.

Minggu, 11 Februari 2018

Pentingnya Kimia Hijau (Green Chemistry)


Oleh: Fitri Nurul Karimah (@G15-Fitri)


Abstrak

Dengan terjadinya kerusakan pada bumi ini, diperlukan aplikasi pada prinsip Kimia Hijau (Green Chemistry). Dengan prinsip sebagai berikut berikut (1) pencegahan terbentuknya limbah, (2) ekonomi atom, (3) sintesis kimia yang tidak berbahaya, (4)perancangan produk kimia yang aman, (5) pemakaian bahan pelarut dan pembantu yang aman, (6) perancangan efisiensi energi, (7) penggunaan bahan baku terbarukan, (8) pengurangan langkah proses, (9) penggunaan katalis untuk mempercepat proses, (10) perancangan produk terbarukan yang ramah lingkungan, (11) analisis real time untuk pencegahan polusi, (12) menghindari penggunaan bahan kimia yang berbahaya, toksis, dan tak ramah lingkungan. Dengan pelaksanaan  ke-12 prinsip tersebut, berarti green chemistry dapat dipandang sebagai suatu langkah penting menuju kelestarian lingkungan  atau pembangunan berkelanjutan.

Keyword: kimia hijau, green chemistry, kelestarian lingkungan


Isi

Dengan terus berkembangnya teknologi di era modern ini serta pertumbuhan penduduk yang terus meningkat sangat mempengaruhi kondisi bumi ini. Perumahan dibangun dimana-mana, perusahaan mendirikan berbagai gedung maupun pabrik yang menyumbangkan polusinya ke lingkungan, serta meningkatnya transportasi baik darat, lautan maupun udara dengan bertambahnya jumlah penduduk diseluruh belahan dunia. Hal – hal tersebut yang mempengaruhi terjadinya kerusakan yang ada pada bumi.

Menurut Nurbaity (2011), bahwa abad ke-21 ditandai oleh perkembangan yang pesat di bidang teknologi telekomunikasi dan transportasi yang mengakibatkan peningkatan percepatan mobilisasi berbagai produk termasuk sumber daya manusia. Perkembangan tersebut menuntut SDM yang berkualitas, oleh karena itu upaya meningkatkan kualitas SDM menjadi agenda pembangunan yang teramat penting. Dalam hal tersebut untuk mengurangi kerusakan yang terjadi pada bumi dapat mengaplikasikan green chemistry.

Menurut EPA dalam Hidayat dan Kholil (2017), Kimia Hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan dan pembuangan akhir. Dalam hal ini kimia hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran.

Menurut Hazel dalam Sudarmin (2013) Penerapan  proses  industri    berbasis   green chemistry akan memberikan keuntungan keseimbangan antara aspek lingkungan,  ekonomi, dan sosial. Jika suatu proses industri berbasis green chemistrty, maka industri tersebut akan menjalankan 12 prinsip berikut:
  1. Pencegahan  terbentuknya limbah.
  2. Ekonomi atom.
  3. Sintesis kimia yang tidak berbahaya.
  4. Perancangan produk kimia yang  aman.
  5. Pemakaian bahan pelarut dan pembantu yang aman.
  6. Perancangan efisiensi energi.
  7. Penggunaan bahan baku terbarukan.
  8. Pengurangan langkah proses.
  9. Penggunaan katalis untuk mempercepat proses.
  10. Perancangan produk terbarukan yang ramah lingkungan.
  11. Analisis real time untuk pencegahan polusi.
  12. Menghindari penggunaan bahan kimia yang berbahaya, toksis, dan  tak  ramah  lingkungan.
Dengan pelaksanaan  ke-12 prinsip tersebut, berarti green chemistry dapat dipandang sebagai suatu langkah penting menuju kelestarian lingkungan  atau pembangunan berkelanjutan.

Untuk aplikasi prinsip green chemistry menurut Anggraeni (2012) yaitu pada ibu-ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga biasanya membiarkan limbah organik menumpuk di suatu tempat, sampai membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap, dan membiarkan limbah organik dan limbah anorganik bersatu. Untuk itu, perlu ditingkatkan kesadaran untuk dapat memilah-milah limbah organik yang dapat lapuk dan limbah anorganik yang sulit lapuk, serta perlu dimotivasi pemikiran dengan gaya hidup 5 R (Reuse, Reduce, Recycling, Replace, Refill).

Sedangkan untuk industri, dapat memperdalam ilmunya pada pengelolaan IPAL yang baik dan benar, serta penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan. Untuk masyarakat awam juga dapat mengaplikasikan konsep 3R, serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan agar tetap terawatnya bumi ini.

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media

Nurbaity. 2011. Jurnal Riset Pendidikan Kimia Vol. 1 No.1 dalam file:///C:/Users/acer/Downloads/175-Article%20Text-512-1-10-20170323.pdf (Diunduh pada tanggal 10 Februari 2018)

Sudarmin. 2013. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 20 No. 1 dalam http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/3866/892 (Diunduh pada tanggal 10 Februari 2018)

Anggraeni dkk. 2012. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. Vol. 1, No. 1 dalam file:///C:/Users/acer/Downloads/8196-13468-1-SM.pdf (Diunduh pada tanggal 10 Februari 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.