.

Sabtu, 25 Agustus 2018

Teknologi tepat guna masyara


Teknologi tepat guna masyarakat





Disusun oleh:

Febri Wahyu Utomo

41617110064

Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas MercubuanaJakarta
2018


Abstrak
Teknologi hijau(greentech) dikenal juga sebagai teknologi linngkungan(envirotech) dan teknologi bersih(cleantech), merupakan inegrasi antara teknologi modern dan ilmu pengetahuan unntuk lebih memengoptimalkan pelestarian lingkunngan global dan sumbber daya alam. Serta untuk meminimalisir dampak dan berbagai kegitan seluruh umat manusia di planet bumi
Kata kunci
Perkembangan, konsep, kebangkitan,

Pedahuluan
Mengacu  pada bebagai sumber anntara lainn berdasarkan catatan Purwasasmita(2000)., dapat ddikemukakann bahawa teknologi merupakan maifastasi dalam arti material yang lahir dari daya cipta manusia, untukmembuat segala sesuatu yang bermanfaat  guna mempertahankan kehidupan.
Pembahasan
Peningkatan usaha pembangunan dalam masyarakat yang lebih produktif serta efisein memerlukan teknologi tepat guna yang ramah dengan ekosistem mereka. Sehingga teknologi tepat guna ini tak akan berbenturan dengan kebiasaan maupun tradisi teknologi masyarakat yang telah diamini dan berkembang sebelumnya.
Masyarakat sejatinya memiliki teknologi sendiri. Mereka telah memiliki kultur teknologi yang terbentuk akibat pola kebisaan dan dipupuk oleh tradisi yang sesuai dengan keadaan lingkungan maupun pekerjaan. Teknologi tepat gunayang akan diberikan pada mereka haruslah ramah dengan teknologi versi masyarakat setempat.
Memperkenalkan Teknologi Tepat Guna
Perkenalan teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan profesi masyarakat serta lingkungan geografis. Teknologi ini mungkin akan menjadi ‘barang baru’ bagi mereka. Dan perlu membutuhkan waktu untuk menyesuaikannya bilamana masyarakat tidak langsung menemukan kecocokan. Perlu perkenalan lebih lanjut pada masyarakat.
Dengan pengenalan teknologi tepat guna, diharapkan mereka mampu mengubah pola hidup dalam kukungan teknologi tradisional demi meningkatkan kesejahteraan serta ekonomi masyarakat. Proses pengenalan tersebut dapat masuk melalui beberapa pintu, antara lain sebagai berikut.
·           Mereka bebas memilih teknologi apa yang ingin dikehendaki. Apa yang mereka yakini. Sehingga pemerintah hadir dengan beberapa macam teknologi tepat guna. Tidak hanya membawa satu teknologi tepat guna kemudian dipaksakan pada masyarakat untuk digunakan.
·           serta kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya semata-mata berfungsi sebagai media memermudah pekerjaan atau memersingkat waktu pengerjaan.
·           Solusi dan masalah yang kerap dihadapi oleh masyarakat pedesaan harus bisa diselesaikan dengan teknologi tepat guna. Masyarakat harus mendapatkan segala solusi masalah yang mereka derita pada teknologi tepat guna yang akan diadaptasi.
·           Teknologi tersebut wajib tak harus rumit. Masyarakat harus mampu memelajari, memelihara, menerapkan, mengadaptasi, dan bila perlu menciptakan teknologi tepat guna versi mereka sendiri kelak. Jika teknologi tepat guna rumit dan pelik, maka akan sia-sia.
·           Teknologi tepat guna bukanlah sebuah teknologi yang digunakan hanya pada saat tertentu. Misalnya ketika situasi darurat maupun mendesak saja. Masyarakat harus mampu memanfaatkan teknologi tepat guna setiap saat.
·           Upayakan teknologi tepat guna yang dibawa ke masyarakat berupa piranti keras atau hardware daripada piranti lunak atau software. Biasanya mereka akan sangat cepat menyerap hardware daripadasoftware.
·           Perlu adanya bantuan dari pihak terkait untuk memberikan dorongan, motivasi, serta pelatihan. Teknologi tepat guna tak dapat hadir sendiri ke masyarakat tanpa petunjuk-petunjuk yang jelas dan terarah. Mereka tak mungkin dapat belajar mandiri tanpa pihak yang mengawasi.
·           Masyarakat bukan subyek melainkan obyek. Teknologi ini jangan hanya dipertontonkan pada mereka. Masayarakat wajib mampu menguasai teknologi tepat guna. Bila perlu di masa depan mereka mampu membuat teknologi tepat guna sendiri.
