.

Sabtu, 11 Agustus 2018

SIFAT-SIFAT BAHAN PELEDAK



@PROYEKG03


ABSTRAK

Bahan peledak industry adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuatk husus untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan industri lainnya, di luar keperluan militer. Sifat dan karakteristik bahan peledak (yang akan diuraikan pada pembelajaran 2) tetap melekat pada jenis bahanpeledak industri. Dengan perkataan sifat dan karakter bahan peledak industry tidak jauh berbeda dengan bahan peledak militer, bahkan saat ini bahan peledak industri lebih banyak terbuat dari bahan peledak yang tergolong ke dalam bahanpeledak berkekuatan tinggi (high explosives).

KEYWORDS: Bahan Peledak Industri,karakteristik bahan peledak

PENDAHULUAN

       Sifat fisik bahan peledak
Sifat fisik bahan peledak merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat bahan peledak ketika menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Kenampakan nyata ini harus diamati dan dikatehui tanda-tandanya oleh juru ledak untuk menjustifikasikan suatu bahan peledak yang rusak, rusak tapi masih bisa dipakai dan tidak rusak. Kualitas bahan peledak umumnya akan menurun seiring dengan derajat kerusakkannya, artinya suatu bahan peledak yang rusak, energy yang dihasilkannya akan berkurang.

Karakter Detonasi Bahan Peledak
Karakter detonasi bahan peledak menggambarkan perilaku suatu bahan peledak ketika meledak untuk menghancurkan batuan.


 
 
PEMBAHASAN


  Sifat Fisik Bahan Peledak



a. Densitas

Densitas adalah angka yang menyatakan perbandingan berat per volume. Densitas bahan peledak dapat didefenisikan dengan beberapa pengertian,
Densitas bahan peledak berkisar antara 0,6 – 1,7 gr/cc, contohnya ANFO, memiliki densitas 0,8 – 0,85 gr/cc. Bahan peledak yang memiliki densitas tinggi akan meng    hasilkan kecepatan detonasi dan tekanan yang tinggi. Untuk fragmentasi hasil peledakan berukuran kecil, digunakan bahan peledak dengan densitas tinggi, dan sebaliknya untuk fragmentasi hasil peledakan berukuran besar digunakan bahan peledak dengan densitas besar. Untuk meledakkan batuan massif atau keras, digunakan bahan peledak dengan densitas tinggi dan untuk batuan yang berstruktur atau lunak digunakan bahan peledak dengan densitas rendah



b.  Sensitifitas

Sensitifitas adalah sifat yang mnunjukkan tingkat kemudahan inisiasi bahan peledak atau ukuran minimal booster yang diperlukan. Sifat sensitive bahan peledak tergantung pada komposisi bahan kimia peledak, diameter, temperature dan tekanan ambient. Untuk menguji sensitifitas bahan peledak dapat digunakan cara yang sederhana yang disebut air gap test.

Sebagai contoh, bahan peledak ANFO tidak sensitive terhadap detonator No. 8, untuk meledakkan ANFO diperlukan primer (yaitu booster yang sudah dilengkapi detonator No. 8 atau detonating cord 10 gr/m) di dalam lubang ledak. Oleh sebab itu, ANFO disebut bahan peledak peka (sensitive) terhadap primer atau “peka primer”.



c.   Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance)

Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah kemampuan suatu bahan peledak untuk melawan air disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi. Suatu bahan peledak dikategorikan bahan peledak yang memiliki ketahanan terhadap air yang buruk atau “poor” apabila dapat larut dalam air dalam waktu yang pendek. Bahan peledak yang dikategorikan bahan peledak sangat baik atau “excellent” apabila bahan peledak tidak larut dalam air.

Contoh bahan peledak yang memiliki ketahanan terhadap air yang buruk adalah ANFO. Contoh bahan peledak yang memiliki ketahanan terhadap air yang sangat baik adalah bahan peledak jenis emulsi, watergel atau slurries, dan bahan peledak berbentuk cartridge. Apabila dalam lubang tembak terdapat air dan bahan peledak yang digunakan adalah ANFO, umumnya digunakan selubung plastik khusus untuk membungkus ANFO sebelum dimasukkan ke dalam lubang ledak.



d.  Kestabilan Kimia (Chemical Stability)

Kestabilan kimia bahan peledak adalah kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap mempertahankan sensitifitas selama dalam penyimpanan dalam gudang dengan kondisi tertentu. Contoh bahan peledak yang tidak stabil adalah bahan peledak berbasis nitrogliserin atau NG-based explosive.

 Faktor – faktor yang mempercepat ketidak-stabilan kimiawi antara lain panas, dingin, kelembaban, kualitas bahan baku, kontaminasi, pengepakan, dan fasilitas gudang bahan peledak. Tanda-tanda kerusakan bahan peledak dapat berupa kenampakan kristalisasi, penambahan



e.  Karakteristik Gas (Fumes Characteristics)

Detonasi bahan peledak akan menghasilkan fume yaitu gas-gas baik yang tidak beracun (non-toxic) maupun yang mengandung racun (toxic). Gas hasil peledakan yang tidak beracun seperti uap air (H2O), karbondioksida (CO2), dan nitrogen (N2). Gas hasil peledakan yang beracun antara lain nitrogen monoksida (NO), nitrogen oksida (NO2), dan karbon monoksida (CO). pada tambang bawah tanah gas-gas tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus, yaitu dengan system ventilasi yang memadai. Pada tambang terbuka, kewaspadaan perlu ditingkatkan apabila gerakan angin rendah.

