.

Rabu, 03 Agustus 2016

INDUSTRI PETROKIMIA


Pengertian dasar indusri petrokimia- Pembahasan kita kali ini ialah suatu industri yang berkaitan erat dengan industri migas, industri apakah itu? yah, tentunya industri petrokimia. Saat ini telah terdapat berbagai macam perusahaan yang bergerak di industri petrokimia yang menghasilkan berbagai macam produk yang tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja plastik, pakaian dan pupuk. Oke, kita langsung saja ke topik pembahasan.
Apa itu petrokimia..???

Petrokimia adalah suatu industri yang bergerak pada pengolahan bahan kimia dengan menggunakan bahan baku dari hasil dari proses pengolahan minyak bumi dan gas bumi, dari pengertian tersebut jelas kita telah mengerti mengapa kedua industri tersebut memiliki hubungan yaang erat. Pola perkembangan industri petrokimia bergantung pada produk-produk hasil pengolahan minyak dan gas bumi yang tersedia. Pada dasarnya, industri petrokimia terbagi dalam tiga bagian besar, yaitu:

Produk petrokimia hulu.
Bagian hulu bertindak sebagai proses pengolahan produk dasar (premier) dan akan menghasilkan produk setengah jadi (produk antara) maupun langsung dapat diolah enjadi produk jadi pada bagaian industri hilir. Contoh produk hulu yang diolah menjadi produk setengah jadi anatara lain: propilena, benzena, toluena, etilena, methanol dan sebagainya.

Produk antara.
Produk antara merupakan hasil dari proses pengolahan petrokimia hulu dan selanjutnya akan diolaha menjadi produk siap pakai (jadi) maupun produk yang masih bisa diolah pada proses selanjutnya, contoh dari produk anatara ialah polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-vinil klorida dan sebagainya.

Produk petrokimia hilir.
Bagian ini bergerak sebagai pengolah produk antara menjadi produk jadi sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Berbagai macam jenis produk jadi dengan fungsinya masing-masing seperti pupuk, serat pakaian, alat kosmetik, bahan pelarut, cat, lilin, karet nilon, bahan peledak dan berbagai jenis produk lain.
Industri Petrokimia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu berbasis Aromatik (Pohon Industri Petrokimia-Berbasis-Aromatik);   Olefin (Pohon Industri Petrokimia Berbasis Olefin); dan C1 (Pohon Industri Petrokimia Berbasis C1).

Aromatik
Senyawa ini memiliki ikatan rantai rangkap dalam betuk selang-seling. Berikut bahan aromatik yang digunakan pada industri petrokimia:
Benzena yang dapat menghasilkan sikloheksana (untuk membuat nilon), kumena (untuk membuat fenol) dan stirena (untuk pembuatan karet sintetis).
Toulena dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk farmasi.
Xilena dapat menghasilkan asam tereftalat untuk bahan dasar pada pembuatan serat.

Olefin
Senyawa ini merupakan bahan baku utama dalam industri petrokimia sehingga diproduksi dalam jumlah besar, jenis olefin yang paling banyak digunakan ialah:
Etilena, jenis ini dapat menghasilkan berbagai macam jenis produk seperi polietilena (plastik), PVC (untuk membuat pipa paralon), etilena glikol (untuk bahan anti beku pada radiator mobil).
Propilena, jenis ini dapat menghasilkan beberapa produk petrokimia seperti  butadina (menghasilkan karet sintetis), gliserol (dapat digunakan pada pembuatan bahan pelembab dan peledak), polipropilena (digunakan untuk pembuatan tali dan karung plastik) dan isopropyl ( dapat digunakan untuk pembuatan bahan lain seperti aseton).

Industri Petrokimia Berbasis C1
Industri Petrokimia berbasis C1 (bersumber dari Natural Gas, Condensate, Naphta) yang menghasilkan Synthetic Gas dan Methanol. Dari bahan Synthetic Gas antara lain dihasilkan bahan obat/farmasi (Methyil Chloride); kertas/buku tulis (Hydrogen Peroxyde); tekstil (Synthetic Fiber/Caprolactam); pupuk (Urea/Amonia); peralatan makan/minum (Melamine Resin/Melamin), dan sebagainya. Dengan demikian bahan dasar pembuatan pupuk urea sama dengan piring/gelas Melamin.
Jenis Bahan Baku Petrokimia

1.Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang kompleks berupa cairan berwarna coklat kehitaman dengan komposisi terbesar senyawa hidrokarbon dan senyawa lain dalam jumlah relatif kecil seperti sulfur, logam-logam nikel, vanadium, arsenit, serta impuritis lainnya.
Baik senyawa hidrokarbon maupun bukan senyawa hidrokarbon keduanya akan berpengaruh dalam menentukan cara-cara pengolahan yang dilakukan dalam kilang minyak.

2.Gas Alam
Gas alam merupakan campuran gas hidrokarbon jenuh (CnH2n+2) yang ditemukan dibawah permukaan bumi. Gas alam dapat ditemukan bersama-sama dengan minyak bumi (non associated gas).