Menumbuhkan Minat Teknologi Tepat Guna di Masyarakat
Teknologi tepat guna akan terus bertembang secara bertahap pada masyarakat. Teknologi ini akan diterima senada dengan tingkat kebutuhan serta kemampuan mereka dalam kenaikan jenjang taraf hidup.
Itulah mengapa perlu adanya teknologi tepat guna. Sosialisasi ini bukan hanya sebagai media pengenalan namun juga sebagai pemantik guna menumbuhkan minat dan ketertarikan mereka akan teknologi tepat guna.
Perlu sebuah cara yang efektif serta efisien agar masyarakat makin lengket dengan teknologi tepat guna. Namun untuk menumbuhkan minat tersebut, sering terbengkalai dengan pelbagai faktor dan penyebab, antara lain sebagai berikut.
·         Masyarakat masih asing dan belum akrab dengan kegunaan teknologi tepat guna. Ini bisa dimaklumi sebab mereka telah memiliki teknologi sendiri sebelumnya.
·         Selain asing dan belum akrab, mereka tidak mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Peran sosialisasi sangat diperlukan dalam teknologi tepat guna.
·         Masyarakat tidak yakin akan keberhasilan teknologi tepat guna. Jika belum mencoba, bagaimana tahu akan gagal? Perlu adanya dukungan semangat dan motivasi untuk bertindak.
·         Terbesit sebuah paradigma jika keberadaan teknologi tepat guna banyak membawa beban dibandingkan manfaat. Pandangan ini salah. Pemerintah harus mampu meyakinkan masyarakat akan pemikiran yang demikian.
·         Arus informasi yang tidak berimbang akan teknologi tepat guna di mayarakat. Jika pemerintah datang langsung membawa teknologi tepat guna untuk ditawarkan, mungkin sebagian besar masyarakat akan menolak. Perlu sebuah komunikasi yang intens dan berimbang sebelum proses eksekusi teknologi tepat guna.
·         Teknologi tepat guna yang ditawarkan diyakini tidak cocok dengan masyarakat. Kembali, perbenturan teknologi terjadi. Pemerintah harus mampu menyakinkan jika teknologi tepat guna ini lebih baik dan bahkan mampu mengubah kesejahteraan dan taraf hidup mereka.
·         Teknologi Tepat Guna dan Potensinya
·         Penerapan teknologi tepat guna di masayarakat dinilai telah mendesak untuk dilakukan guna peningkatan taraf hidup serta peningkatan produksi baik itu kualitatif maupun kuantitatif. Pemerintah harus memerhatikan faktor lain yang mendukung penerapan teknologi tepat guna. Seperti  skill, kemampuan, serta keahlian.
·         Teknologi tepat guna baik berupa perangkat keras dan lunak memiliki potensi serta kemudahan ketika menerapkannya. Dan potensi serta kemudahan ini dapat menjadi pemantik masyarakat agar mereka tertarik menggunakan. Potensi-potensi tersebut antara lain sebagai berikut.
·         Perawatan teknologi tepat guna dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat dengan bahan baku yang tersedia di pedesaan.
·         Tidak membutuhkan pengetahuan yang rumit dalam penerapan teknologi tepat guna. Sangat sederhana dan ramah tingkat intelektual.
·         Teknologi tepat guna tidak begitu membutuhkan biaya yang cukup tinggi baik itu dalam penggunaan, penerapan, maupun perawatan.
·         Dan yang paling penting teknologi tepat guna sangat ramah lingkungan dan tidak cenderung merusak potensi desa.
Sosialisai Teknologi Tepat Guna
Sosialisasi teknologi tepat guna di pedesaan membutuhkan usaha yang sabar dan berkelanjutan. Meski akan memakan waktu yang tidak singkat, namun langkah ini wajib ditempuh sebagai upaya mensukseskan penerapan teknologi tepat guna di masyarakat.
·         Masyarakat pedesaan selalu berkembang, baik itu secara budaya, kultur, maupu tradisi. Dengan demikian, teknologi tepat guna harus dapat menyesuaikan dengan dinamika pergerakan masyarakat.
·         Kebutuhan mereka pun selalu berubah. Sangat dipengaruhi oleh iklim. Tak jarang iklim akan memengaruhi proses produksi sehingga teknologi tepat guna yang diusung harus ramah akan iklim.
