.

Tampilkan postingan dengan label @M24-HARIYANTO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @M24-HARIYANTO. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Agustus 2019

PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR OLEH BAKTERI ESCHERICHIA COLI


PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR OLEH BAKTERI ESCHERICHIA COLI
Oleh : Moh Hariyanto
ABSTRAK
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenugi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Permenkes RI No. 416.MENKES/PER/IX/1990) semua jenis air bersih, baik air permukaan maupun air tanah harus mendapatkan perlindungan sebaik-baiknya agar mendapatkan manfaat yang optimum dan mencegah terjadinya penurunan kuantita serta kualitas air bersih . Bakteri Escherichia Coli termasuk kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya kontaminasi  feses atau indikasi adanya pencemaran tinja manusia dan menyebabkan masalah kesehatan  pada manusia seperti diare.

PENDAHULUAN
 Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia karena diperlukan antara lain untuk rumah tangga,  industri  dan pertanian dan meningkatkan derajat  kesehatan  masyarakat.  Oleh  karena  itu  harus  diperhatikan  kualitas  dan kuantitas. Kualitas air mudah diperoleh karena adanya siklus hidrologi yaitu siklus alamiah yang memungkinkan tersedianya air permukaan dan air laut. Namun  pertumbuhan  penduduk  dan  kegiatan  manusia  jelas  menyebabkan pencemaran air sehingga kualitasnya sulit diperoleh. Air  bersih  yang  memenuhi  syarat  kesehatan  harus  bebas  dari pencemaran, sedangkan air minum harus memenuhi standar yaitu persyaratan fisik,  kimia  dan biologis,  karena air  minum yang tidak memenuhi  standar kualitas dapat menimbulkan gangguan  kesehatan.
Bakteri  Escherichia  coli  merupakan  kelompok  bakteri  Coliform, semakin  tinggi  tingkat  kontaminasi  bakteri  Coliform  semakin  tinggi  pula resiko kehadiran bakteri  pathogen lainnya  yang biasa hidup dalam kotoran manusia yang dapat menyebabkan diare. Tingginya tingkat penyakit  diare berkaitan dengan bakteri   Escherichia coli  yang terdapat  di Indonesia,  khususnya dikota-kota kecil.  Minimnya  pengetahuan masyarakat  awam tentang bahaya akan bakteri  Escherichia coli  mengakibatkan kurangnya kesadaran  untuk  mendeteksi  dan  mengambil  langkah-langkah pencegahan terhadap bakteri tersebut.
Escherichia coli merupakan indikator pencemaran air.  Hal  yang menyebabkan menurunnya  kualitas air sumur gali diantaranya jumlah Escherichia coli pada air sumur diluar ambang batas maksimum.  Kandungan Escherichia coli pada air sumur yang dipakai mempunyai  peranan  besar  dalam penularan  berbagai  penyakit.  Keadaan kualitas  air  yang jelek dan manajemen pengaturan limbah padat  (manure) maupun limbah cair (air buangan) yang kurang memadai,  letak sumur yang terlalu  dekat  (+2  m)  dengan  tumpukan  kotoran  hewan  (manure)  dan pembuangan tinja, pada dasarnya disebabkan oleh ketidakcermatan manusia dalam mengatur kebersihan.
Kebutuhan  air  untuk  minum  (termasuk  untuk  masak)  air  harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit  bagi manusia, Menurut hasil penelitian dikatakan bahwa bakteri  pathogen air  minum adalah bakteri  Escherichia coli, ini cukup membahayakan bagi kesehatan anak. Air minum yang  terkontaminasi  bakteri  Escherichia  coli  dapat  menyebabkan penyakit gangguan saluran pencernaan sehingga menyebabkan diare. Menurut standart Nasional Indonesia (SNI) syarat  Escherichia coli  dalam minuman (nol) koloni per 100 ml.

