.

Kamis, 15 Februari 2018

Mikroorganisme Patogen(Bakteri,Virus,Protozoa,Parasit) Pencemar Air

Oleh Sony Ariyanto (G10-Sony)
 Abstrak.
Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya dapat  terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengairan olahan dari pabrik ke konsumen. Di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, sungai, danau, kolam, laut sering digunakan untuk beberapa keperluan sehari-hari, misalnya mandi, mencuci pakaian, mencuci alat makan dan makanan, bahkan untuk tempat pembuangan tinja, sehingga air tersebut menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen dan mikroorganisme parasit.

 Kata kunci : Penyebap penyakit yang menyebar di Perairan.

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk  hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke  dalam air oleh kegiaan manusia sehingga  kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bahaya atau resiko kesehatan uang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tidak langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan manusia dapat terjadi akibat mengonsumsi air yang tercemar atau air yang berkualitas buruk, baik langsung diminum, melalui makanan dan dapat juga akibat dari pemakaian air yang tercemar untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci peralatan makan dan lain sebagainya. Bahaya bagi kesehatan masyarakat dapat pula diakibakan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertanian. Sedangkan bahaya tak langsung dapat terjadi misalnya akibat dari mengonsumsi ikan, yang dimana ikan tersebut sudah tercemar atau mengandung zat-zat polutan berbahaya.

Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya atau oleh zat kimia dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengairan olahan dari pabrik ke konsumen. Di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, sungai, danau, kolam, laut sering digunakan untuk beberapa keperluan sehari-hari, misalnya mandi, mencuci pakaian, mencuci alat makan dan makanan, bahkan untuk tempat pembuangan tinja, sehingga air tersebut menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen dan mikroorganisme parasit lainnya.   Beberapa mikroba patogen biasanya ditemukan di dalam air limbah domestik dan juga di dalam efluen dari unit pengolahan limbah. Mikroba yang menjadi agen penyebab pencemaran air adalah bakteri, virus.

1.Bakteri Pathogen                                                                                                                                                                       Bakteri pathogen bisa diartikan sebagai jenis bakteri yang menjadi sumber penderitaan. Dalam kajian yang lebih lengkap, bakteri patogen adalah jenis-jenis bakteri yang menjadi biang penyakit pada makhluk hidup. Menurut Kolopaking (2002) bakteri patogen ini bekerja dengan cara menginfeksi organisme dan sebagai akibatnya, muncul gejala-gejala abnormal yang kita kenali sebagai tanda-tanda penyakit. Bakteri penyebab pencemaran air dan bersifat patogen antara lain sebagai berikut :

Salmonella
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteria
Famili : Enterobactericeae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella typhi
Salmonella adalah enterobactericeae yang terdistribusi secara luas di dalam lingkungan dan meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan bakteri patogen paling utama yang terdapat di air limbah yang dapat menyebabkan demam typus dan paratypus dan gastroenteristis (radang lambung / perut). Konsentrasi Salmonella di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel samapi mencapai 8000 organisme per 100 ml air limbah. Diperkirakan bahwa hampir 0.1% penduduk mengeluarkan Salmonella di dalam tinja. Di Amerika Serikat Salmonellosis terutama disebabkan oleh kontaminasi pada makanan, tetapi pada kontaminasi air minum juga masih menjadi perhatian yang utama.

Shigella
Kingdom :  Bakteria
Philum :  Proteobakteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriaceae
Genus : Shigella dysenteriae
Shigella secara sepintas adalah agen disentri bacillus, yaitu suatu penyakit diare yang menyebabkan berak darah sebagai akibat dari peradangan dan pendarahan selaput dinding usus. Ada empat spesies shigella yang bersifat patogen, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii, dan Shigella sonnei. Keempat Shigella patogen tersebut dapat berpindah secara kontak langsung dengan penderita yang telah terinfeksi, dimana orang yang terinfeksi mengeluarkan Shigella didalam tinjanya. Meskipun perpindahan  atau penularan Shigella melalui kontak antar orang adalah cara penularan yang utama, tetapi melalui air juga perlu diperhatikan. Contohnya, seperti yang terjadi di Florida, penggunaan air tanah mempunyai andil terhadap Shigellosis yang telah menginfeksi sekitar 1200 orang.

