.

Sabtu, 10 Februari 2018

Pendekatan Green Chemistry


Oleh : @F04_Donni

Abstrak

Green chemistry merupakan kajian di bidang kimia yang relatif baru yang memfokuskan
kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia dalam merancang menggunakan atau
memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi bahan berbahaya yang
dapat mengganggu kesehatan mahluk hidup dan pelestarian lingkungan.

Kajian green chemistry ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya, karena penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap masalah lingkungan. Mengingat pentingnya green chemistry sebagai pendekatan untuk pencegahan pencemaran akibat bahan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, maka konsep green chemistry perlu diaplikasikan dalam pembelajaran kimia di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi, khususnya
dalam kegiatan praktikum di laboratorium.

Pendahuluan

Abad ke-21 ditandai oleh perkem-bangan yang pesat di bidang teknologi telekomunikasi dan transportasi yang mengakibatan peningkatan percepatan mobilisasi berbagai produk termasuk
sumber daya manusia. Perkembangan tersebut menuntut SDM yang berkua-litas, oleh karena itu upaya meningkat-kan kualitas SDM menjadi agenda pembangunan yang teramat penting. Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis, menyadari akan hal tersebut pemerintah terus melaku-kan kebijakan yang berkaitan dengan
peningkatan mutu, relevansi dan efisi-ensi dalam sistem pendidikan nasional. Untuk meningkatan mutu pendidikan, peningkatan kualitas tenaga pengajar atau guru sangatlah relevan, karena guru sebagai pengajar menjadi bagian yang penting dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah.
Pada saat ini muncul berbagai pendekatan dalam pembelajaran, semua ini merupakan upaya agar siswa dapat belajar secara optimal. Banyak ragam inovasi dalam pembelajaran dikembangkan sebagai upaya antisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Green Chemistry?

Pengertian secara umum green chemistry  adalah  suatu  metode  baru untuk mengurangi bahaya bahan kimia, disamping memproduksi produk dengan cara yang lebih efisien dan lebih hemat. (Kenneth   & James,2004).
Berdasarkan  pengertian  dan  definisi tentang konsep green chemistry tersebut di atas, maka konsep ini dalam pembelajaran  kimia  dapat  diterapkan. Sebagaimana  yang  dikemukakan  oleh Rashmi  Sanghi  (2003)  pada  sintesa senyawa organik dan prosesnya yang ramah lingkungan atau berorientasi green chemistry  harus  memenuhi  beberapa persyaratan yaitu:
a) menghindari limbah,
b)  efisiensi  atom,
c)  menghindari penggunaan dan produksi bahan kimia yang  beracun  dan  berbahaya,
d) menghasilkan  senyawa-senyawa  dengan hasil yang lebih baik atau sama,
e) dapat  dibiodegradasi,
f)  mengurangi energi yang dibutuhkan,
g) menggunakan bahan yang dapat didaur ulang, dan
h) menggunakan katalis.

Upaya memperbaiki lingkungan dan memecahan  masalah  lingkungan  yang ditawarkan dalam green chemistry. Akan tetapi, pemecahan masalah tersebut dapat dikelompokkan dalam dua komponen  yaitu  pemecahan  masalah yang berkaitan dengan bahan mentah (feedstock) dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan kondisi reaksi.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting  dalam green chemistry adalah:
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut  yang  aman 
3)  Melakukan perobahan  reaksi  secara  selektif  dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu.

Selanjutnya Anastas & Warner mengusulkan 12 prinsip  green chemistry yang perlu dipertimbang-kan, yaitu :
1) Pencegahan terbentuknya bahan buangan beracun akan lebih baik dari pada menangani atau membersihkan bahan buangan tersebut.
2) Mengekonomiskan atom dalam merancang metode sintesis
3) Sintesis bahan kimia yang tidak atau kurang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya.
4) Merancang produk bahan kimia yang lebih aman, walaupaun sifat racunnya dikurangi  tetapi  fungsinya  tetap efektif.
5) Menggunakan  pelarut  dan  bahan - bahan pendukung yang lebih aman dan tidak berbahaya.
6) Rancangan untuk efisiensi energi.
7) Penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui.
8) Mengurangi turunan (derivatives) yang tidak penting
9) Menggunakan katalis untuk meningkatkan selektifitas dan meminimalkan energi.
10) Merancang produk-produk kimia yang dapat  terdegradasi  menjadi  produk yang tidak berbahaya.
11) Analisis  serentak  untuk  mencegah polusi.
12) Bahan kimia yang digunakan dalam proses kimia dipilih yang lebih aman
untuk mencegah kecelakaan.

Menurut Santoso (2008) yang dikutip Hidayat, dan Muhamad Kholil dalam Kimia Industri dan Teknologi Hijau (2017), pengurangan dampak negatif yang dapat dilakukan melalui penggunaan bahan bakar yang terbaharukan, penggunaan proses dan bahan kimia (reaktan, pelarut, dan katalis) yang ramah lingkungan, penghematan penggunaan energi dan bahan dasar, peningkatan efisiensi untuk meminimalkan pembentukan produk samping dan limbah, serta menghasilkan produk yang aman.
Berdasarkan catatan Santoso (2008) yang mengutip pendapat Koch (2007), bahwa dalam 50 tahun kedepan, terdapat 10 masalah besar yang dihadapi umat manusia, mulai dari masalah energi, air, makanan, lingkungan, kemiskinan, terorisme dan perang, penyakit, pendidikan, demokrasi dan populasi.


Daftar Pustaka
  • Menurut Santoso (2008) yang dikutip Hidayat, dan Muhamad Kholil dalam Kimia Industri dan Teknologi Hijau (2017), Jakarta, Pantona Media
  • Williamson, Kenneth L., 1989. Macroscale&Microscale Organic Experiments.Toronto : DC Health and Company Lexington.
  • Anastas, P.T & Warner J.C. , 1998. Green Chemistry : Theory and Practices, New
    York : OxfordUniversity Press
    Nurbaity, Pendekatan Green Chemistry Suatu Inovasi Dalam Pembelajaran Kimia Berwawasan Lingkungan , Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.