Metode Penanggulang
Penelitian pada beberapa jurnal masalah pencemaran air oleh bakteri Escherichia coli banyak di temukan pada kasus penyediaan sumber air dan sumber-sumber air minum. Pada beberapa penelitian hukum empiris yang menggunakan data primer dan sekunder . Data primer tersebut diperoleh secara langsung dari para narasumber dan responden yang terkait dengan beberapa penelitian. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer, sedangkan penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat mengikat, yaitu peraturan hukum dalam bidang hukum lingkungan yang terkait dengan maslah pencemaran air, meliputi: Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang- Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Menteri Lingkunga Hidup No. 9 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Akibat Dugaan Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dan Surat KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum . Hasil penelitiannya adalah dalam rangka penanggulangan pencemaran bakteri Escherichia coli dimana pemerintah berperan dalam pengadaan alat Chlorine diffuser, sosialisasi hidup bersih, pengawasan kualitas air minum, dan sebagainya.

Hasil dan Pembahasan
Sebagaimana  peraturan  pemerintah  No.82  Tahun  2001 tentang kualitas air  yang meliputi  standar  kualitas fisik, kimia dan biologis yaitu:
1.       Kualitas Fisik, dalam menentukan kualitas fisik air  dilihat  dari  parameter  umum yang meliputi  warna,  bau,  rasa,  dan kekeruhan. Bau dan rasa biasanya ditimbulkan oleh bahan kimia dan bakteri  tertentu. Bahwa Bau dan rasa dapat  dihasilkan oleh kehadiran mikroorganisme dalam air seperti  alga  serta  oleh  adanya  gas  seperti  H2S  yang  terbentuk  dalam kondisi anaerobic dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
2.      Kualitas Kimia, kualitas air secara kimia meliputi nilai pH, kandungan senyawa kimia didalam air, kandungan residu atau sisa, misalnya residu peptisida, deterjen,  kandungan senyawa toksin atau racun, serta reaksi-reaksi kimia,  yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan maupun aktifitas-aktifitas lain yang berhubungan dengan penggunaan air tersebut.
3.      Kualitas Biologis, kualitas biologis  biasanya  paling  banyak  digunakan untuk  menentukan  kualitas perairan  melalui  parameter  mikrobiologinya.  Misalnya  kehadiran  mikroba khususnya  bakteri coli. Escherichia coli  adalah bakteri  gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang merupakan flora normal di usus. Jadi adanya E. coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum tersebut  terkontaminasi  kotoran  manusia  dan  dapat  mengandung pathogen usus. Oleh karenanya standar air minum mesyaratkan E. coli  harus absent dalam 100 ml.

Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri flora normal usus manusia, yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan lewat saluran usus besar manusia, memadatkannya hingga dikeluarkan dalam bentuk fase. Escherichia coli adalah bakteri gram negative yang berbentuk basil atau batang. Ukuran panjang sel Escherichia coli rata-rata2 mikrmeter dengan volume sel 0.7 mikrometer kubik. Escherichia coli hidup pada suhu 20-45 derajat celcius. Dengan rentang suhu itu Escherichia coli dapat tumbuh dengan baik di dalam saluran pencernaan manusia.
Escherichia coli dikenal sebagai bakteri penyebab diare dan gangguan saluran pencernaan. Escherichia coli tidak seluruhnya bahaya, namun hanya sebagian kecil yang menyebabkan penyakit, itu pun apabila pertumbuhannya tidak terkendali. Escherichia coli pada umumnya tidak berbahaya dan dapat memberi keuntungan bagi manusia dengan turut berperan dalam memproduksi Vitamin K. Keberadaan Escherichia coli sebagai flora usus justru menjadi penghalang tumbuhnya bakteri lain yang kemungkinan bahaya untuk tumbuh di usus.
Macam-macam bakteri Escherichia coli yang di klasifikasikan berdasarkan karakteristik sifat-sifat virulensinya adalah sebagai berikut:
1.      E. coli Enteropatogen (EPEC) merupakan penyebab diare terpenting pada bayi terutama di Negara berkembang. Cara penularannya yaitu dari makanan bayi dan makanan tambahan yang tekontaminasi. Di tempat perawatan bayi penularan dapat terjadi melalui alat-alat dan tangan yang terkontaminasi. Masa inkubasi berlangsung antara 9-12 jam pada penelitian yang dilakukan terhadap orang dewasa.
2.      E. coli Enterotoksigenik (ETEC) merupakan penyebab diare umum pada bayi dinegara berkembang seperti Indonesia. Berbeda dengan EPEC, E.coli jenis ini memproduksi beberapa jenis eksotoksin yang tahan maupun tidak tahan panas dibawah control genetic plasmid. Pada umumnya, eksotoksin yang dihasilkan bekerja dengan bekerja dengan cara merangsang sel epitel usus untuk menyekresi banyak cairan sehingga terjadi diare.
3.       E. coli Enterohemoragik (EHEC) dan galur yang memproduksi verotoxin (VTEC). Dinegara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, VTEC menyebabkan sejumlah kejadian luar biasa diare dan colitis hemoragik. Penyakit ini bersifat akut dan dapat sembuh spontan. Penyakit ini ditandai dengan gejala nyeri abnomen, diare disertai darah.