Vibrio Cholerae
Kingdom:   Bacteria
Filum:     Proteobacteria
Kelas:     Gamma Proteobacteria
Ordo:     Vibrionales
Famili:     Vibrionaceae
Genus:     Vibrio
Spesies:  V. cholera
Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negative yang berentuk batang melengkung. Bakteri ini dapat berpindah melalui air. Vibrio Cholerae mengeluarkan suatu enterotoksin yang menyebabkan diare, mulai dari ringan sampai hebat, muntah, dan kehilangan cairan tubuh secara cepat, dan menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Vibrio cholerae  sering muncul sebagai endemik di banyak wilayah Asia. Organisme patogen tersebut dapat menyebabkan pencemaran air dengan konsentrasi sebesar 10 – 10.000 organismpe per 100 ml air pada saat terjadi endemik. Ledakan endemik Kolera pernah terjadi di Peru dan Chilli yang diakibatkan mengonsumsi sayuran yang telah terkontaminasi oleh air yang telah tercemar oleh Vibrio Cholerae.

E. Coli
Kingdom:  Bacteria
Filum:     Proteobacteria
Kelas:     Gammaproteobacteria
Ordo:     Enterobacteriales
Famili:     Enterobacteriaceae
Genus:     Escherichia
Spesies:  E. coli
Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) merupakan salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Bakteri yang ditemukan oleh seorang bernama Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Dan kebanyakan E. Coli tidaklah berbahaya, tetapi beberapanya seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan hal buruk seperti keracunan makanan serius pada manusia. Sehingga dapat menyebabkan diare. Hingga akhir 2015, ada 663 juta orang di dunia yang belum mendapatkan air minum dari sumber yang lebih baik. Menurut Unicef, berdasarkan data pengujian teknologi menunjukkan bahwa masih ada sekitar 1,8 juta orang yang minum air terkontaminasi bakteri e-coli. Ini menunjukkan, pada air yang diminum tersebut masih terdapat materi tinja atau feses.

Yersinia pestis
Kingdom:  Eubacteria
Filum:     Proteobacteria
Kelas:     Gammaproteobacteria
Ordo:     Enterobacteriales
Famili:     Enterobacteriaceae
Genus:     Yersinia
Spesies:  Y. pestis
Infeksi pada manusia mengambil tiga bentuk: pnumonik, septisemik, dan wabah bubonik. Ketiga bentuk infeksi ini telah menyebabkan epidemik yang merenggut banyak korban dalah sejarah manusia, termasuk wabah Justinian pada 542 dan Kematian Hitam yang menyebabkan paling tidak mengambil sepertiga populasi Eropa dari 1347 sampai 1353. Belakangan ini, Y. pestis menyebar melalui hewan seperti tikus tikus selokan dll.

Campylobacter
Kingdom:   Bacteria
Filum:     Proteobacteria
Kelas:     Epsilonproteobacteria
Ordo:     Campylobacterales
Famili:     Campylobacteraceae
Genus:       Campylobacter
Infeksi Campylobacter adalah infeksi saluran pencernaan atau infeksi darah yang disebabkan oleah bakteri Campylobacter. Bentuk yang paling sering ditemukan gastroenteritis, yang bisa ditularkan melalui air yang tercemar, daging atau unggas yang belum masak atau kontak dengan binatang yang terinfeksi dari air kontaminasi Campylobacter. Bakteri ini juga menyebabkan diare pada orang-orang yang melakukan perjalanan ke negara-negara berkembang. Bakteri Campylobacter juga menyebabkan infeksi aliran darah (bakteremia), terutama pada penderita kencing manis atau kanker.

2.Virus

Air dan limbah dapat terkontaminasi oleh 140 jenis virus. Virus ini dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak dalam saluran pencernaan dan kemudian dikeluarkan dalam jumlah yang besar melalui kotoran manusia yang terinfeksi.Virus-virus yang masuk ke dalam tubuh manusia kadangkala menyebabkan infeksi yang tidak terlihat, sehingga sulit untuk dideteksi. Virus ini penyebab penyakit yang bervariasi, mulai dari penyakit kulit, demam, infeksi pernafasan, penyakit yang berhubungan dengan pencernaan dan kelumpuhan. Virus-virus ini relatif sedikit di dalam air buangan, namun demikian sampel sebanyak 100-1000 liter harus dipekatkan untu mendeteksi keberadaan patogen ini. Ditinjau dari ilmu epidemi, virus umumnya berpindah melalui kontak antar peroranganm namun dapat juga melalui perantara air baik secara langsung (air minum, kolam renang) maupun secara tidak langsung yaitu melalui makanan yang terkontaminasi. Penularan waterbome virus dapat digambarkan dengan skema seperti berikut.

