.

Tampilkan postingan dengan label @C25-Sari. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @C25-Sari. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Februari 2017

Teknologi Ramah Lingkungan

Bila kita melihat, mendengar serta merasakan, maka akan muncul sebuah kondisi nyata yang cukup membuat miris hati kita.

Energi terbarukan















ENERGI TERBARUKAN 

Energi terbarukan adalah energi yang bersumber dari alam dan secara berkesinambungan dapat terus diproduksi tanpa harus menunggu waktu jutaan tahun layaknya energi berbasis fosil.

Sabtu, 18 Februari 2017

ZAT ADITIF KIMIA

ZAT ADITIF

Zat aditif sintetis atau buatan merupakan zat aditif atau zat tambahan makanan yg diperoleh melalui sintesis (pembuatan) baik di laboratorium maupun di industri dari bahan bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan bahan alami yg sejenis. Keunggulan zat aditif sintetis adalah dapat di produksi dalam jumlah besar.. lebih stabil.. takaran penggunaannya lebih sedikit dan biasanya tahan lebih lama. Sedangkan kelemahan zat aditif sintetis adalah dapat menimbulkan risiko penyakit kanker atau bersifat karsinogenik.

MACAM MACAM ZAT ADITIF
Pewarna , Pemanis, Pengawet, Pemutih, Penyedap, Asidulan, Penggumpal

DAMPAK POSITIF
1. 1.Dapat menyembuhkan Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa digunakan untuk memberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit gondok, kekurangan iodin  dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme (kekerdila
   2.Penyakit diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin (pemanis buatan) sebagai pengganti gula.  
3 3. Penyakit Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu terjadinya kerusakan pada kornea mata.  Untuk menghindari penyakit Xerophtalmia, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A

DAMPAK NEGATIF 
1.  Boraks dan formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu fungsi organ pencernaan.
2   2.    CFC dan tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati dan ginjal.
3   3. Siklamat dan sakarin yang digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan penyakit kanker.
     4. Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) sebagai bahan penyedap dapat menimbulkan  kerusakan pada jaringan saraf.

PENANGGULANGAN
1 .1.Mengurangi konsumsi makanan siap saji ( fast food / makanan instan )
  2.Meningkatkan konsumsi buah-buahan, sayuran dan vitamin. Beberapa vitamin diduga  mengandung zat anti karsinogen . Beberapa vitamin dimaksud antara lain : Vitamin A,
  3.MemberI pengertian kepada anggota keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah ketika berpicnik, bersekolah.





Industri Hijau


Industri Hijau adalah sebuah icon industri yang harus dipahami dan dilaksanakan, yaitu industri yang dalam proses produksinya menerapkan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar pada Persiapan Akhir Penghargaan Industri Hijau 2015 di Kementerian Perindustrian

Manfaat :
1. Meningkatkan profitabilitas (keuntungan) melalui peningkatan efisiensi sehingga dapat mengurangi biaya operasi, pengurangan biaya pengelolaan limbah dan tambahan pendapatan dari produk hasil samping
2. Meningkatkan imageperusahaan
3. Meningkatkan kinerja perusahaan
4. Mempermudah akses pendanaan
5. Flexsibelitas dalam regulasi
6. Terbukanya peluang pasar baru
7. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan

Industri hijau dapat dicapai antara lain melalui:
1.Meningkatkan upaya-uapaya  pengelolaan internal/housekeeping;
2.Meningkatkan proses pengawasan;
3.Daurulang bahan/material;
4.Modifikasi peralatan yang ada;
5.Teknologi bersih;
6.Perubahan bahan baku;
7.Modifikasi produk;dan
8.Pemanfaatan produk samping

Tantangan :
Pertama, kebutuhan teknologi dan penelitian dan pengembangan/litbang yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan industri nasional.
Kedua, masih banyaknya industri yang menggunakan teknologi obsolete sehingga dibutuhkan restrukturisasi proses dan permesinan untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Ketiga , masih terbatasnya SDM yang kompeten dalam penerapan industri hijau. Kelima, belum adanya insentif yang mendukung pengembangan industri hijau. 
Keempat, Serta kerjasama yang intensif dengan berbagai negara, organisasi internasional dan lembaga pendanaan untuk mendapatkan akses bantuan teknologi pendanaan.