3.Senyawa-Senyawa Pengotor
Sebagaimana diketahui bahwa senyawa-senyawa yang tidak diinginkan ada dalam minyak dan gas bumi adalah senyawa-senyawa sulfur atau belerang yang terkandung di dalam minyak mentah maupun di dalam produk akhir dan fraksi-fraksinya. Tipe senyawa-senyawa sulfur yang sering dijumpai dalam minyak bumi adalah hydrogen sulfida (H2S), mercaptans yang terdiri dari metil dan benzil mercaptans, metil sulfida, normal butil sulfida, metil disulfida, sulfida-sulfida siklis, alkil sulfat, asam sulfonat, sulfoksida, sulfon dan tiofena.

Manfaat Produk – Produk Petrokimia
 1. Aspal
Salah satu produk petrokimia misalnya aspal. Kita semua pasti mengenal dan merasakan manfaatnya. Apa jadinya jika jalan tidak dilapis aspal? dimusim hujan becek, dimusim kemarau berdebu. Kegunaan lain aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air, sebagai bahan isolasi, pelapis anti korosi pada logam dan juga sebagai bahan campuran pada pembuatan briket batubara.
2. Lilin
Hampir disetiap rumah tangga mengenal adanya lilin, yang digunakan sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis ini oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan Fully Refined White Wax. Tapi selain untuk penerangan, kedua jenis lilin tersebut juga dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku semir serta pengkilap lantai dan mebel.
3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali rafia adalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat dengan menggunakan bahan polytam PP. Pertamina kini memasarkan dua macam polytam PP, yaitu Fill Grade -F600 dan Yarn Grade -F401.
4. Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri polywood (formaldehyde/adhesive) bahan baku untuk pembuatan dimetil-tereptalate, methylamines, methycloride, methylmetha orylate, bahan bakar kendaraan bermotor sebagai methytertiary buthylether, bahan bakar pesawat, bahan bakar jenis methyl fuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose, dyes, resin, insektisida, dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
5. Petrolium Cokes
Hati-hati dengan produk satu ini bukanlah sebagai minuman, atau merupakan saudara kandung coca-cola yang di America serikat populer disebut Cokes. Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka petrlium cokes terdiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk samping dari proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green coke bermanfaat sebagai bahan baku Calcined coke, yang berfungsi sebagai reduktor dalam proses peleburan timah, bahan bakar padat atau bahan penambahan kadar karbon pada industri logam. Satunya lagi adalah Calcined coke berguna sebagai elektroda dalam proses pengolahan aluminium pada industri Kalsium Karbida (CaC2), bahan baku industri elektroda grafit, bahan bakar padat atau bahan penambah kadar karbon pada industri modern, dan sebagai unsur pengisi pada industri baja (sebagai karbon).
6. Solvent
Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;
·   Low Aromatic White Spirit (LAWS) yang berguna sebagai pengencer cat dan vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing), bahan pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.
·   Special Boiling Point (SBP-XX) yang berguna sebagai adhesive dan pelarut karet, pelarut pada industri (cat dan tinner, tinta cetak, industri farmasi seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.
·   Special Gas Oil, digunakan pada industri farmasi, khususnya pembuatan pil kina, sbagai solvent dalam proses ekstraksi kulit kina.
·   Minasil-M, digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industri tinta cetak, industri karet dan adhesive, dan industri farmasi.
·   Pertasol CA dan CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer pada cat, lacquers, venis, pelarut dan pengencer pada tinta cetak, komponen dalam proses pembuatan karet pada pabrik ban dan vulkanisir, adhesive seperti lem/gum, industri farmasi (kosmetika) dan industri cleaning dan degreasing. Sedangkan Pertasol CB banyak digunakan sebagai pengencer pada cat, lascuers, vernis, pelarut dan pengencer tinta cetak, dry cleaning solvent printing pada tekstil.
7. Processing Oil
Processing Oil terdiri dari dua macam yakni Minarex – B yang berguna sebagai; pertama, sebagai processing oil pada industri telapak ban kendaraan bermotor, bantalan jembatan, sol sepatu kanvas dan sol karet cetak. Kedua, platicizer secunderpada industri selang PYC, kulit imitasi, sol lentur cetak PVC, dan sebagai palarut pada industri tinta cetak. Paraffinic Oil 60 dan 95 bermanfaat sebagai processing oil pada telapak ban, sepatu dan sol karet, karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat pada industri tinta cetak.

8.  Penggunaan Dalam Industri Pupuk Dan Pestisida
Produk amoniak/ urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai pupuk pertanian, Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan aditifnya merupakan produk akhir petrokimia seperti senyawa carbamate, thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol, dsb.

Daftar Refrensi:
Modul 05 
Hidayat, A. 2008. Pengertian Industri Kimia. UII. Yogyakarta. http://arhidayat.staff.uii.ac.id/2008/08/02/pengertian-industri-kimia/
emenperin. 2012. Pohon Industri. Kementerian Perindustrian RI. http://www.kemenperin.go.id/pohon-industri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.