Virus Hepatitis
Terdapat beberapa jenis penyakit Hepatitis, yang masing-masing disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis virus yang disebabkan oleh virus penyebab hepatitis. Hepatitis A disebabkan oleh Hepatitis-A Virus (HAV).  Pada Hepatitis B, penyebabnya adalah Hepatitis-B Virus (HBV).  Hepatitis C disebabkan oleh Hepatitis-C Virus (HCV).  Penyebab Hepatitis D adalah HDV (Hepatitis-D Virus) atau virus Delta Hepatitis E mirip dengan Hepatitis A.

Rotavirus
Rotavirus termasuk dalam keluarga Reoviridae, ukuran 70 nm yang mengandung RNA double-stranded dikelilingi double-shelled capsid. Rotavirus adalah penyebab utama penyakit perut akut pada anak dibawah usia 2 tahun. Virus menyebar melalui fecal-oral, dapat pula melalui pernafasan. Pernah terjadi beberapa kasus wabah penyakit yang disebabkan oelh rotavirus yang mengotaminasi air buangan.

Norwalk
Norwalk virus biasanya dalam tiram dan kerang habitat lain, orang-orang ini jika dimakan kerang mentah yang terkontaminasi akan terinfeksi, muntah pasien dan kotoran dapat juga menyebarkan virus. Norwalk virus dapat menyebabkan diare, manifestasi klinis utama nyeri perut, diare, mual, dan muntah. Hal ini terutama melalui tinja dan muntah infeksi pasien, sangat menular, resistensi lemah dari orang tua setelah infeksi perkembangan penyakit berbahaya. Para ahli memperingatkan bahwa popok untuk orang tua, ketika uang kertas dan menggosok muntah, jika hanya pembersih sederhana, pengeringan virus Hounuowake mengambang di udara, menyebabkan infeksi dan karena itu harus memperhatikan desinfeksi.

3. Protozoa patogen

Protozoa patogen dapat merugikan  dengan cara berkembang biak, penyerangan, pengrusakan sel dan dengan pengaruh toksin dan enzimnya. Menurut Safar (2009) gejala umum sistemik seperti demam, serta gejala seperti splenomegali dan limfadenopati sering dijumpai. Stadium pertama infeksi mungkin akut dan mematikan, atau berkembang menjadi stadium laten yang menahun, yang kadang-kadang diselingi dengan kambuhnya gejala. Sebaliknya, infeksi dari semula mungkin berjalan subklinis dengan atau tanpa serangan gejala yang terjadi sewaktu-waktu .

Giardia
Giardia memiliki siklus hidup langsung. Tidak ada tanda-tanda klinis pathognomonic terkait dengan giardiasis. Tanda yang paling umum adalah kronis atau intermiten berbau busuk usus diare. Diare biasanya ringan berwarna, berminyak dan bercampur dengan lendir. Diare biasanya tidak berair dan tidak umumnya mengandung darah. Tanda-tanda umum lainnya giardiasis pada anjing dan kucing termasuk gas dalam perut, penurunan berat badan, kelesuan, malaise dan keterlambatan pertumbuhan pada hewan dewasa. Berat badan biasanya terjadi di hadapan nafsu makan yang baik dan asupan makanan yang cukup. Kurang umum dilaporkan termasuk tanda-tanda klinis akut atau kronis usus besar diare dengan tinja kelebihan lendir, tenesmus dan hematochezia. Tidak ada tanda-tanda Klinis pathognomonic terkait dengan giardiasis. Tanda yang paling umum adalah Kronis intermiten atau berbau usus diare. Diare biasanya ringan berwarna, berminyak dan bercampur dengan lendir. Diare biasanya tidak berair dan umumnya tidak mengandung darah.

