INDUSTRI KIMIA DASAR
Industri kimia dasar merupakan 1 dari 4 kelompok produk industri kimia selain Kimia Khusus , Kimia Konsumen, dan Kimia Biologi (
The Essential Chemical Industry dan The University of York, dalam situs web ECI (2013))
B. KELOMPOK BERDASAR BAHAN
1. BAHAN PETROKIMIA
a. Pengertian
Petrokimia adalah suatu industri yang bergerak pada pengolahan bahan kimia dengan menggunakan bahan baku dari hasil dari proses pengolahan minyak bumi dan gas bumi, dari pengertian tersebut jelas kita telah mengerti mengapa kedua industri tersebut memiliki hubungan yaang erat.
b. Contoh
- Metanol
- Minyak dan Gas Alam
- Batubara
- Biomassa
- Polietana
c. Bagian Industri Petrokimia
- Produk petrokimia hulu.
Bagian hulu bertindak sebagai proses pengolahan produk dasar (premier) dan akan menghasilkan produk setengah jadi (produk antara) maupun langsung dapat diolah enjadi produk jadi pada bagaian industri hilir. Contoh produk hulu yang diolah menjadi produk setengah jadi anatara lain: propilena, benzena, toluena, etilena, methanol dan sebagainya. - Produk antara.
Produk antara merupakan hasil dari proses pengolahan petrokimia hulu dan selanjutnya akan diolaha menjadi produk siap pakai (jadi) maupun produk yang masih bisa diolah pada proses selanjutnya, contoh dari produk anatara ialah polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-vinil klorida dan sebagainya. - Produk petrokimia hilir.
Bagian ini bergerak sebagai pengolah produk antara menjadi produk jadi sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Berbagai macam jenis produk jadi dengan fungsinya masing-masing seperti pupuk, serat pakaian, alat kosmetik, bahan pelarut, cat, lilin, karet nilon, bahan peledak dan berbagai jenis produk lain.
- Olefin
Senyawa ini merupakan bahan baku utama dalam industri petrokimia
sehingga diproduksi dalam jumlah besar, jenis olefin yang paling banyak
digunakan ialah:
- Etilena, jenis ini dapat menghasilkan berbagai macam jenis produk seperi polietilena (plastik), PVC (untuk membuat pipa paralon), etilena glikol (untuk bahan anti beku pada radiator mobil).
- Propilena, jenis ini dapat menghasilkan beberapa produk petrokimia seperti butadina (menghasilkan karet sintetis), gliserol (dapat digunakan pada pembuatan bahan pelembab dan peledak), polipropilena (digunakan untuk pembuatan tali dan karung plastik) dan isopropyl ( dapat digunakan untuk pembuatan bahan lain seperti aseton).
- Aromatik
Senyawa ini memiliki ikatan rantai rangkap dalam betuk selang-seling.
Berikut bahan aromatik yang digunakan pada industri petrokimia:
- Benzena yang dapat menghasilkan sikloheksana (untuk membuat nilon), kumena (untuk membuat fenol) dan stirena (untuk pembuatan karet sintetis).
- Toulena dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk farmasi.
- Xilena dapat menghasilkan asam tereftalat untuk bahan dasar pada pembuatan serat.
- Syn-Gas (gas sintesis)
Bahan ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan hydrogen
(H2), dalam industri petrokimia bahan ini duganakan untuk menghasilkan
berbagai macam produk seperti:
- Amonia (pestisida)
- Urea, selain sebagai pupuk dapat juga diolah pada industi perekat dan plastik.
- Methanol (alkohol dan spiritus)
- Formaldehida (dapat dioalah menjadi formalin atau pengawet)
2. BAHAN POLIMER
a. Pengertian
Bahan polimer adalah suatu bahan rekayasa bukan logam (non-metalic material) yang penting. Saat ini bahan tersebut telah banyak digunakan sebagai bahan subtitusi untuk logam terutama karena sifat-sifatnya yang ringan, tahan akan korosi dan kimia dan murah, khusunya untuk aplikasi pada temperature murah. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah mempunyai daya hantar listrik dan panas yang rendah, kemampuan meredam kebisingan , warna dan tingkat transparan yang bervariasi, kesesuaian desain dan manufaktur.
b. Contoh
- Methanal Plastics
- Polyamides
- Polycarbonates
- Polyesters
- Poly(ethane)
- Poly(methyl)
- Poly(propene)
- Poly(propenonitrile)
- Polyurethanes
- Silicones
c. Proses Pembentukan Polimer
Proses
pembentukan rantai molekul yang raksasa polimer melibatkan rekasi yang
kompleks. Proses Polimerisasi dikelompokkan menjadi dua jenis reaksi,
yaitu ; (1) Polimerisasi aditif, dan (2) polimerisasi kondensasi
(condensation). Reaksi adisi berlangsung secara cepat tanpa produk
samping (by- product) sehingga sering disebut pertumbuhan rantai (Chain Growth). Sedangkan
polimerisasi kondensasi seperti pembentukan bakelit dari dua buah mer
berbeda, berlangsung thap demi tahap (Step Growth) dengan menghasilkan
produk samping, misalnya molekul air dikondensasikan keluar.
Proses
pembentukan polimer berlangsung 3 tahap, yaitu : (1) Inisiasi, (2)
adisi atau pertumbuhan rantai, dan (3) terminasi. Untuk memulai proses
ethylene, ditambahkan H2o2 Sehingga terjadi
pemutusan ikatan kovalen antar oksigendalam molekul hydrogen Peroksida
dan ikatan kovalen antar karbon dalam molekul ethylene.
d. Sifat Sifat Polimer
Mampu dicetak dengan baik
Produk yang ringan dan kuat dapat dibentuk
Banyak diantara polimer bersifat isolasi listrik yang baik
Baik sekali dalam ketahanan air dan ketahanan zat kimia
Produk yang sifatnya berbeda dapat dibuat tegantung cara pembuatannya
Murah
3. BAHAN ANORGANIK
a. Pengertian
Industri kimia dasar dengan bahan dasar senyawa anorganik digunakan untuk manufaktur dan pertanian, diproduksi dalam jumlah yang sangat besar (dapat mencapai jutaan ton per tahun) (ECI, 2013).
b. Contoh
- Klorin
- Natrium Hidroksida
- Sulfat dan Asam Nitrat
- Pupuk
C. ISU SEKITAR LINGKUNGAN INDUSTRI
1. Dampak Yang diTimbulkan
Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung.
Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah llimbah bahan beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara. Gangguan terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :
a. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis
tertentu kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan
akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya.
b. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan sebagainya.
2. Cara Penanganan
" Konsep Kimia Hijau "
Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya. Sementara kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 Pollution Prevention Act (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika Serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah masalah sebelum mereka terjadi.
Kimia hijau diperkenalkan oleh Paul Anastas pada tahun 1991.
Sumber :
Hidayat, Atep. Modul 5 ( Kimia Industri Bagian Dua )
http://www.prosesindustri.com/2015/02/pengertian-dasar-industri-petrokimia.html
http://benkz-benk.blogspot.co.id/2011/03/bahan-bahan-polimer.html
http://21vinama.blogspot.co.id/2014/07/dampak-limbah-industri-terhadap.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_hijau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.