.

Tampilkan postingan dengan label @E12-Guntur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @E12-Guntur. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Januari 2018

WUJUD GAS

Wujud Gas
 oleh : @E18-Jevon, @E13-Fajar, @E12-Guntur, @Kel-A05

Apakah yang dimaksud dengan zat? Jelaskan perbedaan susunan partikel antara zat padat, zat cair,dan gas.

Jawab : Zat adalah sesuatu yang dapat menempati ruang danmemiliki masa Berbedaan susunan

zat  Padat :

- Gaya tarik antar partikel sangat kuat 
- Jarak antar partikel tetap dan sangat dekat 
- Partikel tidak bebas berpindah
Cair :

- Gaya tarik antar partikel lemah
- Jarak antara partikel tetap tapi tidak terlaludekat 
- Partikel dapat berpindah tapi tidak telalubebas

Gas :

- Gaya tarik sangat lemah
- Jarak partikel berubah-ubah
- Partikel dapat berpindah dengan bebas


Pabrik Semen Dan Industri Hijau

@E12-Guntur, @ProyekA09
Disusun Oleh : Guntur Wahyu Prasetiyo
Definisi Industri Hijau
Industri hijau adalah industri berwawasan lingkungan yang menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Penganugerahan penghargaan Industri Hijau dilaksanakan setelah melalui berbagai tahap seleksi dan verifikasi oleh Kementerian Perindustrian berdasarkan sistem yang dievaluasi secara berkala, termasuk kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan proses industri hijau tidak hanya memperbaiki efisiensi dan efektivitas industri dalam penggunaan sumber daya. Pengakuan atas proses industri hijau juga bisa menjadi faktor penguat daya saing industri di pasar domestik maupun ekspor.
Pabrik Semen makin Ekspansif
Produsen semen terus berekspansi untuk mengantisipasi permintaan domestic yang terus meningkat dipacu oleh sector infrastruktur dan property. Hampir semua perusahaan semen, baik BUMN mau pun swasta, menambah kapasitas produksi dalam beberapa tahun terakhir guna mengejar kekurangan pasokan semen di pasar domestik. Asosiasi Industri Semen (ASI) memproyeksikan kon sumsi semen domestik mencapai 54 juta ton pada tahun ini, tumbuh minimal 12% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 48 juta ton. Panggah Susanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementrerian Perindustrian, menuturkan permintaan semen selalu meningkat setiap tahun karena didorong pembangunan infrastruktur,baik jalan, perumahan, apartemen, dan proyek lainnya. Menurutnya, pelaksanaan program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dirancang pemerintah untuk periode 2011-2025 akan menggeser permintaan semen yang cukup besar keluar Jawa.
Kegiatan Industri Semen
Industri semen merupakan pengolahan bahan baku semen yang berasal dari batu kapur dan diolah dan menghasilkan hasil akhir semen. Semen merupakan hasil industri dari paduan bahan baku: batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Bila semen dicampurkan dengan air, maka terbentuklah beton (Soja Siti 2008). Dalam kegiatan industri semen, prosesproses yang ada meliputi, penambangan bahan baku, penyiapan bahan baku, penggilingan awal, proses pembakaran, penggilingan akhir dan pengemasan maka menggunakan alat-alat yang sebagian besar bertenaga listrik seperti crusher, raw mill, kiln, cement mill dan packer.
Daftar Pustaka
Fatimah,Soja Siti dan Kurnia.2008. Perangkat Pekuliahan Kimia Industri. Jurusan pendidikan Kimia. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Demis,Rizky.2016. Standar Industri Hijau diterapkan bertahap. Dalamhttp://industri.bisnis.com/read/20161220/257/613783/standar-industri-hijau-diterapkan-bertahap
Anonim.2016. Semen Batu Raja mendapatkan penghargaan industry hijau tahun 2016. Dalamhttp://semenbaturaja.co.id/semen-baturaja-getting-green-industry-award-2016/
Monica,Cindy.2016. Analisis potensi bahaya kebisingan di area produksi PT.Semen Bosowa Maros.Universitas Hasanudin.Makassar.