Entamoeba
Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob, bagian genus Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku tua menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain menyatakan: setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba kedua yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit infeksi, tetapi tidak ada bukti mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya penularan dari kedua hewan ini. E histolytica ditularkan melalui konsumsi bentuk kistik (tahap infektif) dari protozoa ini. Layak dalam lingkungan selama berminggu-minggu ke bulan, kista dapat ditemukan di tanah fecally terkontaminasi, pupuk, atau air atau di tangan para penangan makanan yang terkontaminasi. transmisi tinja-oral juga dapat terjadi dalam pengaturan praktek seksual anal atau dubur inokulasi langsung melalui perangkat irigasi kolon. trophozoites dapat menembus dan menginvasi penghalang mukosa kolon, mengarah ke kerusakan jaringan, diare sekresi, dan kolitis menyerupai penyakit inflamasi usus . Selain itu, trophozoites dapat menyebar hematogenously melalui sirkulasi portal ke hati atau bahkan ke organ yang lebih jauh.

4. Cacing Parasit

Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada organisme lain, baik hewan atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang seperti cacing yang hidup dan makan pada tubuh yang ditumpangi serta menerima makanan dan perlindungan sementara menyerap nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan dan penyakit.

Taenia saginata
Taenia saginata (sinonim Taeniarhynchus saginata), umumnya dikenal sebagai cacing pita sapi, adalah cacing pita zoonotik yang termasuk ordo Cyclophyllidea dan genus Taenia. Ini adalah parasit usus pada manusia menyebabkan taeniasis (sejenis kecacingan) dan cysticercosis pada sapi. Sapi adalah host intermediat, di mana perkembangan larva terjadi, sementara manusia adalah host definitif yang membawa cacing dewasa. Menurut Marleta (2005) hal ini ditemukan secara global dan paling umum di mana sapi diternak dan daging sapi dikonsumsi.

Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides adalah cacing gelang besar yang panjangnya dapat mencapai 40 cm dan setebal pensil. Askariasis terjadi di seluruh dunia, namun lebih sering terjadi pada daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Seseorang terinfeksi setelah menelan telur Ascaris lumbricoides. Di dalam perut, telurnya menetas menjadi larva, kemudian menembus dinding usus dan melakukan perjalanan hingga ke jantung dan paru-paru melalui aliran darah. Setelah menghabiskan waktu antara enam hingga 10 hari di paru-paru, larva berjalan ke tenggorokan, lalu orang tersebut batuk dan kemudian menelannya hingga masuk ke perut. Kemudian di usus kecil larva dewasa terus berkembang menjadi cacing dewasa, dan terus tinggal disana hingga mati. Ketika penderita askariasis buang air besar, mereka juga mengeluarkan telur cacing Ascaris lumbricoides (sekitar 240.000 telur per hari bagi setiap cacing). Kemudian kotoran yang mengandung telur cacing Ascaris lumbricoides mengontaminasi tanah dan air, hingga masuk ke perut orang lain.

Trichuris trichiura
Trichuris trichiura adalah cacing yang hidup di dalam tubuh manusia, tepatnya di dalam usus besar.Cacing ini dinamakan cacing cambuk karena bentuknya mirip seperti cambuk, di mana bagian kepalanya bertekstur halus dan bagian ekornya menebal. Cacing yang telah dewasa memiliki panjang sekitar 4–5 cm. Cacing cambuk betina memiliki panjang sekitar 5 cm dengan ciri-ciri ekor membulat tumpul dan jantan memiliki panjang 4 cm dengan ciri-ciri ekor melingkar. Cacing ini termasuk yang memiliki perkembangbiakan yang cepat karena cacing betina dapat menghasilkan telur sebanyak 3.000-10.000 butir telur setiap harinya.Telur yang dihasilkan tersebut keluar bersama tinja dan bila system pembuangan tinja ini berhilir di sumber air maka akan tercemar.




Penyakit yang disebapkan oleh  Mikroorganisme Patogen dan Parasit Pencemar Air

Salmonellosis
Salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.