12 prinsip kimia hijau

                    
Kimia hijau merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. 
          Green chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan. 
          Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
           Menurut Ryoji Noyori,peraih hadiah Nobel Kimia pada tahun 2001,terdapat 3 kunci perkembangan Green Chemistry. Yaitu, penggunaan Supercritical Carbon Dioxide sebagai pelarut, larutan Hidrogen Peroksida untuk proses oksidasi yang bersih (clean oxidation), dan penggunaan Hidrogen dalam sintesis kiral (chiral synthesis).
A.
Tinjauan beberapa sektor diatas sebagai berikut:
1)         Supercritical Carbon Dioxide adalah karbon dioksida (CO2) yang berada dalam fase cair (liquid phase),yang berada di atas ataupun pada temperatur dan tekanan kritis. Yaitu pada temperatur 31,1oC ke atas dan tekanan 73,3 atm. Zat ini banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam industri,dikarenakan oleh zat ini memiliki kandungan racun yang rendah dan memiliki tidak memiliki dampak lingkungan yang berarti. Selain itu, rendahnya temperatur dari proses dan stabilitas CO2 memungkinkannya berfungsi sebagai pelarut layaknya aqua distilata.
2)         Hidrogen Peroksida (H2O2), adalah suatu senyawa yang lazim digunakan sebagai dalam proses pemutihan kertas (paper-bleaching) dan desinfektan. Hidrogen Peroksida merupakan salah satu senyawa yang tergolong ke dalam oksidator kuat. Melalui proses katalisasi, dapat dihasilkan radikal hidroksil (-OH) yang memiliki potensial oksidasi dibawah Fluor (F). Keunggulan Hidrogen Peroksida dibandingkan senyawa yang lain adalah, senyawa ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Selain itu, kekuatan oksidatornya dapat disesuaikan (adjustable).
3)         Sintesis kiral (chiral synthesis), adalah suatu proses sintesis organik yang menghasilkan suatu senyawa dengan elemen kiralitas yang diinginkan. Ada tiga jenis pendekatan kepada sintesis kiral, salah satunya adalah Katalisasi Asimetris (Assymetric Catalysis). Pada intinya, teknik yang dikembangkan oleh William S. Knowles, Ryoji Noyori, dan K. Barry Sharpless ini menunjukkan bahwa langkah dari penelitian skala kecil menuju ke arah aplikasi industri dapat terjadi secara singkat. Selain itu, penemuan mereka sangat bermanfaat bagi pengembangan industri farmasi/obat-obatan.

B.      Prinsip Green Chemistry
Paul Anastas Bapak Green Chemistry bersama John C.Warner telah mengembangkan 12 prinsip Green Chemistry yang dapat menterjemahkan teori menjadi tindakan. Adapun 12 prinsip yang dijadikan pedoman untuk kampanye gerakan Green Chemistry ini adalah:
1)      Prevention (Mencegah limbah): Mendesain sintesa kimiawi untuk mencegah limbah, daripada mengolah atau membersihkan limbah.
2)      Atom Economy (Memaksimalkan ekonomi atom): Mendesain sintesa agar produk akhir mengandung proporsi maksimum dari materi awal yang digunakan. Kalau ada atom yang terbuang, sebaiknya hanya sedikit.
3)      Less Hazardous Chemical Syntheses (Mendesain sintesis kimia yang tak berbahaya): Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang tidak atau hanya sedikit menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya atau mengurangi bahaya bahan kimia.
4)      Designing Safer Chemicals (Mendesain zat kimiawi dan produk kimiawi yang aman): Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang aman.
5)      Safer solvents and Auxiliaries (Gunakan pelarut dan kondisi reaksi yang aman): Hindari penggunaan pelarut, agen pemisahan, atau pelengkap kimia lain yang berbahaya.
6)      Design for energy efficiency (Tingkatkan efisiensi energi): reaksi kimia dilakukan pada suhu  dan tekanan yang sesuai dengan lingkungan agar energy yang diperlukan dalam prosesnya lebih sedikit.
7)      Use of Renewable Feedstocks (Menggunakan bahan baku yang bisa diperbarui):  Menggunakan material dan bahan baku yang bisa diperbarui dari pada yang tidak bisa diperbarui. Bahan baku yang bisa diperbarui biasanya dibuat dari produk agrikultur atau merupakan limbah dari proses, sedangkan bahan baku yang tidak bisa diperbarui berasal dari fosil atau merupakan hasil tambang.
8)      Reduce Derivatives (Menghindari turunan senyawa kimia) : Menghindari penggunaan senyawa derivative jika memungkinkan. Senyawa derivative menggunakan bahan reaksi tambahan dan menghasilkan limbah.
9)      Catalysis (Menggunakan pengkatalis):Meminimalkan limbah dengan reaksi katalik.
10)  Design for Degradation (Mendesain zat kimia dan produk yang dapat terurai setelah digunakan): Mendesain produk kimiawi yang terurai ke dalam zat yang tidak berbahaya setelah digunakan supaya tidak terakumulasi dalam lingkungan.
11)  Real-time analysis for Pollution Prevention (Menganalisa dalam waktu sesungguhnya untuk mencegah polusi): Melakukan pemantauan dan pengontrolan waktu sesunggunya selama sintesis berlangsung untuk meminimalkan atau menghilangkan pembentukan limbah.
12)  Inherently Safer Chemistry for Accident Prevention (Meminimalkan potensi terjadinya kecelekaan):Mendesain zat kimia dan bentuknya untuk meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kimiawi termasuk ledakan, kebakaran, dan pelepasan ke dalam lingkungan.