Rully,Bunga.2016.Wujud nyata pengelolaan Industri Hijau dalam semen Indonesia Green Industry trail run 2016. Dalamhttps://business.idntimes.com/economy/rully-bunga/wujud-nyata-pengelolaan-industri-hijau-dalam-semen-indonesia-green-industry-trail-run/full#

KIMIA HIJAU DAN TEKNOLOGI BERSIH

@E12-Guntur, @ProyekA08
Disusun Oleh : Guntur Wahyu Prasetiyo



Apa itu kimia hijau?
Kimia hijau atau “Green Chemistry” merupakan kajian dibidang kimia yang relatif baru yang memfokuskan kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia dalam merancang menggunakan atau memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi bahan berbahaya yang dapat menggangu kesehatan mahkluk hisup dan pelestarian lingkungan. Menurut EPA (2015) kimia hijau adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau juga dikenal sebagai kimia berkelanjutan.
Prinsip – prinsip kimia hijau
1.    Pencegahan limbah
2.    Memaksimalkan ekonomi atom
3.    Perancangan sintesa dengan bahan kimia yang tidak berbahaya
4.    Perancangan bahan dan produk kimia yang aman
5.    Pelarut dan senyawa pembantu yang ramah lingkungan
6.    Perancangan untuk efisien energi
7.    Penggunaan bahan baku terbarukan
8.    Mengurangi tahapan reaksi atau derivatif
9.    Katalisis
10.  Rancangan untuk degradasi
11.  Analisis seketika untuk pencegahan polusi
12.  Minimalisir potensi kecelakaan
Konsep kimia hijau                                            
Kimia hijau mencangkup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya, karena penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap masalah lingkungan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rashmi Sanghi (2003) proses kimia hijau harus memenuhi beberapa syarat:
1.    Menghindari limbah
2.    Efisiensi atom
3.    Menghindari pengunaan dan produksi bahan kimia yang beracun dan berbahaya
4.    Menghasilkan senyawa-senyawa dengan hasil yang lebih baik atau sama
5.    Dapat dibiodegradasi
6.    Mengurangi energi yang dibutuhkan
7.    Menggunakan bahan yang dapat didaur ulang
8.    Menggunakan katalis
9.    Teknologi Bersih
10.  Apa itu teknologi bersih ?
11.  Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis. Menurut Karyono (2009) teknologi masa kini (konvensional)menawarkan kemudahan, kenyamanan dan kecepatan bagi aktifitas manusi. Teknologi bersih yaitu semua produk, jasa, dan proses yang mendayagunakan bahan ramah lngkungan dan sumber energi terbarukan, mampu mengurangi penggunaan sumber daya alam secara drastis, dan mengurangi atau mengeliminasi emisi gas dan sampah. Dengan kata lain, yaitu teknologi yang terkait dengan aktivitas daur ulang, energi terbarukan (misal tenaga surya), dan teknologi dan proses praktis lain yang terkait konservasi energi dan tidak mencemari lingkungan seperti daur ulang air kelabu, penanganan sampah dengan pengomposan, dan teknologi mobil hibrida atau mobil listrik. Teknologi ini ditujukan untuk menciptakan sumber daya dan energi baru dengan meminimalisasi polusi.
Strategi teknologi bersih
·         Sumber daya alam yang semakin langka : sumber daya yang alam yang tak terbaharukan
·         Merubah input bahan baku ke sistem untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia toksik (beracun)
·         Mereduksi limbah dengan efisien konversi bahan baku menjadi produk dan produk samping (by-product) yang bermanfaat
·         Merubah rancangan, komposisi atau pengemasan produk
·         Produk
ü  Menguragi bahan-bahan yang masuk
ü  Memilih material alternatif yang berdamak paling kecil terhadap lingkungan dalam daur hidupnya
ü  Menjadikan lebih berguna
ü  Meningkatkan efisiensi dalam proses operasi
ü  Meningkatkan produk untuk agar mudah untuk dilakukan recycle
ü  Mengurangi atau mencari altefnatif kemasan
ü  Efisiensi dalam distribusi dan penyaluran
·         Pemisahan limbah disumber
·         Penggunaan raw material
·         Modifikasi proes
                                                                                                           