Tingginya pencemaran Escherichia coli dikarenakan sistem sanitasi yang buruk, dan jarak dekatnya antara sumur dengan saluran septic tank.
Pada penelitian disalah satu jurnal mengatakan bahwa terdapat perbedaan kandungan bakteri Escherichia coli pada beberapa jenis sumur seperti sumur beton, sumur non beton dan sumur suntik. Didapat  hasil yaitu yang  paling banyak mengandung bakteri E. coli yaitu air sumur non beton dengan rata-rata 2,4 x103  Se3l/ml, sedangkan kandungan E. coli pada air sumur Beton dan Suntik hanya terdapat  rata-rata air sumur beton 1,3 x 10 1 Sel/ml dan air sumur suntik 0,95 x 101 Sel/ml. Namun adapula faktor yang mempengaruhi banyaknya bakteri  Escherichia coli yaitu  dikarenakan dekatnya sumur dengan tempat pembuangan tinja dan septic tank.
Untuk itu,  agar  air  yang  diminum tidak tercemar  bakteri,  sebaiknya memperhatikan  syarat-syarat  sumur  gali  yang  baik  yaitu  jarak  sumur  dengan jamban,  lubang  galian  untuk  air  limbah,  dan  sumber-sumber  pengotoran lainnya  minimal  10  meter,  dinding  sumur  jarak  kedalaman  3  meter  dari permukaan air dan terbuat dari tembok yang kedap air (disemen), bibir sumur harus dibuat setinggi 70-75 cm, lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air  ± 1,5 m,  dibuat  agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah. Dapat pula dilakukan dengan membuat IPAL komunal dan membuat septic tank komunal missal satu septic tank  untuk sepuluh sampai dua puluh rumah tangga. Serta untuk meningkatkan sumber daya manusia diadakan diklat bagi petugas sanitasi yang bersangkutan.

Kesimpulan
Tingginya pencemaran Escherichia coli dikarenakan sistem sanitasi yang buru, dan jarak dekatnya antara sumur dengan saluran septic tank. Hasil dari salah satu penelitian bahwa yang  paling banyak mengandung bakteri Escherichia coli yaitu air sumur non beton dengan rata-rata 2,4 x103  Se3l/ml, sedangkan kandungan Escherichia coli pada air sumur Beton dan Suntik hanya terdapat  rata-rata air sumur beton 1,3 x 10 1 Sel/ml dan air sumur suntik 0,95 x 101 Sel/ml. Namun adapula faktor yang mempengaruhi banyaknya bakteri  Escherichia coli yaitu  dikarenakan dekatnya sumur dengan tempat pembuangan tinja dan septic tank.
Untuk itu,  agar  air  yang  diminum tidak tercemar  bakteri,  sebaiknya memperhatikan  syarat-syarat  sumur  gali  yang  baik  yaitu  jarak  sumur  dengan jamban,  lubang  galian  untuk  air  limbah,  dan  sumber-sumber  pengotoran lainnya  minimal  10  meter,  dinding  sumur  jarak  kedalaman  3  meter  dari permukaan air dan terbuat dari tembok yang kedap air (disemen). Dapat pula dilakukan dengan membuat IPAL komunal dan membuat septic tank komunal missal satu septic tank  untuk sepuluh sampai dua puluh rumah tangga. Serta untuk meningkatkan sumber daya manusia diadakan diklat bagi petugas sanitasi yang bersangkutan.