Sumber: 
http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id

https://kimiaundip09.wordpress.com/category/green-chemistry/

http://maarif7sunandrajat.blogspot.co.id/2015/10/green-chemistry.html?m=1

Sabtu, 11 Februari 2017

Pencemaran air merupakan keadaan dimana adanya berbagai zat asing yang masuk ke dalam air dan itu bersifat merusak atau bahan tersebut lebih dikenal sebagai polutan ( jika memiliki kadar yang sudah melampaui batas, dan berada di tempat serta waktu yang tidak tepat. jenis-jenis polutan ini dapat berupa debu, bahan kimia, paparan radiasi dan lainnya)
Penyebab Pencemaran air
  • Limbah industri biasanya dari pabrik
  • Limbah pertanian
  • Limbah rumah tangga
Jenis jenis pencemar air
  • Pencemaran Mikroorganisme Air
  • Pencemaran dari Bahan Arnorganik Nutrisi Tanaman
  • Pencemar Bahan Kimia Anorganik
  • Pencemar Bahan Kimia Organik
Dampak pencemaran air
·         Kehidupan organisme dan ekosistem yang ada di dalam wilayah air tercemar tersebut akan mengalami gangguan bahkan kerusakan karena kadar oksigen di dalam air menjadi berkurang drastis.
  • Terjadinya mutasi sel di dalam tubuh yang akan menyebabkan kanker dan leukemia.
  • Pencemaran air ini juga mampu menyebabkan erosi
  • Kekurangan sumber daya air yang bersih yang aman dikonsumsi oleh manusia
  • Menjadi sumber dari berbagai jenis penyakit yang serius
Penanggulangan
·         Menghemat Air  Cara menangani pencemaran air dengan metode ini adalah metode yang paling sederhana namun yang paling utama harus dilakukan yaitu dengan menghemat air
·         Membuang Sampah pada Tempatnya  Usahakan untuk tidak membuang sampah langsung ke dalam air karena selain menyebabkan air keruh juga bisa menyebabkan penyumbatan pada perairan sehingga sangat rawan terjadi peluapan
·         Melakukan Servis elakukan servis kendaraan secara rutin mungkin tidak memiliki kaitan dengan pencemaran air. 
·         Awasi Penggunaan Pupuk Kimia dan Pestisida  mengurangi dan melakukan penyiraman tanaman pada saat pagi dan sore hari supaya mengurangi terjadinya pengupan dan juga mampu membantu dalam melakukan penghematan air.


https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air  Daniel H. (April 19, 2006)











KERUSAKAN EKOSISTEM LAUT


Pengertian kerusakan ekosistem laut
            Perusakan ekosistem laut adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayatinya yang melampuai kriteria baku kerusakan laut. Hal ini berarti bahwa perlu ditetapkan kriteria baku kerusakan laut yang berfungsi sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat kerusakan laut. Selain itu juga sangat berguna bagi penentuan status mutu laut. Karena sangat erat kaitannya antara tingkat kerusakan laut dengan status mutu laut itu sendiri.
Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut.
Dari pengertian tentang ekosistem air laut yang telah dijelaskan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
1.    Memiliki salinitas (kadar garam) tinggi, semakin mendekati katulistiwa semakin tinggi.
2.    NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3.    Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4.    Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
5.    Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).
6.    Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
           