Keuntungan Dalam Penerapan Teknologi Bersih
1.    Meningkatkan efisiensi.
2.    Mengurangi Biaya Pengolahan Limbah.
3.    Konsevasi Bahan Baku dan Energi.
4.    Membantu Akses Kepada Lembaga Finansial.
5.    Memenuhi Permintaan Pasar.
6.    Memperbaiki Kualitas Lingkungan.
7.    Memenuhi Peraturan Lingkungan.
8.    Memperbaiki Lingkungan Kerja.
9.    Meningkatkan Persepsi Masyarakat.

Daftar pustaka
Shanghi, Rasmi, 2003. ” The Need For Green Chemistry” :Environt Friendly Alternative. New Delhi :Naroso Publishing House.
EPA. 2015. Basics of Green Chemistry. United States Environmental Protection Agency. Dalam http://www.epa.gov/greenchemistry/basics-green-chemistry .
Karyono, T.H. 2009. Teknologi Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prosiding Seminar “Green Tchnology Toward Sustainable Developmen”. Fakultas Teknik Terpadu. Universitas Al Zaitun. Indramayu.
Nurbaity 2011. pendekatan green chemistry suatu inovasi dalam pembelajaran kimia berwawasan lingkungan Vol. 1, No. 1 (2011). Journal.unj.ac.id. dalam http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpk/article/download/175/216/. Diunduh 2011.
Teknik Lingkungan ITB 2009. Teknologi Bersih (Cleaner Production). Kuliah.ftsl.itb.ac.id. dalam http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/teknologi-bersih.pdf . Dinduh 2009
Anwar 2015. Kimia hijau/green chemistry. bptba.lipi.go.id. dalam http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id . diunduh 4 Desember 2015
                                                                 

Rabu, 15 November 2017

Resiko Perokok Pasif

@E12-Guntur,
Disusun Oleh : Guntur Wahyu Prasetiyo

 


 


Merokok merupakan penyebab berbagai kondisi patologik yang dapat menimbulkan penyakit dan bahkan kematian. Nikotin dalam rokok merusak sistem respons imun dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah termasuk pembuluh darah jaringan sekitar gigi geligi. Dari beberapa penelitian pada perokok, dijumpai adanya pembentukan plak gigi dan menurunnya ambang inflamasi gingiva. Terjadi keterkaitan antara perokok dengan early onset periodontitis dan pada jangka panjang menyebabkan kerusakan periodontal yang mengakibatkan tanggalnya gigi-geligi. Sebaliknya, dengan berhenti merokok dijumpai pengaruh menguntungkan bagi kondisi jaringan periodontal yang pada akhirnya memberikan keberhasilan terapi periodontal.

Menurut Pendapat Djauzi (2005) pengaruh rokok terhadap kehamilan sangat serius. Rokok dapat mengurangi aliran darah ke ari-ari (plasenta) sehingga beresiko menimbulkan gangguan pertumbuhan janin. Rokok juga
dapat  meningkatkan resiko keguguran, berat badan bayi rendah dan gangguan saluran pada nafas bayi. Menurut Basyir (2005)
Perokok pasif yaitu orang-orang yang tidak merokok, namun ikut menghirup
asap rokok secara tidak sengaja, juga
akan menjadi korban bahaya rokok

