@D15-Lutfi, @ProyekB04
Oleh Lutfi Bayhaqi
sebelum saya membahas stirena saya akan membahas sedikit tentang
petrokimia.
Petrokimia adalah produk kimia yang
berasal dari minyak bumi.Beberapa senyawa kimia yang terbuat dari minyak bumi
yang juga diperoleh dari bahan bakar fosil lain, seperti batu bara atau gas
alam, atau sumber-sumber yang terbarukan seperti jagung atau tebu. Petrokimia
di bagi dua olefin dan aromatic, Sedikit tentang petrokimia.
Stirena
Menurut KBBI
striena adalah cairan toksik tidak berwarna dengan bau aromatik kuat, tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol dan eter, digunakan untuk membuat
polimer, plastik, dan karet sintetik.
Stirena merupakan salah satu turunan
benzena. Dimana memilikui nama lain finilbenzen, peniletilen, stirol,
stirolena, dll. Beberapa studi terdahulu menyebutkan bahwa stirena diduga dapat
mengakibatkan terbentuknya kanker. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh
Mcmichael menyebutkan bahwa kanker hematopoitic secara drastis meningkat hal ini
disebabkan oleh stirena dan butadiena.
Sifat sifat fisik stirena
NO
|
PENAMPAKAN
|
TERDAPAT DALAM LARUTAN
TAK BERWARNA
|
1
|
Titik didih
|
145oc
|
2
|
Titik lebur
|
-31oc
|
3
|
Kerapatan
|
3,6
|
4
|
Tekanan uap
|
5 mmHg pada 200c
|
5
|
Daya ledak
|
1,1-6,1 %
|
6
|
Titik nyala
|
31oc
|
Stirena
pada styrofoam
Styrofoam sangat sering kita jumpai di sekitar kita.
Benda satu ini sangat digemari oleh penjual makanan berkuah untuk dijadikan
wadah atau tempat. Bentuknya yang sangat ringan, tahan air, tidak mudah bocor,
dan tentu karena harganya yang lebih murah. Bentuknya yang bervariasi
memudahkan penjual makanan bebas memilih sesuai kebutuhan sebagai wadah
makanannya.
Styroform berasal dari kata “styrene” yaitu zat kimia
bahan dasar, dan “foam” yaitu busa atau buih. Dibuat melalui proses
polimerisasi adisi dengan cara suspense.
Proses
pembuatan styrofoam
Proses Pembuatan Styrofoam Styrofoam atau foamed
polysterene (FPS) yang ringan dan paktis ini masuk dalam kategori jenis
plastik. Sytrofoam dibuat dari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi
pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk
melunakkan resin dan me-nguapkan sisa blowing agent. Bahan dasar yang digunakan
adalah 90-95% polysterenedan 5-10%gas seperti n-butana atau n-pentana.
Polysterene yang berciri khas ringan, kaku,tembus cahaya, rapuh dan murah.
Bahan yang lebih dikenal sebagai gabus ini memang
praktis, ringan,relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan
baik.Inilah yang membuat bahan ini amat disukai dan banyak dipakai,termasuk dalam
industri makanan instan. Namun bahan ini sebenarnya tak kalah berbahaya dengan
plastik.Karena sifatnya yang rapuh maka polistiren dicampur seng dan senyawa
butadien. Hal ini menyebabkan polis tiren kehilangan sifat jernihnya dan
berubah warna menjadi putih susu.
Kemudian untuk kelenturannya,ditambahkan zat plasticier
seperti dioktilptalat(DOP), butil hidroksi toluene (BHT),atau n butyl stearat.
Kandungan zat pada proses terakhir inilah menurut penelitian kimia LIPI dapat
memicu timbulnya kanker dan penurunan daya pikir anak.
Kemudian proses pembuatannya ditiup dengan blowing agent
yaitu gaschlorofluorocarbon (CFC), sehingga membentuk buih(foam). Plastik busa
yang mudah terurai menjadi struktur sel-sel kecil merupakan hasil proses
peniupan tersebut CFC merupakan senyawa gas yang disebut sebagai penyebab
timbulnya lubang ozondiplanet Bumi. Dan sekarang telah digunakan blowing agent
yang lebih ramah lingkungan,seperti HCFCs, walaupun belum 100% ramah lingkungan
Beberapa tahun lalu, salah satu restoran cepat saji
ternama di Amerika Serikat mengumumkan akan mengganti wadah styrofoam dengan
kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai ”kemenangan
lingkungan” karena styrofoam diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan.
Namun bukan berati styrofoam menjadi berkurang dan
menghilang. Sebaliknya, di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah
makanan semakin menjamur. Mulai dari restoran cepat sampai para penjaja makanan
di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka.
Kelebihan
styrofoam
Kelebihan styrofoam adalah mampu menahan panas, ringan,
dan tahan air. Selain itu, kemasan styrofoam memberikan penampilan yang lebih
menarik pada produk. Hal ini yang menyebabkan penggunaan styrofoam terus meluas
di Indonesia, khususnya sebagai bahan pembungkus makanan.
Dampak
styrofoam bagi lingkungan
Styrofoam berdampak buruk bagi lingkungan. Ada dua alasan
untuk pernyataan tersebut, yakni:
· Tidak bisa diuraikan oleh alam
Styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari
lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut akan merusak ekosistem dan biota
laut.
· Proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak
sedap yang mengganggu pernapasan dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.
Data EPA (Enviromental Protection Agency) pada tahun 1986
menyebutkan bahwa limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan
styrofoam sangat banyak. Karena itu, EPA mengategorikan proses pembuatan
styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain
itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap-yang mengganggu
pernapasan-dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.
Dampak styrofoam bagi kesehatan
Bahan penyusun styrofoam, seperti stirena dan benzena
akan dengan mudah berpindah ke dalam produk makanan dan minuman yang dikonsumsi
manusia. Bila poduk tersebut mengandung lemak atau bersuhu tinggi, proses
perpindahan ini akan terjadi lebih cepat.
Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh styrofoam adalah:
· Meningkatkan kadar hormon tiroid
· Menimbulkan kerusakan pada sumsum tulang dan menimbulkan
anemia.
· Mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan
kelelahan, mempercepat detak jantung,
sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.
· Bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Terima kasih
Tuwiitii AhfiLadzum F (2011) petrokimia,dalam
yuda dama (2010) stirena, dalam
rusmini erni (2016) stirena pada styrofoam, dalam
john egie (2012) cara membuat styrofoam, dalam
ami (2014) styrofoam berbahaya atau
bermanfaat dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.