Disentri basiler
Disentri basiler Penyakit yang ditimbulkan Shigella dysenteriae dengan gejala yang biasanya dating mendadak berupa demam, sakit perut bagian bawah, diare, fesenya cair, bercampur lendir dan darah. Pada penyakit yang berat dapat disertai muntah, dehidrasi, kolaps, bahkan menyebabkan kematian. Penularan adalah lewat feses penderita. Pencegahan dilakukan dengan mencaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan sanitasi lingkungan dan hygene pribadi.

Cholera asiatica
Cholera asiatica disebapkan Vibrio cholerae. Gejala penyakit yang ditimbulkan ini berupa nausea, muntah, diare, dan kejang perut. Keadaan ini dapat menyebabkan kejang kematian dalam beberapa jam sampai beberapa hari dari permulaan sakit. Cara penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri ini. Pengobatan dapat dilakukan dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang, sedangkan pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman serta perbaikan sanitasi lingkungan.

Kolera, tipus, disentri, diare, dan penyakit cacing. bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. indicator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya E.coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia baik sakit maupun sehat terdapat bakteri ini.

Pes
Penyakit pes adalah penyakit yang menyerang binatang pengerat, tetapi dapat menular pada manusia dengan perantaraan gigitan kutu tikus yang disebut Xenopsylla cheopis. Gejalanya adalah demam dan menggigil. Bakteri akan ikut dengan aliran limfa sementara tubuh mengerahkan leukosit sehinggA kelenjar limfa regional akan membengkak dan sakit. Pembengkakan ini disebut bubo yang sering kali pecah dan mengeluarkan nanah. Pencegahan dilakukan dengan mengisolasi pasien dalam kamar tersendiri agar tidak menulari orang yang sehat, peningkatan sanitasi dan untuk memberantas kutu-kutunya, serta vaksinasi.

Infeksi Campylobacter
Infeksi Campylobacter adalah infeksi saluran pencernaan atau infeksi darah yang disebabkan oleah bakteri Campylobacter. Gejalanya terdiri dari diare, nyeri perut dan kram, yang bisa sangat berat.Diare mungkin berdarah, dan bisa timbul demam antara 37,8-40 Celsius.

Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh Hepatitis-A Virus (HAV). Virus HAV ini menular dengan cara yang dalam dunia medis dikenal dengan sebutan fecal-oral (fecal: kotoran,/feses, oral: mulut). Artinya penyebaran dan penularan virus ini terjadi melalui kontaminasi makanan atau air oleh virus HAV yang terdapat pada kotoran/feses penderita Hepatitis A. Oleh karena itu, untuk mencegah penularan dari virus HAV, hal yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan asupan makanan yang kita makan.

Pada Hepatitis B
Pada Hepatitis B, penyebabnya adalah Hepatitis-B Virus (HBV). Metode penularan virus ini adalah melalui kontak darah, misalnya pada saat transfusi darah, kontaminasi jarum suntik, serta hubungan seksual. Penyakit ini juga dapat ditularkan oleh ibu yang mengidap Hepatitis B kepada bayi selama proses persalinan. Untuk mencegah penularan virus Hepatitis B ini, hendaknya kita menghindari kontak dengan jarum yang digunakan secara berulang-ulang, seperti jarum yang digunakan dalam pembuatan tato pada tubuh, serta pemakaian obat- obatan intravena secara bersama-sama dengan satu jarum suntik dan limbah yang dibuang ke sumber air.

Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh Hepatitis-C Virus (HCV). Penularan penyakit Hepatitis C menyerupai penularan pada Hepatitis B. Hepatitis C menular terutama melalui darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis.

Hepatitis D
Penyebab Hepatitis D adalah HDV (Hepatitis-D Virus) atau virus Delta. Virus ini hanya dapat berkembang biak di dalam tubuh bila tubuh sudah terinfeksi oleh virus Hepatitis B. Meskipun merupakan jenis yang paling jarang terjadi, namun Hepatitis D merupakan jenis Hepatitis yang paling berbahaya dari jenis Hepatitis lainnya. Pola penularan Hepatitis D mirip dengan Hepatitis B.

Hepatitis E
Hepatitis E mirip dengan Hepatitis A. Virus Hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi Hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.
Infeksi diare karena rotavirus ini sering diistilahkan muntaber atau muntah berak. 