Saran
Sebaikanya pemerintah lebih mensosialisasikan tentang penggunaan air bersih dan bagaimana pengambilan sumber air dengan baik seperti pada penggalian sumur yang seharusnya mengikuti syarat-syarat pembuatannya. Sehingga air yang digunakan bersih dan sehat


Daftar Pustaka
Winarni, Fajar .Dinarji. Eka Puspitasari. 2011. Peran Pemerintah Dalam Penanggulangan Pencemaran Air Tanah Oleh BAkteri E.Coli di Kota Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Yuliastuti, Etik. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai NgringoKarangan Dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Universitas Diponegoro.Semarang

INDONESIA KURANG HUTAN, INDONESIA KURANG OKSIGEN


oleh : Moh. Hariyanto.  Hutan adalah sebuah kawasan yang ditunbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budi daya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berbagai tanaman.Selain menyimpan gas penyebab pemanasan global, hutan Indonesia merupakan lahan utama dalam keanekaragaman hayati. Hutan-hutan ini diperkirakan mengandung 10 persen tanaman, 12 persen mamalia, dan 17 persen spesies burung di seluruh dunia.
Indonesia kini mengalahkan Brasil sebegai juara bertahan dalam deforestasi atau penebangan hutan tertinggi di dunia. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Nature Climate Change, penebangan hutan di Tanah Air kini telah mengancam keanekaragaman hayati dan spesies langka dan pemanasan global.
Meskipun penebangan hutan ini kelihatannya tidak menimbulkan dampak yang serius secara langsung, Namun apabila banyak orang yang melakukan penebangan hutan ini maka pada akhirnya juga akan menimbulkan dampak yang luar biasa hebat. Penebanga hutan ini menyebabkan matinya banyak pepohonan dan juga menyebabkan binatang- binatang kehilangan rumahnya. Manusia melakukan pembabatan hutan karena berbagai tujuan, salah satunya adalah pembukaan lahan baru untuk bercocok tanam maupun untuk pemukiman dan industri. Pembabatan hutan ini adalah kerusakan hutan yang bersifat serius, terutama jika tidak segera ditindakl lanjuti oleh pemerintah dan penegak hukum.
Dalam berbagai kesempatan selalu disebutkan bahwa kepentingan rakyat merupakan salah satu hal yang diperjuangkan pemerintah dalam pembangunan, namun melihat dari berbagai regulasi dan kenyataan yang ada, fasilitasi kepentingan rakyat yang hidup dalam kawasan maupun dipinggiran kawasn hutan masih sangat minim ditambah rumit dan sulitnya rakyat secara langsung untuk mengakses berbagai skema model kelola yang ditawarkan oleh pemerintah melalui Kementerian kehutanan menimbulkan ketimpangan baru. Pengalaman memfasilitasi beberapa desa untuk mengakses skema kelola Hutan Desa memberikan gambaran betapa lemahnya dukungan aparatus ditingkat pemerintah terhadap hal ini, alasan utama yang hampir selalu terlontar dari aparatus kehutanan adalah ketidak percayaan mereka akan kemampuan masyarakat untuk mengelola hutan, mereka lebih yakin bahwa apabila hutan dikelola oleh perusahaan maka akan mendatangkan keuntungan besar, dan rakyat cukup hanya menjadi buruh-buruh diperusahaan-perusahaan tersebut.
Minimnya dukungan ini memperlihatkan betapa terbelakangnya paradigma aparatus pemerintah dan minimnya pengetahuan mereka tentang kondisi dan kenyataan di tingkat lapang. Dari sini bisa kita lihat bahwa kesenjangan yang terjadi justru ditimbulkan oleh kebodohan aparatus pemerintah, pemiskinan secara sistematik terjadi karena model kelola yang berkeadilan tidak menjadi dasar dalam tindakan dan pemikiran pengelolaan hutan secara lestari dan berkeadilan. Pengarus utamaan korporasi sebagai tulang punggung pengelola kawasan hutan merupakan kecelakaan berpikir yang fatal karena terbukti sejak awal ketidak mampuan korporasi mengelola hutan secara lestari.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, sudah seharusnya pemerintah melakukan audit menyeluruh terhadap kelola korporasi yang menjadi basis pilihan selama ini. Pilihan untuk moratorium saat ini sebenarnya sebuah pilihan yang tepat, kendati demikian, moratorium setengah hati ini pun tidak akan mendatangkan hasil yang baik bagi keberlanjutan hutan dan kesejahteraan rakyat apabila basis pikir aparatus masih pada upaya-upaya eksploitasi kawasan hutan dan bertumpu pada korporasi.





Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan (Diakses pada tanggal 3 Agustus 2019 pukul 09:45 WIB)
https://walhi.or.id/wp-content/uploads/2017/01/hutan_indonesia_praktek_kelola.pdf (Diakses pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 10:05 WIB)
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/kerusakan-hutan (Diakses pada tangga; 31 Agustus 2019 pukul 11:10 WIB )

PENGARUH KIMIA PADA LINGKUNGAN HIDUP SEKITAR

Oleh: Moh Hariyanto - Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Industri kimia merujuk pada suatu industri yang terlibat dalam produksi zat kimia. Industri ini mencakup petrokimia, agrokimia, farmasi, polimer, cat, dan oleokimia. Industri ini menggunakan proses kimia, termasuk reaksi kimia untuk membentuk zat baru, pemisahan berdasarkan sifat seperti kelarutan atau muatan ion, distilasi, transformasi oleh panas, serta metode-metode lain. Industri kimia terlibat dalam pemrosesan bahan mentah yang diperoleh melalui penambangan, pertanian, dan sumber-sumber lain, menjadi material, zat kimia, serta senyawa kimia yang dapat berupa produk akhir atau produk antara yang akan digunakan di industri lain.
Industri kimia dan bahan bangunan dapat menjadi ancaman serius bagikeberlangsungsan makhluk hidup, entah itu dalam skala besar atau skala kecil.Sebagai contoh, untuk memproduksi alkohol, dibutuhkan air dalam jumlah yangcukup besar. Sama seperti yang terjadi dalam industri sandang, limbah dari produksialkohol jelas berupa limbah cair dalam jumlah besar. Dalam limbah cair ini pastiterkandung senyawa organik, anorganik dan mikroorganisme serta bahan berbahayalainnya. Ketika proses produksi selesai, pencucian peralatan dapat membuang hasilCaSO4 yang dilepaskan ke aliran air. Dalam proses produksi, limbah ini secara tidak langsung atau langsung dapat mengancam kelangsungna makhluk hidup. Keracunanadalah salah satunya, seperti keracunan CO dalam jumlah besar dapat berujungkepada kematian. Sementara keracunan air raksa, asbes, timbal, arsen dan lainsebagainya dampaknya akan terasa dalam jangka panjang setelah menumpuk dalam tubuh.
Lingkungan hidup dapat didekati dari semua disiplin ilmu antara ilmu kimia, sehinga muncul ilmu kimia lingkungan. Hal ini wajar karena smua komponen baik komponen biotik maupun komponen abiotik yang menyusun lingkungan hidup terdiri dari unsur dan senyawa kimia, di mana saja akhirnya emua keadaan fisik memerlukan analisis dan penentuan-penentuan secara proses kimia. Dengan demikian ilmu kimia memegang peranan penting dan turut menentukan dalam penyelesaian serta memecahkan masalah lingkungan hidup.
Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi di mana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Dampak dari tercemarnya lingkungan hidup adalah rusaknya ekosistem alami serta  berkurangnya baku mutu lingkungan tersebut. Pada dasarnya lingkungan tersebut  tercemar akibat kegiatan manusia itu sendiri, baik melalui kegiatan industri ataupun  kegiatan rumah tangga yang menghasilkan limbah dan sampah. Di era sekarang  pemerintah harus lebih menggalakkan lagi kegiatan yang dapat menunjang pengelolaan  dan pengawasan terhadap lingkungan hidup. Serta pemerintah harus lebih mengawasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan.



                                                       DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Industri (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 18:06 WIB)
http://infostudikimia.blogspot.com/2016/12/pengelompokan-industri-kimia.html?m=1 (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 18:22 WIB)
http://tita-online.blogspot.com/2010/11/kimia-lingkungan.html?m=1 (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 18:40)
https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-android-vivo&ei=ma5OXYmIG8TivgTG0pSABQ&q=dampak+pencemaran+lingkungan&oq= (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 18:53)