·         Sosialisai perlu didukung dengan sarana penyuluhan dan pengenalan. Tak semua teknologi tepat guna akan diterima secara langsung oleh masyarakat. Mereka kerap memilih mana yang cocok dan mana yang dianggap tidak sesuai.
·         Perlu adanya sebuah motivasi dan energi dalam sosialisasi teknologi tepat guna. Masyarakat harus diorong ‘paksa’ dalam menerima teknologi ini. Mereka harus yakin jika teknologi tepat guna bakal mampu meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan, serta kemudahan pekerjaan.
Harapan Teknologi Tepat Guna
Teknologi tepat guna memiliki satu misi, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat agar menjadi lebih baik. Sejatinya cuma itu saja. Namun jika penerapannya ini berhasil, bukan tak mungkin mereka mampu memroduksi teknologi tepat guna sendiri di masa depan.
Bukan menjadi rahasia umum jika teknologi tepat guna kerap tidak sesuai dengan pemikiran dan tradisi yang berlaku dan diamini di pedesaan. Ini adalah PR besar bagi pemerintah. Namun dengan segala daya dan upaya yang sabar dengan diikuti doa serta dukungan semua pihak, bukan tak mungkin teknologi tepat guna akan dapat cepat diserap serta diberdayagunakan di seluruh wilayah pedesaan di tanah air.
Teknologi tepat guna memiliki karakteristik, seperti biaya rendah dan memerlukan sedikit pemeliharaan. Semakin sering dilakukan pemeliharaan, dapat disebut tepat guna jika pemeliharaan dapat diatasi oleh keahlian yang ada secara setempat, peralatan, dan bahan. Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna sering dikatakan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat tertentu.
Latar Belakang Teknologi Tepat Guna
Istilah teknologi tepat guna mulai muncul ke permukaan ketika krisis minyak pada 1973 terjadi dan adanya pergerakan lingkungan pada dasawarsa 1970-an. Biasanya, istilah teknologi tepat guna dipakai untuk memanfaatkan teknologi paling efektif untuk menjawab kebutuhan daerah pengembangan dan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan dan ramah sosial di negara maju.
Di sisi lain, teknologi tepat guna dipandang sebagai teknologi yang bisa menyesuaikan dengan satu atau lebih penggunaan tertentu, khususnya dipakai secara setempat oleh anggota dari komunitas tertentu. Sebagai contoh penggunaan teknologi tepat guna, antara lain penggunaan secara langsung dari energi surya di India.
Komunitas Auroville di Pondicherry, India, telah memasang Solar Bowl yang besar, yang berfungsi sebagai alat masak energi surya. Teknologi tepat guna ini diterapkan di daerah dengan iklim yang memungkinkan matahari bersinar sangat cerah.
Teknologi Tepat Guna - Pengelolaan Air
Air merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menopang kelangsungan hidup dan memelihara kesehatannya. Kandungan air di bumi sekitar dua pertiga bagian dari seluruh permukaan bumi.
Akan tetapi, mayoritas dari air yang ada di bumi tidak bisa langsung digunakan untuk kepentingan mahluk hidup. Hanya 1 persen yang dapat dipergunakan sebagai air bersih. Untuk menjadi air bersih atau air minum pun harus mengalami proses terlebih dahulu.
Teknologi untuk pengolahan air yang sangat tergantung dari sumber air baku dengan kualitas air yang bermacam-macam untuk dapat diolah. Pusat-pusat pengolahan air mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (coagulants) ke dalam air kotor yang akan diolah.
Dengan cara tersebut, partikel-partikel yang ada di air akan menjadi gumpalan yang lebih besar lalu mengendap. Kemudian air bersih yang ada di bagian atas dipisahkan untuk dipakai keperluan sehari-hari. Akan tetapi, zat kimia penggumpal tidak mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil.
Salah satu alternatif yang tersedia adalah penggunaan zat penggumpal alami dari tanaman yang sering ditemui lingkungan sekitar. Sebuah penelitian menemukan potensi zat penggumpal alami dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman tersebut banyak tumbuh di India bagian utara. Namun, kini sudah menyebar ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia, tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman kelor.