Infeksi rotavirus
Gejala infeksi rotavirus berupa demam ringan, diawali muntah sering, diare hebat, dan atau nyeri perut. Muntah dan diare merupakan gejala utama infeksi rotavirus dan dapat berlangsung selama 3 – 7 hari. Infeksi rotavirus dapat disertai gejala lain yaitu anak kehilangan nafsu makan, dan tanda-tanda dehidrasi. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi ringan dan berat, bahkan kematian.

Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada saluran pencernaan yang melibatkan lambung  dan usus kecil, sehingga mengakibatkan kombinasi diare, muntah, dan sakit serta kejang perut. Gastroenteritis juga sering disebut sebagai gastro, stomach bug, dan stomach virus. Walaupun tidak berkaitan dengan influenza, penyakit ini juga sering disebut flu perut dan flu lambung.

Giardiasis
Giardiasis adalah infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh parasit bernama Giardia lamblia. Penyakit ini banyak ditemukan pada daerah bersanitasi rendah atau memiliki kualitas air yang tidak baik, terutama di negara berkembang yang berpopulasi padat. Parasit yang hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop ini seringkali ditemukan pada air danau, kolam renang, sumur, spa, hingga tempat penampungan air.

Taeniasis
Taeniasis adalah penyakit akibat parasit berupa cacing pita yang tergolong dalam genus Taenia yang dapat menular dari hewan ke manusia, maupun sebaliknya. Pengeluaran segmen tubuh cacing dalam fesesnya,gatal-gatal pada anus, mual , pusing , peningkatan nafsu makan, sakit kepala, diare, lemah , merasa lapar,sembelit, penurunan berat badan, rasa tidak enak di lambung, tidak ada selera makan saat lapar, pegal-pegal pada otot.


Askariasis
Askariasis (ascariasis) adalah infeksi usus kecil yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides. Umumnya askariasis ringan tidak disertai dengan gejala. Tapi ketika usus telah penuh dengan ratusan cacing Ascaris lumbricoides, gejala serius dan komplikasinya dapat terjadi. Gejala-gejala askariasis, antara lain: Demam dan batuk kering, mengi, sakit perut, mual atau muntah, gizi buruk, terutama pada anak-anak, diare atau BAB berdarah, cacing keluar baik dari mulut, hidung atau rektum (anus), komplikasi lain yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides, seperti:
  •         Penyakit kandung empedu
  •         Abses hati
  •         Pankreatitis
  •         Radang usus buntu
  •         Radang selaput perut.

Trichuriasis
Trichuriasis merupakan infeksi akibat cacing Trichuris trichiura (Cacing Cambuk) yang sering terjadi di daerah panas lembab dan sering bersama-sama dengan infeksi Ascaris. Cacing ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia bila menginfeksi dalam jumlah yang banyak. Apabila jumlahnya sedikit, pasien biasanya tidak akan terpengaruh dengan adanya cacing ini. Penyakit yang disebabkan cacing ini dinamakan trichuriasis atau trichocephaliasis. Pcnyakit ini terutama terjadi di daerah subtropis dan tropis, dimana kebersihan lingkungannya buruk serta iklim yang hangat dan lembab memungkinkan telur dari parasit ini mengeram di dalam tanah.

Daftar Pustaka
Effendi, Hefni, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan,Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 

Kementerian Lingkungan Hidup, 2004, Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta. 


Bloemberg,  G.V.   and  B.  JJ.  Lugtenberg.    2001.   Molecular  basis  of  plant  growth promotion  and  biocontrol  by  rhizobacteria.   Leiden  University,  Institute  of Molecular Plant Sciences, Netherlands.


Kolopaking MS. Penatalaksanaan muntah dan diare, akut. Dalam : Alwi 1, Bawazier LA, Kolopaking mS, Syam AF,et al (ed). Penatalaksanaan kedaruratan di Bidag ilmu Penyakit Dalam II Jakarta. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2002.

Safar R. Parasitologi kedokteran: Protozoologi,Helminthologi, Entomologi. Bandung: CV. Yrama Widya; 2009.


Marleta R, Jani DH, Marwoko A. Faktor Lingkungan dalam Pemberantasan Penyakit Cacing Usus di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2005; 4(2):290-295.


Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Manajemen Lingkungan Dengan Berpikir "Hijau". Jakarta: Penerbit WR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.