.

Rabu, 31 Januari 2018

Keterkaitan Gas Buang Kendaraan Bermotor Dengan Pencemaran Udara Dan Hujan Asam

Oleh : Farichatus Sa'diyah (G13-Farichatus)

Abstrak :
Semakin padatnya jumlah penduduk di perkotaan tentu saja akan sebanding dengan meningkatnya penggunaan sumber energi seperti kebutuhan bakar untuk pembangkit tenaga listrik, untuk keperluan industri dan untuk transportasi. Menurut Maysaroh (2014) bahwa pembakaran bahan bakar inilah yang merupakan sumber dari pencemaran udara, dan asap kendaraan bermotor menduduki posisi pertama sebagai sumber pencemaran udara. Seperti yang kita lihat sehari-hari bahwa padatnya kendaraan umum seringkali menimbulkan kemacetan di jalan raya, kemacetan ini tentunya tidak hanya membuang jutaan uang bensin di jalanan tetapi juga mempertebal pencemaran udara akibat gas buang dari kendaraan bermotor tersebut terutama gas karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC), Timbal (Pb) dan Sulfur Oksida (SOx).

Kata kunci : emisi, gas, pencemaran udara, bahan bakar, Timbal


Isi :
Pencemaran lingkungan merupakan peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat mengubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya, sehingga mengganggu kesejahteraan manusia (Pohan, 2002). Pencemaran udara itu sendiri terjadi jika komposisi zat-zat yang ada di udara melampaui ambang batas yang ditentukan. Adanya bahan-bahan kimia yang melampaui batas dapat membahayakan kesehatan manusia, mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan, terganggunya iklim dengan aktivitas dan perkembangan teknologi terutama akibat proses pembakaran bahan bakar di industri atau kendaraan bermotor.

Menurut Pohan (2002) bahwa berdasarkan asalnya pencemaran udara dibedakan menjadi dua macam, yakni :
  1. Pencemaran Udara Alami, adalah masuknya zat pencemar  ke udara akibat proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, proses pembusukan sampah organik, debu meteroid dan sebagainya
  2. Pencemaran Udara Non-Alami, adalah masuknya zat pencemar  ke udara akibat aktivitas manusia yang biasanya tanpa disadari dan merupakan produk samping seperti gas-gas beracun, buangan panas, partikel-partikel halus dan sebagainya.
Emisi Gas Buang Kendaraan
Sumber : adie-wishaldhy.blogspot.com
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Menurut Tugaswati (2007) bahwa komposisi dari kandungan senyawa kimia tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lainnya. Bahan pencemar utama yang dibuang oleh kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), Hidrokarbon, Oksida Nitrogen (NOx), Sulfur (SOx) dan pertikulat debu termasuk timbel (Pb). Setelah berada di udara, beberapa senyawa kimia dapat berubah karena terjadi suatu reaksi misalnya dengan sinar matahri, uap air atau juga antar senyawa satu sama lain. Sebagai contoh , adanya reaksi di udara mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2) yang lebih reaktif dan reaksi kimia antar berbagai oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, ini juga menyebabkan asap awan fotokimi dan pembentukan smoge.

Untuk bahan kimia yang sifatnya sudah stabil seperti limbah (Pb) dapat jatuh ke tanah bersama air hujan atau mengendap bersama debu dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa tersebut dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke dalam tubuh melalui sayuran, susu ternak dan produk lainnya dari hewan ternak. Menurut Tugaswati (2007) bahwa emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah dan air menjadi asam. Kondisi ini menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen dengan beberapa mineral atau logam, sehingga logam tersebut dapat mencemari lingkungan.

Oleh sebab itu, menggunakan kendaraan bermotor dengan bahan bakar gas merupakan solusi yang cukup baik. Seperti yang kita tahu bahwa sudah cukup banyak  kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas, karena selain polutannya rendah juga lebih ekonomis. Kegiatan rutin mingguan Car Free Day pun menurut saya sudah merupakan langkah awal yang tepat untuk mengurangi polutan yang menumpuk di udara akibat kendaraan bermotor. Menurut Santi (2001) bahwa mobil listrik  juga menjadi solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak menggunakan motor bakar sebagai penggerak melainkan motor listrik sehingga emisinya nol. Saat ini pun mobil listrik bukan lagi prototipe melainkan sudah diproduksi massal dan dijual pada pasar mobil.

DaftarPustaka :
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media

Tugaswati, Tri. 2007. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
dalam http://www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi%20Gas%20Buang%20Bermotor%20&%20Dampaknya%20Terhadap%20Kesehatan.pdf (Diunduh pada tanggal 30/01/2018)

Budiyono, Afif. 2001. Dampak Pencemaran Udara Pada Ligkungan.
dalam http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/view/687 (Diunduh pada tanggal 30/01/2018)

Wahyudi, Johan. 2008. Pengaruh Pemanfaatan Batu Zeolit Untuk Reduksi Emisi Gas Buang Pada Kendaraan Bermotor Mesin. Bachelor thesis: Petra Christian University
dalam http://repository.petra.ac.id/13952/ (Diunduh pada tanggal 30/01/2018)

Pohan, Nurhasmawaty. 2002. Pencearan Udara dan Hujan Asam. Sumatra : Universitas Sumatra Utara
dalam https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents (Diunduh pada tanggal 30/01/2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.