Teknologi Tepat Guna - Proses Penjernihan Air
Biji kelor yang matang ditumbuk sampai halus. Jumlah bubuk yang digunakan untuk menjernikan air bergantung jumlah airnya. Kemudian, tambahkan sedikit air bersih ke bubuk biji sehingga menjadi pasta. Setelah tercampur, kocok-kocok selama kurang lebih lima menit hingga sempurna. Cara tersebut merupakan proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
Langkah selanjutnya, saring larutan yang telah bercampur dengan zat penggumpal dari biji kelor tersebut dengan kain kasa. Kemudian, filtratnya dimasukkan ke dalam air yang telah disiapkan sebelumnya, dan diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel, mikroba, dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalam air sehingga menghasilkan gumpalan yang lebih besar. Gumpalan ini mudah tenggelam dan mengendap ke dasar air. Setelah itu, diamkan selama satu jam dan air bersih melalui proses alami sudah dapat digunakan untuk keperluan keluarga.
Teknologi Tepat Guna - Kumpulan Teknik Penyaringan Air
Ada beberapa teknologi tepat guna dalam proses penyeringan air, seperti saringan kain katun, saringan kapas, aerasi, dan lain-lain.
1. Teknologi Tepat Guna Penyaringan Air      - Saringan Kain Katun
Penciptaan saringan air dengan memakai kain katun adalah teknologi tepat guna dan teknik penyaringan paling mudah dan sederhana. Air kotor atau keruh disaring dengan memakai kain katun yang bersih. Teknologi tepat guna ini mampu mengubah air kotor menjadi bersih dan membersihkan air dari organisme kecil. Hasil kejernihan air dari hasil teknologi tepat guna ini bergantung pada kerapatan dan ketebalan kain yang dipakai.
2. Teknologi Tepat Guna Penyaringan Air - Saringan Kapas
Teknologi tepat guna penjernih air ini mampu menjernihkan air lebih baik daripada teknik yang pertama. Teknologi tepat guna penyaring air menggunakan saringan kapas mampu membersihkan air dari organisme kecil dan kotoran lainnya. Sama seperti saringan kain katun, hasil kejernihan air dengan saringan kapas bergantung pad kerapatan dan ketebalan kapas yang dipakai.
3. Teknologi Tepat Guna Penyaringan Air - Aerasi
Aerasi adalah teknologi tepat guna penjernih air yang bekerja dengan cara mengisi oksigen ke dalam air. Dengan teknologi tepat guna ini, zat-zat dalam air seperti karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan metana (zat-zat yang memengaruhi rasa dan bau air) mampu dikurangi atau dihilangkan. Di samping itu, partikel mineral yang larut dalam air (besi dan mangan) mampu teroksidasi dan dengan cepat akan menghasilkan lapisan endapan yang selanjutnya bisa dihilangkan lewat proses sedimentasi atau filtrasi.
4. Teknologi Tepat Guna Penyaringan Air - Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat adalah teknologi tepat guna saringan air berupa lapisan pasir di bagian atas dan kerikil di bagian bawah. Teknologi tepat guna ini akan menghasilkan air bersih dengan cara menyaring air melalui lapisan pasir lalu melalui lapisan kerikil.
5. Teknologi Tepat Guna Penyaringan Air - Saringan Pasir Cepat (SPC)
Teknologi tepat guna penyaring air berupa saringan pasir cepat medianya sama dengan saringan pasir lambat, yaitu pasir pada bagian atas dan kerikil di bagian bawahnya. Namun, arah penyeringan air bertolak belakang dengan saringan pasir lambat, yaitu up flow (dari bawah ke atas). Teknologi tepat guna penyaring air ini menghasilkan air bersih dengan cara menyaring air melalui lapisan kerikil lalu melewati lapisan pasir.
6. Teknologi Tepat Guna Penyaringan Air - Gravity-Fed Filtering System
Teknologi tepat guna penyaring air bernama Gravity-Fed Filtering Systemadalah penyatuan dari Saringan Pasir Cepat (SPC) dan Saringan Pasir Lambat (SPL). Teknologi tepat guna penyaringan air ini bekerja menghasilkan air bersih melalui dua tahapan, yaitu disaring dengan Saringan Pasir Cepat (SPC) dan Saringan Pasir Lambat
Datar pustaka:
http://miftakhulhidayah6.blogspot.com/2014/01/penerapan-teknologi-tepat-guna-bagi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.