.

Minggu, 24 September 2017

PETROKIMIA (STIRENA)


@D15-Lutfi, @ProyekB04
Oleh Lutfi Bayhaqi


sebelum saya membahas stirena saya akan membahas sedikit tentang petrokimia.
                  
Apa itu petrokimia?
     Petrokimia adalah produk kimia yang berasal dari minyak bumi.Beberapa senyawa kimia yang terbuat dari minyak bumi yang juga diperoleh dari bahan bakar fosil lain, seperti batu bara atau gas alam, atau sumber-sumber yang terbarukan seperti jagung atau tebu. Petrokimia di bagi dua olefin dan aromatic, Sedikit tentang petrokimia.

Stirena

Menurut KBBI striena adalah cairan toksik tidak berwarna dengan bau aromatik kuat, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol dan eter, digunakan untuk membuat polimer, plastik, dan karet sintetik.

    Stirena merupakan salah satu turunan benzena. Dimana memilikui nama lain finilbenzen, peniletilen, stirol, stirolena, dll. Beberapa studi terdahulu menyebutkan bahwa stirena diduga dapat mengakibatkan terbentuknya kanker. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Mcmichael menyebutkan bahwa kanker hematopoitic secara drastis meningkat hal ini disebabkan oleh stirena dan butadiena.

Sifat sifat fisik stirena
NO
PENAMPAKAN
TERDAPAT DALAM LARUTAN TAK BERWARNA
1
Titik didih
145oc
2
Titik lebur
-31oc
3
Kerapatan
3,6
4
Tekanan uap
5 mmHg pada 200c
5
Daya ledak
1,1-6,1 %
6
Titik nyala
31oc
                                                                                                                                  

Stirena pada styrofoam 

     Styrofoam sangat sering kita jumpai di sekitar kita. Benda satu ini sangat digemari oleh penjual makanan berkuah untuk dijadikan wadah atau tempat. Bentuknya yang sangat ringan, tahan air, tidak mudah bocor, dan tentu karena harganya yang lebih murah. Bentuknya yang bervariasi memudahkan penjual makanan bebas memilih sesuai kebutuhan sebagai wadah makanannya.

Styroform berasal dari kata “styrene” yaitu zat kimia bahan dasar, dan “foam” yaitu busa atau buih. Dibuat melalui proses polimerisasi adisi dengan cara suspense.
Proses pembuatan styrofoam
Proses Pembuatan Styrofoam Styrofoam atau foamed polysterene (FPS) yang ringan dan paktis ini masuk dalam kategori jenis plastik. Sytrofoam dibuat dari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan me-nguapkan sisa blowing agent. Bahan dasar yang digunakan adalah 90-95% polysterenedan 5-10%gas seperti n-butana atau n-pentana. Polysterene yang berciri khas ringan, kaku,tembus cahaya, rapuh dan murah.
Bahan yang lebih dikenal sebagai gabus ini memang praktis, ringan,relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan baik.Inilah yang membuat bahan ini amat disukai dan banyak dipakai,termasuk dalam industri makanan instan. Namun bahan ini sebenarnya tak kalah berbahaya dengan plastik.Karena sifatnya yang rapuh maka polistiren dicampur seng dan senyawa butadien. Hal ini menyebabkan polis tiren kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu.
Kemudian untuk kelenturannya,ditambahkan zat plasticier seperti dioktilptalat(DOP), butil hidroksi toluene (BHT),atau n butyl stearat. Kandungan zat pada proses terakhir inilah menurut penelitian kimia LIPI dapat memicu timbulnya kanker dan penurunan daya pikir anak.
Kemudian proses pembuatannya ditiup dengan blowing agent yaitu gaschlorofluorocarbon (CFC), sehingga membentuk buih(foam). Plastik busa yang mudah terurai menjadi struktur sel-sel kecil merupakan hasil proses peniupan tersebut CFC merupakan senyawa gas yang disebut sebagai penyebab timbulnya lubang ozondiplanet Bumi. Dan sekarang telah digunakan blowing agent yang lebih ramah lingkungan,seperti HCFCs, walaupun belum 100% ramah lingkungan
Beberapa tahun lalu, salah satu restoran cepat saji ternama di Amerika Serikat mengumumkan akan mengganti wadah styrofoam dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai ”kemenangan lingkungan” karena styrofoam diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Namun bukan berati styrofoam menjadi berkurang dan menghilang. Sebaliknya, di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan semakin menjamur. Mulai dari restoran cepat sampai para penjaja makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka.

Kelebihan styrofoam
Kelebihan styrofoam adalah mampu menahan panas, ringan, dan tahan air. Selain itu, kemasan styrofoam memberikan penampilan yang lebih menarik pada produk. Hal ini yang menyebabkan penggunaan styrofoam terus meluas di Indonesia, khususnya sebagai bahan pembungkus makanan.
Dampak styrofoam bagi lingkungan
Styrofoam berdampak buruk bagi lingkungan. Ada dua alasan untuk pernyataan tersebut, yakni:
· Tidak bisa diuraikan oleh alam
Styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut akan merusak ekosistem dan biota laut.
· Proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap yang mengganggu pernapasan dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.
Data EPA (Enviromental Protection Agency) pada tahun 1986 menyebutkan bahwa limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Karena itu, EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap-yang mengganggu pernapasan-dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.
Dampak styrofoam bagi kesehatan
Bahan penyusun styrofoam, seperti stirena dan benzena akan dengan mudah berpindah ke dalam produk makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia. Bila poduk tersebut mengandung lemak atau bersuhu tinggi, proses perpindahan ini akan terjadi lebih cepat.
Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh styrofoam adalah:
· Meningkatkan kadar hormon tiroid
· Menimbulkan kerusakan pada sumsum tulang dan menimbulkan anemia.
· Mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak      jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.
· Bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).

Terima kasih
Tuwiitii AhfiLadzum F (2011) petrokimia,dalam
yuda dama (2010) stirena, dalam
rusmini erni (2016) stirena pada styrofoam, dalam                                         
john egie (2012) cara membuat styrofoam, dalam
ami (2014)  styrofoam berbahaya atau bermanfaat dalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.