KIMIA ILMU PUSAT KEHIDUPAN


Oleh: Moh Hariyanto -  Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari komposisi, sifat dan perubahan materi. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tak luput dari peranan kimia di dalamnya. Sebaliknya, teknologi sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu kimia.
Hal yang tidak kalah penting dalam mempelajari ilmu kimia adalah mengetahui sejarah perkembangan ilmu kimia. Dengan mengetahui sejarah perkembangan ilmu kimia hingga sekarang ini, kita dapat memahami setiap peristiwa yang menuntun pada perkembangan ilmu kimia.
Perkembangan ilmu kimia tidak terlepas dari hasil dan cara-cara tradisional yang diperoleh secara kebetulan atau trial and error oleh manusia di masa lampau, yang perkembangannya sangat dipengaruhi oleh filsafat Yunani kuno. Maka dari itu, perkembangan ilmu kimia memiliki dua landasan yang penting yaitu aspek teoritis dan empiris.
Pada masa lampau manusia sering mengaitkan gejala alam dengan kekuatan supranatural dalam menjelaskan gejala alam, dikenal sebagai mitos. Hal ini disebabkan terbatasnya pengetahuan manusia pada saat itu.
Perkembangan ilmu kimia terkini adalah bagaimana mengembangkan proses-proses kimia dan bahan yang bermanfaat bagi umat manusia tetapi dampaknya terhadap pencemaran lingkungan dapat diminimalkan, baik terhadap lingkungan perairan, lingkungan udara, maupun lingkungan tanah. Kedua tujuan itu memerlukan pemahaman konsep-konsep atau prinsip-prinsip kimia yang mantap dan mutakhir. Untuk memperoleh pengetahuan kimia terkini diperlukan penelitian yang berkesinambungan dan terpadu melalui pendekatan teoritis maupun praktis menggunakan metoda-metoda ilmiah dan peralatan mutakhir, sehingga dicapai konsep-konsep atau prinsip-prinsip kimia yang saksama dan bermanfaat bagi umat manusia dan lingkungan.
Penerapan ilmu Kimia di bidang industri, seringkali sangat dibutuhkan. Misalnya Mesin-mesin di industri membutuhkan logam yang baik dengan sifat tertentu yang sesuai dengan kondisi dan bahan-bahan yang digunakan. Kain sintetis yang kita gunakan pun juga merupakan hasil penerapan ilmu Kimia.
Dinamika dalam kehidupan manusia selalu disertai dengan keterkaitan baik secara langsung atau tidak langsung dengan ilmu kimia, sehingga muncul kajian Kimia Kontekstual (Chemistry in Context).
Kemudian Peta Pengetahuan Kimia berkembang menjadi interaksi atau irisan antara Kimia Terapan, Fisika Terapan dan Biomedis/Biomekanik yang melahirkan kajian Ilmu Material, Bioteknologi dan Fisika Medis, sedangkan interaksi ketiganya memunculkan Bionanoteknologi atau Teknologi Koloid dan Permukaan,Peta pengetahuan kimia selalu dinamis seiring dengan dinamika kehidupan manusia yang dipengaruhi sekaligus mempengaruhi trend global, sehingga muncul inovasi yang berkaitan dengan kimia, maka peta Pengetahuan Kimia pun bergeser menjadi Peta Pengetahuan Ilmu Molekuler dan Metadisiplin,
Kimia Kontekstual atau Kimia Kekinian berkaitan dengan beragam aspek kehidupan manusia. Pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada isu atau persoalan apa yang sedang menjadi trending topics.
Pembelajaran kimia kontekstual bisa berupa mengidentifikasi dan menjelaskan fenomena dan proses kimia yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan industri,lingkungan,energi,pangan,obat,polimer,dll.Serta dapat memahami secara teori bahwasanya kimia merupakan ilmu pengetahuan yang sentral dan dapat menunjukkan keterkaitan ilmu kimia terhadap ilmu yang lain.

                                                                                         DAFTAR PUSTAKA

http://mindasiki.blogspot.com/2014/10/makalah-perkembangan-menuju-kimia-o-l-h.html?m=1 (diakses pada tanggal 10Agustus 2019 pukul 17:25 WIB)
https://m.utakatikotak.com/kongkow/detail/10573/PERKEMBANGAN-ILMU-KIMIA (diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 17:31 WIB)
https://www.google.com/amp/s/amarismblog.wordpress.com/2016/03/17/penerapan-ilmu-kimia-di-bidang-industri/amp/ (diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 17:45 WIB)
http://infostudikimia.blogspot.com/2016/07/kimia-kontekstual.html?m=1  (diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 17:58 WIB)