.

Sabtu, 15 Februari 2020

Mengenal Lapisan Atmosfer





ABSTRAK :
Atmosfer merupakan sebuah lapisan yang melingkupi atau melindungi sebuah planet berupa gas. Dari permukaan planet sampai jauh di luar angkasa. Bumi memiliki lapisan gas yang disebut atmosfer yang berada pada ketinggian 0 km hingga 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik seperti komposisi gas, suhu, dan tekanan. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap (Iswantari, G. (2014).

Kata Kunci : Atmosfer, Gejala alam di atmosfer, komponen penyusun atmosfer, Struktur atmosfer

PENDAHULUAN
Atmosfer adalah lapisan udara yang berfungsi melindungi bumi dan merupakan reaktor sangat besar tempat terjadinya berbagai reaksi antara berbagai unsur dan senyawa yang diemisikan dari berbagai kegiatan di Bumi. Bumi memiliki lapisan gas yang disebut atmosfer. Atmosfer Bumi mengandung Nitrogen (78,17%), Oksigen (20,97%), Argon (0,90%), Karbondioksida (0,04%), uap air dan gas lainnya. Di Indonesia yang berada di ekuator hanya mengalami dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan (Iswantari, G. (2014).

Struktur Lapisan Atmosfer :
1.      Troposfer
Troposfer merupakan lapisan udara terdekat dengan permukaan bumi, mencapai ketinggian sekitar 8 km di daerah kutub dan 18 km di daerah khatulistiwa. Lapisan ini merupakan lapisan paling padat, semakin ke atas keadaannya makin renggang dan tekanan udaranya makin rendah. Demikian pula suhu udara makin ke atas makin rendah dengan laju penurunan berkisar 6o C – 7o C setiap naik 1 km ke atmosfer. Pada lapisan inilah terjadi berbagai peristiwa cuaca seperti awan, hujan, siklon, petir, badai, dan sebagainya. Antara lapisan ini dengan lapisan stratosfer terdapat lapisan perantara yang disebut tropopause, di mana temperaturnya relatif konstan.

2.      Stratosfer
Stratosfer merupakan lapisan di atas troposfer, tebalnya sekitar 70 km dari lapisan troposfer atau sekitar 10 – 80 km dari permukaan bumi (laut). Pada lapisan ini (ketinggian 35 – 50 km) terbentuk lapisan ozon (O3 ) yang berfungsi sebagai pelindung bumi dari pancaran sinar ultraviolet yang berlebihan. Antara stratosfer dengan mesosfer terdapat lapisan perantara yang disebut stratopause, yang keadaan suhunya tetap.

3.      Mesosfer
Mesosfer terletak di atas stratosfer, yang dimulai dari atas lapisan stratosfer hingga ketinggian 120 km. Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu udara, di mana pada ketinggian 80 km suhu mencapai – 81o C, dan pada lapisan inilah banyak terjadi meteor yang hancur terbakar. Batas antara mesosfer dengan termosfer disebut mesopause.

4.      Ionosfer atau Termosfer
Termosfer terletak di atas mesosfer hingga ketinggian 500 km. Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi dan penguraian gas menjadi atom-atom sebagai akibat adanya radiasi ultraviolet dan sinar X, serta berkurangnya daya tampung gas. Di atas termosfer terdapat lapisan perantara yang disebut ionosfer yang dapat berfungsi sebagai pemantul gelombang radio.

5.      Eksosfer atau Dissipasisfer
Eksosfer merupakan lapisan atmosfer yang terletak di atas termosfer hingga ketinggian 1.000 km. Pada lapisan ini molekul udara sudah sangat langka karena semakin kecilnya pengaruh gravitasi bumi. Di atas lapisan ini adalah ruang antarplanet atau angkasa luar

Dari kelima lapisan atmosfer tersebut, lapisan yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya Global warming atau pemanasan global adalah lapisan troposfer dan lapisan stratosfer. Pada lapisan troposfer banyak terdapat gas-gas yang dihasilkan dari efek rumah kaca yang kemudian mampu memerangkap energi matahari. Kemudian, pada lapisan stratosfer yakni adanya lapisan Ozon yang saat ini sudah banyak berlubang akibat dari efek rumah kaca.



