang disebabkan oleh komposisi atmosfer. Apabila diartikan sesuai dengan proses dan akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca, maka sebuah fenomena alam yang terjadi karena adanya pantulan sinar matahari yang melewati atmosfer bumi. Yang disebabkan oleh berbagai zat yang ada di permukaan bumi.

            Secara internasional mitigasi pemanasan global dimuat di dalam Protocol Kyoto yang mengatur kewajiban pengurangan emisi GRK bagi negara industri maju. Berdasarkan laporan IPCC tahun 2006, sektor limbah (waste sector) turut menyumbang GRK ke atmosfer dimana khusus dari TPA-TPA sampah yang ada berkontribusi antara 3 - 4% dari emisi GRK global. Walau terdapat banyak jenis GRK dari sektor persampahan ini, namun yang dianggap dominan dan harus ada dalam setiap laporan National GHGs Inventory adalah CO2, CH4 dan N2O.

Gas-Gas Rumah Kaca
Menurut konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), ada 6 jenis gas yang digolongkan sebagai gas rumah kaca (GRK), yaitu: Karbon dioksida (CO2), Nitrogen oksida (N20), Metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perflorokarbon (PFCs), dan hidroflorokarbon (HFCs).

1. Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida merupakan gas dengan konsentrasi terbanyak penyebab efek rumah kaca yaitu sekitar 70% dari volume total seluruh gas rumah kaca. Karbon dioksida dapat terbentuk dari hasil pembakaran bahan-bahan hidrokarbon seperti bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, gas alam, dll) atau biomassa (kayu), deforestasi, dan lepasnya karbon bawah tanah akibat rusaknya ekosistem gambut. Karena jumlahnya paling banyak, Karbon dioksida dianggap sebagai gas rumah kaca acuan.

2. Nitrogen oksida (N2O)
Nitrogen oksida merupakan gas yang secara alami ada di bumi. Tidak banyak diketahui tentang asala gas ini dalam atmoefer. Nitrogen oksida ini merupakan hasil samping dari pembuatan dan pemakaian pupuk nitrogen. Nitrogen oksida juga dapat disebabkan dari pembakaran bahan bakar fosil.

3. Metana (CH4)
Metana adalah gas rumah kaca yang terbentuk secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu mengutaikan bahan organik pada kondisi anaerob. Metana juga dihasilkan pada temat pembuangan sampah dengan jumlah yang cukup banyak, sehingga dapat menguntungkan bila digunakan sebagai sumber energi alternatif. Gas ini mudah terbakar dan menghasilkan gas Karbon dioksida sebagai hasil sampingnya.

Dampak:
Dampak yang ditimbukan dari gas rumah kaca adalah:

1. Perubahan Iklim
2. Peningkatan Tinggi Muka Air Laut
3. Pemanasan Global dan Lapisan Ozon
4. Gangguan Ekologis
5. Dampak Sosial dan Politik

Solusi:
1.  Lakukan efisiensi energi:
·         Matikan lampu yang tidak anda gunakan.
·         Jangan meninggalkan peralatan elektronik dalam posisi stand by. Usahakan mencabut alat dari sumber listrik.
·         Kita tinggal di negara tropis, manfaatkanlah sinar matahari untuk penerangan dan juga untuk mengeringkan cucian Anda.

2.  Kurangi frekuensi menggunakan kendaraan bermotor pribadi:
·         Untuk jarak kurang dari 500 m biasakan berjalan kaki, selain itu lebih sehat kan.
·         Gunakan sepeda untuk transportasi yang tidak memiliki gas buang.
·         Untuk jarak lebih dari 3 km, anda bisa berbagi kendaraan (car pooling).

3.  Kurangi penggunaan air minum dalam botol kemasan dan sedotan:
·         Biasakan membawa tempat minum Anda sendiri.
·         Bila memungkinkan, hindari pemakaian sedotan plastik karena dapat menghasilkan emisi karbon cukup besar.

4.  Kurangi sampah organik Anda:
·         Olah sampah organik Anda menjadi kompos.
·         Pengurangan emisi sampah dapat dilakukan dengan lebih baik apabila disertai dengan pemisahan sampah organik dari non-organik.

5.  Kurangi penggunaan kertas:
·         Lakukan pencetakan bolak-balik (duplex) untuk mengehemat penggunaan kertas.
·         Untuk dokumen berupa draft dan tidak memerlukan kertas bersih, gunakan kertas bekas untuk cetak.

Daftar Pustaka
·         Purwanta, Wahyu. 2009. Penghitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Dari Sektor Sampah Perkotaan Di Indonesia. http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/download/1497/1291, Diakses 30 September 2018.
·         Bukhori, Muhammad. 2017. Pengertian dan Penyebab Efek Rumah Kaca. https://karyapemuda.com/pengertian-efek-rumah-kaca/, Diakses 30 September 2018.
·         Achmad, Rukaesih. 2011. Isu Lingkungan Global. http://repository.ut.ac.id/4658/2/PEKI4312-M1.pdf, Diakses 30 September 2018.
·         Rindayu, Cut. 2011. Tips Untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Dari Aktivitas Sehari-Hari. http://iesr.or.id/2011/04/tips-untuk-mengurangi-emisi-gas-rumah-kaca-dari-aktivitas-sehari-hari/, Diakses 1 Oktober 2018.
·         Esther, Yudi. 2014. Rumah Kaca: Pengertian, Penyebab, Akibat, dan Cara Menguranginya. https://dee-belajar.blogspot.com/2014/06/rumah-kaca-pengertian-penyebab-akibat.html, Diakses 1 Oktober 2018.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.