Fumes hasil peledakan memperlihatkan warna yang berbeda yang dapat dilihat sesaat setelah peledakan terjadi, diantaranya:

Gas cokelat-orange adalah fume dari gas NO hasil reaksi bahan peledak basah karena lubang ledak berair.

Gas berwarna putih diduga kabut dari uap air (H2O) yang juga menandakan terlalu banyak air di dalam lubang ledak. Anas yang luar biasa merubah fase cair menjadi kabut.



Karakter Detonasi Bahan Peledak



a.  Kekuatan (Strength) Bahan Peledak

Kekuatan bahan peledak berkaitan dengan energy yang mampu dihasilkan oleh suatu bahan peledak. Kekuatan bahan peledak tergantung pada campuran kimiawi yang menghasilkan energy panas ketika terjadi inisiasi.

1)    Kekuatan berat absolute (absolute weight strength)

Merupakan energy panas maksimum bahan peledak teoritis didasarkan pada campuran kimiawinya.

2)   Kekuatan berat relative (relative weight strength)

Adalah kekuatan bahan peledak (dalam berat) dibangding dengan ANFO.

3)   Kekuatan volume absolute (absolute bulk strength)

Merupakan energy per unit volume.

4)   Kekuatan volume relatif



b.  Kecepatan Detonasi (Detonation Velocity)

Kecepatan detonasi disebut juga velocity of detonation (VoD) merupakan sifat bahan peledak yang sangat penting. Kecepatan detonasi diartikan sebagai laju rambatan gelombang detonasi sepanjang bahan peledak dengan satuan millimeter  per sekon (m/s) atau feet per second (fps).

Kecepatan detonasi diukur dalam kondisi:

1)    Terkurung

kecepatan detnasi terkurung adalah ukuram kecepatan gelombang detonasi (detonation wave) yang merambat melalui kolom bahan peldak di dalam lubang ledak atau ruang terkurung lainnya.

2)   Tidak Terkurung

kecepatan detonasi tidak terkurung menunjukan kecepatan detonasi bahan peledak apabila bahan peledak tersebut diledakkan dalam keadaan terbuka.



Nilai kecepatan detonasi tergantung pada diameter, densitas, dan ukuran partikel bahan peledak. Bahan peledak komposit (non-ideal) tergantung pada derajat pengurungannya (confinement degree). Kecepatan detonasi tidak terkurung umumnya 70 – 80% kecepatan detonasi terkurung. Kecepatan detonasi bahan peledak komersil bervariasi antara 1500 – 8500 m/s atau sekitar 5000 – 25000 fps. Kecepatan detonasi ANFO antara 2500 – 4500 m/s, tergantung pada diameter lubang ledak.



c.   Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)

Tekanan detonasi adalah tekanan yang terjadi di sepanjang zona reaksi peledakan sehingga terbentuk reaksi kimia seimbang sampai ujung bahan peledak, yang disebut bidang Chapman-Jouguet (C-J plane) dan umumnya mempunyai satuan dalam MPa. Tekanan detonasi merupakan fungsi dari kecepatan detonasi dan densitas bahan peledak.  



d.  Tekanan Pada Lubang Ledak (Borehole Pressure)

Gas hasil detonasi bahan peledak akan memberikan tekanan terhadap dinding lubang ledak dan terus berekspansi menembus media untuk mencapai keseimbangan. Keseimbangan tekanan gas tercapai setelah gas tersebut terbebaskan, yaitu ketika telah mencapai udara luar. Biasanya tekanan gas pada dinding lubang ledak sekitar 50% dari tekanan detonasi.

Volume dan laju kecepatan gas yang dihasilkan peledakan akan mengontrol tumpukan dan lemparan fragmen batuan. Makin besar tekanan pada dinding lubang ledak akan menghasilkan jarak lemparan tumpukan hasil peledakan semakin jauh.





KESIMPULAN
Bahan peledak merupakan salah satu yang di butuhkan dalam industry tambang,bahan peledak bisa berupa padat dan gas. Sifat fisik bahan peledak yang perlu diperhatikan oleh juru ledak yaitu densitas, sensitifitas, ketahanan terhadap air (water resistance), kestabilan kimia (chemical stability) dan karakteristik gas (fumes characteristic).Karakter detonasi bahan peledak yang penting untuk diketahui meliputi: kekuatan bahan peledak, kecepatan detonasi (detonation velocity), tekanan detonasi (detonation pressure), dan tekanan pada lubang ledak (borehole pressure)

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil (2017). Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Penerbit Pantona Media. Jakarta.

White, T. E and Robinson, P, 1988, Modern Commercial Explosives &

Accessories, “Explosives Engineering Handbook”, Institute of Explosives
Engineers.
Koesnaryo. (2013). Teknik Penggalian dan Penambangan Mineral dan Batubara, Bahan Kuliah. Yogyakarta: Pendidikan Profesi Guru Kolaboratif SMK Produktif Program Studi Geologi Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kolaborasi dengan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.