Merokok merupakan faktor resiko terjadinya beberapa jenis penyakit, baik lokal maupun sistemik. Tar, nikotin, dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya dalam asap rokok. Berbagai penelitian terdahulu membuktikan adanya pengaruh rokok terhadap kesehatan gigi dan rongga mulut. Tujuan penulisan studi pustaka ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh rokok terhadap gigi, jaringan periodontal, dan jaringan lunak rongga mulut, serta proses terjadinya kelainan dalam rongga mulut akibat merokok. Efek lokal merokok terhadap gigi dan rongga mulut antara lain menyebabkan terjadinya radang gusi, penyakit periodontal, karies akar, alveolar bone loss, tooth loss, serta berhubungan dengan munculnya lesi-lesi khas pada jaringan lunak rongga mulut. Sebagai dokter gigi, kita hendaknya dapat mengambil peranan penting dalam mengedukasi dan memotivasi masyarakat untuk menghindari rokok, dengan memberikan gambaran tentang berbagai bahaya merokok, terutama yang berhubungan dengan kelainan gigi dan rongga mulut.

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya anemia, salah satunya paparan asap rokok. Tar dalam asap rokok dapat menyebabkan terjadinya anemia aplastik, sementara radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Perokok pasif merupakan orang yang terpapar asap rokok lebih dari 15 menit per hari selama 1 hari atau lebih per minggu, baik terpapar di rumah, lingkungan sekolah, maupun tempat umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin antara perokok pasif dengan bukan perokok pada siswi SMA kelas X dan XI di Sukoharjo. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada Mei 2015 dengan subjek penelitian adalah siswi SMA kelas X dan X di Sukoharjo. Metode purposive sampling digunakan untuk memilih sampel sebanyak 90 siswi. Data kadar hemoglobin diukur menggunakan haemoglobin stick test dan data status paparan asap rokok diperoleh dari kuesioner paparan asap rokok. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil Penelitian: Hasil uji Mann Whitney pada variabel kadar hemoglobin dan status paparan asap rokok menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang bermakna antara perokok pasif dengan bukan perokok pasif pada siswi kelas X dan XI SMA di Sukoharjo (p = 0,941). Dengan demikian, hipotesis alternatif pada penelitian ini ditolak. Simpulan Penelitian: Tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang bermakna antara perokok pasif dengan bukan perokok pada siswi kelas X dan XI SMA di Sukoharjo (p = 0,941). Kata Kunci: kadar hemoglobin, perokok pasif, bukan perokok Tuberkulosis (TB) dan rokok merupakan dua masalah yang berdampak besar bagi kesehatan di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan insiden kasus TB tertinggi di dunia, dan merupakan negara konsumen rokok terbesar ketiga di dunia. Kebiasaan merokok tidak hanya dikaitkan dengan masalah kesehatan akibat penyakit tidak menular, tetapi juga dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian akibat penyakit menular, seperti tuberculosis. Dilakukan beberapa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara penderita tuberkolosis perokok dan bukan perokok berdasarkan basil tahan asam (BTA) di RSUD Banyumas. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analitik observational dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling dan mendapatkan 86 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner yang selanjutnya di analisis dengan uji chi square. Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 85 penderita tuberculosis. Pada penderita tuberkulosis perokok 43 orang dengan hasil pemeriksaan BTA positif sebanyak 29 orang dan 14 orang dengan hasil pemeriksaan BTA negatif pada penderita tuberkulosis bukan perokok BTA positif 13 orang dan yang hasil pemeriksaan BTA negatif 30 orang. Dari hasil penelitian diperoleh c2hitung sebesar 2,075 (p=0,155) dan setelah dibandingkan dengan c2tabel (3,817) ternyata c2hitung lebih kecil dari c2tabel.

Daftar Pustaka :

Eddy Kasim, Januari 2001 http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Vol.20_no.1_2.pdf (Dikutip, 15 November 2017)
Nurlaila Ramadhan, Maret 2012 http://ejournal.uui.ac.id/jurnal/NURLAILA_RAMADHAN-hl1-4-nurlaila_ramadhan.pdf  (Dikutip, 15 November 2017)
Erdina, Maret 2017 https://eprints.uns.ac.id/32708/ (Dikutip, 15 November 2017)
Ageng dan Yunia, 2016 http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/1620 (Dikutip, 15 November 2017)