Penyebab Kerusakan Ekosistem Laut
Berdasarkan pembahasan diatas terdapat masalah-masalah yang ada pada ekosistem laut yang disebabkan oleh manusia-manusia yang tidak memperdulikan dan tidak menjaga kelestarian alam laut. Berikut merupakan faktor penyebab rusaknya ekosistem laut antara lain:
1.     Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk melihatnya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.
2.        Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
3.     Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
4.    Boros  menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
5.   Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya
6.   Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.
7.    Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang
8.     Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi terumbu karang.
9.     Pengundulan hutan di lahan atas sedimen hasil erosi dapat mencapai terumbu karang di sekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan kekeruhan yang menghambat difusi oksigen ke dalam polip atau hewan karang.
10. Pengerukan di sekitar terum-bu karang Meningkatnya kekeruhan yang meng-ganggu pertumbuhan karang.
11. Penangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan beracun. Mengakibatkan ikan pingsan, mematikan karang dan biota avertebrata.
12. Penangkapan ikan dengan bahan peledak Mematikan ikan tanpa dikriminasi, karang dan biota avertebrata yang tidak bercangkang.
           





Cara Mengatasi Perusakan Ekosistem Laut
Cara mengatasi kerusakan di lingkungan laut, sebenarnya ada dalam diri manusia itu sendiri tergantung dari kemauan mereka mau atau tidaknya seseorang melakukan hal tersebut. Diantaranya:
1.  Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut, baik luar maupun dalam laut. Misalnya dalam pendayagunaan lingkungan laut sebagai pariwisata,budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan. Dimana dalam peningkatan ini peran pemerintah juga harus diikut sertakan dalam proses pendayagunan laut ini, seperti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB IV Pasal 8 Ayat 1 dan Pasal 9 Ayat 1 dan Ayat 2.
2.        Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan
Penangkapan ikan sebagai cara mencari nafkah para nelayan ataupun untuk indutri perikanan dapat diperbolehkan. Asal cadangan ikan yang mereka tangkap tidak dalam keadaan punah, sedangkan untuk ikan yang belum mencapai besar tertentu, harus dilepaskan kembali ke dalam laut, yang teah diatur dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB III Pasal 5 dan Pasal 6.
3.        Mengembangkan potensi industri kelautan
Pengendalian pencemaran oleh indutri, hendaknya bersifat bahwa jumlah bahan yang mengakibatkan polusi tidak harus berbahaya dan tidak mengganggu keberadaan biota laut. Oleh karena itu, buangan limbah sebelum dialirkanke sungai ataupun perairan perlu teknik pengolahan imbah seuai bata yang ditentukan. Hasil ampah yang berasal dari kegiatan manusia harus di kurangi dan didorong untuk mendaur ulang kotoran maupun limbah lain. Bahkan, kalau perlu melarang pembuangan semua limbah ke lingkungan laut.
4.        Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut.
Penanggulangan kerusakan tersebut,diharapkan warga yang ada di daerah pesisir laut untuk dapat mempertahankan aset-aset yang terdapat dalam lingkungan laut tersebut, menyadari akan kepentingan laut dan ekosistemnya yaitu sebagai sumber hayati, meletarikan kemampuan alam untuk menjadikan sumber mata pencaharian penduduk sekitar laut sehingga menadikan suatu kesejahteraan masyarakatnya.


Sumber :
http://bloggerchandrahermawan.blogspot.co.id/2016/06/makalah-kerusakan-ekosistem-laut-di.html, Kerusakan Ekosistem Laut di Indonesia ( Hermawan, Chandra : 16 Juli 2016 )
http://raishananda.blogspot.co.id/2016/09/kerusakan-ekosistem-laut.html Kerusakan Ekosistem Laut ( Nanda, Raisha : 28 September 2016 )
http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/konservasi/518-permasalahan-kerusakan-ekosistem-laut permasalahan Ekosistem Laut ( Afriyani, Ade Yunaifah : 05 September 2016 )
http://wacanalingkungan.blogspot.co.id/2015/09/kerusakan-ekosistem-laut.html Kerusakan Ekosistem Laut ( Weren, Rendi Notan : 29 September 2015 )

https://sandyharfianto.wordpress.com/2015/02/11/kerusakan-ekosistem-bawah-laut/ Keruskan Ekosistem Laut ( Harfianto, Sandy : 11 Februari 2015 )