Kandungan Udara Atmosfer :
Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama udara dan menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau es, dan permukaan salju. Iswantari, G. (2014) dalam (Prawirowardoyo, 1996. 14).

Udara adalah campuran berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut angin kering). Atmosfer bumi terdiri atas nitrogen (78,17%) dan oksigen (20,97%), dengan sedikit argon (0,9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0,0357%, uap air, dan gas lainnya).

Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak dalam atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau.
Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak dalam atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau.

Manfaat Atmosfer Bumi :
1)      Melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi yang dikarenakan oleh gaya gravitasi bumi
2)      Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi dengan lapisan ozon
3)      Pelindung bumi dari pemanasan dan pendinginan yang berlebihan (tanpa atmosfer suhu pada siang hari lebih dari 93oC dan dimalam hari dapat mencapai -184oC


Sifat Atmosfer Bumi :
1)      Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi Bumi sampai ketinggian 560 km dari permukaan Bumi
2)      Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar
3)      Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat diraba (kecuali bergerak sebagai angin)


Alat untuk mengukur Tekanan Udara Atmosfer :
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakan massa udara setiap luasan tertentu (Syahkelilauw, 2011) . Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer (Benyamin, 1997). Beberapa stasiun BMKG menggunakan barometer digital dalam mengukur tekanan udara. Nilai tekanan udara dari pembacaan barometer digital dalam satuan hectopascal (hPa). Tekanan udara, selain dapat digunakan untuk membuat perkiraan cuaca, juga dapat digunakan untuk mengetahui tinggi suatu tempat.


Gejala Optik atau Fenomena di Atmosfer :
Ada beberapa gejala optik yang terjadi di atmosfer, anatara lain : Pelangi, Halo, dan aurora. Ketiga gejala tersebut sebenarnya bukan merupaan dinamika cuaca, melainkan sebagai akibat proses-proses alam yang terjadi di atmosfer.

a)      Pelangi
Pelangi menjadi salah satu gejala optik yang terjadi di atmosfer. Terjadi dari akibat roses pembiasan sinar matahari oleh titik-titik air hujan sehingga terurai menjadi berkas warna (spektrum warna)

b)     Halo
Halo merupakan lingkaran sinar putih yang terletak di sekeliling Matahari atau bulan. Terjadi akibat proses pembiasan sinar bulan oleh kristal-kristal es yang terkonsentrasi dalam jenis awan-awan tinggi seperti Cirrus.

c)      Aurora
Aurora atau Cahaya kutub, yaitu berkas cahaya yang bersinar pada malam hari dan sangat elas terlihat wilayah-wilayah sekitar lingkaran kutub. Aurora yang bersinar di ilyah kutub utara dinamakan Aurora borealis, Sedangkan di Kutub Selatan dinamakan Aurora Australis.



Kesimpulan
Atmosfer adalah bulatan udara yang membungkus bola bumi.Atmosfer termasuk bagian bumi. Karena pengaruh gaya berat, maka atmosfer berputar atau berotasi bersama-sama bumi setiap hari, serta beredar mengelilingi matahari setiap tahun (berevolusi). Atmosfere memiliki 5 lapisan yakni : Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, Eksosfer. Atmosfer juga mempunyai manfaat yang luar biasa unuk kehidupan makhuk hidup di bumi, diantaranya : Membantu menjaga stabilitas suhu udara pada siang hari, menyerap radiasi dan sinar bagi manusia dan makhluk hidup bumi lainya, Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim panas dan musim dingin Sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara kita tidak dapat menyalakan api, bernafas, dan sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, N. (2010). Kajian Pengaruh Uap Air Terhadap Perubahan Iklim. Berita Dirgantara, 11(3).


Yulkifli, Y., Asrizal, A., & Ardi, R. (2016). Pengukuran Tekanan Udara Menggunakan Dt-sense Barometric Presure Berbasis Sensor Hp03. Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi, 6(2), 110-115.

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.